Anda di halaman 1dari 20

Jurnal PLOS I Medicine

Mengapa ibu hamil di negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memanfaatkan
layanan antenatal? Sebuat meta sintesis dari penelitian kualitatif

Kenneth Finlayson, Soo Downe


Peneliti unit kebidanan dan kesehatan, Sekolah Kesehatan, Universitas Central Lancashire,
Preston, Inggris

Abstrak
Latar belakang: Hampir 50% wanita di negara berpenghasilan rendah dan menengah (Low and
middle income countries/LMIC) tidak menerima perawatan antenatal yang memadai. Perspektif
ibu dapat menggambarkan wawasan penting ibu tentang masalah ini. Studi kualitatif
mengeksplorasi pemanfaatan layanan antenatal yang tidak memadai di berbagai negara, tetapi
hasil temuannya tidak mudah untuk dikemukakan. Tujuan penelitian ini untuk
menginformasikan pengembangan program perawatan antenatal di masa depan melalui sintesis
temuan dalam semua studi kualitatif yang relevan.
Metode dan Temuan: Menggunakan strategi pencarian yang telah ditentukan, kami
mengidentifikasi studi kualitatif yang baik yang melaporkan menurut perspektif/ pandangan dan
pengalaman perempuan di negara berpenghasilan rendah dan menengah (Low and middle
income countries/LMIC) yang menerima perawatan antenatal yang tidak memadai. Kami
menggunakan teknik meta-etnografi untuk menghasilkan tema dan sebuah gari sintesis dari
-argumen. Kami mengambil hipotesis yang relevan dengan kebijakan dari temuan. Kita
mengikutsertakan 21 makalah yang mewakili pandangan lebih dari 1.230 perempuan dari 15
negara. Tiga tema utama diidentifikasi: ‘‘Kehamilan dipandang sebagai risiko social dan sebagai
sebuah proses sehat secara fisiologis”, “pemanfaatan sumber daya dan kelangsungan hidup
dalam kondisi kemiskinan ekstrim’, dan “tidak melakukannya dengan benar pada pertama kali”.
Kesinkronan Sintesis argumen menggambarkan disonansi antara desain program dan konteks
budaya yang dapat membatasi akses dan menghambat kunjungan ANC kembali. Kami
berhipotesis bahwa program ANC terpusat dan berfokus berhubungan dengan sumber daya,
keyakinan, dan pengalaman ibu hamil pada kehamilan sebelumnya yang kurang dimanfaatkan
layanan antenatal.
Kesimpulan: Temuan kami menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian antara penyediaan
perawatan antenatal, dengan sosial dan budaya dari a wanita di negara berpenghasilan rendah
dan menengah (Low and middle income countries/LMIC). Kurang dimanfaatkannya ANC
berhubungan dengan kepercayaan local dan pengalaman ANC pada kehamilan sebelumny,
khususnya kepergian ke pelayanan kesehatan untuk ANC dianggap menambah risiko kehilangan
pendapatan keluarga, menambah risiko/bahaya bagi ibu hamil saat menempuh perjalanan, janji
pelayanan (institusi pemberi pelayanan ANC) tidak dapat dinikmati oleh ibu karena keterbatasan
sumber daya istitusi atau ketika ibu pernah mendapatkan pelayanan yang tidak menyenangkan
secara terang-terangan atau terselubung.

Silakan lihat nanti di artikel untuk Ringkasan Editor.


Kutipan: Finlayson K, Downe S (2013) Mengapa Perempuan Tidak Menggunakan Layanan
Antenatal di Negara-negara berpenghasilan Rendah dan Menengah? Meta-Sintesis Kualitatif
Studi. PLoS Med 10 (1): e1001373. doi: 10.1371 / journal.pmed.1001373
Penyunting Akademik: Karen Daniels, Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan, Afrika Selatan
Diterima 19 Maret 2012; Diterima 5 Desember 2012; Dipublikasikan 22 Januari 2013
Hak cipta: ? 2013 Finlayson, Downe. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan
menurut ketentuan Lisensi Pengaitan Creative Commons, yang memungkinkan
penggunaan, distribusi, dan reproduksi tanpa batas dalam medium apa pun, asalkan penulis dan
sumber asli dikreditkan.
Pendanaan: Tidak ada pendanaan langsung yang diterima untuk penelitian ini. Para penulis
secara pribadi digaji oleh institusi mereka selama periode penulisan (meskipun tidak spesifik gaji
disisihkan atau diberikan untuk penulisan makalah ini).
Konflik kepentingan : Para penulis telah menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentingan.
Singkatan: LMIC, low- and middle-income country; MDG 5, Millennium Development Goal 5;
MMR, maternal mortality ratio; WHO, World Health Organization
* E-mail: sdowne@uclan.ac.uk

Pendahuluan
Estimasi terbaru rasio angka kematian ibu secara global (Maternal Mortality Ratios/MMRs)
menunjukkan penurunan angka dalam beberapa tahun terakhir [1,2]. Namun, tingkat penurunan
saat ini masih akan jauh dari target Millennium Development tujuan nomor 5 (MDG 5):
mengurangi angka kematian ibu sebesar 75% pada tahun 2015 [3]. Data dari WHO menunjukkan
bahwa penurunan MMR < 1%/tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs),
khususnya di sub-Sahara Afrika, (misalnya, Afrika Selatan, Nigeria, Mozambik, dan Swaziland).
Penurunan yang lambat ini disorot dalam laporan “Countdown to 2015” yang menemukan bahwa
hanya sembilan dari 74 negara dengan MMR tertinggi di dunia mencapai target untuk mencapai
MDG ke5[5]. Laporan WHO dan para ahli di lapangan secara konsisten menyoroti kurangnya
akses ke fasilitas perawatan kesehatan lokal, sumber daya fasilitas kesehatan yang memadai
penting untuk mencapai tujuan MDGs no 5 [6,7]. Akses termasuk memastikan ANC
komprehensif untuk semua wanita hamil. Estimasi terbaru menunjukkan bahwa jumlah
perempuan di LMICs setidaknya hadir satu kali kunjungan antenatal meningkat dari 64% pada
tahun 1990 menjadi 81% di 2009, dan mereka yang hadir empat kali atau lebih naik dari 35%
menjadi 51% dibandingkan periode yang sama [2]. Namun, ada disparitas/perbedaan besar di
dalam suatu negara tertentu, di antara benua, antar negara, dan di antara populasi perkotaan dan
pedesaan [8]. Seperti laporan MMR, laju penurunan MMR paling lambat terjadi di Afrika sub-
Sahara, di mana cakupan antenatal sedikit membaik selama dua dekade terakhir, tetapi jumlah
wanita yang mengunjungi empat kali atau lebih fasilitas kesehatan untuk mendapatkan ANC
tetap statis, sekitar 44% [2].

