Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan .Pembangunan kesehatan merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat yang merupakan suatu uapaya terpadu
serta menyeluruh dari berbagai aspek. Arah tujuan pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat mandiri serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Seiring dengan visi
Puskesmas Kalirejo“Negeri Katon Menuju masyarakat Sehat mandiri Dan
berkeadilan”Yaitu suatu kondisi dimana masyarakat Negeri Katon menyadari, mau
dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi secara mandiri dan merata sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan,
baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat
bencana, lingkungan maupun perilaku.Untuk mewujudkan kondisi tersebut,maka
strategi yang ditempuh diantaranyameningkatkan status kesehatan dan gizi
masyarakat melalui Perencanaan program puskesmas dengan target program yang
jelas dan yang dapat dicapai,pemantapan sistem management Puskesmas yang
akuntabel dengan mengevaluasi program yang sudah dilaksanakan secara berkala
dan periodik serta mencari problem solving secara tepat dan cermat,meningkatan
kerja sama lintas program dan lintas sektoral ,meningkatkan peran serta masyarakat
dan SDM yang ada dalam program kesehatan.
Profil Kesehatan Puskesmas Kalirejo menyajikan berbagai data dan informasi
diantaranya data kependudukan,Fasilitas Kesehatan,Pencapaian program
kesehatan, masalah kesehatan,dan lain lain. Buku Profil Kesehatan Puskesmas
Kalirejo merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai bahan
pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan

1
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan .serta menggambarkan


situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo .
Dalam Profil Kesehatan Puskesmas Kalirejo tahun 2017 dapat diperoleh data
dan informasi indikator yang terkait kesehatan yang meliputi antara lain
(1).Indikator derajat kesehatan yang digambarkan melalui mortalitas ,morbiditas
dan status gizi.(2).Indikator upaya kesehatan yang dapat dilihat dari indikator
pelayanan kesehatan,prilaku hidup sehat,akses dan mutu pelayanan,prilaku hidup
masyarakat,keadaan lingkungan. (3).Indikator sumber daya kesehatan yang
meliputi sarana kesehatan ,tenaga kesehatan dan sumber pembiayaan kesehatan di
Puskesmas Kalirejo.
Keberadaan buku profil ini merupakan sumber daya yang sangat strategis bagi
pimpinan dalam menyelenggarakan fungsi menejemen yaitu sebagai masukan
dalam proses pengambilan keputusan,mulai dari tahap penyusunan
rencana,penggerakan pelaksanaan,monitoring sampai dengan evaluasi.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Profil Kesehatan Puskesmas Kalirejo ini dimaksudkan untuk menyediakan data dan
informasi kesehatan yang lengkap ,akurat dan up to date yang difungsikan sebagai
pedoman resmi bagi Puskesmas Kalirejo dan Jaringannya serta pihak terkait yang
berkepentingan baik untuk dasar perencanaan,pengambilan keputusan,pelaksanaan
kegiatan,serta sebagai acuan monitoring,pengendalian dan evaluasi dari berbagai
program.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN


2
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Sistematika penulisan Profil Kesehatan Puskesmas Kalirejo Tahun 2017 adalah


sebagaiberikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentangmaksud dan tujuan Profil Kesehatan sertasistematikadan
penyajiannya.
BAB II GAMBARAN UMUM
Bab ini menyajikan tentang :gambaran umum Puskesmas Kalirejo
yangmencakup letak geografis,administratif dan informasi lainya.Bab ini
juga
mengulas tentang faktor faktor yang berpengaruh terhadap kesehatanseperti
social budaya ,lingkungan, perilaku masyarakat , kependudukan,
serta pelayanan kesehatan.
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Bab ini berisi uraian tentang indicator mengenai angka kematian ,angka
kesakitan,dan status gizi masyarakat.
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar,pemberantasan
penyakit menular,pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi
dasar,perbaikan gizi masyarakat,pelayanan kefarmasian,dana alat kesehatan
dan pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan,tenaga kesehatan,dan
pembiayaan kesehatan.
BAB VI KESIMPULAN
Bab inidiisi dengan sajian tentang hal hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil kesehatan Puskesmas Kalirejo tahun 2017.

LAMPIRAN

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 GEOGRAFI DAN BATAS ADMINISTRASI


UPT Puskesmas Kalirejo merupakan instansi yang berada di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten Pesawaran yang berada di Jalan Branti Rayadesa Kalirejo
Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. Puskesmas Kalirejo berjarak 9
km dari ibukota kabupaten Pesawaran denganjarak tempuh perjalanan  30 menit
menggunakan kendaaran roda dua. . Demikian juga jarak tempuh Puskesmas
dengan desa-desa dalam wilayah kerja memerlukan waktu tempuh antara 30 – 60
menit .Secara administratif batas wilayah kerja Puskesmas Kalirejo adalah sebagai
berikut:
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Gedong Tataan dan Kec. Gadingrejo.
Sebelah utara berbatasan dengan kec. Natar
Sebelah timur berbatasan dengan kec.Natar dan Kec.Gedong Tataan
Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Roworejo.

Negara Saka
Negeri Ulangan Jaya
PUSKESMAS ROWOREJO
WILAYAH KERJA

Pejambon

Halangan Ratu

KETERANGAN
Desa Tanjung
Pujo Negeri Katon
Jalan Rejo
Rahayu
Sungai Kalirejo
Kecamatan
Puskesmas Karangrejo
Pustu
Purworejo Kagungan
Poskesdes
Ratu

4
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Puskesmas Kalirejo memiliki 11 desa binaan ,luas wilayah seluruhnya 70,82 km2.
Seluruh desa binaan merupakan daratan dan persawahan dengan iklim hujan tropis
sebagaimana iklim Propinsi Lampung pada umumnya. Tiap desa dapat dijangkau
dengan kendaraan roda 2 atau roda 4, jalan desa umumnya beraspal dan jalan
lingkungan umumnya onderlagh dan jalan tanah.Nama desa binaan serta luas
wilayah,jumlah dusun dan jarak desa ke Puskesmas Kalirejo disajikan dalam tabel 2.1
berikut :
Tabel 2.1
Nama desa ,Luas Wilayah, Jumlah dusun dan Jarak Desa Ke Puskesmas
Kalirejo Kecamatan Negeri Katon
Jarak Desa -
No Nama Desa Luas Jumlah Dusun Puskesmas
( km2 ) (Km)
1 Purworejo 3.75 5 3.00
2 Kagungan Ratu 10.50 4 2.00
3 Pujorahayu 6.70 3 6.00
4 Kalirejo 6.05 5 1.00
5 Tanjung Rejo 10.02 10 3.00

5
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

6 Negeri Katon 3.60 4 1.00


7 Negara Saka 6.00 4 9.00
8 Pejambon 7.15 5 9.00
9 Halangan Ratu 7.90 5 4.00
10 Karang Rejo 3.75 4 7.00
11 Negeri Ulangan Jaya 6.00 4 19.00
Sumber: BPS Kab Pesawaran, 2017.

Desa mulai dari terluas hingga terkecil adalah desa Tanjung Rejo, Kagungan
Ratu,Halangan Ratu, Pejambon, Pujorahayu, Kalirejo, Negara Saka, Negeri
Ulangan Jaya, Karang Rejo,Purworejo, Negeri Katon.
Desa terjauh dari puskesmas induk adalah desa Negara Saka dan Negeri Ulangan
Jaya ,desa terdekat adalah Negeri Katon.

2.2 Kependudukan

Berdasarkan data estimasi penduduk BPS Kabupaten Pesawaran yang


diproyeksikan dari sensus penduduk 2010, Jumlah penduduk di Wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo tercatat sebanyak33.197 jiwa,laki-laki 17.048,perempuan
16.149pada Tahun 2017dengan tingkat kepadatan penduduk 468,77 jiwa per
Km2. Kondisi Perumahan rata-rata terdiri dari permanent dan semipermanen
dengan jumlah Rumah 8526 unit . Distribusi penduduk perdesa lebih jelasnya
seperti terlihat pada tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di wilayah kerja UPT Puskesmas Kalirejo Tahun 2017
KLASIFIKASI PENDUDUK
NO NAMA DESA JUMLAH LAKI- PEREM JUM
RUMAH LAKI PUAN LAH
1 Kalirejo 1.098 1952 1850 3802
2 Kagungan ratu 425 745 706 1451
3 Purworejo 726 1503 1424 2927
4 Karangrejo 905 1816 1723 3539
5 Pujorahayu 688 1685 1596 3281

6
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

6 Negeri Katon 660 1398 1326 2724


7 Tanjungrejo 1.276 2264 2145 4409
8 Halangan Ratu 495 1731 1640 3371
9 Pejambon 915 1711 1622 3333
10 Negarasaka 702 1338 1267 2605
11 Negeri Ulangan Jaya 636 1093 1036 2129
11 PUSKESMAS 8.526 17.236 16.335 33571
11
Dari
11 tabel diatas tampak bahwa desa yang memiliki penduduk paling banyak
adalah desa Tanjung Rejo yaitu 4409 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling
rendah berada di desa Kagungan Ratu.dengan jumlah penduduk 1451 jiwa

2.3 SOSIAL BUDAYA


Adat istiadat di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tidak jauh berbeda dengan
wilayah lain di Kabupaten Pesawaran yaitu campuran dari berbagai etnis dan
agama yang beragam.Interaksi antara penduduk asli dan pendatang yang
berlangsung intensif dalam waktu yang lama mengakibatkan proses akulturasi
budaya sehingga memunculkan tradisi baru yang berbeda dengan tradisi
masyarakat sebelumnya.
Penduduk yang bermukim di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo terdiri dari
bermacam macam suku diantaranya Lampung,Jawa,Sunda,Banten,Padang,dan
lainnya.Diantara penduduk pendatang yang mendominasi adalah suku jawa,hal ini
dimungkinkan karena secara geografis lokasinya dekat dengan pulau jawa , adanya
kolonisasi pada jaman penjajahan Belanda dan dilanjutkan dengan adanya
transmigrasi pada masa setelah kemerdekaan

2.4 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT


Untuk menggambarkan keadaan prilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan,dapat dilihat dari indikator Rumah Tangga berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat yaitu rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup
bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator:1).persalinan di tolong oleh tenaga
kesehatan, 2).bayi diberi ASI Eksklusif, 3).balita ditimbang setiap bulan,
4).menggunakan air bersih, 5).mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
6)menggunakan jamban sehat, 7). Memberantas jentik dirumah sekali seminggu,

7
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

8).makan buah dan sayur setiap hari, 9). Melakukan aktifitas fisik setiap hari,
10). Tidak merokok didalam rumah.
Grafik 2.1
Persentase Cakupan Rumah Tangga ber-PHBS
di wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2016 - 2017

2014 % 2015 %

77.5
65.0 65.0 67.5 66.0
60.0 65.5 62.6
60.0 55.0 57.5
50.0

62.5 75.0 63.5 64.0


57.5 50.0 59.0 56.0 65.0 65.5 60.6
48.5

Cakupan rumah tangga ber-PHBS di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2016
dari 2200 rumah yang dipantau sudah mencapai 60,59% (1333 Rumah ber-PHBS)
dan mengalami peningkatan sebesar 2,01 % pada tahun 2017 menjadi 62,6 % (
1378 rumah ber-PHBS) . Cakupan tertinggi desa Purworejo yaitu 75,0% pada
tahun 2017 ,77,5% tahun 2017 sedangkan cakupan terendah desa Kagungan Ratu
yaitu48,5% pada tahun 2017 dan 50,0% pada tahun 2017.

