Anda di halaman 1dari 16

KONSEP PEMBIMBING KLINIK

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodik Khusus

Disusun oleh:

1. Aditya Yuniasari P20624419001


2. Nok Laras P20624419020
3. Yani Nurhaeni P20624419040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep
Pembimbing Klinik” pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat pemenuhan tugas Metodik Khusus.
Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kemungkinan kesalahan yang tidak disengaja. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Cirebon, 20 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pembimbing Klinik ............................................................ 3
B. Prinsip-Prinsip Pembimbing Klinik.................................................. 4
C. Sasaran Pembimbing Klinik..............................................................11
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan/Ners yang lebih

berorientasi pada  kompetesi (KBK) tentu memberikan implikasi pada berbagai

perubahan termasuk dalam kesiapan tenaga pembimbing klinik dalam

memeberikan bimbingan agar mencapai kompetensi yang diinginkan. Pada

kondisi ini maka peranan seorang Clinical Instructor (CI) sangat penting dalam

setiap tahapan praktikum mahasiswa sejak di tatanan laboratorium sampai pada

tatanan klinik/lapangan nyata.

Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang

menduduki suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas dari

seseorang. Oleh karena itu seharusnya seorang CI diberi wewenang dan tanggung

jawab yang jelas sesuai dengan perannya dalam merancang, mengelola dan

mengevaluasi pemebelajaran klinik  terhadap peserta didik di tatanan klinik.

Namun seringkali kita melihat dan merasakan  keadaan yang berbeda dimana

seorang CI sulit sekali menunjukkan kemampuannya dalam membimbing peserta

didik karena berbagai sebab antara lain adalah kurangnya kepercayaan diri dan

ketidakjelasan peranan yang di berikan institusi pendidikan pada para CI tersebut.

Hal inilah yang mendorong pentingnya pembahasan peran CI ini dalam pelatihan

Clinical Instructor saat ini, semoga memberi kejelasan akan peran fungsi dan

tanggung jawabnya dalam membimbing para peserta didik di tatanan klinik.


B. Tujuan Penulis

1. Memberikan gambaran pengertian pembimbing klinik

2. Memberikan gambaran prinsip-prinsip pembimbing klinik

3. Memberikan gambaran sasaran pembimbing klinik


BAB II

PEMBAHASAN

A. Penegrtian Pembimbing Klinik

Hidayat (2007), menyatakan pembimbing klinik keperawatan adalah

pembimbing atau guru (nurse teacher). Kegiatan pembelajaran klinik merupakan

suatu bentuk kegiatan belajar mengajar dalam konteks pelayanan nyata.

Maksudnya mahasiswa belajar memberikan pelayanan kepada pasien yang

membutuhkan pelayanan kesehatan tersebut. Mahasiswa belajar bekerja sesuai

dengan standar pelayanan profesi keperawatan. Selama proses pembelajaran

klinik keperawatan terjadi proses interaksi antara pembimbing klinik, mahasiswa,

dan pasien. Ketiga komponen ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran praktek klinik keperawatan. Pembimbing klinik merupakan tenaga

perawat yang ditunjuk atau diangkat oleh instansi yang digunakan sebagai lahan

praktek. Pembimbing klinik adalah seorang yang diangkat dan diberikan tugas

oleh institusi pelayanan atau pendidikan kesehatan untuk memberikan bimbingan

kepada mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran praktek klinik

di rumah sakit (Akbar, 2006). Hal ini sesuai dengan pendapat. Membimbing

adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari

pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian diri dalam

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam

mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan

lingkungan (Asyahadi, 2004).


B. Prinsip-prinsip Pembimbing Klinik

Metode pembelajaran yang perlu diterapkan dalam pembelajaran klinik

antara lain (1) metode pengalaman dengan penugasan klinik, penugasan tertulis,

(2) metode pemecahan masalah, (3) konferensi, (4) observasi, (5) media, (6)

metode pengarahan individu, dan (7) metode bimbingan individu. Individu dapat

diterapkan dengan empat mode yang ada: observasi, response, tertulis, dan OSCE.