Meskipun korelasi antara perawatan antenatal ‘‘ tidak memadai ’ dan kematian ibu yang tinggi
adalah rumit dan kontroversial, diterima secara luas bahwa perawatan antenatal memberikan
peluang untuk mengidentifikasi risiko kehamilan dan, dalam arti yang lebih luas, untuk
memantau dan mendukung perawatan kesehatan umum wanita yang mungkin rentan ke berbagai
patologi yang berpotensi fatal termasuk HIV, anemia, malnutrisi, tuberkulosis, dan malaria [5-9].
Penerapan strategi global yang dirancang untuk mendorong Kehadiran ibu untuk antenatal
cenderung didasarkan pada asumsi bahwa jika layanan berkualitas tinggi disediakan, orang akan
mendatangi mereka. Namun, data dari studi tingkat populasi kuantitatif menunjukkan bahwa ini
belum tentu kejadiannya untuk beberapa kelompok hamil perempuan. Data sosio-demografis
yang terdokumentasi dengan baik menunjukkan hal itu perempuan dari latar belakang social
ekonomi yang relatif miskin, tinggal di daerah pedesaan, dan/atau dengan tingkat pendidikan
rendah cenderung tidak dapat diakses layanan antenatal, bahkan jika layanan ANC telah tersedia
[10-12]. Faktor lainnya, termasuk memiliki suami dengan tingkat pendidikan rendah, rumah
tinggal berjarak jauh dari klinik, memiliki paritas tinggi, juga telah diidentifikasi sebagai factor
penghalang ANC [13-17]. Faktor ini juga muncul dalam ulasan tentang hambatan untuk
perawatan antenatal di negara maju [18–18 21], yang menunjukkan bahwa perempuan marginal
dalam lingkup local, nasional dan global juga memiliki hambatan dalam ANC yang sama

Berdasarkan hasil uji coba acak antenatal care yang di lakukan WHO [22], ukuran standar
melakukan perawatan antenatal yang memadai adalah minimal empat kunjungan antenatal
(dengan yang pertama terjadi selama trimester pertama) untuk seorang wanita dan janinnya, jika
mereka ingin menjadi sehat dan melaksanakan penilaian risiko standar [23]. Meskipun beberapa
otoritas, misalnya, Badan Pembangunan Internasional AS, telah mencatat kebutuhan untuk
berpusat pada wanita, individual, program khusus budaya [24], Best Practise (jurnal) BMJ
terbaru tentang panduan penyediaan perawatan antenatal rutin berisi berbagai macam skrining
rutin, testing/pengujian, dan topik pendidikan kesehatan tertentu , dengan sedikit penekanan pada
kondisi ibu dan keadaan ibu hami [25]. Bukti menyamakan risiko yang mungkin didapat dalam
kehamilan, antenatal dengan frekuensi rendah dan outcome klinis di negara LMIC terbatas, tetapi
ulasan (jurnal) Cochrane baru-baru ini menemukan bahwa kelompok populasi di LMIC yang
menerima lebih sedikit antenatal kunjungan (4-6) memiliki peningkatan risiko kematian perinatal
khususnya, lahir mati [26]. Penulis dari WHO tentang berkomentar tentang tinjauan dengan
berhipotesis bahwa kehilangan perinatal lost di negara LICM berhubungan dengan
ketidakcukupan pengkajian resiko kehamilan yang tailor made untuk tiap individu, minimnya
jumlah petugas kesehatan, dan kurangnya ketrampilan petugas kesehatan akibat pelatihan yang
tidak memadai [27].

Manual WHO tentang perawatan antenatal [23] tidak menjelaskan secara spesifik Bagiamana
perawatan antenatal harus didanai, sifat dan relevansi staf antara sikap dan pelatihan, atau
sumber daya apa yang harus tersedia di tingkat penyediaan perawatan. Namun, asumsi bahwa
menambah jumlah staf yang memiliki ketrampilan komunikasi dan interpersonal sangat
dibutuhkan. Ibu yang tidak hadir ke fasilitas antenatal karena keyakinan budaya yang sangat
dipegang dan / atau tradisi suku terkait sifat kehamilan dan persalinan [28,29]. Studi kualitatif
juga bisa menjelaskan lebih lanjut pengaruh kebijakan dan insentif lokal, seperti kepemilikan
kartu bukti catatan antenatal sebagai syarat untuk mendapatkan akses ke rumah sakit untuk
bersalin, walaupun ini dianggap kontroversial di sejumlah negara Afrika karena menimbulkan
potensi diskriminasi terhadap perempuan yang tidak memiliki kartu bukti ANC [30]. Namun,
karena sifat yang sangat kontekstual dari studi kualitatif individual,pembuat kebijakan sering
mengabaikan mereka, dan temuan mereka tetap adadi luar strategi perawatan kesehatan global,
nasional, dan lokal [31]. Sistematic riview dan studi kualitatif dapat menghasilkan hipotesis
tentang cara kerja program yang sukses, dan mengapa ada program yang gagal dilaksanakan
pada individu dan kelompok tertentu [32]. Untuk menjawab pertanyaan terakhir berkaitan
dengan akses yang tidak memadai
perawatan antenatal, kami merencanakan untuk mencari, menganalisis, dan mensintesis studi
kualitatif yang mengeksplorasi pandangan, keyakinan, dan pengalaman wanita dari LMIC yang
tidak mengakses perawatan antenatal sama sekali, atau diakses tidak memadai, sesuai dengan
definisi WHO. Tujuannya adalah untuk mengembangkan hipotesis tentang kurang berperannya
ibu dalam kunjungan ANC yang dapat menginformasikan pengembangan kebijakan,
berdasarkan pemahaman dari sudut pandang ibu mengapa beberapa ibu masih tidak mengakses
pelayananANC, bakan saat layanan ANC sudah tersedia secara luas.

Metodologi : Kualitatif Meta-Sintesis


Meta sistesi adalah studi yang sudah terseleksi secara baik dan dapat menginterpretasikan data
hasil studi, sesuai konsteks dan berdasarkan populasi. Kombinasi dan interpretasi temuan dari
beberapa penelitian systematic yang memiliki kesamaan metodologi : kuantitatif: meta analisis.
Ketika meta analissi digunakan untuk menjelaskan atau menginterpretasi pengetahun seperti
contoh saat meta analisis dilakukan dapat juga dilakukan agregarive dan deduktif [32].
Menggunakan metode induktif, di desain untuk mendapatkan pandangan teori dan berhipotesis
yang dapat di percaya [32]. Metode pendekatan lain yang dapat dipakai adalah metaetnografi
[33]. Dengan menggunakan penelitian qualitative, tmeuan langsung dari meta sistesis biasanya
tidak dapat digeneralisasi, tapi pendangan teori atau hipotesis yang muncul dalam sintesis harus
disesuaikan dengan setting tempat yang serupa dan konteks yang serupa pula [34-36]. Dalam
meta analisis, sebagai sebuah grounded teori, analisis yang komprehensif dipengaruhi oleh teori
saturasi. Teori satuasi dicapai saat suatu penelitian tidak merubah teori yang ada atau hipotesis ,
ketika penelitian systematic tidak sesuai termasuk penelitian yang memakai sudut pandang teori,
meta analisis riview memberi informasi terkait kenyataan dilapangan, dapat mempengaruhi
kebijakan, dan mendukung dilakukannnya studi kualitatif

