Anda di halaman 1dari 12

1.

Jawaban no 1

Bidan dapat berperan sebagai pemberi Pelayanan Kebidanan; pengelola Pelayanan Kebidanan; penyuluh
dan konselor, pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik; penggerak peran serta masyarakat dan
pemberdayaan perempuan; dan/atau peneliti.

Dari keenam peran tersebut yang dapat dilaksanakan di bidan komunitas yaitu :

a. Peran sebagai Pelaksana

Bidan sebagai pelaksana memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita dalam siklus kehidupannya
yaitu asuhan ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neoantus, bayi anak dan balita, remaja, masa
antara, keluarga berencana dan lansia. Sebagai pelaksana bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu
tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.

1) Tugas Mandiri

Tugas mandiri bidan meliputi hal – hal berikut ini.

a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.

b) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka sebagai klien.
Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.

c) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.

d) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien / keluarga.

e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

f) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga.

g) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga
berencana.

h) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium serta menopause.

i) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga dan pelaporan asuhan.

2) Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:

a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi

kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.


b) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

c) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.

d) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi serta keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.

e) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan
keluarga.

f) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

3) Tugas ketergantungan

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:

a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan
klien dan keluarga.

b) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi
serta kegawatdaruratan.

c) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit
tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.

d) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai
penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.

e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan
yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.

f) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.

b. Peran sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan
tugas partisipasi dalam tim.

1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerjanya.


2) Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan
sektor lain melalui dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada di bawah
bimbingan dalam wilayah kerjanya.

c. Peran sebagai Pendidik

Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu:

1) Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien

2) Melatih dan membimbing kader.

d. Peran Sebagai Peneliti/Investigator

Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun berkelompok, yaitu:

1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

2) Menyusun rencana kerja pelatihan.

3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.

6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau
pelayanan kesehatan.

Link :http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Asuhan-Kebidanan-
Komunitas_SC.pdf.

2. Jawaban no 2

Kemenkes RI no 369/Menkes/SK/III/2007 (https://www.slideshare.net/mobile/nunikendang/02-agustus-


2013)

9 standar kompetensi bidan

1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan

2. Pra konsepsi, KB dan ginekologika.

3. Asuhan dan konseling selama kehamilan

4. Asuhan selama persalinan dan kelahiran

5. Asuhan pada ibu nifas dan menyusui


6. Asuhan pada bayi baru lahir

7. Asuhan pada bayi dan balita

8. Kebidanan komunitas

9. Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan kesehatan reproduksi

Kemenkes RI no 938 tahun 2007 (https://galihendradita.files.wordpress.com/2015/03/kmk-no-938-


2007-ttg-standar-asuhan-kebidanan.pdf)

Standar IV : implementasi

a. Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan
evidence based kepada klien/Pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujuk.

b. Kriteria

1. Memperhatikan keunikan klien sebagai mahluk biopsikososial spiritual

2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien atau keluarga nya (inform consent)

3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

4. Melibatkan klien/ pasien dalam setiap tindakan

5. Menjaga privasi klien /pasien

6. Melaksanakan prinsip pencegah infeksi

7. Mengikuti perkembangan klien secara berkesinambungan

8. Menggunakan sumber daya sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai

9. Melakukan tindakan sesuai standar

10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
(http://www.ibi.or.id/media/PMK%20No.%2028%20ttg%20Izin%20dan%20Penyelenggaraan%20Praktik
%20Bidan.pdf)

Pasal 18
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan untuk memberikan:

a. pelayanan kesehatan ibu

b. pelayanan kesehatan anak dan

c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

UU no. 4 tahun 2019

Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan sebagai:

a.bidan sebagai pelaksana

b. Bidan sebagai pengelola.

c bidan sebagai pendidik.

d. Bidan sebagai peneliti.

3. Jawaban no 3 (https://galihendradita.files.wordpress.com/2015/03/kmk-no-938-2007-ttg-standar-
asuhan-kebidanan.pdf)

Standar II : perumusan diagnosa dan masalah kebidanan

a. Pernyataan standar

Bidan menganalisis data dalam pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

b. Kriteria

1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2. Masalah dirumuskan sesuai kondisi klien

3. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujuk.

