Anda di halaman 1dari 8

PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SEBAGAI SOLUSI ATAS PERMASALAHAN RENDAHNYA CAKUPAN


PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU WILAYAH DESA KALIREJO

Oleh :

NINA OKTARINA
NPM 17420037

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG, 2018
1. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat adalah salah satu strategi dalam pembangunan
kesehatan yang digunakan oleh pemerintah Indonesia. Pemberdayaan
masyarakat ini menjadi salah satu fungsi puskemas yang wajib dijalankan oleh
seluruh puskesmas di tanah air (Darmawan, 2012)
2. Analisis
Input
a. Permasalahan: Kesenjangan antara harapan dan kenyataan
Harapan/idealnya:
Posyandu adalah suatu Upaya Kesehatan Berbasis Mayarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar atau social
dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi.

Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan interatif serta


saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan
pelayananan di Posyandu sesuai dengan situasi atau kebutuhan local
yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan
masyarakat.

Dari aspek prosesnya, posyandu didefinisikan sebagai wujud peran


serta masyarakat di dalam pembangunan, khususnya di dalam bidang
kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan msyarakat yang
optimal dengan cara menciptakan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk

Manfaat Posyandu 1) Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi


dan kesehatan keluarga. 2) Mendukung perilaku hidup bersih dan
sehat. 3) Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan
dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 4) Mendukung
pelayanan keluarga berencana 5) Mendukung pemberdayaan keluarga
dan masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui
pemanfaatan perkarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma
berperan aktif

Kegiatan Utama Posyandu Kegiatan di posyandu meliputi kegiatan


pemantauan tumbuh kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan
anak seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan
diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling atau rujukan konseling
bila diperlukan. Sasaran Posyandu Sasaran posyandu adalah seluruh
masyarakat atau keluarga, utamanya adalah bayi baru lahir, bayi,
balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS

Pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas


kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Masyarakat bukan
3

hanya merupakan objek pembangunan , tetapi juga merupakan mitra


pembangunan itu sendiri.

Kenyataan
 Tingkatan posyandu desa kalirejo saat ini adalah posyandu
madya(dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan ratarata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi
cakupan kegiatan KIA,KB, Imunisasi, Peningkatan
Gizi,Penanggulangan Diare masih rendah atau dibawah 50%)
 Tingkat kehadiran D/S tidak sesuai target, dianalisis dari sudut
pandang ibu :
o Bayi sedang tertidur saat jam kunjungan posyandu
o Ibu dengan bayi/balita tetap bekerja di ladang/sawah
dengan membawa anaknya, jarak sawah/ladang ke
posyandu jauh (buruh tani)
o Posyandu hanya untuk bayi usia 0-9 bulan saja
o Posyandu hanya memberi manfaat bagi anak saja
o Anak yang sudah selesai jadwal imunisasi wajibnya tidak
perlu ke Posyandu
o Ibu tidak merasakan manfaat menimbang dan mengukur
tinggi anak di Posyandu
o Buku KIA/KMS hilang atau tidak tercatat dengan lengkap
o Jarak-posyandu rumah jauh jika ditempuh berjalan kaki,
tidak punya kendaraan, tidak ada yang mengantar, jumlah
balita yang dibawa lebih dari 2 repot membawa
o Balita usia pra sekolah sudah bersekolah di PAUD dengan
jam belajar tertentu, datang ke posyandu, mengganggu jam
belajar anak
o Tidak ada “hukuman” yang akan diterima jika tidak
membawa anak ke posyandu
b. 7 Potensi Masyarakat untuk mengukur tingkat pemberdayaan
masyarakat
1. Leader/Keberadaan Tokoh masyarakat/leader
 Camat: selaku penanggung jawab kelompok kerja operasional
(pokjanal) posyandu kecamatan. Mengkoordinasikan hasil
kegiatan dan tindak lanjut kegiatan posyandu. Memberikan
dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja posyandu.
Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan
posyandu secara teratur.

 Kepala desa: selaku penanggung jawab Pokja posyandu


desa/kelurahan Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan
dana untuk penyelenggara posyandu. Mengkoordinasikan
penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka
posyandu. Mengkoordinasikan peran kader posyandu, pengurus
posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam
4

penyelenggaraan posyandu. Menindaklanjuti hasil kegiatan


posyandu bersama lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM),
Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya. Melakukan
pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara
teratur.
 Tim penggerak PKK :
1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu.
2) Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
posyandu.
3) Penyuluhan, baik di posyandu maupun di luar posyandu.
4) Melengkapi data sesuai dengan Sistem Informasi
Posyandu (SIP) atau Sistem Informasi Manajemen (SIM)

