Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTEK KERJA LAPANAGAN (PKL)


DI WILAYAH KELURAHAN SARAE RT 12/RW 04 KECEMATAN RASA
NA’E BARAT KOTA BIMA

Oleh :

WENI WULANDARI

062401S19036

Dibimbing oleh :

Sri Astuti. SST. M.K.M

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN BUNDA BIMA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INDIVIDU ASUHAN KELUARGA


MPUNDA KOTA BIMA

PKL
(Praktek Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas)
Telah memenuhi syarat dan di setujui
Tanggal : 10 Januari 2022

Menyetujui Dan Mengesahkan

Pembimbing Pendidik Ketua PKL

SRI ASTUTI. SST,MKM ROSTINAH.SKM,M.Kes


NIDN:0809068802 NIDN:0809068802

Mengetahui

Direktur
Akademi Kebidanan Harapan Bunda Bima

Maya Febriyanti, SST.M. kes


NIDN: 0824028802
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
PADA KELUARGA BAPAK “F” RT 12 RW 04 KELURAHAN SARAE
KECAMATAN RASA NA’E BARAT
KOTABIMA

RT/RW : 12/040 Nama Pengkajian : Weni WulandariBedi

Tanggal : 11 Januari 20222 Febr

Kecamatan : Rana Na’e BaratMp5456565ggbcbbcccxxxxxxxxwdddeerrunda

Kota : Bima

Nama Responden : Aulya RiskiSdri“Nurmala”

A. PENGKAJIAN

I. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

a. Struktur keluarga

1) Nama Kepala Keluarga : Muh.Faizal

2) Umur : 32 tahun

3) Jenis kelamin : Laki-laki

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : Diploma IV

6) Pekerjaan : wiraswasta

7) Pendapatan : Rp.≤ 500.000

8) Alamat : Lewi Sape Rt 12 Rw 04


9) Suku/bangsa : Bima indonesia

10) DaftarAnggotaKeluarga

Hubung L
No
Nama anKelu / Umur Agama Pendidikan Pekerjaan
.
arga P

1. Muh.Faizal Kepala L 32 tahun Islam Diploma IV Wiraswasta


keluarg
a

2. Aulya Riski Istri I P 22 tahun Islam SMA SMA IRT

3 Muh.Danatraha Anak L 2 tahun Islam Belum Belum


sekolah bekerja

11) Tipe keluarga

Keluarga Bapak Faizal tipe keluarga nuclear family yang terdiri dari

suami dan istri

12) Genogram

Suami
Istri

Suami Istri Anak

Keterangan :
Suami Anak

istri

13) Hubungan antara anggota keluarga

- hubungan antara anggota keluarga harmonis

- hubungan anggota keluarga dengan masyarakat juga cukup

harmonis.

b. Sifat keluarga

a) Pengambilan keputusan

Anggota keluarga yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan

adalah bapak Faizal tetapi tidak mengesampingkan pendapat dari Ny “

Aulya Riski”

b) Kebiasaan hidup sehari-hari

1. Nutrisi

Kebiasaan makan didalam keluarga teratur,rekuensi 3 kali sehari

porsi satu piring rata. Jenis makanan meliputi nasi, sayur, ikan dan

buah buahan,seperti umbi umbian dan singkong. Cara pengelolaan

makanan memenuhi syarat yaitu mencuci terlebih dahulu sebelum

memotong, keluarga mengonsumsi garam yudium, keluarga juga

selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Kebiasaan

keluarga yaitu minum air putih 7-8 gelas sehari, dan minum susu 1

gelas sehariinum keluarga yaitu minum air putih 600 cc dalam sri.

