Anda di halaman 1dari 4

1

TUGAS : carilah materi negosiasi di komunitas, contoh kasus di lapangan beserta cara
pemecahan masalah, buat ppt dan materinya dibuat makalah

Masalah: rendahnya keterlibatan pria khususnya Metode kontrasepsi jangka panjang: Metode
Operasi pria (MKJP: MOP) dalam upaya kelurga berencana di desa merbau mataram lampung
Selatan

Contoh kasus di lapangan:


Tingginya AKI berkaitan dengan angka kehamilan yang tidak diinginkan mencapai
16,8%, serta masalah kehamilan tidak ideal (terlalu banyak, terlalu muda, terlalu tua dan
terlalu dekat jarak kelahiran) yang sangat membahayakan kesehatan ibu (Kemenkes RI,
2013). Masih tingginya tingkat kehamilan yang tidak diinginkan dan tingkat kematian ibu
melahirkan menjadikan MKJP terutama vasektomi sebagai alternative pilihan bagi pasangan
yang sudah tidak ingin punya anak lagi. MOP/Vasektomi adalah prosedur klinik untuk
menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deverensia
sehingga jalur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi (Saifudin,
2003).
Di Kecamatan Merbau Mataram Lampung selatan pada tahun 2009 terdapat 163 pria
yang menjadi akseptor MOP, namun sejak tahun 2010-2019 tidak terdapat satupun akseptor
baru MOP. Pemakaian MKJP sangat dianjurkan karena memiliki efek samping lebih sedikit,
namun tidak mudah dikembalikan seperti semula (Kemenkes RI, 2014) Kemudian MKJP
juga memiliki efektivitas tinggi, tidak ada perubahan fungsi seksual, dan efisiensi biaya
tinggi. Selain itu MKJP menjadi pilihan kotrasepsi yang rasional saat pasangan dalam fase
usia >35 tahun dan tidak ingin hamil lagi dimana salah satu jenis pilihan MKJP adalah
vasektomi/ MOP (BKKBN, 2019b). Menurut Kemenkes (2013) angka ketidakberlangsungan
(drop out) metode non MKJP lebih tinggi dibandingkan dengan metode MKJP. Apalagi jika
jika istri memiliki kontraindikasi dengan semua jenis kontrasepsi yang tersedia. Suami/istri
memiliki kedudukan yang sama dalam melaksanakan KB seperti Partisipasi dan
keikutsertaan dalam praktek KB serta peningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat
kemudian pelayanan kontrasepsi yang mempertimbangkan kondisi kesehatan suami atau istri
(UU No 52 tahun 2009 tentang Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga).
2

Cara pemecahan masalah adalah:


Suami : Merubah persepsi negatif terkait MKJP MOP . Mitos MOP membuat pria menjadi
impoten dan identik dengan tindakan pengebirian (Temach et al, 2017). (hilangnya maskulinitas
(Shih, Turok, & Parker, 2010).Mitos terkait MOP lainya adalah pria vasektomi tidak bisa
bergairah karena sel sperma sudah “dipaksa berhenti”. Dengan cara memaparkan hasil penelitian
terkait efek MOP terhadap kemampuan seksual pria. . Menurut penelitian (Guo et al, 2015)
menyatakan sebanyak 353 responden pria dengan vasektomi, dari total 4.038 yang diteliti,
memiliki frekuensi hubungan seksual rata-rata 5,9 kali setiap bulan. Sedangkan pria yang tidak
bervasektomi melakukan seks dengan rata-rata 4,9 per bulan. Penelitian (Tobias et al, 2017)
menyatakan pria dengan vasektomi memiliki hasil yang baik dalam urusan ereksi, orgasme,
hasrat seksual, serta kepuasan hubungan seksual. Hasil riset menambahkan, vasektomi tidak
memberikan dampak negatif pada kepuasan seksual pasangan bersangkutan. Riset tersebut
menggambarkan bahwa kepuasan seksual membaik bagi pria dengan vasektomi sementara
kepuasan seksual pasangannya tidak berkurang, artinya ialah vasektomi tidak mengakibatkan
atau terkait dengan adanya penurunan frekuensi seksual bagi pasangan

Dukungan istri: ijin dari isteri yang sah, lebih khususnya sudah tidak ingin anak lagi yang
disebabkan oleh terganggunya kesehatan ibu ataupun masalah kebutuhan ekonomi yang sudah
hampir tidak terpenuhi dapat memperkuat suami untuk menjadi akseptor MOP.