2. Organization/keberadaan Organisasi kemasyarakatan


Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Wanita, Tokoh Pemuda,
Tokoh Profesi (kelompok wanita tani/KWT), Kelompok usaha
Bersama (KUB) Perikanan, Forum masyarakat peduli kesehatan,
3. Funding/kesediaan dana masyarakat
Dana desa salah satunya diprioritaskan untuk pengadaan,
pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pengelolaan,
pembinanan UKBM , Iuran dari warga desa sesuai kesepakatan
untuk menghimpun dana sehat.
4. Material/ kesediaan sarana dan material yang dimiliki masyarakat
Sudah terdapat lokasi tetap posyandu yang merupakan dana hibah
dari masyarakat. Ruangan yang semula warung difungsikan
menjadi ruang posyandu menetap. Peralatan untuk kegiatan
posyandu belum lengkap hanya sebatas meja dan kursi, belum
tersedia posyandu kit
5. Knowledge/tingkat pengetahuan masyarakat
Pengetahuan masyarakat tentang manfaat datang keposyandu
masih rendah
6. Technology/ kesediaan teknologi yang dimiliki masyarakat
Masyarakat memiliki kendaraan roda dua dan memiliki handphone
sebagai alat komunikasi dan jejaring sosial
7. Decision making (pengambilan keputusan) oleh masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan ditingkat
desa melalui musyawarah tingkat desa (musyawarah masyarakat
desa)
3. Proses
a. Advokasi.
advokasi adalah : upaya atau proses untuk memperoleh komitmen,
yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi yang
akurat dan tepat. Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya
kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan,
keikut sertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai
keadaan dan usaha
Melakukan advokasi berbagai pihak diharapkan memberikan
dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya : para pengambil
5

keputusan dan penentu kebijakan di pemerintahan, lembaga


perwakilan rakyat, para mitra di kalangan pengusaha/ swasta, badan
penyandang dana, kalangan media massa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, tokoh-tokoh
berpengaruh dan tenar, dan kelompok-kelompok potensial lainnya di
masyarakat. Misalnya kepada Kades, Ketua PKK, Wartawan,
organisasi profesi dll
Melakukan advokasi ke Kepala desa dan para ketua Yayasan dimana
PAUD berdiri untuk menjalin kerjasama persuasive sehinga timbul
komitmen dan dukungan dari pemilik Yayasan PAUD dan guru-guru
untuk menjadikan lokasi PAUD terintegrasi dengan posyandu serta
bina keluarga balita (BKB). Memanfaatkan tenaga2 guru PAUD, di
Posyandu Balita dipantau kesehatan dan tumbuh kembangnya. Di
BKB orangtua Balita diberikan ruang untuk saling belajar bagaimana
mendidik Balita pada usia emas. Dari mulai berbagi informasi tentang
makanan apa yang bergizi, bagaimana mengajak berkomunikasi Balita,
sampai dengan bagaimana melatih perkembangan pertumbuhannya; Di
PAUD Balita bermain bersama teman-temannya dan dipantau
perkembangan pola pikirnya oleh mentor PAUD. Pengintegrasian
Posyandu, PAUD dan BKB ini, adalah semua pelayanan dilakukan di
satu tempat. Melakukan advokasi kepada pemilik lahan agar ibu yang
memiliki balita dan bekerja sebagai buruh tani mendapatkan
keringanan tidak masuk kerja pada hari posyandu.

b. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial
yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan
perilaku yang diperkenalkan.

Bina suasana dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu :


1. Pendekatan Individu
Bina Suasana Individu ditujukan kepada individu-individu tokoh
masyarakat. Dengan pendekatan ini diharapkan :
a) Dapat menyebarluaskan opini yang positif terhadap perilaku
yang sedang diperkenalkan. Partisipasi dalam posyandu akan
meningkat
b) dapat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang
sedang diperkenalkan.Yaitu dengan bersedia atau mau datang
mengikuti kegiatan posyandu
Bina Suasana yang dapat dilakukan adalah dengan menyebarluaskan
informasi tentang posyandu terintegrasi paud, kapan pelaksanaan dan
manfaat apa yang didapatkan. Adanya spanduk, pengumuman2 di
tempat keramaaian agar masyarakat luas menyadari issue tentang
posyandu ini

2. Pendekatan Kelompok
6

Bina Suasana Kelompok ditujukan kepada kelompok-kelompok dalam


masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun
Warga (RW), Majelis Pengajian, Perkumpulan Seni, Organisasi
Profesi, Orga-nisasi Wanita, Organisasi Siswa/Mahasiswa, Organisasi
Pemuda, dan lain-lain. Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan atau
bersama-sama dengan pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli.
Dengan pendekatan ini diharapkan kelompok-kelompok tersebut
menjadi peduli terhadap kampaye keikutsertakaan ibu di posyandu,
menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan ini dapat berupa
kelompok tersebut bersedia juga mempraktikkan perilaku yang sedang
diperkenalkan, mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dan melakukan
kontrol sosial terhadap individu-individu anggotanya.
Diharapkan kelompok non sasaran seperti suami, keluarga dekat,
mertua akan mendukung ibu membawa anaknya di posyandu

3. Pendekatan Masyarakat Umum


Bina Suasana Masyarakat Umum dilakukan terhadap masyarakat
umum dengan membina dan memanfaatkan media-media komunikasi,
seperti radio, koran, spanduk sehingga dapat tercipta pendapat umum
yang positif tentang perilaku tersebut.
Dengan pendekatan ini diharapkan :
a) Media-media massa tersebut menjadi peduli dan mendukung
perilaku yang sedang diperkenalkan.
b) Media-media massa tersebut lalu bersedia menjadi mitra dalam
rangka menyebar-luaskan informasi tentang perilaku yang sedang
diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum (opini publik) yang
positif tentang perilaku tersebut. Pada acara-acara umum di tingkat
desa diperkenalkan dan disebarluaskan terkait posyandu terintegrasi
paud.