2. Kebiasaan istirahat dan tidur keluarga


Bapak Faizal dan Ny. Aulya Riski biasa tidur malam lebih kurang

7-8 jam

3. Sarana hiburan keluarga

Keluarga mempunyai sarana hiburan seperti TV, HP

4. Pemanfaatan waktu senggang

Aktivitas yang dilakukan oleh keluarga pada waktu senggang adalah

istirahat, maupun mengobrol antara anggota keluarga dan tetangga

5. Pola eliminasi

Anggota keluarga mempunyai kebiasaan BAB dua kali setiap hari di

WC pribadi dan tidak ada keluhan.biasanya dilakukan pada waktu pagi

hari.BAK : 4-5 kali perhari.

6. Hygiene

Keluarga biasa mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun mandi,

gosok gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi, mencuci

rambut dua sampai 3 kali seminggu dengan shampo.Keluarga biasa

menggunakan alas kaki saat di luar rumah.

7. Kebiasaan anggota keluarga yang merugikan

Dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan

merugikan misalnya merokok atau minum minuman keras.

II. FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

1. Penghasilan

Penghasilan dari Bapak “F” yaitu +Rp 5.00.000,00 per bulan. Penggunaan dana

diperoleh tiap bulan cukup untuk kebutuhan. Pengelolaan dan penentu keuangan

dalam keluarga oleh Bapak “F”dan, NY “A” ari Bapak Muht 750.000,00

perlan.
2. Kegiatan social kemasyarakatan

Dalam masyarakat keluarga aktif dalam kegiatan masyarakat yaitu

mengikuti mbolo weki,pengajian,gotong royong

3. Kebiasaan dalam keluarga berkaitan dengan budaya

Dalam keluarga mempunyai kebiasaan untuk memperingati tujuh bulanan untuk

ibu hamil dan aqiqah

hamil dan puputan untuk bayi (Cafi Sari).

III.FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN

1. Rumah

Keluarga ini bertempat tinggal di rumah milik sendiri dengan dinding

rumah dari batu bata atau permanen.Luas rumah 6x6 m2, lantai dari

kramik, ada langit-langit.Atap rumah dari genting, ventilasi ada yaitu

jendela, pintu dan lubang angin sering di buka setiap hari. Keadaan

ventilasi memenuhi syarat (≥ 10% luas lantai).Penerangan memakai listrik

karena cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah.

Pembagian ruangan terdiri dari :

 Ruang utama jadi satu dengan ruang tamu

 Kamar tidur : 1x2 m2 ada 2 buah

 Ruang makan jadi satu dengan dapur : 2x3 m2

 Ruang keluarga jadi satu dengan ruang tamu : 4x3 m2

 Kamar mandi : 1 x 2 m2

Kebersihan rumah cukup bersih. bersih.

2. Perabotan rumah
Keluarga biasa menggunakan kompor gas untuk memasak.Peralatan dapur

disimpan di rak . Ventilasi atap dapur ada. Kebersihan dapur cukup.

3. Sampah

Keluarga membuang sampah di bak sampah yang dibuang oleh pengambil

sampah

4. Sumber air

Keluarga ini menggunakan sumur bor sebagai sumber air minum.Pencemaran air

tidak ada, kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

berasa.Kebersihan sumber air cukup bersih.

5. Penampungan air minum

Tempat penampungan air minum menggunakan ember plastik dalam keadaan

tertutup.

6. Jamban keluarga

Keluarga ini mempunyai jamban keluarga, bila BAK dan BAB di kamar mandi

7. Pembuangan air limbah

Air limbah yang berasal dari limbah rumah tangga, langsung dibuang ke

pembuangan milik sendiri.Saluran pembuangan air limbah terbuat dari pipa semi

permanen.

8. Kandang ternak

Keluarga ini tidak mempunyai hewan peliharaan dan kandang

ternak.Keluargmempunyai hewan peliharaan dan kandang ternak.

9. Halaman

Keluarga ini tidak mempunyai halaman rumah

10. Kamar mandi

Keluarga mempunyai sebuah kamar mandi, di dalam rumah dan menggunakan

bak mandi. Kebersihan kamar mandi cukup dan tidak ada jentik dalam bak
mandi. Keluarga memiliki kebiasaan menguras kamar mandi bila kamar mandi

sudah terlihat kotor.ila kamar mandi sudah terlihat kotor.