Metode
Strategi penelitian dan kriteria seleksi Strategi penelitian didesain terkait lokasi penelitian
qualitative untuk mengeksplorasi pengalaman terkait ANC, sikap, kepercayaan dari ibu di
LMICs yang memilih memanfaatkan layanan ANC saat sudah “telat” (saat umur gestasi sudah
berusia 12 minggu), tidak teratur ANC (kurang dari 4 kali) atau tidak ANC sama sekali [7].
Kami mencari penelitian yang mengikutsertakan data kualitatif, termasuk survey penelitian
dengan penggunakan kuesioner jawaban terbuka, penelitian mix metode, focus group discussion
(FGD) atau interview tatap muka 4 mata. Tidak ada hambatan Bahasa. Kata kunci yang
digunakan dalam pencarian adalah “antenatal” , “prenatal”. “maternity”, “pregnancy”,
“care”,”service”, “provision”, “acces” and “attendance”.. kata kunci dilakukan pencarian pada
database bidang medis, sosiologi dan psikologi seperti (MEDLINE, Embase, PubMed, AMED
[Allied and Complementary Medicine Database], BNI [British Nursing Index], CINAHL
[Cumulative Index to Nursing and Allied Health Literature], PsycINFO, Wilson Social Science
Abstracts), ataupun data base Latindex (Literatura Latino-Americana e do Caribe em Cieˆncias
da Sau´de) for South American publications and AJOL (African Journals Online) yaitu sebuah
artikel terpublikasi di afrika. Kami juga menggunakan data base Bank dunia terkait LMICS [39].
Beberapa jurnal ilmiah yang direkomendasikan oleh rekan peneliti serta jurnal berasal dari
perpustakaan universitas dan fakultas. Paper yang diambil dari 1 januari 1980 sd 31 maret 2011.
Semua peneliti menerima paper yang sesuai tanpa ada unsur kepentingan pribadi, semua paper
dipilih dengan menggunakan published tool yang tepat [40]. Dengan menggunakan pragmatic
grading system [41] dan menggunakan A-D scoring system. Peneliti melakukan perengkingan
dan paper yang memiliki skor C+ atau lebih yang masuk dalam final riview (lihat table S1)

Analisis dan sintesis


Tujuan kami adalah untuk menghasilkan wawasan teoretis baru yang dapat membentuk dasar
untuk pengujian hipotesis di masa depan, jadi kami menggunakan pendekatan meta-etnografi
yang dikembangkan oleh Noblit dan Hare [33]. Pendekatan ini telah berhasil digunakan dalam
meta-sintesis studi yang berkaitan dengan beberapa pengaturan perawatan kesehatan yang
berbeda [19,35,42– 44]. Itu tidak terbatas pada studi etnografi, sebagai pendekatan dapat
menggabungkan berbagai metode kualitatif. Kami mulai dengan mengidentifikasi temuan dari
satu kertas dan membandingkannya dengan temuan dari yang lain, untuk menghasilkan ‘daftar
panjang’ sehingga muncul konsep-konsep. Konsep-konsep awal ini kemudian diperiksa untuk
diidentifikasi kesamaan, dalam proses yang disebut ‘‘ terjemahan timbal balik ’. Selama proses
ini, beberapa konsep runtuh Bersama membuat struktur tematik . Setiap penulis kemudian
meninjau tema secara independen untuk memastikan tidak ada data yang bertentangan dengan
analisis kami dan tidak ada data yang tersisa tanpa penjelasan. Tahapan proses ini analog dengan
pencarian data tidak ditemukan dan disebut sebagai ‘‘ terjemahan refutational ’di studi meta-
etnografi [33]. Tema-tema itu kemudian disintesis ke dalam ‘‘ baris argumen ’’ sintesis — frasa
atau pernyataan itu meringkas temuan utama dari penelitian dan teoritis wawasan yang mereka
hasilkan. Sintesis ini kemudian digunakan untuk membuat model hipotetis untuk menjelaskan
mengapa ibu gagal memanfaatkan penggunaan layanan antenatal di LMICs.

Refleksif Akuntansi
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument pengukuran, dan analisis akhir adalah
produk dari interaksi antara peneliti dan data. Akuntansi refleksif memungkinkan pembaca
produk penelitian akhir untuk menilai derajatnya yang mana pandangan dan pengalaman
sebelumnya dari para peneliti mungkin dipengaruhi desain, pengumpulan data, dan interpretasi
data di mana saja
studi khusus. Dalam hal ini, S. D. percaya bahwa hubungan interpersonal cenderung menjadi
penting dalam pemanfaatan perawatan antenatal dan K. F. percaya bahwa apakah wanita
mengakses perawatan itu kemungkinan besar dipengaruhi oleh personal atau situasi/keadaan
sosioekonomi pribadi. Untuk meminimalkan efek dari keyakinan ini, kedua penulis sangat teliti
dalam mencari data refutational

Hasil
Pencarian kami hingga 31 Maret 2011 menghasilkan total 3,622 kunjungan, termasuk 625
duplikat, yang diekslusi pada tahap ini. Dari sisanya 2.997 artikel, 2.892 dikeluarkan oleh judul
dan abstrak karena mereka gagal menjawab kriteria seleksi awal. Kebanyakan studi yang dihapus
pada tahap ini dikeluarkan untuk salah satu dari tiga alasan: (1) mereka dilakukan di negara-
negara berpenghasilan tinggi, (2) mereka jelas kuantitatif, atau (3) mereka bukan tentang akses
ke perawatan antenatal. Dari 105 makalah yang tersisa, 75 sisanya diekslusi setelah tinjauan teks
lengkap independen oleh penulis, sebagian besar karena mereka tidak memiliki data kualitatif
yang cukup (n = 36), didasarkan pada pengalaman wanita yang menghadiri layanan antenatal
secara teratur, bukan mereka yang tidak (n = 25), mencerminkan pandangan penyedia layanan
daripada wanita yang menghadiri perawatan (n = 8), atau prihatin dengan akses ke perawatan
kesehatan umumnya sebagai lawan perawatan antenatal secara spesifik (n = 6). Ini meninggalkan
30 makalah yang ada dibawa ke depan untuk penilaian kualitas. Mengikuti independent review,
para penulis sepakat bahwa sembilan penelitian gagal memenuhi persyaratan kualitas,
menghasilan 21 yang dibawa untuk analisis dan sintesis (lihat Gambar 1 untuk rincian seleksi)
sejumlah 9 penelitian di ekslusi karena menggunakan mix mthode dimana qualitative datanya
sangat terbatas, 2 dikarenakan menggunakan sudut pandang pemberi pelayanan bukan dari sisi
konsumen/ibu, 2 merupakan informasi kualitatif format (frekuensi dari respon), 2 tidak memeuhi
kriteria kualitas design, metodologi dan analisis.

Deskripsi tentang penelitian


Dari 21 paper dalam full sintesis merepresentasikan sudut pandang dari ibu yang berasal dari 15
negara (Bangladesh [62], Benin, Cambodia, Gambia, India, Indonesia, Kenya, Lebanon, Mexico,
Mozambique, Nepal, Pakistan, South Africa [64], Tanzania [62], and Uganda [62]) dan
mengikutsertakan 1,239 partisipan (minimum 10 dan maksimum 240) yang diinterview secara
langsung untuk mendapatkan opines sebagai bagian dari proses fgd. 2 PENELITIAN
menggunakan mix method dan walau peneltian ini memiliki informasi kualitatif terbatas, 10 dari
21 penelitian bersetting di pedesaat, 3 di perkotaan dan 6 berlokasi didesa dan kota. Paper paling
tua terbit tahun 1992 dan termuda 2011 dengan terbanyak (n=17) terbit dalam 10 tahun terakhir,
lebih dari separuh paper (n=12) terbit dalam 3 tahun terakhir.