2.5 KEADAAN LINGKUNGAN


Keadaan lingkungan merupakan salah satu variable yang kerap mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat.Bersama faktor perilaku
,pelayanan kesehatan dan genetik . Lingkungan menentukan baik buruknya status
derajat kesehatan masyarakat.Salah satu upaya Puskesmas Kalirejo dalam
meningkatkan kualitas lingkungan yaitu dengan program penyehatan lingkungan.
Program penyehatan lingkungan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan
yang menitik beratkan pada pemecahan masalah kesehatan lingkungan dalam
rangka mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi
masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan
8
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

dan atau bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang
lebih baik. Upaya peningkatan kesehatan lingkungan dilakukan dengan
memutuskan mata rantai penyakit – penyakit yang berbasis lingkungan terutama
pengawasan kualitas air, perumahan, Tempat Tempat Umum serta pengendalian
pencemaran air dan lingkungan.

1. Akses Dan Persediaan Air Bersih


Mayoritas masyarakat di wilayah Puskesmas Kalirejosudah memiliki dan
memanfaatkan Sarana Air Bersih (SAB) berupa Sumur gali sebesar 95 % ( 6.062
rumah ), sumur pompa tangan 1% (53),dan sumur BOR sebesar 4 % (282 rumah
).
2. Keluarga Dengan Kepemilikan Sanitasi Dasar
Dari hasil survey yang dilakukan petugas kesling , jumlah masyarakat yang
memiliki dan menggunakan sanitasi dasar terjadi peningkatan yang signifikan
dibanding tahun 2017 yaitu : Jamban Keluarga (JAGA) sebesar 68,8 % (5788
Rumah) pada tahun 2017 meningkat menjadi 73,6 % ( 5261 rumah) pada tahun
2017, sedangkan saluran pembuangan air limbah (SPAL) dari 68,88% (5788
Rumah) tahun 2017 menjadi 72,67% (4926 Rumah) pada tahun 2017,memiliki
tempat sampah 60,2 % ( 5065 rumah ) pada tahun 2017 menurun menjadi 56,2
% ( 3811 rumah ) pada tahun 2017.

3. Sarana Sanitasi Institusi Sehat


Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering
membawa kematian dan kesakitan banyak bersumber dari Tempat Pembuatan
dan Penjualan Makanan (TP2M), Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat
Pengelolaan Pestisida (TPP). TTU yang ada di wilayah Puskesmas Kalirejo
terdiri dari 4 pasar tradisional dan 6 warung makan dan telah diperiksa (100%)
serta memenuhi syarat kesehatan, hal ini juga masih harus diperhatikan dan
ditingkatkan mutu pemeriksaannya.

9
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pembangunan Kesehatan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat yang optimal.Derajat Kesehatan Masyarakat pada umumnya
tercermin dalam Usia Harapan Hidup, Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi
Masyarakat yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan.
Semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat maka diharapkan terjadinya
percepatan dari program-program nasional yang telah ditargetkan. Berikut gambaran
derajat kesehatan masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Kalirejo.

3.1 Angka Harapan Hidup (AHH).


Angka Harapan Hidup adalah perkiraan lama hiduprata ratapenduduk dengan
asumsi tidak ada perubahanpola mortalitas menurut umur.Angka ini merupakan
sebuah pendekatan yang menunjukkan kemampuan untuk bertahan hidup lebih
lama.
Meningkatnya status kesehatan masyarakat selain dilihat dari menurunnya angka
kesakitan dan kematian, juga bisa dilihat dengan meningkatnya angka harapan
10
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

hidup. Berdasarkan Kepmenkes Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang


Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi
Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat ,target untuk angka Harapan Hidup waktu lahir
adalah 67,9 tahun .
Grafik 3.1
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Kabupaten Pesawaran dan Propinsi
Lampung Tahun 2010-2017
LAMPUNG PESAWARAN

66.74 66.84 66.93 67.01 67.33

68.91 69.12 69.33 69.55 69.66

2010 2011 2012 2013 2014

Terlihat dalam grafik tersebut bahwa Angka Harapan Hidup Masyarakat


Kabupaten Pesawaran ( termasuk wilayah kerja Puskesmas kalirejo) dalam
kurun waktu 2010 s/d 2016 cenderung terjadi peningkatan dari 66 ,74 tahun
menjadi 67,33 tahun namun jika dibandingkan dengan Propinsi Lampung
Pesawaran masih tampak lebih rendah.( Sumber: BPS, 2017 yang disajikan
dalam Profil KesehatanKabupaten Pesawaran Tahun 2017).

3.2 Angka Kematian ( Mortalitas )


a. Angka Kematian Bayi(AKB)
Infant Mortality Rate (Angka kematian bayi ) adalah banyaknya bayi yan
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan
hidup anak dan merefleksikan sosia,ekonomi dan lingkungan tempat tinggal
anak termasuk pemeliharaannya.Angka Kematian Bayi cenderung
menggambarkan kesehatan reproduksi dan relevan di pakai untuk memonitor
pencapaian target program karena mewakili komponen penting pada kematian
balita.Dalam kurun waktu 3 tahun ( 2016-2017) Angka Kematian Bayidi
11
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

wilayah UPT Puskesmas Kalirejo menunjukan angka yang berfluktuatif,pada


tahun 2016 AKB sebanyak 6 kasus,tahun 2017 meningkat menjadi 6 kasus
,dan menurun kembali pada tahun 2017 menjadi 1 kasus.Seperti tampak pada
grafik berikut:
Grafik 3.2
Angka Kematian Bayi dalam kurun waktu 3 tahun (2016-2017) di
wilayah kerja Puskesmas Kalirejo

2500 2014 2015 2016


2000

1500

1000
6 6 1
500

0
1 2 3

Tahun Kasus AKB

Tahun 2017terjadi 1 kasus kematian bayi, 1 kasus terjadi di desa Kalirejodan


2 kasus di desaKarangrejo , seperti tampak dalan grafik berikut:
Grafik 3.3
Persebaran Kasus Kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo
tahun 2017

AKB
6

0 0 0 0 0 0 0 0 0

12
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Untuk kematian bayi berdasarkan penyebabnya, IUFD 2 kasus, BBLR 2


kasus, Asfiksia 1 kasus,dan gawat janin 1 kasus, seperti tampak pada tabel
berikut ini :
Grafik 3.4
Penyebab Kasus Kematian Bayi di Pukesmas Kalirejo Tahun 2017

GAWAT
JANIN, 1
BBLR, 2

IUFD, 2

ASFIXIA, 1

Sumber : sie Kesga


b . Angka Kematian Balita (AKABA)
Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai
usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup alam
kurun waktu 3 tahun ( 2016-2017 ) ,tidak ditemukan adanya kasus
kematian anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo.

c .Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Angka Kematian Ibu adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
(tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan,melahirkan,dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat,status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan,tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil,waktu
elahirkan,dan masa nifas.Untuk Kabupaten Pesawaranjumlah kelahiran hidup

13
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

masih belum mencapai 100.000 sehingga belum bisa diperkirakan angka kematian
ibu.
Di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo dari tahun 2016-2017 tidak ditemukan
kematian ibu Hamil,ibu bersalin ,ibu melahirkan ataupun ibu Nifas baik
dengan kelainan atau dengan penyebab lainya .

3.3 ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS)


Morbiditas adalah derajat sakit , cedera atau gangguan pada suatu populasi
Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan ddari status sehat dan sejahtera
atau keberadaan dari suatu kondisi sakit,biasanya dinyatakan dalam angka
prevalensi atau insidensi yang umum ,sedangkan mortalitas adalah jumlah
kematian yang terjadi dalam suatu populasi.

a. 10 PENYAKIT TERBANYAK RAWAT JALAN


Puskesmas Kalirejo sudah menggunakanklasifikasi Internasiona Penyakit
(ICD) versi X. Sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas termuat dalam table
3.1 berikut:
Tabel 3.1
Sepuluh penyakit terbesar Puskesmas Kalirejo Tahun 2017

KUNJUNGAN PENDERITA
N
JENIS PENYAKIT
O CODE JML %

1 Gastritis K 29.9 1.428 15,9


2 Influensa J 11.8 1.170 13,0
3 Diare A 09 1.043 11,6
4 Bronkitis Akut J 20.9 1.032 11,5
5 Nasofaringitis Akut J 00 999 11,1
6 Rheumatoid Artritis M 06.9 793 8,8
7 Hipertensi I 10 749 8,3
8 Dermatitis Kontak L.23 663 7,4
9 Dermatitis Atopik L.20 623 6,9
10 Asma Bronkial J 45.9 482 5,4
TOTAL 8.982 100,0

14
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Sumber : Sie.Upaya Pengobatan

Pada Tabel.3.1 diatas terlihat bahwa Pola penyakit utama rawat jalan UPT
Puskesmas Kalirejo pada semua golongan kasus penyakit berbasis PHBS masih
mendominasi dan gastritis menempati peringkat pertama dalam 10 besar penyakit
utama di masyarakat.

b. PENYAKIT MENULAR
1. Penyakit TB Paru
Penyakit Tuberkulosis ( TBC ) merupakan penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini sangat kuat
sehinngga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. TBC biasanya
menyerang organ paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lain,
seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan lain-lain.
Penanggulangan TB Paru dilaksanakan dengan strategi DOTS, sesuai
dengan rekomendasi WHO yang terdiri atas 5 komponen yaitu :Komitmen
Politis,Diagnosis TB Paru dengan mikroskopis, PMO, Kesinambungan
ketersedian OAT dan pencatatan pelaporan yang baik dan benar.
Data penemuan kasus TB di Puskesmas Kalirejo tahun 2016 tercatat ada 6
kasus BTA Positif , tahun 2017 tercatat 6 kasus dan pada tahun 2017 tercatat
5 kasus.
Tabel 3.2
Penemuan Kasus Suspek,BTA ( + ) dan DiobatiDiWilayahUPT
Puskesmas Kalirejo Tahun 2015-2017
N0 Kegiatan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
1 Suspect 33 60 69
2 Bta( + 6 6 5
3 Bta (- ),Ro(+) 4 10 4
4 TB Kelenjar 2 4 3
5 Kambuh 3 2 0
6 Konversi 2 0 0
7 Sembuh 6 6 5
8 Pengobatan Lengkap 5 2 3
9 Mati 0 0 0

15
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Dari tabel diatas Penemuan TB Paru tahun 2017 secara keseluruhan


berjumlah 12 kasus, dari jumlah tersebut terdapat 5 kasus BTA ( + ), BTA
( - ) Rontgen (+) 4 kasus, dan 3 kasus TB Kelenjar.
Distribusi Kasus baru TB Paru BTA(+) diwilayah kerja Puskesmas Kalirejo
tahun 2017 disajikan dalam grafik berikut:
Grafik 3.5
Distribusi Kasus baru TB Paru BTA(+) diwilayah kerja
Puskesmas Kalirejo tahun 2017