11. Lingkungan rumah

Letak rumah ada pada dataran rendah. Jarak dengan tetangga cukup

dekatasanatenang.

12. Fasilitas pendidikan

Jarak fasilitas pendidikan yang ada yaitu SDN 21 KOTA BIMA berjarak

±200 meter

13. Fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada yaitu Polindes Sarae yang jaraknya  400 meter.

14. Fasilitas peribadatan

Fasilitas peribadatan yang terdekat dengan rumah adalah mesjid dengan jarak 

15 meter. yang terdekat dengan rumah adalah musholla dengan jarak 350

15. Fasilitas perdagangan

Jarak warung dengan rumah 10 meter jarak dengan pasar 1 kilo

meterdengan rumah 1kilometer jarak dengan pasar 3 kilometer.

16. Sarana hiburan

Keluarga mempunyai sarana hiburan seperti TV, HP.mp TV, dan radio.

17. Fasilitas transportasi keluarga

Keluarga menggunakan sarana transportasi berupa sepeda motor

18. Fasilitas jalan

Di depan rumah dapat dilewati oleh motor.jalan

yang berbukit-bukit dan licin.


IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Asuhan Kebidanan Ny. A

1. Pengkajian data

 Data sebjekstif

o Ibu mengatakan hphtnya : tanggal 5-5-2021

o Ibu mangatakan ini kehamilan yang pertama

o Ibu mengatakan tidak pernah keguguran

o Ibu mengatakan memiliki penyakit HbSag

o Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit apapun

seperti TBC,paru-paru, asma dan hipertensi

o Ibu mengatakan bisa melakukan pekerjaan sehari-hari seperti

mencuci,memasak,dan menyapu rumah

 Data objektif

a. Inspeksi

 Kepala

 Muka : simestris conjungtiva : tidak anemis

 Mata : simestris polip: tidak ada

 Hidung: bersih sclera : tidak ikterik

 Mulut/ bersih

 Leher

 Pembesaran kelenjar tiroid: tidak ada

 Pembesaran vena jugularis : tidak ada

 Payudara

 Bentuk simestris : ya
 Benjolan abnormal : tidak ada

 Abdomen

 Bentuk simestris : ya

 Palpasi:

TFU : 25 cm

a. Leopold 1 : pada bagian fundus uteri ibu teraba lunak,

bundar dan tidak melenting ( bokong)

b. Leopold 2 :Pada bagian kiri perut ibu teraba keras

panjang seperti papan (punggung janin) dan pada

bagian kanan perut ibu teraba kecil-keci (ektremitas)

c. Leopold 3 : Pada bagian terendah janin teraba keras

bulat dan melenting (kepala) dan belum masuk PAP

d. Leopolod 4 : convergen

DJJ 144 x/menit

 Ektremitas

 Atas

o Odema : tidak ada

o Varises : tidak ada

 Bawah

o Odema : tidak ada

o Varises : tidak ada

o Pergerakan :aktif

b. Pemeriksaan umum

Ku ibu: baik
Tingkat kesadaran: composmentis

TTV ( tanda-tanda vital)

Tekanan darah : 90/60 mmhg

Nadi: 80 x/menit

Suhu : 36,5 c

Pernapasan : 20 x/menit

TB : 160 cm

BB sebelum hamil : 45

BB sekarang : 55 kg

Lila : 24,5 cm

c. Pemeriksaan Lab

Hb : 12,3 gr%/dl

HbSag(+),HIV(-),VDRL(-)