Deskripsi Tema
Konsep terbaru dan tema dirangkum dalam table 2. Kami mengidentifikasi sejumlah 7 tema baru
dan 3 tema final (dirangkum), 2 berhubungan dnegan kehaditan pada fasilitas keseahtan dan
servis oriented . tma berkaitan dengan keberlanjutan kehadiaran ANC.

Tema 1: kehamilan sebagai kontingen sosial dan sehat secara fisiologis Tema ini
menggabungkan dua konsep (disorot di bawah) yang menekankan beberapa nuansa budaya dan
kontekstual yang terkait dengan kehamilan. Banyak wanita dalam studi ini menjelaskan
kehamilan sebagai keadaan fisik yang normal dan sehat dan melihat sedikit alasan untuk
berkunjung ke profesional kesehatan ketika tidak ada ancaman yang dirasakan terhadap
kesejahteraan mereka. Dalam beberapa kebudayaan, keengganan untuk terlibat dengan layanan
antenatal selanjutnya diperparah oleh keyakinan bahwa pengungkapan suatu kehamilan
kehamilan pada halayak ramai dapat menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan timbul terkait
agama atau spiritual.
Kesadaran akan konsep Kehamilan dan mengungkapkan kondisi Hamill, adanya anggapan
bahwa “lebih baik menunggu , untuk memastikan apakah kamu benar-benar hamil” bagi
sejumlah responden, kepercayaan tradisional atau budaya mendiktekan bahwa mereka harus
menunggu sampai mereka telah melewatkan beberapa periode sebelum mengkonfirmasikan
kehamilan pada halayak ramai [46-51].

“Terkadang sulit untuk mengatakan bahwa Anda hamil. Sebagian orang memiliki jadwal haid
tidak teratur, mereka tidak mendapatkan haid selama berbulan-bulan ternyata akhirnya mereka
haid dan tidak hamil, jadi lebih baik menunggu, untuk melihat apakah Anda benar-benar hamil.
[Wanita hamil, pedesaan Afrika Selatan] [47]”

Keyakinan ini membatasi akses perawatan awal. Bahkan ketika wanita dicurigai mereka hamil,
motivasi untuk mengunjungi klinik antenatal sering digantikan oleh kepercayaan budaya dan
takhayul tentang pengungkapan kehamilan [52-63]. Di pedesaan Pakistan, rasa malu (sharam)
terkait dengan kehamilan, karena yang sudah jelas hubungan dengan aktivitas seksual, berarti
wanita kurang mau untuk dilihat di tempat umum [63]. Rasa malu karena hamil dan keengganan
berikutnya untuk dilihat di depan umum juga merupakan faktor bagi remaja hamil di Uganda
[56].
Di bagian lain Afrika dan Asia Tenggara, potensi untuk menjadi 'dikutuk/diguna-guna' oleh roh
jahat atau orang-orang pendendam dapat memberikan efek yang merugikan pada pengungkapan
kehamilan [52,53,55,64]. Satu Wanita Afrika Selatan yang baru-baru ini mengalami kematian
neonatal menjelaskan kehilangannya dengan cara berikut:

“Saya pikir mantan pacar (perempuan) dari pacar saya sebelumnya cemburu pada kehamilan
saya dan mereka menyihirku. [55]”

Kepercayaan semacam ini tampaknya relatif umum di komunitas pedesaan dan perempuan yang
tidak berani mengunjungi tempat-tempat umum, terutama klinik antenatal, di mana kunjungan
akan dianggap sebagai deklarasi pada publik terkait kehamilannya .

Ketahanan terhadap model perawatan yang menghindari risiko: ''


Apa manfaat yang didapat untuk pergi untuk pemeriksaan ANC jika bayi kita dalam kondisi
sehat? Di banyak dari penelitian, wanita melaporkan bahwa mereka tidak merasa perlu mencari
perawatan profesional ketika tidak ada yang salah dengan kehamilan mereka [46–49,52-
554,58,63,64].

“Karena tidak ada yang mengharapkan sakit selama kehamilan, mengunjungi pusat layanan
kesehatan untuk ANC tidak diperlukan. Apa gunanya pergi untuk periksa di kondisi sehat? [Non-
pengguna layanan perawatan antenatal, pedesaanBangladesh] [64]
Kehamilan dipandang sebagai peristiwa kehidupan normal daripada kondisi medis yang
membutuhkan pemantauan dan pengawasan profesional. Ini terutama berlaku untuk wanita
multipara yang memiliki mengalami satu atau lebih kehamilan yang sehat [50,54,58].

“Jika seorang wanita selalu berhasil sukses melahirkan, dia tidak melihat kebutuhannya antenatal
care attendance atau mengunjungi unit kesehatan untuk melahirkan. [Wanita hamil, Uganda
pedesaan] [54]”

Dalam beberapa budaya hierarkis keputusan untuk terlibat dengan layanan antenatal dibuat oleh
para tetua suku, suami, ibu mertua, atau anggota keluarga yang lebih tua daripada perempuan
sendiri [50,56,59,62–64]. Temuan dari orang Nepal Penelitian menyoroti peran sentral yang
dimainkan oleh ibu mertua ketika membuat keputusan tentang apakah harus pergi ke pelayanan
antenatal
.
“ Ibu mertuaku tidak membantu. Mungkin karena pengalaman masa lalunya. Dia biasa
melakukan semua pekerjaan sendiri selama masa kehamilannya, jadi dia ingin aku melakukan
hal yang sama. Saya punya banyak pekerjaan di sini di rumah, jadi saya tidak pergi untuk
pemeriksaan kehamilan [antenatal care]. [Non-pengguna perawatan antenatal jasa, pedesaan
Nepal] [59]”

Tema 2:Penggunaan sumber daya dan bertahan hidup dalam kondisi sangat miskin
Semua penelitian dilakukan pada populasi yang dipengaruhi oleh kemiskinan, dan temuan kami
menunjukkan bahwa, dalam keadaan seperti itu, sumber daya pribadi yang terbatas sering
diarahkan langsung kebutuhan untuk bertahan hidup daripada masalah terkait kehamilan
spesifik.
Bahkan ketika perawatan antenatal ditawarkan gratis, biaya transportasi (kadang-kadang di
medan yang sulit atau berbahaya), kerugian akan jam bekerja sebagai ibu rumah tangga di
keluarga, dan kemungkinan harus membayar obat-obatan tambahan yang membuat kunjungan
ANC menjadi tidak mungkin dilakukan.
Menggunakan sumber daya untuk perawatan kesehatan atau kelangsungan hidup dasar: ‘‘
Jika tidak ada uang, kita tidak bisa pergi ’. Di hampir semua studi yang diidentifikasi [46,49,50-
56,58-66], biaya (baik langsung dan tidak langsung) ketika mengunjungi fasilitas antenatal
dipandang sebagai signifikan faktor dalam membatasi atau menghambat akses ke perawatan
antenatal:

“Adalah penting pergi ke dokter selama kehamilan, tetapi jika tidak ada uang kita tidak bisa
pergi. Saya ingin pergi tetapi saya tidak punya uang untuk membayar. [pengguna layanan
perawatan antenatal terbatas, Mumbai, India] [58]”

Bahkan di negara-negara yang menawarkan akses gratis ke perawatan antenatal, kemungkinan


adanya biaya tak terduga seperti membayar obat, tes, dan membayar kartu medis/pendaftaran
menempatkan beban tambahan pada keuangan keluarga terbatas.

