Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

“ FAKTOR LINGKUNGAN “

DOSEN PEMBIMBING :

LIDIA LUSHINTA, M.Keb

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SAMARINDA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga pada
hari ini, makalah kami yang berjudul “ Faktor – faktor yang mempengaruhi
kehamilan “ ini bisa terselesaikan pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman kelompok yang telah
bersedia berkontribusi dengan memberikan ide – ide, waktu, tenaga dan
pikirannya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat makalah ini dapat
berguna dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa
depan kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan
janin yang aktual. Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya faktor fisik ibu yang dapat
dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak
merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya
(faktor sosbud dan ekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga
kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal,
intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses persalinan
nanti.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan?
2. Bagaimana pengaruh dari lingkungan untuk masa kehamilan?

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan mengerti apa saja faktor yang mempengaruhi
kehamilan.
2. Mengerti bagaimana pengaruh lingkungan untuk kehamilan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN


Faktor adalah segala hal yang dapat manghasilkan sesuatu yang
positive maupun negative, atau disebut asal usul suatu masalah.
Ada berbagai macam faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan,
antara lain yaitu :
1. Faktor Fisik
2. Faktor psikologis
3. Faktor Lingkungan
Dan macam – macam faktor diatas, sangat mempengaruhi dalam masa
kehamilan.