B. Asuhan Kebidanan Tn “ F “

1. Interprestasi data

Ny. A. G2 P1 A0 H1 UK 32 minggu, janin tunggal, hidup, intra

uteri, letak memanjang, presentasi kepala, keadaan ibu dan janin

baik, kesan jalan lahir normal dengan HBSAG

2. Diagnosa potensial/ masalah potensial

Pada ibu

a. Diabetes gestasional

b. Ketuban pecah dini


c. Perdarahan berat pada akhir-akhir kehamilan

d. Persalinan premature

pada janin

a. Kelainan anatomi tubuh bayi

b. prematur

c. BBLR

d. Bayi terinfeksi hepatitis B

3. Kebutuhan segera

C. KIE tentang pola makan

D. Menghindari paparan sinar matahari berlebihan

E. KIE tentang pola hidup sehat

F. Selalu menjaga kebersihan terutama mencuci tangan

G. Sering melakukan konsultasi dengan dokter

1. Planing

1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Jelaskan pada ibu tentang tanda dan gejala Hepatitis B

3. Jelaskan pada ibu cara penularan Hepatitis B

4. Jelaskan pada ibu cara pencegahan Hepatitis B

5. Jelaskan pada ibu cara penanganan Hepatitis B

6. Beritahu ibu bahaya Hepatitis B pada ibu hami

2. Implementasi

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan seperti TD : 90/60

MmHg, Suhu : 36,5oC, Nadi : 82 x/menit, RR : 20 x/menit.


2. Menjelaskan pada ibu tentang tanda gejala Hepatitis B yaitu

deman,selera makan berkurang,warna kulit dan mata

kekuningan,warna urin menjadi gelap,sakit dibagian bawa perut

3. Menjelaskan pada ibu cara penularan Hepatitis B yaitu dapat

ditularkan melalui darah, air liur, penggunaan jarum suntuk yang

sama dan penggunaan alat pribadi yang sama.

4. Jelaskan pada ibu cara mencegah Hepatitis B yaitu dengan menjaga

kebersihan diri dan lingkungan dengan mencuci tangan sebelum

dan sesudah makan dengan air yang mengalir, hindari penggunaan

jarum suntik, pisau cukur dan pemotong kuku yang sama dengan

penderita dan jangan berjemur dibawah matahari yang berlebihan.

5. Jelaskan pada ibu cara penanganan Hepatitis B yaitu dengan

mengurangi minum-minuman atau tidak sama sekali, mengonsumsi

makanan yang sehat dan mengurangi makanan yang mengandung

lemak yang berlebihan, menjaga berat badan yang sehat, olahraga

yang teratur dan beristirahat yang cuku.

6. Memberitahu pada ibu bahaya Hepatitis B pada ibu hamil yaitu

Ketuban Pecah Dini (KPD), Diabetes Gestasional dan Perdarahan

berat pada akhir kehamilan.

3. Evaluasi

1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Ibu mengerti tentang tanda dan gejala Hepatitis B

3. Ibu mengerti cara penularan Hepatitis B

4. Ibu mengerti cara mencegah Hepatitis B

5. Ibu mengerti cara penanganan Hepatitis B


6. Ibu mengerti tentang bahaya Hepatitis B pada ibu hamil

V. RUMUSAN MASALAH KELUARGA

a. BPK : Tn “F” mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun

b. NY ”A” : ibu mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Lab ibu

menderita penyakit Hepatitis B

c. AN “ D “ : Mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun

VI. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

1. PRIORITAS MASALAHMENGGUNAKAN METODE USG

CONTOH :

No Masalah U S G Total

1. HBSAG pada ibu hamil 54 45 4 1314

Urutan prioritas masalah berdasarkan hasil USG pada ibu hamil dengan

HBSAG
2. PENYEBAB MASALAHMENGGUNAKAN METODE FISH BONE

Fish bone nya

EKONOMI MANUSIA METODE

Pola hidup
Makanan

Petugas
Kurangnya tingkat Kesehatan
Kurangnya Kurang Aktif
kepatuhan Bidan kunjungan ANC
Cukup dalam pemeriksaan di masyarakat
baik ANC meliputi
pemeriksaan HBSAG
Pengetahuan
HBSAG Pada
Ibu Hamil