Alasan saya tidak kembali ke sana [ke klinik antenatal] adalah karena suami saya hanya membeli
apa yang dia inginkan ketika dia diberi resep. Untuk Misalnya, ketika ada tiga hal yang
diresepkan, ia hanya membeli dua. Begitu, jadi mengapa saya harus bersusah payah untuk pergi
ke sana sia-sia? Jika saya pergi ke klinik setiap bulan, dia hanya akan bertanya berapa banyak
yang saya pikir dia dapat dapatkan banyak obat yang dia beli untukku. [Pengguna perawatan
antenatal yang terbatas jasa, Benin] [53]

Biaya tidak langsung untuk pergi ke dan dari fasilitas antenatal adalah disorot secara konsisten
dalam studi termasuk, terutama mereka dilakukan di daerah pedesaan [46,48,50,54-56,58,60].
Yang mahal biaya tarif taksi dan bus mencegah beberapa wanita berkunjung klinik antenatal,
dan, dalam kasus-kasus kemiskinan ekstrim, bahkan yang paling parah bentuk dasar transportasi
dengan harga yang tidak terjangkau.

Ketika saya hamil, apa yang menghalangi saya untuk mencari perawatan kesehatan Karena
kekurangan uang transportasi karena kaki saya bermasalah. Saya dulu tinggal jauh di perbukitan
dan aku tidak bisa meminta siapa pun untuk membawaku naik sepeda karena saya akan dimintai
uang. [Pengguna terbatas remaja dari layanan perawatan antenatal, Uganda pedesaan] [56]

Beberapa responden menunjukkan bahwa kebutuhan perempuan untuk berkontribusi pada


sumber daya rumah tangga yang relatif sedikit adalah lebih dari sekedar kontribusi yang berguna.
Itu dianggap penting untuk bertahan hidup, terutama pada waktu-waktu penting dalam siklus
bertani

“Ketika saya hamil ketiga, itu musim panen. Jadi saya ingin membantu suami saya, bahkan
selama kehamilan. [Non-pengguna antenatal layanan perawatan, pedesaan Kamboja] [50]

Perjalanan yang sulit dan berbahaya: '' Sejauh ini dan jalan kondisinya terlalu buruk ’.
Banyak penelitian termasuk dalam hal ini sintesis dilakukan di daerah pedesaan dengan jaringan
transportasi yang relatif dasar. Untuk wanita hamil yang tinggal di kota dan desa tanpa fasilitas
perawatan kesehatan masyarakat, mereka harus melakukan perjalanan ke lokasi yang jauh untuk
menerima perawatan antenatal, kesulitan perjalanan yang ada, yang mereka tidak mau atau tidak
dapat mengatasi [46,47,50,52,58,60,62].
“Saya tidak pernah mengunjungi pusat kesehatan untuk memeriksa kehamilan saya karena
sejauh ini dan kondisi jalannya terlalu buruk. [Non-pengguna perawatan antenatal jasa, pedesaan
Kamboja] [50]”

Bahkan dalam situasi di mana wanita disiapkan untuk membuat perjalanan panjang dengan
berjalan kaki, kadang - kadang berjalan selama tiga sampai empat jam, risiko dan tantangan yang
terkait kadang-kadang mencegahnya melakukannya. Di beberapa bagian Afrika, prospek
diserang oleh hewan alam liar atau laki-laki agresif jahat menghalangi perempuan melakukan
perjalanan, sementara di Asia Tenggara, kerusakan jalan selama musim hujan memiliki efek
merugikan yang serupa. Ini menunjukkan bahwa hambatan itu bukan hanya transportasi yang
tidak ada atau mahal, atau jalan yang tidak memadai, tetapi juga rasa takut akan bahaya fisik,
yang melebihi manfaat apa pun yang mungkin diperoleh dari perawatan antenatal:

“Sangat sulit saat hujan. Kami takut kami akan jatuh karena jalannya sangat licin dan kami
hamil. Pusat kesehatan adalah jauh dan Anda dapat melihat bahwa jalan itu rusak parah”
[Pengguna terbatas antenatal layanan perawatan, Jawa Barat, Indonesia] [60]

Tema Tiga: Tidak Melakukan dengan benar saat (kehamilan) Pertama Kali
Mengingat isu-isu yang sangat nyata dan kritis tentang bagaimana wanita memandang
kehamilan, dan pengorbanan ekonomi dan fisik yang diperlukan dari wanita dan keluarganya
untuk membawanya ke pusat antenatal klinik, sangat penting bahwa layanan yang dia terima
ketika dia tiba di sana adalah ‘‘ sesuai dengan tujuan ’, dan manfaatnya dirasakan lebih besar
daripada potensi bahaya. Sayangnya, bagi banyak wanita termasuk dalam ulasan ini, ini tidak
terjadi.

Menghadiri klinik tidak sebanding dengan upaya: '' Lebih baik pergi
kepada TBA tradisional birth attendance [dukun tradisional]] ’.
keadaan ekonomi yang Relatif buruk dari negara-negara yang termasuk dalam studi ini berarti
bahwa klinik sering sangat kekurangan sumber daya.wanita Hamil yang awalnya mengakui
manfaat perawatan antenatal dan yang sering melakukan pengorbanan finansial dan pribadi yang
signifikan mengunjungi fasilitas perawatan kesehatan sering kecewa dengan kurangnya sumber
daya yang mereka temukan ketika mereka akhirnya tiba di sana. Sebagai konsekuensi, mereka
membuat keputusan untuk tidak kembali ke pelayanan kesehatan [48–50,54,56,58,65].

“Saya tidak mengunjungi pusat kesehatan untuk perawatan antenatal karena pusat kesehatan
tidak memiliki peralatan medis yang cukup. Ketika kita punya masalah, semua mereka mungkin
akan lakukan adalah merujuk kami ke rumah sakit rujukan…. [Non-pengguna layanan perawatan
antenatal, pedesaan Kamboja] [50]”

waktu tunggu seorang wanita harus menunggu untuk diperiksa oleh petugas kesehatan
profesional, terutama setelah perjalanan panjang dan sulit, dan saat bertemu dengan petugas
waktu konsultasinya sangat singkat sehingga membuat mereka enggan untuk datang berkunjung
kembali
[46,48,49,52,54,65]. Wanita hamil juga mengeluh Waktu konsultasi di klinik yang singkat dan
kekurangan tenaga dan membuat keputusan untuk kembali ke bentuk perawatan antenatal yang
lebih tradisional/dukun beranak.

“Mereka hanya menyentuh perut Anda, lebih baik pergi ke TBA [tradisional penolong
persalinan] karena TBA memeriksa ibu dan memberi tahu dia bagaimana caranya bayinya
berbaring di perutnya. [Wanita hamil, pedesaan Uganda] [54]

Aturan akses yang ditentukan secara lokal: '' Jika Anda tidak memiliki kartu, mereka
tidak akan menerima Anda ’.
Temuan kami menunjukkan bahwa dalam sejumlah kasus, khususnya di Afrika sub-Sahara,
praktik memberikan kartu antenatal untuk wanita yang datang ke klinik dikelola dengan buruk
dan memiliki efek yang merugikan pada lanjutan akses layanan ANC. Beberapa penyedia
layanan kesehatan menggunakan kartu klinik sebagai '‘sebuah paspor ’dan menolak/tidak
melayani ibu hamil yang datang ke klinik atau tidak akan dirujuk rumah sakit tanpa kartu ANC
[46,49,52,53,65]. Hal Semacam ini penguatan negatif telah menciptakan situasi di mana hamil
hanya mengunjungi fasilitas antenatal sekali saja — untuk mendapatkan 'kartu klinik' ’.