Khusus untuk model terakhir tersebut (OSCE), perlu lebih banyak diterapkan

dalam menunjang evaluasi klinik bagi mahasiswa.

Konsep dasar peran pembimbing klinik meliputi :

1. Role Model Profesional

Seorang pengajar klinik yang mempunyai pengetahuan yang kokoh,

mempunyai kemampuan kllinik, trampil sebagai pengajar dan mempunyai

komitmen sebagai pembimbing klinik, mendemonstrasikan analisisnya dengan

menggunakan sebuah strategi dan mengembangkan tanggung jawab pada

mahasiswa serta mempunyai latar belakang pendidikan keperawatan yang lebih

tinggi dari pendidikan mahasiswa yang diajarnya.

2. Asessor/penilai

Pembimbing yang memiliki kualifikasi, pengetahuan, kompetensi, dan

pengalaman melakukan kegiatan penilaian, sesuai dengan keahlian dan

profesionalisme yang dimiliki dengan mengacu kepada standar penilaian yang

berlaku. Mempersiapkan mahasiswa menerapkan teori ke dalam praktek dan

menemukan cara memperoleh teori dari praktek, membangun hubungan yang


kooperatif dan kolaboratif dengan mahasiswa, merangsang untuk melakukan

penyelidikan atau penelitian, mendukung penemuan.

Pembimbing melakukan observasi pelaksanaan secara langsung di

laboratorium dan membuat keputusan menurut ekspektasi (dugaan) ekspilisit,

standar dan ktiteria, mengenal dengan baik pada kemajuan pengkajian dan

penerapan dengan sama pada setiap mahasiswa, menimbulkan kepercayaan, dan

keadilan reabilitas, peneliti

Mempersiapkan mahasiswa menerapkan teori ke dalam praktek dan

menemukan cara memperoleh teori dari praktek, membangun hubungan yang

kooperatif dan kolaboratif dengan mahasiswa, merangsang untuk melakukan

penyelidikan/ penelitian, mendukung penemuan.

3. Coach/Pelatih

Pengajar klinik melakukan pengajaran kepada mahasiswa untuk mencapai

kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan pengajaran di klinik

dengan melakukan hal sebagai berikut:

a. Membuka tujuan dan ekspektasi mahasiswa

b. Mendorong inisiatif mahasiswa

c. Member penghargaan pelaksanaan

d. Membantu usaha

e. Mensimulasi kreativitas

f. Kolega/teman

Pembimbing melibatkan, menarik, memberikan feedback yang jujur tapi

tidak menjadi over protektif, menerima setiap mahasiswa dan memberikan


dorongan untuk mengetahui bahwa keputusan hasil yang akan datang bukan dari

suatu penampilan yang jelek tetapi dari seluruh tingkat kemampuan, sikap dan

pelaksanaan bagi suatu keutuhan.

a. Mendemonstrasikan sebuah hubungan kerja yang terbuka dan percaya

sehingga pembimbing dan mahasiswa adalah partner

b. Belajar dari dan dengan setiap orang, mempersiapkan untuk kolaborasi dan

kooperasi

4. Fasilitator

Pengajar klinik sebagai fasilitator dalam pembelajaran klinik adalah

kemampuan seseorang yang dibutuhkan untuk memfasilitasi pengembangan pada

bab yang telah lalu dan tergantung pada kesuksesan implemantasi lab kampus dan

sesi pra klinik atau pengarahan singkat yang masing-masing membutuhkan

kemampuan tambahan yang berbeda. Tanya jawab atau sesi post conferens

melengkapi siklus pembelajatran klinik yang tergantung pada kemampuan

mengajar klinik yang spesifik.