Kebersihan
Kurang
KIE Kontak
Faskes
Terapkan Penyuluhan
pola hidup kurang
sehat
Lakukan
Tingkat
pemeriksaan
pendidikan
rutin
kurang

SOLUSI FASKES LINGKUNGAN


Berdasarkan penentuan penyebab masalah dengan menggunakan metode fish

bone maka penyebab ibu yang mengalami HbsAg adalah faktor lingkungan yang

kurang bersih dan pola hidup yang tidak sehat.

VII. MENENTUKAN RENCANA TINDAKAN PENYELESAIAN

MASALAH

 HBSAG

1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Jelaskan pada ibu tentang tanda dan gejala Hepatitis B

3. Jelaskan pada ibu cara penularan Hepatitis B

4. Jelaskan pada ibu cara pencegahan Hepatitis B

5. Jelaskan pada ibu cara penanganan Hepatitis B

6. Beritahu ibu bahaya Hepatitis B pada ibu hamil

IMPLEMENTASI

 HBSAG

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan seperti TD :

90/60 MmHg, Suhu : 36,5oC, Nadi : 82 x/menit, RR : 20

x/menit.

2. Menjelaskan pada ibu tentang tanda gejala Hepatitis B yaitu

deman,selera makan berkurang,warna kulit dan mata

kekuningan,warna urin menjadi gelap,sakit dibagian bawa

perut

3. Menjelaskan pada ibu cara penularan Hepatitis B yaitu dapat

ditularkan melalui darah, air liur, penggunaan jarum suntuk

yang sama dan penggunaan alat pribadi yang sama.


4. Jelaskan pada ibu cara mencegah Hepatitis B yaitu dengan

menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan dengan air yang mengalir,

hindari penggunaan jarum suntik, pisau cukur dan pemotong

kuku yang sama dengan penderita dan jangan berjemur

dibawah matahari yang berlebihan.

5. Jelaskan pada ibu cara penanganan Hepatitis B yaitu dengan

mengurangi minum-minuman atau tidak sama sekali,

mengonsumsi makanan yang sehat dan mengurangi makanan

yang mengandung lemak yang berlebihan, menjaga berat

badan yang sehat, olahraga yang teratur dan beristirahat yang

cuku.

6. Memberitahu pada ibu bahaya Hepatitis B pada ibu hamil

yaitu Ketuban Pecah Dini (KPD), Diabetes Gestasional dan

Perdarahan berat pada akhir kehamilan.

Evaluasi

Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

1. Ibu mengerti tentang tanda dan gejala Hepatitis B

2. Ibu mengerti cara penularan Hepatitis B

3. Ibu mengerti cara mencegah Hepatitis B

4. Ibu mengerti cara penanganan Hepatitis B

5. Ibu mengerti tentang bahaya Hepatitis B pada ibu hamil

CATATAN PERKEMBANGAN
KUNJUNGAN I

Hari/Tanggal : Selasa, 11 Januari 2021

Jam : 10.00 WITA

a. Subyektif:

1. Ibu mengatakan bahwa ia tidak memiliki penyakit apapun baik yang lalu

maupun sekarang

2. Ibu mengatakan ia masih mengonsumsi tablet tambah darah ( Tablet FE )

3. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua

4. Ibu mengatakan sudah memeriksa kehamilannya ke puskesmas sudah 3 kali

5. Ibu mengatakan memiliki buku KIA

6. Ibu mengatakan pendidikan terakhir SMA

7. Ibu mengatakan merencanakan lahiran di Polindes

8. pemeriksaan laboratorium ( Hb = 12,3 gr%/dl, HIV( -),HBSAG( +) )

b. Obyektif:
1) Keadaan Umum: Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis
2) Tanda-tanda Vital:
- Tekanan Darah : 90/60 mmHg
- Nadi : 82 x/menit
- Suhu : 36,50C
- Respirasi : 22 x/menit
- LILA : 24,5 cm
- TFU : 25 cm
-
c. Asassement:
Ny. A G2 P1 A0 H1 UK 32 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak
memanjang, presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik, kesan jalan lahir
normal dengan ibu hamil HBSAG
d. Plening
1. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan pada ibu
2. Anjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihannya
3. Anjurkan pada ibu untuk mengatur pola istirahat
4. Menganjurkan pada untuk rutin memeriksa kehamilannya.

e. Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu (TD: 90/60
mmhg,N:82x/menit,Suhu : 36,50C,R: 22 x/menit,TFU : 25 cm)
2. Menganjurkan ibu untuk tetap mejaga kebersihannya yaitu selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan dan menjaga personal hygiene
3. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
4. Menganjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan apapun

f. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihannya
3. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
4. Ibu bersedia untuk pergi rutin memeriksa kehamilannya

KUNJUNGAN II

Hari/Tanggal : Selasa1 25 Januari 2022

Jam : .00 WITA


g. Subyektif:

9. Ibu mengatakan bahwa ia tidak memiliki penyakit apapun baik yang lalu

maupun sekarang

10. Ibu mengatakan ia masih mengonsumsi tablet tambah darah ( Tablet FE )

11. ibu mengatakan ini kehamilan kedua

12. Ibu mengatakan sudah memeriksa kehamilannya ke puskesmas sudah 3 kali

13. ibu mengatakan hanya memiliki buku KIA

14. Ibu mengatakan pendidikan terakhir SMA

15. Ibu mengatakan merencanakan lahiran di Polindes

16. pemeriksaan laboratorium ( Hb = 12,3 gr%/dl, HIV( -),HBSAG( +) )

h. Obyektif:
3) Keadaan Umum: Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis
4) Tanda-tanda Vital:
- Tekanan Darah : 70/60mmHg
- Nadi : 82 x/menit
- Suhu : 36,50C
- Respirasi : 22 x/menit
- LILA : 24,5 cm
i. Asassement:
Ny. A G2 P01A0 H1 UK 32 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak
memanjang, presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik, kesan jalan lahir
normal dengan ibu hamil HBSAG

j. Plening
5. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
6. Anjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihannya
7. Anjurkan pada ibu untuk mengatur pola istirahat
8. Menganjurkan pada untuk rutin memeriksa kehamilannya.

k. Implementasi
5. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu ( TD: 70/60 mmhg,N:82x/menit,Suhu
: 36,50C,R: 22 x/menit,lila 24,5cm)
6. Menganjurkan ibu untuk tetap mejaga kebersihannya yaitu selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan dan menjaga personal hygiene
7. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
8. Menganjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang apabila ada yang dirasakan

l. Evaluasi
5. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan
6. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihannya
7. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
8. Ibu bersedia untuk pergi rutin memeriksa kehamilannya

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG KEKURANGAN ENERGI


KRONIK PADA IBU HAMIL
Oleh :
LILIS ANGGRIANI

062401S19018

Pembimbing :

NURBAETTY. SST,MKM

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKBID HARAPAN BUNDA BIMA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Kekurangan Energi Kronik Pada ibu Hamil
Pokok Pembahasan : Kekurangan energi kronik pada ibu hamil
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian Kekurangan Energi Kronik padaKehamilan
2. Tanda dan Gejala Kekurangan Energi Kronik padaKehamilan
3. Penyebab dari Kekurangan Energi Kronik
4. Dampak yang ditimbulkan dari Kekurangan Energi Kronik
5. Penanggulangan dan Pencegahan Kekurangan Energi Kronik pada Kehamilan
Sasaran : Ibu hamil Ny. “S”
Tempat : Rumah Bapak “K” Kelurahan Sadia RT 08/RW 04
Tanggal : 11 Januari 2022