Peran Petugas PLKB, Bidan Puskesmas dan Bidan Desa : melakukan KIE (Komunikasi
Informasi dan Edukasi) kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk memperoleh dukungan
dan penteladanan dengan melakukan pembinaan kepada peserta KB, Pemberian KIP
(Komunikasi Inter Personal)/Konseling dengan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan
(ABP). Ataupun dalam bentuk penyebaran leaflet bagi pasangan

Tokoh masyarkat dan tokoh agama: kegiatan pembinaan peserta KB aktif dengan melibatkan
para tokoh masyarakat/tokoh agama. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi dari
petugas kepada masyakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat sehingga tokoh masyarakat dan tokoh agama mendukung kampanye MOP.
3

kader KB di lapangan, menyiapkan bahan-bahan KIE yang bersifat edukasi bagi keluarga dan
melakukan kunjungan rumah untuk mengidentifikasi keluarga yang terindikasi memerlukan
MOP.

Testimoni dan penjelasan dari akseptor MOP tahun 2009 kepada warga sebagai bukti akan
keberhasilan kontrasepsi MOP.

MATERI MOP
Medis Operatif Pria (MOP)

Pengertian MOP

MOP adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan

melakukan oklusi (pemotongan) vasa deverensia sehingga jalur transportasi sperma

terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi (Saifudin, 2003).


MOP adalah tindakan pengikatan dan pemutusan saluran sperma kanan dan kiri sehingga

saat ejakulasi cairan mani yang keluar tidak lagi mengandung sperma, maka kehamilan

tidak terjadi. Tindakan MOP lebih ringan dari sunat atau khitan. Pada umumnya

dilakukan sekitar 10-15 mrenit dengan cara mengikat dan memutus saluran sperma (vas

deferens) yang terdapat didalam kantong buah zakar (BKKBN,2016).

Syarat Menjadi Peserta MOP

Suami dari pasangan usia subur (PUS) yang tidak ingin menambah jumlah anak dan

terpenuhi syarat sukarela, bahagia dan sehat. Syarat sukarela adalah calon peserta tetap

memilih MOP setelah mendapat konseling secara jelas dan benar. Penjelasannya yaitu :
1. Bahwa ada alat kontrasepsi lain yang dapat digunakan.
2. Bahwa vasektomi dilakukan melalui pembedahan.
3. Bahwa sebagai tindakan pembedahan kemungkinan ada resiko.
4

4. Bahwa vasektomi hasilnya permanen, untuk kasus tertentu dapat dilakukan

penyambungan kembali, tetapi tidak dianjurkan karena biayanya relatif mahal.


5. Diberi kesempatan untuk mempertimbangkan keputusannya. (PKMI,2015).
Syarat bahagia adalah sebagai berikut :
1. Terikat dalam perkawinan yang sah.
2. Mendapat persetujuan dari isteri/keluarga.
3. Jumlah anak hidup minimal 2 orang. Jika anak hanya dua, usia anak terkecil minimal

2 tahun.
4. Umur isteri sekurang-kurangnya 25 tahun.
Syarat sehat adalah memenuhi persyaratan kesehatan dan tidak ada kontra indikasi untuk

dilakukan vasektomi. (BKKBN, 2016).


Persyaratan sehat dari seorang calon akseptor adalah terbebas dari:
1. Riwayat operasi/trauma pada regio scrotalis atau inguinalis
2. Riwayat disfungsi sexual, termasuk impotensi
3. Kondisi area skrotalis mengalami ketebalan kulit, parut, infeksi
4. Adanya undesensus testikularis, hidrokel/varikokel, massa intraskrotalis atau hernia

inguinalis
5. Riwayat alergi
6. Adanya proteinuria atau diabetes melitus.

Indikasi MOP

MOP adalah upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan

ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan

ketahanan dan kualitas keluarga (Saifudin, 2003).

Anda mungkin juga menyukai