Peran fasilitator mencakup :

a. Mempersiapkan mahasiswa untuk menguji secara kritis asumsi mereka,

pengetahuan dasar dan sikap pada setting klinik

b. Mempersiapkan tantangan bagi mahasiswa untuk mengetahui apakah mereka

akan melihat, melakukan dan mengalami di klinik

5. Reflektif

Pembimbing yang mampu menyeleksi pengetahuan yang telah

diperolehnya dengan memberikan kontribusi dalam perkembangan pribadi dan


sosial seseorang melalui pengalaman dan pemecahan masalah dengan

menggunakan suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir

ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah yaitu :

a. Mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri sendiri.

b. Menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang

dihadapinya.

c. Menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan

mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut.

Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.

d. Menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-

masing.

e. Mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang

dipandangnya terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan

masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka

akan di cobanya kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan

masalah yang tepat

6. Feedback

Secara profesional pembimbing bertanggung jawab atas keberhasilan para

siswanya menuju tujuan yang diharapkan. Seorang pembimbing klinik yang

membantu mahasiswa dalam pengajaran dengan membantu mahasiswa

mengidentifikasi perhatian mahasiswa, menyediakan cara untuk mengurangi

stress, mendorong mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan belajar serta

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri.


Membimbing dalam pembelajaran praktikum merupakan hal penting demi

terlaksananya pengalaman belajar praktikum bagi peserta didik. Nursalam (2007)

menjabarkan proses pembelajaran melalui tahapan berikut ini:

a. Persiapan rancangan pembelajaran dalam rangka membantu peserta didik

melaksanakan tugas belajar. Tahap ini menekankan pada perencanaan

pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, termasuk

sumber yang sesuai dengan jumlah peserta didik dan pengajar, mencoba

peralatan yang akan digunakan untuk demonstrasi/ redemonstrasi, merancang

layout, merencanakan ruang praktikum, pemasangan berbagai diagram/ poster/

grafik, membuat makalah, serta pengaturan tempat duduk. Pada tahap

persiapan diperlukan kemampuan mengorganisir fasilitas sesuai tujuan dan

tahapan peserta didik.

b. Penerapan berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

dapat menyelesaikan tugas pembelajaran sesuai dengan tujuan yang di

inginkan.

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesional, diharapkan dapat

menghasilkan lulusan yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan profesional

dibidang keperawatan serta memiliki dan menampilkan sikap profesional. Untuk

mencapai kemampuan tersebut harus dirancang strategi belajar mengajar dalam

bentuk pengalaman belajar praktek laboratorium dan pengalaman belajar praktek

klinik keperawatan. Salah satu bentuk pengalaman yang perlu mendapat perhatian

dalam pengembangan dan pembinaan pendidikan keperawatan yang merupakan


bentuk pengalaman belajar utama dalam melaksanakan adaptasi profesional yaitu

pengalaman belajar klinik.

Reilly dan Obermann dalam Nursalam (2003) menyatakan bahwa

pengalaman belajar klinik (Rumah sakit dan Puskesmas) merupakan bagian

penting dalam proses pendidikan mahasiswa keperawatan, karena memberikan

pengalaman yang kaya kepada mahasiswa begaimana cara belajar yang

sesungguhnya. Kemudian Reilly menambahkan bahwa masalah nyata yang

dihadapi di lahan praktek membuat mahasiswa harus berespon terhadap tantangan

dengan mencari pengetahuan dan ketrampilan sebagai alternatif untuk

menyelesaikannya. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan dalam mengambil keputusan klinik yang merupakan manifestasi dari

keterpaduan menalar secara alamiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata

dalam keperawatan. Pengalaman belajar ini juga pada saat yang bersamaan

merupakan kesempatan untuk professional adjustment bagi mahasiswa

keperawatan atau yang dikenal sebagai sosialisasi profesional.

Metode pengajaran klinik keperawatan merupakan metode mendidik

peserta didik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara

mendidik yang sesuai dengan obyektif dan karakteristik individual peserta didik

berdasarkan kerangka konsep pembelajaran.