57
60 SUSPEC BTA (+)

50

40

30

20 12
8 9
10 4 4 3 5 6 6
2 0 3 2 1 2 0 2 0
0 0 0 0 0
0

2. Pnemonia Balita
Pnemonia Balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paruyang ditandai
dengan batuk disertai nafas cepat dan atau sesak pada anak usia balita ( 0-5
tahun).
Pnemonia merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita.
Hasil SKRT pada Tahun 1992 penyebab kematian pada bayi ( 36 % ) dan pada
anak balita (18,2 %) disebabkan oleh gangguan saluran penafasan. Untuk UPT
Di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo pada periode 2017 ditemukan 2 kasus
yang tersebar di satu desa yaitu Desa Halangan ratu 2 kasus, sebagaimana
tampak dalam grafik 3.6 dibawah ini :

Grafik 3.6

16
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Distribusi Penemuan Kasus Pnemonia Balita di wilayah kerja


PuskesmasKalirejo tahun 2017
12

3 3

1 1 1 2 1 1
54% 12%
0 2% 3% 00% 4% 00% 3% 3% 5% 4%

Sumber : Sie P2M

3. Malaria
Malaria secara epidemiologi merupakan penyakit menular yang local
spesifik, dan endemis di daerah rawa-rawa, genangan air payau di tepi rawa-
rawa dan tambak ikan yang tidak terurus. Malaria merupakan salah satu
penyakit menular yang mematikan. Setidaknya 270 juta penduduk dunia
menderita malaria, WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang 1 hingga 2
juta penduduk dunia meninggal karena penyakit yang disebarkan oleh
nyamuk Anopheles. Di Indonesia rata-rata kasus malaria klinis sebesar 15
juta per tahun dan mengancam penduduk di daerah endemis.
Annual Parasite Incidence (API) atau angka parasit malaria per 1.000
penduduk merupakan angka kesakitan yaitu jumlah penderita positif malaria
pada wilayah dibandingkan dengan jumlah penduduk beresiko terkena
malaria pada wilayah tersebut.
Di Puskesmas Kalirejo Sejak tahun 2016 hingga 2017 tidak ditemukan kasus
malaria.Hal ini dimungkinkan karena Puskesmas Kalirejo bukan daerah
endemic malaria .

4. HIV/ AIDS

17
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Penyakit HIV/AIDS terjadi karena virus Human Immunodeficiency Virus yang


menyerang system kekebalan tubuh Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh
penderita melalui proses seksual,trasfusi darah,penggunaan jarum suntik secara
bergantian dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta
dan kegiatan menyusui.
Untuk penyakit HIV / AIDS dan penyakit menular seksual di wilayah UPT
Puskesmas Kalirejo sejak tiga tahun terakhir (2016-2017 )tidak ditemukan
kasusnya.

5. Kusta
Penyakit Kusta merupakan penyakit serius yang harus ditangani. Penderita dapat
meninggal dunia atau sembuh dengan cacat permanen akibat yang
ditimbulkannya,karena kustamenyerang susunan saraf pusat .Penyakit ini juga
dapat menimbulkan gangguan pada kulit,mati rasa,dan kelumpuhan pada tangan
dan kaki.Selain itu Kusta dapat menyerang system pernafasan,mata,membrane
selaput lender. Kusta dapat menular melalui kontak kulit dengan
penderita.Terdapat dua tipe penderita kusta,yaitu type PB ( Pausi Bassiler) dan
type MB(Multi Basiler)
Wilayah kerja UPT Puskesmas Kalirejo kecamatan Negeri Katon dalam rentang
waktu 3 tahun (2016-2017)tidak ditemukan kasus kusta.

6. Demam Berdarah Dengue ( DBD)

Hingga saat ini pemberantasan penyakit DBD belum bisa dilaksanakan sampai
tuntas. Hal ini berkaitan dengan perilaku dan cara pencegahan yang ada di
masyarakat belum berjalan secara maksimal, artinya pemberdayaan masyarakat
dengan koordinasi lintas sektor terkait dalam mengantisipasi penyakit DBD
belum maksimal.
Mewabahnya DBD terkait erat dengan meledaknya populasi nyamuk saat
banyak turun hujan.Aedes Aigypty biasanya hanya bertelur di bak bak mandi
namun ketika musim hujan,tempat bersarang mereka bisa berpindah ke tempat
tempatsaluran (got) yang airnya telah berganti akibat siraman hujan atau
cekungan yang menampung air bersih.
18
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo sangat fluktuatif , pada tahun
2015 terdapat 15 kasus di tahun 2016 meningkat menjadi 42 kasus pada tahun
2017 turun menjadi27 kasus, seagaimana disajikan dalam grafik berikut:
grafik .3.7
Pola penyakit DBD di Puskesmas Kalirejo tahun 2015 s / d 2017

42

27

2016
2017

Sumber: P2M

Distribusi kasus demam berdarah dengue berdasarkan wilayah kerja


Puskesmas Kalirejo tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Grafik.3.8
Distribusi Penemuan Kasus dan Meninggal akibat DBD
di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo Tahun 2017
16 15
JML KASUS
14
MENINGGAL
12
10
8
6 5
4 4
4
2 1 1 1 1
0 0 0 00 00 00 00 00 0 00
0

Sumber: P2M

19
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Tampak dalam grafik bahwa kasus DBD terbanyak berada di desa Purworejo
yaitu 5 kasus,diikuti Kalirejo 4 kasus dan Kagungan Ratu 4 kasus.Kematian
akibat DBD ada 1 kasus di desa Purworejo.

Kasus Diare
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3
kali sehari dengan konsisteni encer dapat disertai lender / darah maupui prose n
tidak.sebagai akibat dari inflamasi pada lambung atau usus.
Angka kesakitan Diare di wilayah UPT Puskesmas Kalirejo terjadi peningkatan
pada setiap tahunnya seperti tampak pada table berikut;
Tabel 3.3
Pola Pemuan Kasus Diare di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017
TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2017
< 5 th > 5th <5 th > 5th <5 th > 5th
362 285 595 397 596 403
Sumber : P2 Diare
Dari tabel di atas dapat dilihat adanya kecenderungan terjadi peningkatan pada
tahun 2016 ditemukan 647 kasus, 992 kasus ditemukan pada tahun 2017 dan
pada tahun tahun 2017 ditemukan 999 kasus ,semua kasus dapat ditangani
100% . Upaya yang dilakukan adalah mengobati penderita , penyuluhan
tentang penanganan limbah rumah tangga, penyuluhan dan pembinaan PHBS (
pola hidup bersih dan sehat ).
Jika dilihat jumlah kasus diare berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Kalirejo
tahun 2017seperti tampak dalam grafik sebagai berikut :
Grafik 3.9
Distribusi kasus diare diwilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017

999

118 83
94 80 73 94 92 90 96 90 89

20
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

C . PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI ( PD3I )

1. Penyakit Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus ‘ paramiksovirus ‘ yang
ditandai dengan demam.ruam pada kulit,konjungtivitis,bisa disertai batuk.
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah
dengan Imunisasi dan kebanyakan menyerang anak terutama balita dengan
system kekebalan tubuh yang rendah.Campak juga dapat menyerang remaja dan
dewasa muda yang belum mendapat imunisasi kedua. Penularan campak terjadi
melalui percikan ludah dari hidung,mulut maupun tenggorokan
penderita.Dalam kurun waktu 2016-2017 tidak ditemukan kasus campak
diwilayah kerja Puskesmas Kalirejo, namun tahun 2017 ditemukan 3 kasus
campak di desa Purworejo.

2.Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus pada bayi lahir dngan tanda klinik
yang khas ,setelah 2 hari pertama bayi hidup,menangis,dan menyusui secara
normal,pad hari ke tiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai
dengan kesulitan membuka mulutdan menetek,dan risusul dengan kejang
kejang.( WHO,1989 ).Penyebab Tetanus Neonatorum adalah Clostridium Tetani
yang merupakan kuman gram positif,anaerob,bentuk batang dan ramping.Kuman
tersebut sering terdapat di tanah ,saluran pencernaan hewan dan manusia.
Pada rentang waktu 3 tahun ( 2013 – 2017) ,di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo
tidak diketemukan kasus Tetanus Neonatorum. Hal ini dikarenakan masyarakat
menyadari pentingnya imunisasi pada bumil dan bayi.

4 .Polio dan Accute Flacid Paralysis (AFP)


Tidak ditemukan kasus Polio maupun AFP pada periode Tahun 2013 – 2017 di
wilayah UPT Puskesmas Kalirejo.

D . PENYAKIT TIDAK MENULAR.

21
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Penyakit Tidak Menular adalah program pelayanan kesehatan yang menangani


masalah penyakit yang disebabkan oleh penyakit non infeksi, seperti diabetes
mellitus, hipertensi, jantung dll. Kunjungan Kasus Baru Penyakit Tidak
Menular di Puskesmas Kalirejo tahun 2017 tercatat Hipertensi 54 orang ,
Diabetes melitus 17 orang, Asma 15 orang.

Untuk meningkatkan cakupan dan memudahkan pelayanan kepada masyarakat ,


maka dilaksanakan kegiatan di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) antara lain :
Penjaringan dan deteksi dini terhadap masyarakat dengan faktor resiko penyakit
tidak menular.Pembinaan dan rujukan terhadap indivdu dengan PTM
Adapun Cakupan kegiatan Posbindu tampak dalam tabel 3.4sebagai berikut:

Tabel 3.4
Cakupan Kegiatan Posbindu

No Desa Kepesertaan Aktif Faktor Resiko


1 Purworejo 21 orang 3 Diabetes Melitus, 11 obesitas

2 Kalirejo 20 orang 3 Hipertensi, 4 obesitas.

3 Kagungan ratu 11 orang 1 hipertensi

4 Tanjung rejo 22 orang 1 Hipertensi, 7 obesitas

5 Karang rejo 17 orang 2 Hipertensi, 1 Diabetes Melitus

Selain kegiatan di Posbindu diadakan juga kegiatan di Puskesmas


diantaranya:Senam Prolanisdan Deteksi dini Kanker Servix (IVA).
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat menekan angka penyakit
tidak menular dan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

3.4 STATUS GIZI

A. BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)


BBLR (Berat Badan Bayi Rendah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram
yang ditimbang saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.Berat
badan lahir rendah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
dimasa yang akan datang,Pertumbuhan dan pematangan organ tubuh PADA
BBLR belum sempurna ,akibatya sering mengalami komplikasi yang berakhir
dengan kematian.
22
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

BBLR di Puskesmas Kalirejo tahun 2017 ditemukan 12 kasus dngan disribusi


seperti tampak dalam grafik dibawah ini:
Grafik 3.10
Distribusi Kasus BBLR berdasarkan Wilayah kerja Puskesmas Kalirejo
tahun 2017
12

3
2 2
0 0 0 0 0 0
0

Sumber :Program Gizi


Menurut persebarannya ,jumlah kasus BBLRterbanyak berada di desa
Karangrejo (5 kasus),dikiuti oleh desa Pejambaon (3 kasus), desa Kalirejo (2
kasus) dan desa Purworejo ( 2 kasus ).

