Anda di halaman 1dari 3

IMPLEMENTASI TEORI PERUBAHAN PERILAKU DAN STRATEGI

PERUBAHAN PERILAKU

TUGAS MATA KULIAH HUMANIORA

Oleh:

TRI DEWI DAMASYANTI

ALIH JENJANG KEBIDANAN IBI KELAS D

P07124321212

Poltekkes Kepmenkes Yogyakarta

2021
IMPLEMENTASI TEORI PERUBAHAN PERILAKU DAN STRATEGI PERUBAHAN
PERILAKU

1. Perubahan Perilaku
Salah satu teori perubahan perilaku yaitu teori Festinger atau yang lebih
dikenal dengan ‘Dissonance Theory” atau teori kesseimbangan.
Teori Festinger menyatakan bahwa di dalam diri individu terdapat tidak
seimbangan atau terjadi dua elemen kognisi yang bertentangan. Hal tersebut
menimbulkan konfik di dalam diri individu, sehingga individu akan membuat
kesimbangan dengan mengadakan perubahan perilaku sebagai penyesuaian diri
secara kognitif.
Contoh implementasinya perubahan perilaku berdasarkan teori
keseimbangan di bidang pelayanan kebidanan adalah tentang konsumsi tablet
tambah darah pada ibu hamil. Terjadi tidak seimbangan kognisi di dalam diri ibu
hamil .Ketidak seimbangan itu terjadi karena ada dua hal yang bertentangan di
dalam diri ibu hamil antara penolakan meminum tablet tambah darah karena takut
akan efek mualnya. Di sisi lain ibu merasa perlu meminum tablet tambah darah
tersebut untuk kepentingan kesehatan janin dan ibu hamil itu sendiri. Dari tidak
seimbangan ini akhirnya ibu membuat penyesuaian dengan tetap mengkonsumsi
tablet tambah darah tapi diminum di malam hari sebelum tidur untuk mengurangi
efek mual yang ditimbulkan.

Keharusan minum tablet tambah darahuntuk ke


Perilaku minumtablet tambah darah ibu hamil=
Penolakan minumtablet tambah darah karena a

2. Strategi perubahan perilaku.


Ada 3 strategi perubahan perilaku yaitu dengan kekuatan satau kekuasaan, dengan
memberikan informasi dan dengan menggunakan partisipasi.
Contoh implementasi dalam pelayanan kebidanan adalah dalam pemilihan alat
kontrasepsi. Dalam pemilihan alat kontrasepsi ibu dilibatkan untuk berpartisipasi
membuat keputusan pemilihan alat kontrasepsi sesuai kondisi dan keinginan ibu.
Untuk mendapatkan partisipasi ibu pada awalnya bidan memberikan informasi dasar
tentang jenis jenis alat kontrasepsi, informasi tentang kelebihan dan kekurangan alat
kontrasepsi masing masing tanpa melebihkan ataupun menjelekkan salah satu
metode kontrasepsi.
Ibu dibimbing untuk mengevalusi diri sendiri dari sisi tujuan berkontrasepsi,
bagaimana kondisi dirinya dan menentukan alternatif alat kontrasepsi apa yang
memungkinkan digunakan sesuai kondisi dan tujuan ibu berkontrasepsi. Tahab
terakhir adalah ibu sendiri akan memutuskan salah satu alat kontrasepsi sebagai
pilihannya dari alternatif alat kontrasepsi yang mungkin digunakan. Jadi dalam hal ini
ibu tidak hanya pasif namun berpartisipasi dalam proses memutuskan alat
kontrasepsi yang dipakai.

Anda mungkin juga menyukai