Standar III : Perencanaan

a. Pernyataan

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis dan masalah yang ditegakkan

4. Jawaban no. 4

A. Epidemiologi deskriptif
Studi epidemiologi deskriptif adalah suatu studi terhadap jumlah dan distribusi penyakit, kondisi,
cedera, ketidakmampuan, dan kematian dalam populasi. Pada studi ini harus mengkaji semua variabel
yang terdiri dari 3 aspek yaitu :

1) Waktu

Variabel waktu dijawab melalui investigasi dan penelitian terhadap semua aspek elemen waktu yang
berhubungn dengan penyebab, kejadian luar biasa, penyebaran, distribusi, dan perjalan penyakit serta
kondisi. Distribusi kejadian penyakit ini dinyatakan dalam bulanan atau tahunan. Ada 2 macam
perubahan dalam distribusi penyakit yang dapat diidentifikasi menurut waktu yaitu :

a) Seculer trends, yaitu perubahan atau variasi frekuensi kejadian penyakit dalam jangka panjang

b) Cyclic change, perubahan yang terjadi secara periodic dalam satu tahun, atau lebih. Fluktuasi jangka
pendek sering ditemukan dalam epidemik penyakit

2) Tempat

Variabel tempat berkaitan dengan lokasi sumber penyakit secara geografis, lokasi saat terjadinya infeksi
atau terjadinya cedera dan pengklasteran kasus . Distribusi penyakit menurut tempat dinyatakan
menurut suatu lokasi yang dibatasi oleh batas-batas alam atau batas administrasi pemerintahan. Batas
alami memeliki arti dalam kaitannya dengan pemahaman etiologi penyakit.

3) Manusia (orang)

Variabel manusia perlu diselidiki dan dianalisis tentang banyaknya kerusakan yang ditimbulkan oleh
penyakit tersebut pada kehidupan dan penderitan manusia. Variabel ini dipengaruhi oleh penyebaran,
distribusi, dan perjalanan penyait serta kondisi, berbagai pola perilaku, dan berbagai keyakinan.
Beberapa karakteristik penting yang secara rutin diperhatikan dalam mempelajari distribusi kejadian
penyakit menurut orang adalah umur dan jenis kelamin. Angkakesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas) umumnya berhubungan dengan umur dan jenis kelamin. Sebagai contoh
masyarakat dengan usia> 45 tahun mempunyai faktorresiko lebih besar atau rentan mengalami penyakit
diabetes mellitus dibandingkan usia < 45 tahun.

Epidemilogi deskriptif akan menjawab pertanyaan berikut ini :

1) What, yaitu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dan berapa besarnya

masalah kesehatan masyarakat, maka jawabannya akan menyusun masalahkesehatan.

2) Who, yaitu siapa yang terkena masalah kesehatan.Tentunya yang terkena masalah

kesehatan masyarakat adalah masyarakat atau sekelompok manusia yang menjadi


host penyakit. Manusia yang akan dibahas adalah karakteristiknya, meliputi jenis kelamin, usia, paritas,
agama, ras, genetika, tingkat, pendidikan, penghasilan, jenis pekerjaan, jumlah keluarga, dan lain-lain.

3) When, yaitu kapan masyarakat terkena masalah kesehatan. Jawabannya adalah menjelaskan waktu
( time ) dengan karakteristik periode penyakit/gangguan kesehatan jangka pendek (ukuranya detik,
menit, jam, hari, minggu), jangkapanjang (bulan, tahun), perode musiman dll.

4) Where, yaitu dimana masyarakat terkena masalah kesehatan. Jawabannya adalah menjelaskan
tempat (place) dengan karakteristik tempat tinggal, batas geografis,desa-kota, batas administratif dll.

Link (http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/mod/resource/view.php?id=15781)

5. Jawaban no 5

A. AGENT/PENYEBAB PENYAKITAgent adalah faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi.
Agent dapatberupa benda hidup, tidak hidup, energi, dan lain sebagainya, yang dalam jumlah
berlebihatau kurang merupakan sebab utama dalam terjadinya penyakit. Agent hidup atau
agentyang terdiri atas benda hidup seperti metazoa, fungi, protozoa, bakteri, rickettsia, dan
virusmenyebabkan penyakit yang bersifat menular. Agent tak hidup dapat berupa zat kimia, zatfisis,
kekuatan mekanis, faktor fisiologis, faktor psikologis, dan faktor turunan.

1. Agent HidupAgent hidup atau agent yang terdiri atas benda hidup seperti metazoa,
fungi,protozoa, bakteri rickettsia, dan virus yang menyebabkan penyakit yang bersifatmenular.