B. STATUS GIZI BALITA


Masa balita merupakan masa dimana pertumbuhan badan yang cukup pesat
sehingga memerlukan zat zat gizi yang tinggi disetiap kilogram berat
badannya.Dalam keadaan seperti ini balita justru sering mengalamikekurangan
gizi sehingga anak balita merupakan kelompok umur yang rentan menderita
kekurangan gizi.
Pemberian Vitamin dilakukan 2 kali dlam setahun yaitu pada bulan Februari
dan Agustus Cakupan pemberian Kapsul Vitamin A 2 X Per tahun pada Balita
mencapai 100% (5123 balita),sebagaimana tertera dalam grafik 3.11 :
Grafik.3.11
Cakupan pemberian Vitamin A 2X Pertahun Pada Balita

23
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

CAKUPAN

95,7 96,8
92,3 92 93,4
89,3 88,3 89,8
85,6 84,5 86 84,5

Tampak dalam Grafik diatas bahwa ada beberapa desa dengan cakupan balita
mendapat kapsul vitamin A 2x per tahun belum mencapai target SPM ( 90 %)
yaitu desa Purworejo,Pujorahayu,Negeri Katon,Halangan Ratu dan Pejambon.

Cakupan Balita yang ditimbang berat badannya di Posyandu tahun 2017 seperti
tampak dalam grafik 3.12 berikut :
Grafik 3.12
Jumlah Balita ditimbang,BGM dan Gizi Buruk
di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun2017

24
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

4000

2000

0
Jlh Balita
Balita ditimbang
BGM
GIZI BURUK

Jlh Balita Balita ditimbang BGM GIZI BURUK


Series1 3904 3725 11 0

Dari seluruh balita yang ditimbang tidak ditemukan kasus balita gizi buruk
,namun ditemukan 11 Balita dengan BGM; desa Kalirejo1 kasus , Karang rejo 2
kasus , Negeri Katon 2 kasus, Halangan Ratu1 kasus,Pejambon 4 kasus, dan
Negara Saka 1 kasus.
Untuk lebih jelasnya penemuan kasus balita dengan BGM di wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo dapat dilihat pada grafik.3.13. berikut ini;
Grafik 3.13
Distribusi Penemuan Balita BGM Puskesmas Kalirejo Tahun 2017

12 11

10
8
6
4
4
2 2
2 1 1 1
0 0 0 0 0
0

Sumber : Sie Gizi

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR

25
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

A. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

1). Cakupan Kunjungan Ibu Hamil ( K.1 dan K.4 )

Indikator keberhasilan pelayanan ANC dapat dipantau melalui pelayanan


kunjungan baru bumil ( K.1) dan pelayanan bumil sesuai standar minimal 4
kali ( K4). Cakupan pelayanan kunjungan baru (K1) maupun pelayanan bumil
standar ( K4) Puskesmas Kalirejo tahun 2017 dapat dilihat dalam Grafik
2.5 dibawah ini.
Grafik 4.1
Cakupan Kunjungan Bumil K-1 dan K-4 Perdesa
102.3 96.2
96.1 93.3 89.7 98.6 97.0 100.0 98.5 100.0 100.0 97.8

100.0 96.7 100.0 98.6 98.5 101.9 102.3 100.0 100.0 98.1 102.3 100.0

K1 K4

Cakupan kunjungan ibu hamil K1 terlihat masih ada 4 desa belum mencapai
target yang di tetapkan (100 %) dengan pencapaian terendah di Desa Negara
Saka sebesar 98,1 %, disusul desa PujoRahayu 98,5 %,Karangrejo 98,6 % dan
Kagungan Ratu 98,7 Namun ada 3 desa yang melampaui target pencapaian
sehingga secara keseluruhan Puskesmas Kalirejo sudah mencapai target
sebesar 100 %. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 seluruh desa sudah mencapai
target (95 %) ,kecuali 1 desa yang masih dibawah target yaitu desa Kagungan
ratu 93,33 % , sedangkan secara keseluruhan hasil cakupan Puskesmas telah
mencapai target sebesar 97,8 %.

2). Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat
dibedakan menjadi 2,yaitu tenaga professional (Dokter Spesialis kandungan,
Dokter , bidan ) danDukun bayi. Namun masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

26
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Kalirejo dalam pencarian pertolongan persalinan lebih memilih tenaga kesehatan


terutama bidan.Hal ini disebabkan karena beberapa factor diantaranya tenaga
kesehatan terutama bidan telah menyebar ke seluruh wilayah desa ,kerjasama
lintas sektoral dan adanya program jampersal.Cakupan rata-rata 100 % ,
sebagaimana terlihat pada grafik 4 .2 berikut
Grafik 4.2
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas Kalirejo tahun 2017

97.3 100 100


100 96.4 103.9 100 100 100 101.6 100 100 641
100
90 84
80 72
70 67
63 65
60 56 64
53
50
49
40
27 41
30
20
10
0

CAKUPAN PERSENTASE

Tampak dalam grafik diatas bahwa seluruh desa telah melampaui target yang
telah ditentukan ( SPM 90 % ) , bahkan ada dua desa yang mencapai lebih dari
100 % yaitu desa Negeri Katon dan desa Pejambon,sedangkan Cakupan Linnakes
Puskesmas Kalirejo sebesar 100 %. Hal ini menunjukkan tingkat kepedulian
pemerintah dengan menempatkan bidan di seluruh wilayah binaan Puskesmas
Kalirejo.

3).Pelayanan Ibu Nifas

Pelayanan kepada ibu nifas sesuai sandar minimal 3kali,kunjungan nifas pertama
pada 6 jam sampai 3 hari setelah perslinan,kunjungan nifas kedua yaitu pada hari
ke 4 - 28 setelah persalinan,dan kunjungan ketiga yaitu pada hari ke 29 sampai
27
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

hari ke 42 setelah persalinan.Cakupan yanifas diwilayah kerja Puskesmas


Kalirejo tahun 2017 disajikan bersamaan dengan cakupan Linnakes segagaimana
grafik berikut :

Grafik 4.3
Cakupan Linnakes dan Yannifas

97% 96% 100% 100% 100% 104% 100% 100% 102% 100% 100% 100%

97% 96% 100% 100% 100% 104% 100% 100% 102% 100% 100% 100%

Linnakes Yannifas

Cakupan Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonatus) sesuai standar (KN3)
Puskesmas Kalirejo Sama Persis sebagaimana cakupan Linnakes yaitu sebesar 100
%.

4).Cakupan Koplikasi Kebidanan /Deteksi Dini Bumil Resti


Komplikasi kebidananyaitu kesakitan pada ibu hamil,ibu bersalin,dan ibu nifas
yang dapat mengancam jiwa ibu dan tau bayi.Pelayanan yang dilakukan untuk
menangani komplikasi dilakukan pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan,antara
lain Poskesdes,Polindes,Puskesmas,Puskesmas PONED,RB,RSB,RSU ,dan RSU
PONEK.
Deteksi dini bumil resti adalah upaya untuk menurunkan kematian ibu secara
bermakna.Kegiatan ini digalakkan baik di pelayanan KIA maupun
dimasyarakat.Hasil deteksi dini bumil resti pada tahun 2017 ditemukan 10 % dari
total ibu hamil (64 Bumil Resti). Dari angka tersebut faktor resiko terbanyak
adalah < 20 Tahun dan > 35 Tahun.Adapun Cakupan Buresti yang ditemukan dan
ditangani di Puskesmas Kalirejo tahun 2017 tampak pada grafik 4.4 dibawah ini.

28
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Grafik 4.4 Cakupan Bumil Resti


64

11 10 10
7 6 4 6 4
1 2 3

5).Cakupan Kunjungan Neonatus KN.1 dan KN.3


Neonatus (bayi yang berusia 0-28 hari) merupakan golongan umur yang memiliki
resiko tinggi terhadap gangguan kesakitan dan kematian.Bahkan Neonatus ini
merupakan penyumbang yang cukup tinggi dalam kematian bayi.Indikator
pelayanan kesehatan neonatus tersebut dapat dilihat dari kunjungan neonatus
lengkap (KN 3) yaitu pelayanan kunjungan neonatus minimal tiga kali ;1 kali pada
usia 6-48 jam,1 kali pada 3-7 hari,dan 1 kali pada 8-28 hari.
Cakupan kunjungan Neonatus pertama ( KN-1 ) diseluruh desa mencapai target
yang telah di tetapkan (100 %) ,sebagaimana tampak dalam grafik dibawah ini.

Grafik 4.5 Cakupan Kunjungan Neonatus KN-1


100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber :sie Kesga


sedangkan cakupan kunjungan KN-3 diwilayah Puskesmas Kalirejo sebesar
99,8 % ,ada satu desa dengan cakupan dibawah target yaitu desa Purworejo 98,2
% . Untuk lebih jelasnya disajikandalam grafik berikut :

29
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Grafik 4.6 Cakupan Kunjungan Neonatus KN-3


100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 99.8

98.2

Sumber:Kesga

6).Cakupan Neonatus Resti/Komplikasi


Komplikasi Neonatal adalah neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan,kecacatan,dan kematian.Neonatus dengan komplikasi
seperti
asfiksia,ikterus,hipotermi,tetanusneonatorum,infeksi/sepsis,traumalahir,BBLR,si
ndrom gangguan pernafasan dan kelainan kongenital.
Cakupan Neonatus Resti yang ditemukan dan ditangani di wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo tahun 2017 menembus angka 91 ( 14 %) dari total lahir hidup,
dengan distribusi persebaranya tampak dalam grafik 4.7 dibawah ini ;
700
600
500
400
300
200
100
0
Pur Kara Pujo Neg. Tanj Peja Neg Neg. PUS
Kalir Kag. Hal.
wor ngre raha Kato ungr mbo aras U.Ja KES
ejo ratu Ratu
ejo jo yu n ejo n aka ya MAS
JUMLAH NEONATUS 70 27 56 68 61 53 84 65 65 48 41 638
Koplikasi neonatal 10 4 8 10 9 7 12 9 9 7 6 91
Ditangani 10 4 8 10 9 7 12 9 9 7 6 91

Sumber : sie KIA


B. Pelayanan Keluarga Berencana.

30
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Pesera KB yaitu pasangan usia suburyang menggunakan salah satucara atau alat
kontrasepsi.Peserta KB Aktif di wilayah UPT Puskesmas Kalirejo periode Tahun
2017mencapai 88 % ( target SPM 70% )
Cakupan peserta KB Aktif di wilayahUPT Puskesmas Kalirejo tahun 2017 dapat
dilihat pada grafik4.8sebagaiberikut :

Grafik.4.8
Peserta KB Aktif
Di Wilayah UPT Puskesmas Kalirejo Tahun 2017

4965

Jumlah Persentase

704
521 462 449 516 412 507 499 384 308
203
82% 83% 94% 75% 93% 90% 95% 89% 89% 88% 86% 88%

Sumber : KIA

Proporsi Penggunaan alat kontrasepsi di wilayah UPT Puskesmas Kalirejo tahun


2017 dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagaiberikut :

Tabel. 4.1
31
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi Puskesmas Kalirejo tahun 2017