B. FAKTOR LINGKUNGAN DALAM MASA KEHAMILAN


A. Lingkungan adat
Lingkungan adat ini meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan secara
turun temurun sejak dahulu ada dan dijaga baik proses dan tata caranya
hingga sekarang yang tentunya dikhususkan pada ibu hamil. Kegiatan
tersebut diantaranya adalah :
1. Mitos
Mitos ialah suatu kepercayaan yang melekat pada disuatu lingkungan
masyarakat tetentu pada daerah tertentu. Mitos bersifat local atau hanya
pada daerah tertentu yang memegang teguh kepercayaan tersebut, kadang
mitos berupa larangan atau hal yang harus dihindari karena mereka
parcaya bila hal tersebut dilakukan akan berdampak pada kehidupan
mereka atau akan terjadi hal buruk pada mereka. Di Indonesia, utamanya
di pedesaan daerah Jawa berlaku begitu banyak mitos (larangan) seputar
kehamilan yang beredar di masyarakat. Dari segi makanan, keseharian,
tindak tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian si ibu
hamil ataupun si jabang bayi. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh
masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat / pesan dari
nenek moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak / karma
yang tidak menyenangkan.
Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun
dari segi aqidah, banyak mitos yang tidak berhubungan. Walaupun
maksud dari nenek-nenek moyang semuanya adalah baik tetapi tidak
semua dari nasehat atau pantangan kehamilan yang diberitahukan itu benar
secara medis maupun ilmiah. Kebanyakan hanya berdasarkan mitos atau
kepercayan saja daripada kenyataannya.
Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos
bermacam-macam tentang kehamilan hanyalah supaya si Ibu hamil
maupun suaminya dapat menjaga kehamilan dengan baik. Tujuannya
untuk menyiapkan kehamilan yang sehat. Sehingga bisa menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan dengan kebiasaan,
konsumsi bahan makanan, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang berhubungan
dengan kehamilan:
2. Tradisi selama masa kehamilan
Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya
itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,
gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena
psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat,
membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
• Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si
Ibu agar janin terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai
si Ibu.
• Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut
sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian.
Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu
lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena
udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon
dioksida (CO2).
• Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga
batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
• Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi
kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam
tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu
hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
• “Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya
orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan,
mengecewakan dan sebagainya dengan harapan janin terhindar dari
kejadian tersebut.
Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebu justru dapat berujung pada
ketakutan yang tidak bermanfaat.
• Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan
sesuatu, makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika
tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
• Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam
kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa
yang dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau
disimpan lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga
nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat)
dengan kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
• Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada
kulit bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang
perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit
perut. Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau
di jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.
• Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang
sedikit berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi
ibu hamil, melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik,
tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga
ketimbang ikan mentah.
Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman
dingin diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga
dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang
bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak
berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini
tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu
yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik.
• Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per
hari) menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan
lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam
usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar
mudah diserap oleh usus.
3. Upacara adat selama masa kehamilan.
a. Upacara Mengandung Empat Bulan
Dulu Masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru
mengandung 2 atau 3 bulan belum disebut hamil, masih disebut
mengidam. Setelah lewat 3 bulan barulah disebut hamil. Upacara
mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan sebagai
pemberitahuan kepada tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah
betul-betul hamil.
Namun sekarang kecenderungan orang-orang melaksanakan upacara pada
saat kehamilan menginjank empat bulan, karena pada usia kehamilan
empat bulan itulah saat ditiupkannya roh pada jabang bayi oleh Allah
SWT. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat Bulan ini
mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa
nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan
selamat.
b. Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban
Upacara Tingkeban adalah upacara yang diselenggarakan pada saat
seorang ibu mengandung 7 bulan. Hal itu dilaksanakan agar bayi yang di
dalam kandungan dan ibu yang melahirkan akan selamat. Tingkeban
berasal dari kata tingkeb artinya tutup, maksudnya si ibu yang sedang
mengandung tujuh bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai
empat puluh hari sesudah persalinan, dan jangan bekerja terlalu berat
karena bayi yang dikandung sudah besar, hal ini untuk menghindari dari
sesuatu yang tidak diinginkan. Di dalam upacara ini biasa diadakan
pengajian biasanya membaca ayat-ayat Al-Quran surat Yusuf, surat
Lukman dan surat Maryam.
Di samping itu dipersiapkan pula peralatan untuk upacara memandikan ibu
hamil , dan yang utama adalah rujak kanistren yang terdiri dari 7 macam
buah-buahan. Ibu yang sedang hamil tadi dimandikan oleh 7 orang
keluarga dekat yang dipimpin seorang paraji secara bergantian dengan
menggunakan 7 lembar kain batik yang dipakai bergantian setiap guyuran
dan dimandikan dengan air kembang 7 rupa. Pada guyuran ketujuh
dimasukan belut sampai mengena pada perut si ibu hamil, hal ini
dimaksudkan agar bayi yang akan dilahirkan dapat berjalan lancar (licin
seperti belut). Bersamaan dengan jatuhnya belut, kelapa gading yang telah
digambari tokoh wayang oleh suaminya dibelah dengan golok. Hal ini
dimaksudkan agar bayi yang dikandung dan orang tuanya dapat berbuat
baik lahir dan batin, seperti keadaan kelapa gading warnanya elok, bila
dibelah airnya bersih dan manis. Itulah perumpamaan yang diharapkan
bagi bayi yang dikandung supaya mendapatkan keselamatan dunia-akhirat.
Sesudah selesai dimandikan biasanya ibu hamil didandani dibawa menuju
ke tempat rujak kanistren tadi yang sudah dipersiapkan. Kemudian sang
ibu menjual rujak itu kepada anak-anak dan para tamu yang hadir dalam
upacara itu, dan mereka membelinya dengan menggunakan talawengkar,
yaitu genteng yang sudah dibentuk bundar seperti koin. Sementara si ibu
hamil menjual rujak, suaminya membuang sisa peralatan mandi seperti air
sisa dalam jajambaran, belut, bunga, dsb. Semuanya itu harus dibuang di
jalan simpang empat atau simpang tiga. Setelah rujak kanistren habis
terjual selesailah serangkaian upacara adat tingkeban.
c. Upacara Mengandung Sembilan Bulan
Upacara sembuilan bulan dilaksanakan setelah usia kandungan masuk
sembilan bulan. Dalam upacara ini diadakan pengajian dengan maksud
agar bayi yang dikandung cepat lahir dengan selamat karena sudah
waktunya lahir. Dalam upacara ini dibuar bubur lolos, sebagai simbul dari
upacara ini yaitu supaya mendapat kemudahan waktu melahirkan, lolos.
Bubur lolos ini biasanya dibagikan beserta nasi tumpeng atau makanan
lainnya.
d. Upacara Reuneuh Mundingeun
Upacara Reuneuh Mundingeun dilaksanakan apabila perempuan yang
mengandung lebih dari sembilan bulan,bahkan ada yang sampai 12 bulan
tetapi belum melahirkan juga, perempuan yang hamil itu disebut Reuneuh
Mundingeun, seperti munding atau kerbau yang bunting. Upacara ini
diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua itu segera melahirkan
jangan seperti kerbau, dan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pada pelaksanaannya leher perempuan itu dikalungi kolotok dan dituntun
oleh indung beurang sambil membaca doa dibawa ke kandang kerbau.
Kalau tidak ada kandang kerbau, cukup dengan mengelilingi rumah
sebanyak tujuh kali. Perempuan yang hamil itu harus berbuat seperti
kerbau dan menirukan bunyi kerbau sambil dituntun dan diiringkan oleh
anak-anak yang memegang cambuk. Setelah mengelilingi kandang kerbau
atau rumah, kemudian oleh indung beurang dimandikan dan disuruh
masuk ke dalam rumah. Di kota pelaksanaan upacara ini sudah jarang
dilaksanakan.
4. Adat Budaya
. Masyarakat batak :
Bila ada bayi lahir dirumah sendiri, si ayah akan langsung membelah kayu
dengan suara yang sangat keras dan akan membuka jendela dapur lbar-
lebar dengan tujuan kayu yang tadi dibelah lalu dibakar supaya asapnya
membumbung tinggi. Ini menjadi pertanda bahwa di rumah tersebut ada
sebuah kehidupan baru
b. Agama lain
Adat atau budaya agama lain hampir sama atau serupa dengan agama
islam tergantung lingkungan agama tersebut misalnya agama selain islam
juga mengadakan syukuran bila kehamilan telah mencapai usia 4 bulan
atau 7 bulan. Hanya saja bila dalam islam acara tasyakuran diisi dengan
bacaat do’a-do’a yang ada dalam al-qur’an, agama lain dibacakan do’a-
do’a menurut kepercayaan mereka.
B. Lingkungan Sosial

1. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola kegiatan masyarakat yang terjadi di lingkungan
masyarakat. Gaya hidup masyarakat sekarang terutama didaerah perkotaan
yang serba sibuk dan terburu-buru yang telah terjadi sekarang akan
memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang menyebabkan secara
langsung aspek kehamilan yang sangat mengganggu si ibu. Aspek yang
mengganggu itu seperti mual muntah, keletihan yang dapat membuat si
ibu letih dan tentu saja sangat mengganggu kegiatan dan aktivitas si ibu.
2. Perokok
Merokok adalah suatu kegiatan yang akan sangat merugikan bagi ibu.
Merokok akan mengganggu pertumbuhan janin dan dapat menurunkan
BL. Selain dapat menurunkan BB bayi dalam kandungan karena terganggu
perkembangan dan pertumbuhannya, merokok juga dapat menjadikan
persalinan preeferm, dan kematian perinatal. Faktor lingkungan yang
mendukung akan dan paling tidak menurunkan kebiasaan merokok.
3. Dukungan dari suami dan keluarga
Merokok adalah suatu kegiatan yang akan sangat merugikan bagi ibu.
Merokok akan mengganggu pertumbuhan janin dan dapat menurunkan
BL. Selain dapat menurunkan BB bayi dalam kandungan karena terganggu
perkembangan dan pertumbuhannya, merokok juga dapat menjadikan
persalinan preeferm, dan kematian perinatal. Faktor lingkungan yang
mendukung akan dan paling tidak menurunkan kebiasaan merokok.

Anda mungkin juga menyukai