2. Agent Tidak Hidup

Agent tak hidup dapat berupa :

 kimia yang dapat dibagi lagi kedalam zat kimia berasal dari luar tubuh(exogen) terutama
banyaknya zat kimia pencemar lingkungan, dan daridalam tubuh ( endogen ), seperti
metabolit, hormon dll.
 Zat fisis seperti temperatur, kelembaban, kebisingan, radiasi pingeon, radiasinon- pengion,
semua dapat menyebabkan penyakit.
 Kekuatan mekanis seperti tumbukan, (force, energi). Seperti halnya padaperkelahian,
peperangan dll.
 fisiologis seperti usia, misalnya ketuaan yang menimbulkanpenyakit
geriatik,kehamilan dapat menimbulkan keracunan, eklamsi dll.
 psikologis seperti tekanan jiwa akibat hubungan antar manusia yangtidak selaras

2. Pengertian host disebut juga pejamu,adalah populasi atau organisme yang diteliti dalamsuatu
studi.Elemen host ini sangat penting dalam proses terjadinya penyakit ataupun
dalampengendalianya,karena ia sangat bervariasai keadaan bila di lihat dari aspek sosial
ekonomibudaya,keturunan,lokasi geografis,dan lain-lainya.host juga yang sangat menentukan
tarafpengetahuan,sikap,dan budaya hidupnya.host yang akan dibahas disini secara
khususadalahmanusia akan tetapi,metode epidemiologi sendiri dapat diberlakukan untuk
hostlainya,seperti hewan tumbuhan,dan bahkan air,udara dan lain-lain.

Faktor determinan atau penentu yang ada pada host dapat dibagi kedalam 2 klasifikasi yang besar
yakni :

 faktor-faktor yang dibawa atau sudah ada sejak lahir


 faktor-faktor yang di dapat setelah di lahirkan.

3. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan hidup biasa juga disebut dengan lingkungan hidup manusia (humanenvironment) atau
dalam sehari-hari juga cukup disebut dengan "lingkungan" saja. Unsur-unsur lingkungan hidup itu sendiri
biasa nya terdiri dari: manusia, hewan, tumbuhan, dll.Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak
dari kehidupan manusia. Dengan katalain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Istilah lingkungan hidup,dalam bahasa Inggris disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda
disebut denganMillieu, sedangkan dalam bahasa Perancis disebut dengan I'environment.

LingkunganLingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu

1. lingkungan hidupinternal

berupa keadaan yang dinamis dann seimbang yang disebut hemostasis, danlingkungan

2. hidup eksternal di luar tubuh manusia.

Lingkungan hidup eksternal ini terdiridari tiga komponen yaitu:

 Lingkungan FisikBersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan,
rumah panas,sinar, radiasi dan lain-lain.
 . Lingkungan BiologisBersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan,
virus, bakteri, jamur,parasite, serangga dan lain-lain yang dapat berfungsi sebagai agen
penyakit, reservoirinfeksi, vector penyakit atau pejamu (host) intermediate. Hubungan
manusia denganlingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi
ketidakseimbangan antarahubungan manusia dengan lingkungan biologisnya maka manusia
akan menjadi sakit.

Link ( https://www.researchgate.net/publication/330598492_Modul_Epidemiologi)

6. a. Menurut saya yaitu Surveilans epidemiologi karena pada dasarnya surveilans epidemiologi adalah
kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan penanggulangan secara efektif dan efisien.
b. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penyelidikan epidemiologi DBD di Puskesmas, sebagai berikut:

Setelah menemukan/menerima laporan adanya penderita DBD, petugas Puskesmas/Koordinator DBD


segera mencatat dalam Buku Catatan Harian.

Menyiapkan peralatan survei seperti tensimeter, senter, formulir PE, dan surat tugas.

Memberitahukan kepada Lurah/Kades dan Ketua RW/RT setempat bahwa di wilayahnya ada
tersangka/penderita DBD dan akan dilaksanakan PE.

Pelaksanaan PE sebagai berikut :

a) Petugas Puskesmas memperkenalkan diri dan selanjutnya melakukan wawancara dengan keluarga,
untuk mengetahui ada tidaknya penderita infeksi dengue lainnya (sudah ada konfirmasi dari RS atau unit
yankes lainnya), dan penderita demam saat itu dalam kurun waktu 1 minggu sebelumnya.

b) Bila ditemukan penderita demam tanpa sebab yang jelas, dilakukan pemeriksaan kulit (petekie),
dan uji torniquet untuk mencari kemungkinan adanya suspek infeksi dengue.

c) Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air (TPA) dan tempat-tempat lain yang
dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes baik di dalam maupun di luar
rumah/bangunan.

d) Kegiatan PE dilakukan dalam radius 100 meter dari lokasi tempat tinggal penderita.

e) Bila penderita adalah siswa sekolah dan pekerja, maka selain dilakukan di rumah penderita
tersebut, PE juga dilakukan di sekolah/tempat kerja penderita.