A. Tujuan Intruksi Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kronik pada
kehamilan, sasaran diharapkan mampu memahami tentang kekurangan energi
kronik pada kehamilan
B. Tujuan Instruksi Khusus
1. Memahami tentang pengertian Kekurangan Energi Kronik pada kehamilan
2. Memahami tentang tanda dan gejala Kekurangan Energi Kronik pada kehamilan
3. Memahami tentang penyebab dari Kekurangan Energi Kronis
4. Memahami tentang dampak yang ditimbulkan dari kekurangan energi kronik
5. Memahami tentang penanggulangan dan pencegahan kekurangan energi kronik
pada kehamilan
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Kekurangan Energi Kronik pada kehamilan
2. Tanda dan gejala Kekurangan Energi Kronik pada kehamilan
3. Penyebab dari Kekurangan Energi Kronik
4. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan energi kronis
5. Penanggulangan dan Pencegahan kekurangan energi kronik pada kehamilan
D. Media
- Leafleat
E. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
N Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode
o Kegiatan Penyuluhan
1 PraKegiatan 5 menit 1. Menyiapkan
leafleat
2 KegiatanInti 40 1. Mengucapkan - Menjawab Ceramah
menit salam salam dan
2. Memperkenalka - Mendengarkan Tanya
n diri - Mendengarkan jawab
3. Menjelaskan dan Menyimak
tujuan kegiatan - Mendengarkan
yang akan dan Menyimak
dilakukan -
4. Kegiatan Inti:
- Menjelaskan
Pengertian - Mendengarkan

Kekurangan dan Menyimak

Energi Kronik
pada ibu hamil
- Menjelaskan
- Mendengarkan
Tanda dan
dan Menyimak
gejala
Kekurangan
Energi Kronik
pada ibu hamil
- Menjelaskan
- Mendengarkan
Penyebab dari
dan Menyimak
Kekurangan
Energi Kronik
- Menjelaskan - Mendengarkan
Dampak yang dan Menyimak
ditimbulkan dari
kekurangan
energi kronik
- Ibu
- Menjelaskan mendengarkan
Penanggulangan dan menyimak
dan Pencegahan
kekurangan
energi kronik
pada kehamilan
- Ibu memahami
5. Evaluasi:
dan mengerti
- Memberikan
kesempatan
pada ibu untuk
memberikan
pertanyaan
- Menanyakan
kembali pada
peserta
penyuluhan
tentang materi
yang
disampaikan
- Menyimpulkan
hasil
penyuluhan
3 Penutup 5 menit a) Mengucapkan - Menjawab
salam salam