c. Gerakan pemberdayaan masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
memelihara,dan meningkatkan kesehatan. Posyandu merupakan suatu
upaya kesehatan yang bersumberdayakan masyarakat. Peran serta
masyarakat dalam membangun Posyandu adalah kunci dari
keberhasilan Posyandu itu sendiri
tumbuhnya kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan
bagi individu, kelompok, atau masyarakat
•Timbulnya kemauan dan kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari
kesadaran dan pemahaman terhadap objek, dalam hal ini kesehatan
•Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan yang berarti
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok telah mampu
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk
tindakan atau perilaku sehat
•Masyarakat yang mandiri di bidang kesehatan apabila :Mampu
mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
7

masalah-masalah kesehatan ,terutama di lingkungan atau masyarakat


setempat.
Menggunakan sumber daya masyarakat misalnya dengan membuat
semacam angkutan desa yang akan menjeput ibu-ibu yang kesulitan
datang ke posyandu dengan alasan transportasi. Para pemilik lahan,
yang memperkerjakan Ibu-ibu kaum buruh untuk mengolah lahannya
mempersilahkan ibu untuk izin tidak bekerja demi membawa anaknya
ke posyandu. Menjadikan hari posyandu sebagai hari “istimewa”

d. Kemitraan dengan Lembaga terkait seperti


Bermitra dengan Perkumpulan karang taruna terkait permasalahan
transportasi bagi para ibu yang berlokasi jauh

Badan/Kantor/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan


Desa (Badan/Kantor/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa (BPMPD) berperan dalam fungsi koordinasi
penyelenggara pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat,
pengembangan metode jaringan kemitraan, pengembangan metode
pendampingan masyarakat, teknik advokasi, fasilitasi, pemantauan dan
sebagainya.
Dinas kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi
buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan
bimbingan tenaga teknik kesehatan.
SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam
penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan
BKL.
BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan
program dan anggaran serta evaluasi.
Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian,
Dinas Perindustrian, dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya,
berperan dalam mendukung teknis operasional posyandu sesuai
dengan peran dan fungsinya masing-masing,misalnya :
Kantor kementrian agama, berperan dalam penyuluhan melalui jalur
agama, persiapan imunisasi bagi calon pengantin, penyuluhan di
pondok-pondok pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan,
mobilisasi dana-dana keuangan dsb.
Dinas pertanian, berperan dalam hal pendayagunaan tenaga penyuluh
lapangan, koordinasi program P4K, dsb.
Dinas perindustrian dan UKM, dinas perdagangan, berperan dalam hal
penyuluhan gizi, khususnya penggunaan garam beryodium, dsb.
Dinas pendidikan, berperan dalam penggerakan peran serta
masyarakat sekolah dan pendidikan luar sekolah, misalkan melalui
jalur program Upaya Kesehatan sekolah (UKS), PAUD, dsb.
Dinas sosial, berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan
karang taruna, Taman Anak Sejahtera (TAS), penyaluran berbagai
bantuan sosial, dsb.
8

Lembaga profesi, misalkan ikatan dokter Indonesia (IDI), Ikatan


Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI),
Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI), Himpunan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dan tenaga
layanan sosial terkait yang dapat berperan dalam pelayanan kesehatan
dan sosial.
4. Output
a. Jumlah ibu yang memiliki bayi balita yang datang dan berpartisipasi
dalam kegiatan posyandu meningkat
b. Jumlah PAUD yang berintegrasi dengan Posyandu bertambah
c. Kerjasama lintas sector makin meningkat
5. Outcome
a. Pengelolaan posyandu menjadi efektif dimana
Penanggungjawab umum : kades/lurah
Penggungjawab operasional : tokoh masyarakat
Ketua pelaksana : ketua tim penggerak PKK
Sekretaris : ketua pokja iv kelurahan/desa
Pelaksana: kader Posyandu, yang dibantu petugas KB-KES
(Puskesmas).
b. Tingkatan posyandu yang semula dari posyandu madya menjadi
Posyandu purnama (dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per
tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak 5orang atau lebih ,
cakupan kelima kegiatan puskesmas juga sudah lebih diatas 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat
yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% kepala keluarga
di wilayah kerja posyandu)
c. POSYANDU berhasil dilaksanakan dengan indicator : Baiknya peran
serta masyarakat: indikatornya D/S Berhasilnya program posyandu:
indikatornya N/D
d. Terwujudnya posyandu yang terintegrasi dengan PAUD di desa
kalirejo

Daftar Pustaka
Darmawan, Ede Surya .Purnawan Junadi, Adang Bachtiar, Mardiati Najib. 2012.
Mengukur Tingkat Pemberdayaan Masyarakat dalam Sektor Kesehatan, Kesmas,
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 2, September 2012.

Anda mungkin juga menyukai