C. Sasaran Bimbingan

Proses bimbingan diharapkan mempunyai sasaran yang maksimal dalam

membantu individu (Hidayat, 2002). Sasaran tersebut yaitu:

1) Pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri.


Melalui proses bimbingan diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk

mengenali dirinya baik dari segi kemampuan maupun keterbatasan.

2) Pengenalan terhadap lingkungan.

Lingkungan dari proses bimbingan seharusnya merupakan lingkungan

dengan iklim yang kondusif sehingga akan memudahkan mahasiswa dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada disekitarnya.

3) Pengambilan keputusan.

Proses bimbingan pada intinya membantu mahasiswa menentukan pilihan

dan agar mahasiswa bertanggung jawab terhadap konsekuensi yang

dipilihnya.

4) Pengarahan diri

Individu atau mahasiswa yang dibimbing akan berani melaksanakan

keputusan yang ditetapkannya, dan berusaha mengarahkan dirinya pada

kegiatan yang menguntungkan.

5) Perwujudan diri

Perwujudan diri merupakan kemampuan merealisasikan diri (mewujudkan

diri) yang merupakan tujuan akhir dari usaha bimbingan, individu mampu

mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakatnya.


BAB III

PENUTUP

Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang

menduduki suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas dari

seseorang. Oleh karena itu seharusnya seorang CI diberi wewenang dan tanggung

jawab yang jelas sesuai dengan perannya dalam merancang, mengelola dan

mengevaluasi pemebelajaran klinik  terhadap peserta didik di tatanan klinik.

Namun seringkali kita melihat dan merasakan  keadaan yang berbeda dimana

seorang CI sulit sekali menunjukkan kemampuannya dalam membimbing peserta

didik karena berbagai sebab antara lain adalah kurangnya kepercayaan diri dan

ketidakjelasan peranan yang di berikan institusi pendidikan pada para CI tersebut.

Hal inilah yang mendorong pentingnya pembahasan peran CI ini dalam pelatihan

Clinical Instructor saat ini, semoga memberi kejelasan akan peran fungsi dan

tanggung jawabnya dalam membimbing para peserta didik di tatanan klinik.

Hidayat (2007), menyatakan pembimbing klinik keperawatan adalah

pembimbing atau guru (nurse teacher). Kegiatan pembelajaran klinik merupakan

suatu bentuk kegiatan belajar mengajar dalam konteks pelayanan nyata.

Maksudnya mahasiswa belajar memberikan pelayanan kepada pasien yang

membutuhkan pelayanan kesehatan tersebut. Mahasiswa belajar bekerja sesuai

dengan standar pelayanan profesi keperawatan. Selama proses pembelajaran

klinik keperawatan terjadi proses interaksi antara pembimbing klinik, mahasiswa,

dan pasien. Ketiga komponen ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran praktek klinik keperawatan. Pembimbing klinik merupakan tenaga


perawat yang ditunjuk atau diangkat oleh instansi yang digunakan sebagai lahan

praktek. Pembimbing klinik adalah seorang yang diangkat dan diberikan tugas

oleh institusi pelayanan atau pendidikan kesehatan untuk memberikan bimbingan

kepada mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran praktek klinik

di rumah sakit (Akbar, 2006). Hal ini sesuai dengan pendapat. Membimbing

adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari

pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian diri dalam

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam

mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan

lingkungan (Asyahadi, 2004).


DAFTAR PUSTAKA

Bastable, S.B (2002).Perawat sebagai pendidik: prinsip – prinsip pengajaran dan


pembelajaran, alih bahasa Gerda W. Jakarta: EGC
Nurachmah, E( 2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah
pelatihan bimbingan klinik FIK – UI.Tidak dipublikasikan.
Relly, D.E & Obermann,M.H (2002). Pengajaran Klinis dalam pendidikan
keperawatan, alih bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC
Waluyo, A.(2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan
bimbingan klinik FIK – UI.Tidak dipublikasikan

Anda mungkin juga menyukai