Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL JURNAL REVIEW (CJR)

PENGARUH PEMBERIAN DAN PENDIDIKAN PIJAT BAYI

OLEH:

NAMA : FERONICA AGUSTINA GINTING

NIM : 4183331013

KELAS : KIMIA DIK B 2018

DOSEN PENGAMPU : DR. WIDYA ARWITA M.Pd

KIMIA DIK B 2018


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
Judul Jurnal :
Jurnal 1 : Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terpenuhi
Kebutuhan Bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Posyandu
Mangundikaran Kabupaten Nganjuk.
Jurnal 2 : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat
Bayi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Memijat Bayi Secara
Mandiri Di Kelurahan Girimargo Sragen.
Tema Umum : Pengaruh Pemberian dan Pendidikan Pijat Bayi

I. Latar Belakang
Latar Belakang Jurnal 1
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal
manusia. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir diseluruh dunia
termasuk di Indonesia dan diwariskan secara turun temurun. Secara
ilmiah, pijat memberikan stimulus pada hormon di dalam tubuh. Satu
substansi yang mengatur fungsi-fungsi seperti nafsu makan, tidur,
ingatan dan belajar , pengaturan temperatur,mood,perilaku,fungsi
pembuluh darah ,kontraksi otot,pengaturan system endokrin dan
depresi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat bayi
terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6-12 bulan) di
Posyandu kelurahan Mangundikaran kabupaten Nganjuk .

Latar Belakang Jurnal 2:

Pijat bayi merupakan bentuk pengobatan alternatif yang menjadi


semakin popular karena kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah
dipelajari dan dapat dilakukan di rumah oleh keluarga, namun banyak
ibu yang belum bisa melakukan pijat bayi secara mandiri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan tentang pijat bayi terhadap perilaku ibu dalam memijat bayi
secara mandiri di Kelurahan Girimargo Sragen.

II. Tujuan
Tujuan Jurnal 1 :
a. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6-12
Bulan) sebelum diberikan pijat bayi di Posyandu Mangundikaran
Nganjuk.
b. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6-12
Bulan ) setelah diberikan pijat bayi di Posyandu Mangundikaran
Nganjuk.
c. Menganalisis pengaruh pemberian pijat bayi terhadap pemenuhan
kebutuhan tidur pada bayi (6-12 Bulan) di Posyandu
Mangundikaran Nganjuk.

Tujuan Jurnal 2 :
a. Mengetahui perilaku ibu sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
tentang pijat bayi.
b. Mengetahui perilaku ibu setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang pijat bayi.
c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu
dalam memijat bayi secara mandiri.

III. Rumusan Masalah


Rumusan Masalah 1:
a. Bagaimana pemenuhan kebutuhan tidur bayi sebelum dilakukan
pemberian pijat pada bayi ?
b. Bagaimana pemenuhan kebutuhan tidur bayi sesudah dilakukan
pemberian pijat pada bayi ?
c. Apa pengaruh pemberian pijat pada bayi terhadap pemenuhan
kebutuhan tidur bayi ?

Rumusan Masalah 2:
a. Baagaimana perilaku ibu sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
pijat bayi ?
b. Apa saja pengaruh pendidikan kesehatan tentang pijat bayi
terhadap perilaku ibu dalam memijat bayi secara mandiri ?

IV. Ringkasan Teori

Ringkasan Teori 1:
Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang bayi.
Yang dimaksud dengan bayi adalah anak yang berumur 0 sampai 12
bulan. Tidur meruakan masalah yang sering kali dikeluhkan pada bayi
berusia dibawah 1 tahun. Perkiraan medis menyebutkan bahwa lebih
dari sepertiga bayi dibawah 1 tahun memiliki masalah dengan tidur.

Tidur bagi bayi adalah suatu keharusan seiring dengan pertumbuhan


tubuh bayi. Sehingga berperan penting dalam masa pertumbuhan bayi,
pengeluaran hormone, dan pertumbuhan oleh kelenjar pituitary
mencapai puncaknya pada saat tidur nenyak.

Besaran jumlah jam tidur anak, disesuaikan dengan tingkatan


umurnya. Umumnya bayi baru lahir biasanya tidur selama 16-20 jam
per hari, bayi usia 2-12 bulan mencapai 9-12 jam pada malam hari
dengan tidur siang 1-4 kali sehari.