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP
NO DESA

MOP/ MOW

IMPLANT

KONDOM

SUNTIK
IUD

PIL
%

%
1 Kalirejo 521 56 11% 1 0% 71 14% 11 2% 302 58% 80 15%

2 Kag. ratu 203 16 8% 0 0% 27 13% 8 4% 103 51% 49 24%

3 Purworejo 462 50 11% 0 0% 78 17% 7 2% 287 62% 40 9%

4 Karangrejo 449 39 9% 0 0% 56 12% 7 2% 288 64% 59 13%

5 Pujorahayu 516 38 7% 0 0% 68 13% 7 1% 348 67% 55 11%

6 Neg. Katon 412 27 7% 0 0% 50 12% 6 1% 288 70% 41 10%

7 Tanjungrejo 704 84 12% 0 0% 74 11% 10 1% 484 69% 52 7%

8 Hal. Ratu 507 34 7% 0 0% 58 11% 7 1% 357 70% 51 10%

9 Pejambon 499 49 10% 0 0% 62 12% 7 1% 343 69% 38 8%

10 Negarasaka 384 40 10% 0 0% 64 17% 6 2% 212 55% 62 16%

11 Neg. Ul. Jaya 308 26 8% 2 1% 55 18% 6 2% 183 59% 36 12%

PUSKESMAS 4965 459 9% 3 0% 663 13% 82 2% 3195 64% 563 11%

Sumber : sie.KIA

C. Pelayanan Imunisasi.
Bayi dan anak anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular
yang dapat mematikan seperti Difteri,Tetanus,Hepatitis B,radang selaput otak,
dll.Salah satu pencegahan yang terbaik agar kelompok beresiko tersebut
terlindungi adalah dengan iminisasi.Imunisasi ada dua yaitu aktif dan
pasif.Imunisasi aktif adalah pemberian kuman yang sudah dimatikan atau di
lemahkan dengan tujuan untuk merangsang tubuh agar memproduksi antibody
sendiri.
1). Pelayanan Imunisasi Dasar pada bayi.
Imunisasi dasar pada bayi antara lain BCG,DPT-HB 3 , Polio 4 , dan Campak.
Cakupan Imunisasi dasar pada bayi di wilayah UPT Puskesmas Kalirejo
pada Tahun 2017 seperti tampak dalam grafik dibawah ini;
Grafik 4.9
Cakupan Imunisasi Dasar pada bayi

32
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017

568 549 549 534

93.0 93.9 93.9 91.3

JML % JML % JML % JML %


BCG DPT/HB3 Polio 4 Campak

Sumber:Program Imunisasi

Distribusi Cakupan Imunisasi dasar pada bayi berdasarkan wilayah kerja UPT
Puskesmas Kalirejo tahun 2017dapat dilihat lebih jelas pada grafik 4.10dibawah
ini :
Grafik.4.10
Distribusi Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar pada bayi berdasarkan wilayah
kerja UPT Puskesmas Kalirejo tahun 2017

140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Kali Kag. Pur Krg. P.ra Neg Tanj Hal. Peja Neg N.U. P
rejo Rat wor rejo hay . .rej Rat mb .sak Jaya K
u ejo u Ktn o u on a M
BCG 87% 96% 98% 109% 85% 90% 96% 68% 103% 77% 120% 93%
DPT/HB3 97% 120% 87% 103% 84% 75% 102% 81% 85% 116% 97% 94%
Polio 4 97% 120% 87% 103% 84% 75% 102% 81% 85% 116% 97% 94%
Campak 99% 93% 101% 82% 96% 96% 103% 67% 73% 100% 99% 91%

Sumber:Program Imunisasi
2). Imunisasi pada Ibu Hamil
Penyakit Tetanus pada ibu hamil maupun pada bayi disebabkan oleh toxin yang
diproduksi oleh bakteri Clostridium Tetani.Penyakit ini dapat dicegah dengan
33
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

pemberian Imunisasi TT pada ibu hamil yang diberikan minimal 2 kali saat
kehamilan (dimulai saat hamil atau sebelum hamil).Pemberian TT pada ibu
hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu
Grafik dibawah ini adalah cakupan imunisasi TT2+ pada Bumil di wilayah Puskesmas
Kalirejo pada Tahun 2017
Grafik.4.11Cakupan Pelayanan T.T 2+ Bumil.Puskesmas Kalirejo tahun2017
TT 2+ Jml TT 2+ %
84%
56% 83% 28% 71%
150% 101% 155% 102% 85% 49%
17%

567
43 71 102 73 19 47
87 55 44 21
5

Sumber:Program Imunisasi

Dari grafik diatas tampak bahwa desa dengan cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil
tertinggi berada didesa Pujorahayu (155%) dan Purworejo (150%) ,sedangkan cakupan
terendah berada didesa kagungan ratu sebesar 17% dan Negeri Ulangan Jaya
(49%),Namun cakupan untuk tingkat Puskesmas sebesar 84 % . Hal ini sangat
dimungkinkan karena Imunisasi TT dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
Posyandu Balita ,sedangkan mobilisasi penduduk yang tinggi sehingga mendapatkan
imunisasi dan tercatat didesa lain.

4.2 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

Upaya pemberantasan penyakit menular di Puskesmas Kalirejolebih ditekankan


padapenyelidikan epidemiologi (surveilent epidemiologi),yakni penemuan
penderita secara dini yang kemudian ditindaklanjuti dengan penanganan secara
cepat dan tepat.
1).Penngendalian Penyakit TB.Paru

34
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Penyakit Tuberkulosis ( TB ) merupakan penyakit menular langsung yang


disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini sangat kuat
sehinngga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. TB biasanya
menyerang organ paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lain,
seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan lain-lain.
Penanggulangan TB Paru di Puskesmas dilaksanakan dengan strategi
Directy Observed TreatmentShort Cousrse( DOTS).sesuai dengan
rekomendasi WHO yang terdiri atas 5 komponen yaitu : Komitmen
Politis,Diagnosis TB Paru dengan mikroskopis, PMO, Kesinambungan
ketersedian OAT dan pencatatan pelaporan yang baik dan benar.
Indikator Pengendalian TB Paru adalah CDR dan SR.
CDR (Case Detection Rate) adalah persetase jumlah pasien baru TB Paru
BTA positif yang ditemukan dan diobati dibandingkan jumlah pasien baru
TB Paru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.CDR
untuk Puskesmas Kalirejo tahun 2017 sebesar 10 % (belum mencapai target
yang telah ditentukan yaitu sebesar 80%).
Angka penemuan kasus baru TB ParuBTA positif di Puskesmas Kalirejo
tahun 2017 tercatat 5 kasus dengan persebarannya seperti tampak dalam
grafik berikut.
Grafik4.12 Distribusi penemuan kasus baru TB Paru BTA positif
wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017
60 52
SUSPEC BTA (+)
50
40
30
20
10 8
7 5 6 5
10 3 20 3 4 2 2 20 20
0 0 0 1 0 0
0

Sumber :P2TB
Pada dasarnya masih banyak penderita TB Paru yang belum terjaring, hal
ini dikarenakan secara program metode yang digunakan adalah Passive
promotive case Finding (Penemuan penderita secara pasif dengan promosi
35
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

yang aktif), rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit


TBC, lingkungan yang kurang bersih, dan rendahnya kesadaran masyarakat
untuk memeriksa diri ke sarana kesehatan jika memiliki gejala gejala mirip
TBC.Success Rate ( Angka Keberhasilan pengobatan ) kasus TB Paru di
wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017 sebesar 100 % .
Keberhasilan pengobatan TB Paru ditentukan oleh kepaturan dan
keteraturan dalam berobat,pemeriksaan fisik dan mikroskopis.Upaya
pengendalian yang dilakukan oleh Puskesmas Kalirejo antara
lain:peningkatan mutu pelayanan,penggunaan obat yang rasional,paduan
obat yang sesuai dengan strategi DOTS , kerjasama lintas program dalam
penemuan kasus di masyarakat , meningkatkan menejemen kasus P2TB,
dan penerapan PAL.

2).Pengendalian Penyakit ISPA/ Pnemonia


ISPA merupakan penyakit regular yang sering ditemukan dalam pelayanan rawat
jalan dan pelayanan Puskesmas Keliling. Di wilayah UPT Puskesmas Kalirejo.
Selama ini ISPA selalu mendominasi dalam 10 besar penyakit demikian juga
pada periode tahun 2017 namun penemuan kasus Pnemonia masih rendah (2
kasus) sebagaimana grafik 4.13 dibawah ini .
Grafik.4.13Distribusi Penemuan Kasus ISPA/ Pnemonia berdasarkan wlayah kerja
Puskesmas Kalirejo
11

Series1 Series2

3
2
54%0 1 1 1 1 1 1
2% 3% 00% 4% 00% 3% 3% 12% 5% 4%

Sumber :P2 ISPA


Upaya dalam menekan angka kematian akibat pneumonia diantaranya melalui
penemuan kasus pneumonia balita sedini mungkin,penatalaksanaan kasus dan
rujukan.Adanya keterpaduan lintas program melalui MTBS,ketersediaan alat dan
obat,optimalisasi kinerja,menyebarluaskan informasi kepada petugas intern

36
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

puskesmas mengenai bagan tatalaksana ISPA,juga memberikan pendidikan


kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga mererka
mengenal dan dapat membedakan tentang pneumonia ringan yang cukup diberi
obat suportif dirumah,pneumonia sedang dan pneumonia berat yang harus segera
dirujuk ke petugas kesehatan.

3).Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ).


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)merupakan salah satu penyakit yang
perjalananya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat.Penyakit ini merupakan penyakit yang sering menimbulkan kejadian luar
biasa (KLB)
Mewabahnya DBD terkait erat dengan meledaknya populasi nyamuk saat banyak
turun hujan .Aedes Aigypty biasanya hanya bertelur di bak bak mandi , namun
ketika musim hujan ,tempat bersarang mereka bisa berpindah ke tempat
tempatsaluran (got) yang airnya telah berganti akibat siraman hujan atau
cekungan yang menampung air bersih.Hingga saat ini pemberantasan penyakit
DBD belum bisa dilaksanakan sampai tuntas. Hal ini berkaitan dengan perilaku
dan cara pencegahan yang ada di masyarakat belum berjalan secara maksimal,
artinya pemberdayaan masyarakat dengan koordinasi lintas sektor terkait dalam
mengantisipasi penyakit DBD belum maksimal.
Upaya pemberantasan DBD yang telah dilakukan oleh Puskesmas Kalirejo tahun
2017 antara lain: pemberantasan vektor dengan melakukan fogging
fokus,penyuluhan tentang DBD,abatesasi,pemeriksaan jentik berkala dan
kegiatan surveilens vektor. Menggerakkan peran serta masyarakat guna
mencegah DBD dengan metode Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui
3M Plus(menguras,menutup dan mengubur) plus menabur larvasida,penyeberan
ikan pada tempat penampungan air.
Kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017 sebanyak 42 kasus
( 42 kasus dapat ditangani).
Adapun distribusi kasus demam berdarah dengue berdasarkan wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Grafik.4.14
Distribusi Penemuan Kasus dan Meninggal akibat DBD
di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo Tahun 2017
37
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

16 15
JML KASUS
14
MENINGGAL
12
10
8
6 5
4 4
4
2 1 1 1 1
0 0 0 00 00 00 00 00 0 00
0

Sumber: P2M

Tampak dalam grafik bahwa kasus DBD terbanyak berada di desa Purworejo
yaitu 5 kasus,diikuti Kalirejo 4 kasus dan Kagungan Ratu 4 kasus.Kematian
akibat DBD ada 1 kasus di desa Purworejo.