f) Hasil pemeriksaan adanya penderita infeksi dengue lainnya dan hasil pemeriksaan terhadap
penderita suspek infeksi dengue dan pemeriksaan jentik dicatat dalam formulir PE (Lampiran 1).

g) Hasil PE segera dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang (Lampiran 2),
untuk tindak lanjut lapangan dikoordinasikan dengan Kades/Lurah setempat (Lampiran 3).

h) Bila hasil PE positif (Ditemukan 1 atau lebih penderita infeksi dengue lainnya dan/atau >3 penderita
suspek infeksi dengue, dan ditemukan jentik (>5%), dilakukan penanggulangan fokus (fogging fokus,
penyuluhan PSN 3M Plus dan larvasida selektif, sedangkan bila negatif dilakukan PSN 3M Plus, larvasida
selektif dan penyuluhan.

Link (http://surveilans-sumedang.blogspot.com/2015/02/langkah-langkah-penyelidikan_14.html?m=1)

8. Apa itu KLB dan apa dasar hukum suatu daerah bisa menetapkan status KLB akibat virus Corona
menurut pasal 2 ayat 2 peraturan presiden no. 17 tahun 2018 tentang penyelenggaraan
penanggulangan bencana dalam keadaan tertentu,

Penentuan status keadaan darurat bencana untuk tingkat nasional ditetapkan oleh presiden, tingkat
daerah provinsi oleh gubernur , dan tingkat daerah kabupaten/kota oleh bupati/walikota.
2. Hukum penetapan KLB akibat virus Corona disolo tercantum dalam keputusan walikota Surakarta
nomor 443.76/tahun 2020 tentang penetapan status kejadian luar biasa Corona virus disiase (covid-19).

Dengan demikian, pemerintah kota Surakarta berwenang untuk menetapkan status KLB COVID-19 di
wilayah kewenangannya atas dasar kewenangan pemerintah daerah untuk melaksanakan
penanggulangan bencana yang dalam hal ini penyebaran virus corona sebagai bencana non alam. Oleh
karenanya, pemerintah kota Surakarta dapat melakukan tindakan-tindakan penanggulangan seperlunya,
seperti kekarantinaan kesehatan dan penetapan KLB.

Link (https://m.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e71f7b8754ed/penetapan-status-klb-covid-
19-di-solo)

9. Program PWS-KIA Kartini

Program PPWS KIA dikembangkan sejak tahun 2008 dengan menggunakan sistem database dengan
pengembangan konsep penelusuran data. Program ini diberi nama aaKartini mengingatkan pada
pahlawan naasional R.A Kartini yang meninggal akibat pendarahan post partum.

a. Fitur dan Laporan Pada Program Kartini:

1) Master Data:

a. Input Profil Puskemas Tampilan fitur puskesmas ini diisi, dirubah maupun dihapus

b. Input Data Desa

c. Input Data Posyandu

d. Input Data Bidan

2) Kegiatan PWS

a. Identifikasi WUS

b. Register Bumil

c. Pemeriksaan ANC

d. Persalinan Ibu

e. Bayi Baru Lahir

f. Pemeriksaan PNC

g Pemeriksaan Neonatus
h. Pemeriksaan Bayi & Balita

i. Kematian Ibu

j. Kematian Bayi

3) Laporan-Laporan:

a. Laporan Kohort

b. Laporan Dasar

c. Laporan Pelayanan KIA

d. Taksiran Persalinan

e. Kartu Ibu

f. Kartu Bayi

g. Surat Kelahiran

h. Laporan Imunisasi

i. Laporan Kematian

j. Laporan PWS

k. Laporan Penelusuran

l. Grafik Pelayanan KIA

m. Grafik Laporan PWS

n. Grafik Trend PWS

Link (https://www.kesehatan-ibuanak.net/cgi-sys/suspendedpage.cgi)

Kendala pws Kartini

Program ini memiliki kelemahan pada proses backup data, hal ini terjadi saat pengguna program ini
melakukan integrasi data, masalah ini muncul karena data yang telah di input tidak langsung membuat
backup data sehingga volume data yang ada menjadi banyak sehingga proses integrasi data menjadi
lambat.
Kesulitan melakukan install pogram ini merupakan salah satu kendala, namun hal ini bias sedikit diatasi
dengan tersedianya panduan manual penggunaan program ini.Tampilan fitur yang tersedia masih belum
begitu menarik, isi dari program ini lebih banyak memuat tabel-tabel.

Link ( https://www.kesehatan-ibuanak.net/cgi-sys/suspendedpage.cgi)

Anda mungkin juga menyukai