“Saya hanya takut ditolak/tidak dilayani layanan ketika saya membutuhkan layanan, jadi saya
harus pergi [ke perawatan antenatal] untuk mendapatkan kartu [klinik]. Jika Anda tidak punya
kartu,mereka tidak akan menerima Anda ketika ada masalah ... kalau ini terjadi kita akan
terlantar dan terpaksa di rawat di rumah saja [Wanita di bulan kesembilan kehamilan, pedesaan
Tanzania] [65]”

Sikap tidak hormat dan tidak menghargai: '' petugas kesehatan tidak peduli pada pasien '.
Salah satu alasan paling umum yang diberikan untuk menunda atau membatasi kunjungan
antenatal adalah sikap buruk staf di bidang kesehatan di fasilitas perawatan
[46,48,50,51,53,56,62,63,65,66]. Temuan dari negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika
Selatan menyoroti ketidaksensitifan, ketidaksopanan, penghinaan, penelantaran, pelecehan, dan
bahkan
kekerasan fisik oleh staf pusat kesehatan sebagai faktor kunci dalam membatasi perempuan
mengakses perawatan antenatal. Seperti diceritakan oleh seorang wanita muda di Uganda:

“Mereka [petugas layanan kesehatan di klinik antenatal] tidak peduli pada pasien, misalnya
ketika Anda pergi di pagi hari ke pelayanan kesehatan mereka akan berkomentar ‘‘nyubuh sekali
anda datang periksa’. Ketika Anda pergi saat makan siang, mereka akan menanyakan Anda “
apakah ibu ngak makan siang, kok siang-siang mau ANC”. Dan ketika Anda pergi di malam hari
ke mereka akan bilang kalau layanan sudah tutup [56]”

Penulis juga melaporkan bahwa wanita merasa terintimidasi karena potensi penyalahgunaan:
“Ketika Anda melihat petugas kesehatan berteriak pada wanita yang sedang mengeluh sakit,
Anda akan takut mengatakan pada mereka apa yang salah/yang dirasakan sakit oleh Anda
juga….
[Wanita hamil, Benin] [53]
Dalam konteks lain, perempuan menceritakan hukuman atau hukuman terhina karena beberapa
kesalahan ringan yang dirasakan:

“ Jika Anda datang terlambat ke klinik, staf akan memarahi dan menghukum Anda dengan
memerintahkan Anda untuk membersihkan lantai atau menyapu sekelilingnya. [Pengguna
layanan perawatan antenatal yang terbatas, Tanzania pedesaan] [65]

Dalam semua contoh ini, wanita dilaporkan merasa enggan kembali untuk janji lain, dan
beberapa kembali ke yang lain bentuk perawatan antenatal tradisional sebagai konsekuensinya.

Line-Argumen Sintesis
Ketentuan perawatan antenatal yang didasarkan pada konsep kehamilan sebagai masalah
biomedis yang berpotensi berisiko, dan bahwa, sebagai konsekuensinya, memberikan mekanisme
yang difokuskan terutama pada pengawasan di lokasi yang lebih atau kurang terpusat, secara
kontekstual bertentangan dengan teori, keyakinan, dan situasi sosio-ekonomi perempuan hamil
dan keluarga mereka dalam berbagai LMIC. Situasi ini diperparah ketika mengakses layanan
menghadirkan risiko tambahan pada perempuan dan keluarga mereka, dalam hal kehilangan
tenaga kerja atau penghasilan, atau bahaya fisik; ketika perawatan yang dijanjikan tidak
disampaikan karena kendala sumber daya; dan ketika wanita mengalami tindakan sewenang-
wenang terang-terangan atau terselubung di fasilitas layanan kesehatan.

Hipotesis Berdasarkan Temuan


Mengikuti teori dari Pawson [67] bahwa '' program adalah teori menjelma ’’, data kami dapat
menjelaskan potensi inkonsistensi antara teori yang mendasari program perawatan antenatal
berdasarkan model antenatal care WHO [23] dan tema-tema itu mendukung keyakinan, tindakan,
dan pengalaman (konteks lokal) dari mereka yang menjadi target program ini (lihat Gambar 2).
Kami berhipotesis bahwa disonansi antara dua frame referensi mungkin menjelaskan kurangnya
kehadiran awal di antenatal klinik, seperti yang dijelaskan pada baris pertama Gambar 2. Baris
kedua dari gambar tersebut menggambarkan ketidaksejajaran kedua, kali ini antara prinsip-
prinsip yang diasumsikan mendukung penyediaan perawatan antenatal, dan pengalaman wanita
yang menggunakannya. Kami berhipotesis bahwa misalignment dapat menjelaskan kurangnya
kepedulian untuk kunjungan antenatal kembali setelah pertemuan pertama.

Pengujian untuk Saturasi Teoritis


Data dari satu makalah [45] kami identifikasi setelah akhir fase pencarian formal kami pada
Maret 2011 dapat dimasukkan ke dalam model penjelasan kami, menunjukkan kejenuhan
teoritis. Kita
akan berpendapat bahwa studi masa depan harus fokus pada pengujian hipotesis kami, dan
merancang solusi khusus untuk masalah bangunan kehadiran yang tidak memadai pada
ringkasan ini dari semua data kualitatif yang relevan hingga saat ini. Pendekatan ini akan
menghindari masalah '‘analytic interruptus’ yang dijelaskan oleh Statham terkait dengan
reproduksi terus-menerus studi kualitatif situs tunggal dengan tanpa berupaya menerjemahkan
wawasan teoretis yang muncul ke dalam tindakan [68].

Diskusi
Beberapa masalah yang diidentifikasi oleh meta-sintesis ini terjadi ke area lain perawatan
bersalin dan perawatan kesehatan secara umum. Pada tingkat keluarga, ini termasuk kurangnya
sumber daya rumah tangga, khususnya ketika dihadapkan dengan masalah pembayaran formal
dan informal atau layanan [69,70], dan masalah yang melekat dalam perjalanan ke terpusat
layanan perawatan kesehatan [46,51-54,71]. Otonomi terbatas untuk perempuan telah
diidentifikasi sebagai faktor yang mendukung ketidakmampuan untuk membuat keputusan
pribadi tentang penggunaan layanan kesehatan [72], dan ini faktor adalah salah satu elemen
mendasar dari '‘tiga penundaan’ ’ hipotesis yang berkaitan dengan kurangnya akses perawatan
darurat dalam persalinan [73]. Ada juga peningkatan pengakuan masalah pelanggaran hak asasi
manusia dalam perawatan kesehatan secara umum [74-76]. Dari perspektif teoretis, temuan kami
menunjukkan hipotesis bahwa, dalam konteks tertentu, mungkin ada ketidaksejajaran antara
teori-teori yang mendukung penyediaan perawatan antenatal dan keyakinan dan konteks sosio-
ekonomi perempuan yang mengakses layanan tidak teratur tiap bualnnya atau bahkan tidak sama
sekali melakukan ANC. Disonansi antara kedua kerangka acuan mungkin menjelaskan
kurangnya akses
perawatan antenatal awal. Kesenjangan kedua, kali ini antara sifat penyediaan antenatal dan
harapan para wanita yang menggunakan layanan, dapat menjelaskan kurangnya keterlibatan
yang berkelanjutan. Kita tidak mengetahui penelitian sebelumnya yang telah mengintegrasikan
faktor-faktor ini ke dalam analisis penggunaan perawatan antenatal berdasarkan pandangan
wanita dan pengalaman, atau yang telah mengidentifikasi kehamilan sebagai risiko social tetapi
keadaan fisik sehat. Meminimalkan stigma sosial dan risiko membutuhkan penyediaan
perawatan yang bersifat diskrit dan tentu saja tidak disediakan di tempat umum dengan antrean
panjang untuk layanan. Strategi menggabungkan pemahaman yang sesuai secara budaya tentang
perawatan kehamilan
yang disesuaikan untuk komunitas individu jarang, tetapi partisipatif program di mana
perempuan lokal dan tokoh masyarakat berada aktif terlibat dalam perencanaan layanan antenatal
lokal
terbukti efektif dalam meningkatkan cakupan antenatal dan mengurangi kematian ibu dan bayi
[77]. Pendekatan ini baik diilustrasikan oleh studi Kamboja baru-baru ini, yang menunjukkan
22%
peningkatan kehadiran antenatal ketika pengguna layanan dan berpengaruh keterlibatan
stakeholder dalam perencanaan komunitas layanan bersalin [78].