4)..Pengendalian Penyakit Diare


Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3
kali sehari dengan konsisteni encer dapat disertai lender / darah maupui prose n
tidak.sebagai akibat dari inflamasi pada lambung atau usus.
Angka kesakitan Diare di wilayah UPT Puskesmas Kalirejo tahun 2017
ditemukan 999 kasusdan semua kasus dapat ditangani 100% . Upaya yang
dilakukan adalah mengobati penderita , penyuluhan tentang penanganan limbah
rumah tangga, penyuluhan dan pembinaan PHBS .
Jika dilihat jumlah kasus diare berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Kalirejo
tahun 2017 seperti tampak dalam grafik 4.15 berikut ini :

Grafik 4.15
Distribusi kasus diare diwilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017

38
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Pujor PUSK
Kalire Kag. Purw Karan Neg.K Tanj.r Hal. Peja Neg.s Neg.u
ahay ESMA
jo ratu orejo grejo aton ejo Ratu mbon aka .Jaya
u S
< 5 Th 67 45 57 44 50 55 53 55 58 61 51 596
> 5 Th 51 38 37 36 23 39 39 35 38 29 38 403

Sumber : P2 Diare

5). Malaria
Malaria secara epidemiologi merupakan penyakit menular yang local
spesifik, dan endemis di daerah rawa-rawa, genangan air payau di tepi rawa-
rawa dan tambak ikan yang tidak terurus. Malaria merupakan salah satu
penyakit menular yang mematikan. Setidaknya 270 juta penduduk dunia
menderita malaria, WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang 1 hingga 2
juta penduduk dunia meninggal karena penyakit yang disebarkan oleh
nyamuk Anopheles. Di Indonesia rata-rata kasus malaria klinis sebesar 15
juta per tahun dan mengancam penduduk di daerah endemis.
Annual Parasite Incidence (API) atau angka parasit malaria per 1.000
penduduk merupakan angka kesakitan yaitu jumlah penderita positif malaria
pada wilayah dibandingkan dengan jumlah penduduk beresiko terkena
malaria pada wilayah tersebut.
Di Puskesmas Kalirejo Sejak tahun 2016 hingga 2017 tidak ditemukan kasus
malaria.Hal ini dimungkinkan karena Puskesmas Kalirejo bukan daerah
endemic malaria .

6). HIV/ AIDS

39
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Penyakit HIV/AIDS terjadi karena virus Human Immunodeficiency Virus yang


menyerang system kekebalan tubuh Penyakit ini ditularkan melalui cairan
tubuh penderita melalui proses seksual,trasfusi darah,penggunaan jarum suntik
secara bergantian dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui
plasenta dan kegiatan menyusui.
Untuk penyakit HIV / AIDS dan penyakit menular seksual di wilayah UPT
Puskesmas Kalirejo sejak tiga tahun terakhir (2016 -2017 )tidak ditemukan
kasus HIV/AIDS .

7). Kusta
Penyakit Kusta merupakan penyakit serius yang harus ditangani. Penderita
dapat meninggal dunia atau sembuh dengan cacat permanen akibat yang
ditimbulkannya,karena kustamenyerang susunan saraf pusat .Penyakit ini juga
dapat menimbulkan gangguan pada kulit,mati rasa,dan kelumpuhan pada
tangan dan kaki.Selain itu Kusta dapat menyerang system
pernafasan,mata,membrane selaput lender. Kusta dapat menular melalui kontak
kulit dengan penderita. Terdapat dua tipe penderita kusta,yaitu type PB ( Pausi
Bassiler) dan type MB(Multi Basiler)
Wilayah kerja UPT Puskesmas Kalirejo kecamatan Negeri Katon dalam rentang
waktu 3 tahun (2016 -2017)tidak ditemukan kasus kusta.

8). Pengendalian Penyakit AFP ( Akut Flaccid Paralysis )


Salah satu upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio dilakukan
melalui gerakan Imunisasi Polio.Upaya ini juga kemudian ditindaklanjuti
dengan kegiatan surveilens epidemiologi secara aktif terhadap kasus AFP.
khususnya kelompok umur <15 tahundalam kurun waktu tertentu
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilens ,akan
dilakukan pemeriksaan specimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus
Polio liar yang menyerang masyarakat.. Dalam kurun waktu 3 tahun ( 2016-
2017) tidak ditemukan kasus Polio maupun AFP di wilayah UPT Puskesmas
Kalirejo.

9). Surveilens Vektor


40
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Penyakit menular bersumber binatangyang ditemukan di Puskesmas Kalirejo


adalah kasus demam berdarah dengue ( DBD).Upaya penberantasan yang
dilakukan meliputi tiga hal yaitu :peningkatan kegiatan surveilens, diagnosis
dan pengobatan dini,dan peningkatan pemberantasan vektorpenular penyakit
DBD.

4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani masala gizi yang
dihadapi masyarakat.Berdasarkan hasil pemantauan yang telah dilakukan
,masalah gizi yang sering ditemukan di masyarakat adalah kekurangan vitamin A
dan anemia gizi besi.

1). Anemia Gizi Besi


Anemia gizi besi adalah kekurangan kadar zat besi (Fe) dalam darah yang
dibutuhkan dalam pembentukan Haemoglobin (Hb).
Kekurangan zat besi pada ibu hamil merupakan masalah yang masih sering
muncul di Puskesmas Kalirejo, namun pada Tahun 2017 tidak ditemukan kasus
Ibu hamil yang memiliki Hb < 10 gr %.
Cakupan pemberian Fe 1 (30 tablet) pada tahun 2017 mencapai 100 %,
sementara cakupan Fe3(90 tablet) sebesar 97,8 % . (567 Ibu Hamil) ,sepeti
tampak pada grafik dibawah ini;
Grafik 4.16
Persentase cakupan Pemberian Fe1 dan Fe 2 pada Ibu Hamil berdasarkan
wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017
100%
100%
100%
99%
99%
99%
99%
99%
98%
Nege
Kagu Purw Kara Pujo Tanj Hala Peja Nega Nege Pusk
Kalir ri
ngan orej ng Raha ung ngan mbo ra ri Ul esm
ejo Kato
Ratu o Rejo yu Rejo Ratu n Saka Jaya as
n
Fe 2 96% 93% 90% 99% 97% 100% 102% 99% 100% 96% 100% 98%
Fe 1 100.0 96.7 100.0 98.6 98.5 101.9 102.3 100.0 100.0 98.1 102.3 100.0

41
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Untuk pemberian Fe 1 berada di desa Kagungan ratu ( 96,7%) dan pemberian F3


terendah berada di desa Purworejo.Hal ini disebabkan masih ada ibu hamil yang
tidak memeriksakan kehamilannyake Petugas kesehatan setempat sehingga tidak
mendapatkan tablet Fe. Dan bagi ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
ke petugas dan mendapat Tablet Fe ada yang tidak secara penuh mengkonsumsi
90 tablet Fe yang diberikan, karena beberapa faktor antara lain : mual setelah
konsumsi, BAB menjadi keras.

2. Pemberian Kapsul Vitamin A


Dikarenakan pola makan masyarakat yang belum mengikuti prinsip beraneka
ragam makanan, sehingga jumlah Vitamin A yang diperoleh dari sumber bahan
makanan tidak mencukupi daripada kebutuhan yang diperlukan. Untuk
mencegah Kekurangan Vitamin A, maka perlu diberikan kapsul Vitamin A
100.000 SI kepada bayi 6-12 bulan, Vitamin A 200.000 SI untuk Anak Balita 1-
5 Tahun dan bufas diberikan vitamin A 200.000 SI dengan tujuan untuk menjaga
kesehatan mata dan mencegah kebutaan ,serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam kurun waktu tiga tahun ( 2016 - 2017) tidak ditemukan adanya kasus
kekurangan Vit.A di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo.
Cakupan pemberian Kapsul Vitamin A 2 X Per tahun pada bayi dan Balita
mencapai 89,8 % (5123 balita),sebagaimana tertera dalam grafik 4.17 :
Grafik.4.17
Cakupan pemberian Vitamin A 2X Pertahun Pada Balita
CAKUPAN

95,7 96,8
92,3 92 93,4
89,3 88,3 89,8
85,6 84,5 86 84,5

Grafik 4.17 diatas dapat diketahui ada beberapa desa dengan cakupan balita
mendapat kapsul vitamin A 2x per tahun belum mencapai target SPM ( 90 %)
yaitu desa Purworejo,Pujorahayu,Negeri Katon,Halangan Ratu dan Pejambon.
3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
42
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Masyarakat belum terbiasa dalam memberikan ASI tunggal pada bayi lahir
hingga usia 6 bulan, karena masih melekatnya kebiasaan orang tua dalam
memberikan makanan lain selain ASI seperti pisang dan makanan formula
lainnya. Mereka mengganggap ASI saja belum cukup untuk memenuhi
kebutuhannya serta dengan memberikan makanan pada bisa menguatkan otot dan
stamina bayi. Sehingga Kebiasaan untuk memberikan ASI exlusif masih dibawah
target standar SPM walaupun terjadi peningkatan setiap tahunnya Tahun 2017
terdapat 572Kelahiran hidup dan 236bayi (41,3 %) telah mendapatkan ASI Exlusif 6
bulan.dan pada tahun 2017 terdapat 611Kelahiran hidup dan 405bayi ( 66 %)
telah mendapatkan ASI Exlusif 6 bulan.
Distribusi Pemberian ASI Eksklusif berdaarkan wilayah kerja Puskesmas
Kalirejo tahun 2017 tampak dalam grafik 4.18 dibawah ini

70000%
60000% Grafik 4.18
Cakupan ASI Eksklusif
50000%
40000%
30000%
20000%
10000%
0%
Puj Neg PUS
Pur Kar Tanj Hal. Peja Neg Neg
Kali Kag. ora eri KES
wor ang ung Rat mb aras .u.
rejo ratu hay Kat MA
ejo rejo rejo u on aka Jaya
u on S
Cakupan 63% 93% 66% 66% 28% 84% 33% 79% 88% 83% 87% 66%
Bayi 70 27 53 64 60 49 80 62 60 47 39 611

Tampak dalam grafik diatas bahwa cakupan ASI Eksklusif tertinggi berada di
desa Kagungan ratu (93 %).dan cakupan terendah didesa Pujorahayu (28%).

4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu


Keterbatasan tingkat pendidikan dan factor social ekonomi masyarakat yang
menyebabkan peran serta masyarakat menjadi kurang. Disamping kurangnya
pengetahuan tentang arti kesehatan dalam keluarga juga keluarga disibukan
dengan rutinitas mencari nafkah baik sebagai buruh ataupun berkebun/bertani.