Ringkasan Teori 2:
Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi stimulasi sentuhan,
karena dalam pijat bayi terapat unsur sentuhan berupa kasih sayang,
perhatian, suara atau bicara, pandangan mata, gerakan, dan pijatan.
Rangsangan sensorik berupa pijat telah terbukti dapat merangsang
pertumbuhan dan meningkatkan perkembangan syaraf. Orang tua
yang memijat anaknya dapat merangsang perkembangan koneksi
antara sel – sel saraf otak bayi yang akan membentuk dasar untuk
berfikir, merasakan dan belajar.

Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih


dipegang perannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya
dilakukan pada saat bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel
dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir

Selain itu hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dari 10 ibu di Girimargo mengatakan belum pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang pijat bayi, kurang mengetahui manfaat
pijat bayi dan belum mengetahui bagaimana cara memijat bayi yang
benar sehingga terlihat belum bisa melakukan pijat bayi secara
mandiri.
V. Metode Penelitian
Metode Penelitian Jurnal 1:
Analisa yang dilakukan pada penelitian ini, dimana untuk mengetahui
ada atau tidak adanya pengaruh pemberian pijat bayi terhadap
pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi usia 6-12 bulan adalah dengan
menggunakan uji statistic analisis.

Metode Penelitian Jurnal 2:


Metode penelitian yang digunakan yaitu pre eksperimen dengan
desain one group pre test – post test design. Populasi dari penelitian
ini seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 1 minggu – 6 bulan di
Kelurahan Girimargo Sragen.

VI. Hasil Penelitian


Hasil Penelitian Jurnal 1:
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 28 responden, 21
responden (75%) pemenuhan kebutuhan tidur tidak terpenuhi. Hal ini
didukung oleh usia bayi dimana 21,4 % dari bayi tersebut berusia 10
bulan dan 12 bulan.Berdasarkan hasil penelitian pada bayi-bayi yang
dilakukan pemijatan, dari 28 responden (89,3%) pemenuhan
kebutuhan tidurnya terpenuhi Ini didukung oleh sebagian bearv
responden 15 responden (53,6%) masih mengkonsumsi ASI.
Berdasarkan hasil uji analisis setelah dilakukan pijat bayi 25
responden pemenuhan kebutuhan tidurnya terpenuhi.

Hasil Penelitian Jurnal 2:


Distribusi responden menurut umur menunjukkan distribusi tertinggi
adalah responden yang berusia 26-35 tahun, yaitu sebanyak 14
responden (66,7 %) dan distribusi terendah pada responden yang
berusia <25 tahun sebanyak 3 responden (14,3 %). Distribusi
responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa
distribusi tertinggi adalah responden yang tingkat pendidikannya SMA
atau sederajat, yaitu sebanyak 8 responden (38,1%) dan distribusi
terendah terletak pada responden yang tingkat pendidikannya
Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 3 responden (14,3 %). Distribusi
responden menurut pekerjaannya menunjukkan distribusi tertinggi
adalah responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, yaitu
sebanyak 17 responden (19,1 %) dan distribusi terendah pada
responden yang bekerja sebagai buruh yaitu 1 responden (4,8 %).

VII. Kesimpulan

Kelebihan

Jurnal 1 Jurnal 2
 Lebih detail terhadap  Lebih diarahkan kepada
perhitungan pemenuhan perilaku ibu sebelum
kebutuhan tidur bayi (6-12 dan sesudah diberikan
Bulan). pendidikan kesehatan
 Lebih detail terhadap tentang pijat bayi.
perhitungan pemenuhan  Lebih rinci terhadap
kebutuhan bayi tidak terpenuhi pengaruh pendidikan
(6-12 Bulan). kesehatan terhadap
perilaku ibu dalam
memijat bayi secara
mandiri

Kekurangan

Jurnal 1 Jurnal 2
 Tidak ada metode pada  Data yang disajikan
pemijitan ibu terhadap bayi hanya di satu daerah saja
 Data yang diperoleh hanya  Terpusat pada ibu dan
satu tempat bayi saja.

Anda mungkin juga menyukai