Dari sudut pandang sosio-ekonomi, temuan kami menunjukkan bahwa, bahkan dalam situasi di
mana wanita mengenali manfaat antenatal peduli dan bersedia, pada prinsipnya, untuk hadir,
hambatan fisik dan bahkan risiko fisik untuk pergi ke dan dari klinik, ditambah dengan potensi
kehilangan sumber daya keluarga (jika tenaga ibu untuk bekerja di rumah hilang krena ibu harus
pergi ke layanan kesehatan) yang krusial, bisa menjadi penghalang. Bahkan jika layanan gratis
dan
sistem transportasi aman disediakan, mengambil wanita dari tugas pertanian esensial /penting di
perjalanan panjang ke dan dari klinik pusat mungkin, di yang ekstrem, masih menghadirkan
risiko bagi persediaan makanan keluarga. Pada kasus ini, manfaat perawatan antenatal harus
membebani keseimbangan pengguna layanan sebelum serapan akan meningkat. Juga, bahkan di
mana wanita
memang memiliki derajat otonomi pribadi, mereka yang melihat kehamilan sebagai keadaan
yang sehat, tetapi secara sosial berisiko, masih tidak mungkin untuk menghargai dan menghadiri
program yang mengekspos keadaan hamil mereka, dan itu sebagian besar berfokus pada
mengidentifikasi dan menghindari risiko. Ini khususnya relevan ketika biaya langsung dan biaya
peluang tinggi, perjalanan ke lokasi pusat sulit dan berbahaya, dan layanan mereka menerima
berkualitas buruk dan terang-terangan atau kasar secara terselubung. Proyek yang dirancang
untuk memberi insentif kepada wanita hamil untuk hadir perawatan antenatal telah berhasil
dilaksanakan di beberapa LMIC. Program transfer tunai Janani Suraksha Yojana di India, di
mana perempuan dibayar dalam jumlah kecil untuk hadir perawatan antenatal dan melahirkan di
fasilitas perawatan kesehatan yang diakui, memiliki efek yang signifikan terhadap kehadiran
antenatal dan tingkat berikutnya kematian neonatal dan perinatal [79]. Sebuah alternatif, proyek
berbasis transportasi di Uganda timur, di mana pengendara sepeda motor lokal dikontrak untuk
membawa perempuan ke dan dari klinik antenatal sepanjang kehamilan mereka, juga
menunjukkan sbuah peningkatan yang signifikan dalam kehadiran antenatal [80]. Namun,
keraguan tetap tentang kepraktisan dan keberlanjutan dari jenis-jenis ini inisiatif, dan, seperti
yang diindikasikan oleh temuan kami, banyak wanita hamil tetap tidak yakin dengan fokus dan
kualitas program antenatal , dan tampaknya tidak akan menggunakan penuh antenatal fasilitas
kecuali kualitas perawatan ditingkatkan. Mengingat bahwa data tidak tersedia dari setiap wilayah
setiap LMIC, adalah mungkin bahwa sintesis baris-argumen kami, dan kami model, tidak
berlaku untuk semua konteks di mana perawatan antenatal kurang dimanfaatkan. Namun,
kelengkapan analisis kami adalah diperkuat oleh bukti kejenuhan teoritis, baik dari kami analisis
refutational, dan dari makalah [45] diterbitkan setelah akhir fase pencarian formal kami pada
Maret 2011. Hipotetis kami Model dapat menjelaskan temuan penelitian ini, termasuk pengaruh
keyakinan budaya dan kurangnya rasa peduli/hormat dari perawatan kesehatan profesional.
Selain itu, temuan-temuan dari meta-sintesis adalah mirip dengan tinjauan paralel tentang wanita
yang tidak dapat diakses atau akses perawatan antenatal yang terbatas di sumber yang kaya
negara [19]. Mengingat berbagai negara yang diwakili dalam meta-sintesis, dan rentang tanggal
publikasi (berakhir hampir dua dekade), isu-isu tampaknya bersifat universal dan persisten.

Kami berharap bahwa sintesis kami menggambarkan kebutuhan untuk melakukan Penelitian
kecil berulang tentang masalah yang sama dalam konteks local menuju pemahaman yang lebih
komprehensif tentang potensi disonansi antara konteks dan mekanisme penyampaian layanan
semua pengaturan ini. Evaluasi yang lebih menyeluruh menggunakan Pendekatan review
realistic dapat menguji hipotesis ini, dan berkontribusi terhadap pemahaman yang lebih rinci
tentang masalah ini [81]. Ini bisa memberikan dasar untuk pendekatan baru untuk desain dan
keterlibatan
perawatan antenatal, didirikan pada analisis yang cermat dari lokal yang khas keyakinan, nilai,
dan ketersediaan sumber daya. Pendekatan semacam itu bisa mengidentifikasi cara
memindahkan layanan jauh dari basis penduduk yang luas solusi, terhadap desain layanan baru
berdasarkan apa yang berhasil, untuk siapa, dalam keadaan apa [81].