43
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Peran serta Lintas Sektoral di Wilayah UPT Puskesmas Kalirejosudah berjalan


cukup baik,tetapi belum maksimal. Hal ini dikarenakan letak geografi wilayah
yang tidak memungkinkan melakukan pertemuan secara rutin dengan para tokoh
dan aparat setempat, sehingga banyak informasi yang tidak dapat disampaikan
secara maksimal.
Salah satu Indikator pemantauan pertumbuhan balita adalah dengan melihat
partisipasi masyarakat terhadap balita yang datang ditimbang berat badannya
(D/S)disarana kesehatan termasuk di Posyandu.Dari jumlah balita yang dimbang
tersebut akan diketahui pada kartu menju sehat (KMS) berapa jumlah balita yang
Naik berat badannya (N/D) dan berapa jumlah balita yang berada dibawah garis
merah (BGM)
Cakupan balita ditimbang (D/S) diwilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017
sebesar 95 % ( 3725 balita ),dan balita BGM sebanyak 8 balita ( 0,2 % ).
Berikut adalah gambaran balita ditimbanga dan balita BGM,berdasarkan wilayah
kerja Puskesmas Kalirejo tahun 2017;
Grafik 4.19
Persentase Cakupan balita ditimbang dan balita BGM
di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo tahun2017
D/S BGM

1.1

0.7

0.2 0.3 0.2

-
-
95% 95% 95% 95% 95%
95% -95% -
95% 96% 96% 95% 96%

Sumber :sie Gizi

Dari grafik 4.19 diatas terlihat bahwa partisipasi masyarakat dalam membawa
anaknya ke Posyandu sudah cukup menggembirakan yaitu rata rata 95% (diatas
target SPM 90% ), diantara balita yang ditimbang tersebut masih ditemukan balita
dengan berat badan dibawah garis merah(BGM) sebanyak 8 balita (0,2 %) yang
44
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

menyebar di 4 desa,yaitu Pejambon 4 balita( 01,1 % ),Negeri Katon 2 balita( 0,7


%), Kalirejo 1 balita(0,2 %) ,dan Karangrejo sebanyak 1 balita(0,3 %).Untuk itu
kegiatan promotif terus dilaksanakan guna meningkatkan cakupan baik melalui
klinik Gizi,pelayanan 7 meja di posyandu serta menggalakkan keluarga sadar gizi.
Materi pokok penyuluhan adalah perubahan perilaku masyarakat.

5. Penjaringan Kesehatan Siswa SD danSetingkat.

Penjaringan (pelayanan ) siswa SD dan setingkat meliputi pemeriksaan kesehatan


umum,kesehatan gigi dan mulutmelalui penjarirangan kesehatan terhadap murid
kelas satu SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bersama guru UKS dan dokter kecil yang sudah terlatih.
Upaya kesehatan sekolah merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan deteksi dini masalah kesehatan pada siswa sekolah.
a. Tabel 4.2 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan siswa SD oleh Nakes

SISWA SD/MI DIPERIKSA NAKES

NO DESA
TARGET ( % ) CAKUPAN (%) KESENJANGAN
(%)

1 Kalirejo 100 36,5 63,5


2 Kagungan ratu 100 17 82,8
3 Purworejo 100 41 58,9
4 Karangrejo 100 21 78,8
5 Pujorahayu 100 12 88,3
6 Negeri Katon 100 44 56
7 Tanjungrejo 100 11 89,1
8 Halangan Ratu 100 12 87,6
9 Pejambon 100 26 74,4
10 Negarasaka 100 32 68,4
11 Negeri Ulangan Jaya 100 34 65,9

PUSKESMAS 100 36 73,97

Tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
SD /MI oleh tenaga kesehatan ( Nakes ) dan tenaga terlatih seluruh SD/MI
sederajat masih jauh dibawah target yang ditetapkan ( 100 %). dimana cakupan
untuk tingkat Puskesmas sebesar 36 % atau terjadi kesenjangan sebesar 73,97 %
.Kegiatan program kesehatan Gigi dan Mulut di wilayah UPT Puskesmas Kalirejo

45
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

meliputi kegiatan dalam dan di luar gedung..Kegiatan UKGS dan UKGMD belum
dapat dilaksanakan secara maksimal dan kontinue. Hal ini disebabkan karena SDM
kesehatannya / perawat gigi yang ada 2 orang ,akan tetapi 1 orang masih baru dan
belum memahami peta wilayah kerja ,sehingga apabila melaksanakan kunjungan
ke sekolah atau desa maka pelayanan dalam gedung akan tergannggu . Oleh sebab
itu. kegiatan UKGMD hanya dlaksanakan melalui kegiatan integrasi
program.Adapun cakupan pelayanan kesgilut bisa dilihat pada grafik 4.20 dibawah
ini.
Grafik 4.20
Cakupan Pelayanan Kesgilut Puskesmas Kalirejo tahun 2017

7000
6000
5000
Axis Title

4000
3000
2000
1000
0
Kali Kag Pur Kar Puj Neg Tanj Hal Peja Neg Neg PUS
rejo ung wor ang ora eri ung ang mb aras eri KES
an ejo rejo hay Kat rejo an on aka Ula MA
ratu u on Rat nga S
u n
Jaya
SASARAN 845 285 609 639 641 523 927 677 706 564 425 6841
CAKUPAN(%) 47.2 39.3 64.5 74.3 67.6 70.6 51.1 52.3 39.9 67.6 30.4 55.6

Sumber : Sie.UKS dan UKGS

46
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1 SARANA KESEHATAN

Sumberdaya kesehatan merupakan salah satufaktor pendukung dalam penyediaan


pelayanan kesehatan yang berkualitas.Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo ,meliputi sarana kesehatan Pemerintah dan sarana kesehatan
swasta.
A. Puskesmas.
Puskesmas Kalirejo merupakan sarana pelayanan milik pemerintah yang
beralamat di Jalan Branti raya desa Kalirejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten
Pesawaran, Puskesmas Kalirejo di rehab pada Tahun 2013 tetapi letak tata ruang
relatif sempit dan sulit untuk dapat dikembangkan karena lokasi lahan juga
sempit,namun masih ada 4 unit bangunan sarana pendukung yang belum
mendapatkan jatah rehab. 2 unit bangunan yang masih bisa dimanfaatkan
;diantaranya 1 unit untuk perumahan dokter,1 unit untuk gudang obat,2 unit rusak
berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan.
Dalam menjalankan kegiatannya Puskesmas Kalirejo juga difasilitasi dengan
sarana transfortasi berupa 1 unit kendaraan pusling roda APV dan 13 unit sepeda
motor yang berada di Puskesmas induk, pustu , perawat home care dan bidan desa,
yang dimanfaatkan sebagai pusling untuk daerah yang tidak dapat dijangkau
menggunakan kendaraan roda empat dan kegiatan luar gedung lainnya .

B. Puskesmas Pembantu
Sarana kesehatan Pembantu yang ada di Wilayah kerja UPT Puskesmas Kalirejo
pada Tahun 2017 belum nampak perubahan terdiri dari 2 Pustu, yaitu; Pustu
Tanjungrejodalam kondisi rusak ringan dan Pustu Pejambon dalam kondisi baik.
Rasio Puskesmas Pembantu terhadap 6000 penduduk di Puskesmas Kalirejo
menunjukkan angka 0,36 .Ini berarti bahwa setiap 16.599 penduduk dilayani oleh 1
Puskesmas Pembantu.

C.UKBM ( Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)


47
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat ,berbagai


upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat.Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang ada di wilayah kerja
Kalirejo diantaranya ;

1). Poskesdes
Poskesdes merupakan salah satu bentuk UKBM yang memberikan pelayanan
kesehatan dasar,buka setiap hari,dan dapat diakses dengan mudah oleh
pendudukdi wilaya tersebut.Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidan dan
minimal 2 orang kader.
Jumlah Poskesdes yang ada di wilayah Puskesmas Kalirejo tahun 2017
sebanyak 11 unit yang menyebar di 11 desa ; 4poskesdes di bangun dengan
dana PNPM ,kondisi baik dan 7 poskesdes masih menumpang/menyewa
rumah warga.Hal ini sudah memenuhi konsep 1 desa 1 Poskesdes.

2).Posyandu
Posyandu(Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk UKBM yang
dikelola dan diselenggarakan oleh ,dari,untuk dan bersama masyarakat guna
memberdayakan masyarakat dan member kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar ,untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu,bayi dan balita.
Terdapat 25 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo, dimana tiap
posyandu memiliki 5 kader dengan kategori aktif. Seluruh posyandu yang ada
termasuk strata madya dimana kegiatan sudah teratur dan jumlah kader 5
orang,namun kedepannya diharapkan strata ini meningkat menjadi purnama
atau bahkan ke posyandu mandiri . Jumlah kader yang dilatih baru 4 orang
dari 125 kader (3,2%) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi.Jumlah
Posyandu dan jumlah kader serta distribusinya menururt wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo tahun 2017 seperti tampak pada tabel 5.1 berikut:

48
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Tabel 5.1
Jumlah Posyandu dan jumlah kader serta distribusinya menururt wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo tahun 2017
JUMLAH POSYANDU

NO DESA KADER
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JML

1 Kalirejo 0 2 0 0 2 10
2 Kag. ratu 0 1 0 0 1 5
3 Purworejo 0 2 0 0 2 10
4 Karangrejo 0 2 0 0 2 10
5 Pujorahayu 1 1 0 0 2 10
6 Negeri Katon 0 2 0 0 2 10
7 Tanjungrejo 0 4 0 0 4 20
8 HalanganRatu 0 3 0 0 3 15
9 Pejambon 0 2 0 0 2 10
10 Negarasaka 0 2 0 0 2 10
11 Negeri U. Jaya 0 3 0 0 3 15
PUSKESMAS 1 24 0 0 25 125

3).Poskestren.
Pos Kesehatan Pesantren merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan
diselenggarakan oleh ,dari,untuk dan bersama masyarakat di lingkungan pondok
pesantren guna memberdayakan masyarakat yang mengutamakan pelayana
promotif,preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative
dibawah binaan puskesmas setempat.Jumlah pondok pesantren yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Kalirejo sebanyak 4 unit ,namun yang dibina dan masih
aktif hingga tahun 2017 sebanyak 1 unit .

4).Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah terkait
kesehatan,bencana,dan kegawatdaruratan secara mandiri.Menurut bidang PSDK
kabupaten Pesawaran yang disajikan dalam profil kesehatan kabupaten

49
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Pesawaran tahun 2017 bahwa seluruh desa yang ada di kabupaten Pesawaran
dikategorikan desa siaga.
D.Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta

Pada umumnya pelayanan kesehatan swasta yang di manfaatkan oleh masyarakat


adalah Dokter praktek mandiri,Perawat praktek mandiri , bidan praktek
swasta,yang kesemuanya ada di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo,sementara
jika masyarakat yang ingin memanfaatkan Pelayanan Rumah Sakit,Klinik,
dokter Spesialis, Apotek,dan dokter gigi,mereka harus keluar wilayah seperti ke
Gedong Tataan, Pringsewu, Natar dan Bandar Lampung.
Sarana kesehatan dengan kepemilikan swasta yang tercatat di wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo tahun 2017 disajikan dalam tabel dibawah ini;
Tabel 5.2
Sarana kesehatan dengan kepemilikan swasta yang tercatan di wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo tahun 2017
SARKES DENGAN KEPEMILIKAN SWASTA

BIDAN DOKTER
NO DESA BALAI KLINIK
PRAKTEK PRAKTEK
PENGOBATAN BERSALIN
SWASTA UMUM

1 Kalirejo — — 2 1
2 Kagungan ratu — — 1 —
3 Purworejo 1 — 1 —
4 Karangrejo — — 1 —
5 Pujorahayu — — 1 —
6 Negeri Katon — — 1 —
7 Tanjungrejo — — 1 —
8 Halangan Ratu — — 1 —
9 Pejambon — — 1 —
10 Negarasaka — — 1 —
11 Negeri Ulangan Jaya — — 1 —
PUSKESMAS 1 0 12 1
Sumber :Ka Tu PKM Kalirejo

50
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

5.2 TENAGA KESEHATAN

Diantara tiga sumber daya kesehatan,tenaga kesehatan merupakan faktor utama


dalam rangka peningkatan derjat kesehatan masyarakat.Dalam pembangunan
kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan
melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigm sehat,yang mengutamakan upaya
peningkatan ,pemeliharaan kesehatan,dan pencegahan penyakit.
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kalireji tahu 2017 sebanyak 53
orang,antara lain dokter umum,perawat,perawat gigi,bidan,farmasi,kesehatan
masyarakat,Analis kesehatan,dan sanitarian.
Berikut adalah proporsi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kalirejo tahun
2017.

Grafik 5.1
proporsi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kalirejo tahun 2017.
53
JML

29

13

2 2 2 1 2 1

Sumber : TU

Dari grafik tersebut diatas tampak bahwa jenis ketenagaan terbanyak adalah
Bidan sebanyak 29 orang (55 % ),kemudian perawat sebanyak 13 orang (25%).

a. Dokter Umum
Dokter yang ada di Puskesmas Kalirejo sebanyak 2 orang semuanya PNS
.Rasio dokter terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2017 sebesar
51
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

6,02artinya setiap 6 dokter melayani 100.000 penduduk (1 dokter melayani


16.599 penduduk)
b. Perawat.
Perawat yang ada di Puskesmas Kalirejo sebanyak 13 orang . Rasio perawat
terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2017 sebesar 39,16 artinya setiap 39
perawat melayani 100.000 penduduk (1 perawat melayani 2.554 penduduk)
idealnya 175/100.000 penduduk.

c. Bidan
Jumlah bidan saat ini 29 orang dengan rasio 87,36 artinya setiap 88 bidan
melayani 100.000 penduduk (1 bidan melayani 1.145 penduduk)
100/100.000 penduduk.

d. Farmasi
Tenaga Farmasi yang ada di Puskesmas Kalirejo sebanyak 2 orang . Rasio
Farmasi terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2017 sebesar 6,02 artinya
setiap 6 farmasi melayani 100.000 penduduk (1 farmasi melayani 16.599
penduduk) .

e. Tenaga Sanitasi
Tenaga Sanitasi yang ada di Puskesmas Kalirejo sebanyak 1 orang harus
melayani 33.197 penduduk. Rasio Sanitarian 3,01 terhadap 100.000
penduduk pada tahun 2017 .

f. Analis Kesehatan
Tenaga Laboratorium (Analis Kesehatan) yang ada di Puskesmas Kalirejo
sebanyak 1 orang harus melayani 33.197 penduduk. Rasio Sanitarian 3,01
terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2017.
Tenaga kesehatan yang ada saat ini jika dilihat dari standar tenaga minimal
puskesmas pada permenkes Nomor 75 tahun 2016 maka Puskesmas Kalirejo
termasuk dalam kategori puskesmas kawasan pedesaan.
Standar minimal ketenagaan puskesmas dan ketersediaannya di Puskesmas
Kalirejo.

52
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Tabel 5.3
Standar minimal ketenagaan puskesmas dan ketersediaannya
di Puskesmas Kalirejo tahun 2017
Standar
No Ketenagaan Minimal Ketersediaan
1 Dokter Umum 1 2
2 Dokter Gigi 1 0
3 Kesehatan Masyarakat 1 2
4 Perawat 5 13
5 Kesehatan Lingkungan 1 1
6 Bidan 4 29
7 Gizi 1 0
8 Farmasi 1 2
9 Analis Kesehatan 1 1
10 Administrasi 1 1
11 Pekarya 1 0

5.3PEMBIAYAANKESEHATAN
Kabupaten Pesawaran sejak Tahun 2009 telah menerapkan system Pelayanan
Gratis bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Untuk kegiatan operasional UPT
Puskesmas pada Tahun 2017 bersumber dari dana :
Tabel.5.4
Sumber Dana Kesehatan
UPT Puskesmas KalirejoTahun 2017
Sumber pembiayaan Jumlah Saldo

JKN Rp. 1.127.396.906,- -

BOK Rp. 198.271,000,- -

Dana Operasional - -

Jampersal Rp. 220.300.000,- -

Total Rp.1.545.967.906,-

Sumber : Pengelola Keuangan Puskesmas

53
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Dari tabel diatas tampak bahwa total pembiayaan kesehatan di Puskesmas


Kalirejo tahun 2017 sebesar Rp.1.306.162.500 .
Sumber dana terbesar berasal dari dana kapitasi JKN ( 84,01 % ) , dana
Jampersal (16 % ),dan dana alokasi khusus atau lebih dikenal dengan istilah
BOK (Bantuan Oprasional Keshatan ) sebasar 9,03 % .

54
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

BAB VI
KESIMPULAN

Profil Kesehatan ini merupakan gambaran tentang kesehatan wilayah kerja


Puskesmas Kalirejo tahun 2017,yang digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan program dan untuk mengukur keberhasilan pembangunan
kesehatan sesuai visi Puskesmas Klirejo yaitu “Menuju masyarakatNegeri Katon
Sehat mandiri dan berkeadilan”untuk itu terdapat indikator indikator kesehatan yang
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu indikator proses dan masukan,indikator
hasil antara,dan indikator hasil akhir yaitu derajat kesehatan.
Derajat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dapat digambarkan sebagaiberikut
Kasus kematian bayi baru lahir sebanyak 6 kasus dengan rincian ; BBLR 2 kasus
,Asfiksia 1 kasus , IUFD 2 kasus,1 kasus gawat janin. ( menurun jika disbandingkan
dengan total kasus penemuan kematian bayi tahun 2016 sebesar 8 kasus ).
Tingginya kesakitan di Puskesmas Kalirejo yang disebabkan oleh penyakit
berbasis lingkungan seperti ; penyakit diare (999 kasus), angka kejadianpenyakit
penumonia 11 kasus ( 4 % dari jumlah balita ) , terjadinya kenaikan kasus DBD dari
7 kasus pada tahun 2016 meningkat menjadi 15 kasuspada tahun2017 ( 14 kasus dapat
ditangani,1 kasus meninggal),terjadinya kasus GHTR sebanyak 3 kasus, rendahnya
penemuan kasus TB Paru BTA (+) sebanyak 6 kasus dengan Case Detection Rate (
CDR) sebesar 10 % target SPM 70 % ,
Untuk indicator status gizi pada tahun 2017 ; Masih ditemukan kasus BGM dan
pada bayi dan balita sebanyak 8 kasus, pemberian kapsul Vit. A pada Bayi ( 91,3%)
dan Balita ( 62 % ).
Situasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Kalirejo tahun 2017; Pelayanan dan atau
rujukan ibu hamil risiko tinggi/komplikasi masih rendah (47%) dari sasaran .
Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang Balita (kontak pertama) dan
anak Pra Sekolah 10,9 % Pelayanan kesehatan anak sekolah dasar oleh nakes atau
tenaga terlatih/ guru UKS/ dokter kecil 36 % , Rendahnya cakupan ASI Eksklusif pada
bayi ( 36,66 % ),

55
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

Cakupan kunjungan bumil K 1 sebesar 100 % dan K 4 sebesar 97,8% ,Persalinan


ditolong tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 100 %,
pelayanan ibu nifas 100%, Sedangkan bumil resiko tinggi/komplikasi ditangani 100 %
dari seluruh bumil resti yang ada (91 ).
Untuk cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN 3) sebesar 99,8 % , peserta KB aktif
88 % .Bayi yang mendapat imunisasi lengkap sebesar 91,3 % ,Imunisasi Tetanus
Toxoit pada ibu hamil;untuk TT 2+ sebesar 82 % .
Perbaikan gizi masyarakat dilakukan dengan pemberian kapsul vitamin A pada bayi
,balita dan ibu nifas serta pemberian Fe pada ibu hamil.Cakupan pemberian Kapsul
Vitamin A 2 X Per tahun pada bayi dan Balita mencapai 89,8 % (5123
balita),pemberian Fe 1 pada bumil sebesar 100 % dan fe 3 sebesar 98 %.
Situasi Sumber daya kesehatan Puskesmas Kalirejo tahun 2017;Puskesmas Kalirejo
di rehab pada Tahun 2013 tetapi letak tata ruang relatif sempit dan sulit untuk dapat
dikembangkan karena lokasi lahan juga sempit,namun masih ada 4 unit bangunan
sarana pendukung yang belum mendapatkan jatah rehab. 2 unit bangunan yang masih
bisa dimanfaatkan ;diantaranya 1 unit untuk perumahan dokter,1 unit untuk gudang
obat,2 unit rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan.Jumlah Pustu ada 2 unit
yaitu; Pustu Tanjungrejodalam kondisi rusak ringan dan Pustu Pejambon dalam kondisi
baik. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap 6000 penduduk di Puskesmas Kalirejo
menunjukkan angka 0,36 .Ini berarti bahwa setiap 16.599 penduduk dilayani oleh 1
Puskesmas Pembantu.
Jumlah Poskesdes yang ada di wilayah Puskesmas Kalirejo tahun 2017 sebanyak
11 unit yang menyebar di 11 desa ; 4poskesdes di bangun dengan dana PNPM kondisi
baik dan 7 poskesdes masih menumpang/menyewa rumah warga.Hal ini sudah
memenuhi konsep 1 desa 1 Poskesdes.
Jumlah pondok pesantren yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo sebanyak
4 unit ,namun yang dibina dan masih aktif hingga tahun 2017 sebanyak 1 unit .Jumlah
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kalirejo tahun 2017 sebanyak 53 orang.Jenis
ketenagaan terbanyak adalah bidan sebanyak 29 orang dengan rasio87,36 artinya setiap
88 bidan melayani 100.000 penduduk (1 bidan melayani 1.145 penduduk) 100/100.000
penduduk.Perawat yang ada di Puskesmas Kalirejo sebanyak 13 orang . Rasio perawat
terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2017 sebesar 39,16 artinya setiap 39 perawat
melayani 100.000 penduduk (1 perawat melayani 2.554 penduduk) idealnya
175/100.000 penduduk.Puskesmas Kalirejo tahun 2017 tidak memiliki dokter gigi dan
56
PROFIL KESEHATAN UPT PUSKESMAS KALIREJO TAHUN 2016

ahli gizi seharusnya memiliki 1 dokter gigi dan 1 tenaga gizi sesuai dengan standar
tenaga minimal untuk Puskesmas kawasan pedesaan non rawat inap ( permenkes
Nomor 75 tahun 2016 ).

57

Anda mungkin juga menyukai