Kesimpulan
Meskipun keberhasilan moderat dalam mengurangi MMR dan meningkatnya cakupan perawatan
antenatal, target global yang terkait dengan MDG 5 tampaknya tidak akan tercapai pada tahun
2015, terutama di banyak LMIC. Sejauh ini, inisiatif praktis untuk mengatasi masalah ini
cenderung mengadopsi penyediaan perawatan antenatal berbasis publik yang terpusat, strategi
utilitarian yang dirancang untuk meminimalkan risiko klinis. pendekatan ini menguntungkan
beberapa wanita dan bayi, tetapi memarjinalkan yang lain, karena desain program tidak
memperhitungkan keputusan kelangsungan hidup yang diperlukan, keyakinan, sikap, atau teori
budaya yang mungkin intrinsik terhadap konteks lokal. Ukuran yang dirancang untuk
mempertahankan dan mempertahankan akses di LMIC cenderung lebih efektif ketika pembuat
kebijakan dan penyedia layanan menyelaraskannya program dengan konstruksi teoretis dan
filosofis dan kendala praktis yang berat yang mendukung komunitas local konteks. Program
semacam itu harus memastikan bahwa, begitu mereka mengakses layanan, semua wanita hamil
diperlakukan dengan martabat, rasa hormat, dan kasih sayang. Jika program tidak selaras dengan
konteks local dengan cara ini, temuan dari meta-sintesis ini menyarankan, bahkan layanan
terbaik dan yang paling dapat diakses secara fisik mungkin tetap ada kurang dimanfaatkan oleh
beberapa wanita hamil lokal.

informasi pendukung
Tabel S1 Penilaian kualitas studi yang disertakan. (RTF)

Kontribusi Penulis
Diciptakan dan dirancang berdasarkan pengalaman: KWF SD. Analisis data: KWF SD. Alat
peraga / bahan / tool analisis: KWF SD. Menulis draft naskah pertama: KWF. Berkontribusi pada
penulisan manuskrip: KWF SD. Kriteria ICMJE untuk kepenulisan dibaca dan dipenuhi: KWF
SD. Setuju dengan hasil dan kesimpulan manuskrip: KWF SD.

DAFTAR PUSTAKA
Ringkasan Editor
Latar Belakang. Meskipun kematian ibu di seluruh dunia memiliki hampir separuh sejak 1990,
menurut angka terbaru, setiap hari sekitar 800 wanita dan gadis remaja masih mati dari
komplikasi kehamilan atau persalinan: pada tahun 2010, 287.000 wanita meninggal selama atau
setelah kehamilan dan persalinan, dengan hampir semua kematian ini (99%) terjadi di
pengaturan sumber daya rendah. Sebagian besar kematian ibu dapat dihindari, sebagai intervensi
untuk mencegah atau mengelola paling banyak komplikasi umum (perdarahan hebat, infeksi,
tinggi tekanan darah selama kehamilan, dan aborsi yang tidak aman). Selain itu, banyak dari
komplikasi ini dapat terjadi
dicegah, dideteksi, atau diobati selama perawatan antenatal kunjungan dengan petugas kesehatan
terlatih.

Mengapa Studi Ini Dilakukan? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan minimal
empat kunjungan antenatal per kehamilan, tetapi menurut angka WHO, antara tahun 2005 dan
2010 hanya 53% wanita hamil yang hadir di seluruh dunia 4 kunjungan antenatal yang
direkomendasikan; negara berpenghasilan rendah, angka ini mengecewakan hanya 36%.
Sayangnya, meskipun upaya internasional besar untuk mempromosikan dan menyediakan
perawatan antenatal, ada sedikit perbaikan dalam hal ini statistik selama dekade terakhir. Karena
itu penting untuk menyelidiki alasan kehadiran antenatal yang buruk dan mencari pandangan
pengguna perawatan antenatal. Dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan studi dari
berpenghasilan rendah dan menengah negara (LMICs) yang mencakup pandangan wanita
tentang kehamilan peduli dalam meta-sintesis studi kualitatif (kualitatif penelitian menggunakan
teknik, seperti wawancara terstruktur, untuk mengumpulkan pemahaman mendalam tentang
perilaku manusia, dan meta-sintesis menggabungkan dan menafsirkan informasi studi, konteks,
dan populasi).

Apa yang Para Peneliti Lakukan dan Temukan?


Para peneliti mencari beberapa medis, sosiologis, dan psikologis database untuk menemukan
studi kualitatif yang sesuai yang diterbitkan antara Januari 1980 dan Februari 2012 yang
dieksplorasi
pengalaman perawatan antenatal, sikap, dan keyakinan wanita dari LMIC yang telah memilih
untuk mengakses perawatan antenatal terlambat (setelah gestasi 12 minggu), jarang (kurang dari
empat kali), atau tidak sama sekali. Para peneliti termasuk 21 penelitian (keluar dari 2.997 yang
awalnya diidentifikasi) dalam sintesis mereka, mewakili pandangan 1.239 wanita dari 15 negara
(Bangladesh, Benin, Kamboja, Gambia, India, Indonesia, Kenya, Lebanon, Meksiko, Mozambik,
Nepal, Pakistan, Selatan Afrika, Tanzania, dan Uganda) yang diwawancarai secara langsung atau
memberikan pendapat mereka sebagai bagian dari kelompok fokus. Para peneliti
mengidentifikasi tiga tema utama. Pertama tema mencerminkan pandangan wanita bahwa
kehamilan itu sehat negara dan begitu melihat sedikit alasan untuk mengunjungi profesional
kesehatan ketika mereka tidak merasakan risiko terhadap kesejahteraan mereka — peneliti
menyebut tema ini, ‘‘ kehamilan sebagai kontingen social dan sehat secara fisiologis. ’’ Tema
kedua berhubungan sumber daya keuangan wanita yang terbatas, sehingga bahkan kapan pun
perawatan antenatal ditawarkan gratis, biaya transportasi menuju ke sana, hilangnya penghasilan
yang terkait dengan kunjungan, dan kemungkinan harus membayar obat-obatan berarti wanita
tidak dapat hadir — para peneliti disebut tema ini '' penggunaan sumber daya dan kelangsungan
hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrim. ’’ Tema ketiga yang diidentifikasi oleh para peneliti
terkait dengan pandangan wanita bahwa layanan antenatal adalah tidak memadai dan manfaat
menghadiri tidak lebih besar daripada potensi bahaya. Misalnya, wanita hamil yang awalnya
mengakui manfaat antenatal peduli sering kecewa dengan kurangnya sumber daya mereka
ditemukan ketika mereka sampai di sana dan, akibatnya, memutuskan tidak kembali. Para
peneliti menyebut tema ini '‘tidak mendapatkannya benar pada kali pertama. ’

Apa Arti Temuan Ini? Temuan ini memberi kesan bahwa mungkin ada ketidakselarasan antara
prinsip-prinsip tersebut yang mendukung penyediaan perawatan antenatal dan keyakinan
dan konteks sosio-ekonomi ibu hamil di LMICs, artinya perawatan antenatal berkualitas tinggi
pun tidak digunakan oleh beberapa wanita hamil kecuali pandangan mereka dan kekhawatiran.
Tema-tema yang diidentifikasi dalam metasintesis ini dapat memberikan dasar untuk pendekatan
baru pada desain dan pengiriman perawatan antenatal yang mengambil kepercayaan local dan
nilai-nilai serta ketersediaan sumber daya ke dalam akun. Seperti itu program mungkin
membantu memastikan bahwa perawatan antenatal bertemu harapan wanita hamil dan
memperlakukan mereka dengan tepat sehingga mereka ingin secara teratur menghadiri
perawatan antenatal.

Informasi tambahan. Silakan akses situs web ini melalui versi online ringkasan ini di
http://dx.doi.org/10. 1371 / journal.pmed.1001373.
 Wikipedia menjelaskan perawatan antenatal (perhatikan bahwa Wikipedia adalah
ensiklopedia online gratis yang dapat diedit siapa saja)
 Organisasi Kesehatan Dunia memiliki banyak informasi berkaitan dengan kehamilan,
termasuk perawatan antenatal
 Institut Nasional Inggris untuk Kesehatan dan Keunggulan Klinis memiliki pedoman
berbasis bukti pada perawatan antenatal
 Aliansi Pita Putih

Anda mungkin juga menyukai