KEK PADA IBU HAMIL

A. Pengertian kekurangan enerrgi kronik


Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi.Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena,
2013).
Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis
merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang
berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi
akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup
atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu
untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan
mencret (muntaber) dan infeksi lainnya.Gizi kurang kronik disebabkan karena
tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang
baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan
protein dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau
penyakit kronis lainnya.
B. Kecukupan Gizi Ibu Hamil
Kebutuhan zat gizi yang sangat diperlukanoleh tubuh adalah zat gizi
makro yang terdiri atas4 jenis meliputi energy, karbohidrat, protein serta
lemak
1) Energi
Kehamilan trisemester 1 menyebabkan nafsu makan berkurang
sehingga kurangnyaasupan gizi dan perlu adanya penambahan energi
sebanyak 180 kkal setiap hari serta makanan porsi kecil dikonsumsi sering
yang mengandung gizi padat dan trisemester 2 dan trisemester 3 sebanyak
300 kkal setiap hari karena peningkatan laju metabolisme basal, cadangan
protein dan tambahan kebutuhan
2) Protein
Setiap 1g protein terdiri atas 4 kalori yang berfungsi sebagai penghasil
asam amino,menjaga ketahanan jaringan tubuh ,ketahanan sistem imun
dalam tubuh,kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh ibu hamil sebesar
76g setiap hari atau sekitar 12% dari total kebutuhan energi
3) Lemak
Kandungan energi sebanyak 9 kalori samadengan 1 g lemak yang
berfungsi untuk melindungi organ tubuh, ketahanan suhu tubuh.
Kebutuhan lemak ibu hamil 20-30% dari kebutuhan energi
4) Karbohidrat
Tersedianya 4 kalori sama dengan 1 g karbohidrat yang befungsi
sebagai cadangan energi, metabolisme tubuh, jaringan tubuh,
dsb.Kebutuhan karbohidrat untuk ibu hamil adalah 60-70% dari kebutuhan
energy.
C. Tanda dan Gejala KEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang
dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas
(LILA) kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2013)
D. Faktor-faktor penyebab KEK
a. Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun
dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi.Usia ibu hamil yang terlalu
muda, tidak hanya meningkatkan risiko KEK namun juga berpengaruh pada
banyak masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)
menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berada pada kategori
umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK, dari 37 orang hanya 6 orang
(16,2%) yang mengalami KEK. Ibu dengan kategori umur >35 tahun, dari 7
orang terdapat 1 orang (10%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari
penelitian di atas yaitu umur ibu dapat mempengaruhi status gizi ibu pada saat
hamil
b. Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya
risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat menentukan
mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan memahami pengetahuan gizi
yang diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu adalah suatu faktor penting
yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie dan
Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)
menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan SD ke bawah
memiliki risiko KEK yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang memiliki latar
belakang pendidikan SMP ke atas.Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu
pendidikan dapat mempengaruhi terjadinya risiko KEK pada ibu.
c. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang
adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli
keluarga.Keluarga yang memiliki pendapatan kurang, berpengaruh terhadap
daya beli keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan
makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pandapatan keluarga,
harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan
dan pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016)
menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berpendapatan di atas
UMR tidak mengalami KEK, hanya terdapat 2 orang responden (6,9%) yang
berpendapatan di atas UMR mengalami KEK. Responden yang berpendapatan
di bawah UMR terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami KEK. Kesimpulan
dari penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat mempengaruhi risiko KEK
pada ibu hamil.
d. Status anemia
Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang
mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb ibu
hamil rendah dan dapat menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan energi
kronis. Wanita hamil beresiko anemia jika kadar Hbnya <11 gr% (Putri, dkk.,
2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminin, dkk.(2014) menyebutkan
bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang anemia dibadingkan ibu
hamil yang tidak KEK. Hasil penelitian diketahui dari 31 ibu hamil yang
mengalami KEK, kejadian anemia lebih besar (88,9%)dibandingkan yang
tidak anemia (11,1%). Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status anemia
pada ibu dapat mempengaruhi status KEK pada ibu hamil.

E. Dampak ibu hamil KEK


Kekurangan energi kronis (KEK) menyebabkan keluar masuknya
energi tidak seimbang di dalam tubuh.sehingga, banyak gangguan yang akan
terjadi jika seorang ibu mengalami KEK. Gangguan ini mengganggu
kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya.

a) Seorang ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK) akan mengalami:
 Merasa kelelahan terus-menerus
 Merasa kesemutan
 Muka pucat dan tidak bugar
 Mengalami kesulitan ketika melahirkan
 Ketika menyusui nanti, ASI ibu tidak akan cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan ASI
b) Sementara, akibat KEK yang bisa terjadi pada janin yang dikandung:
 Keguguran
 Pertumbuhan janin tidak maksimal menyebabkan bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah
 Perkembangan semua organ janin terganggu, hal ini mempengaruhi
kemampuan belajar, kognitif, serta anak berisiko mengalami
kecacatan
 Kematian bayi saat lahir
F. Penanggulangan dan pencegaan kekurangan energy kronik pada keamilan
Pada upaya pencegahan KEK, Bidan hendaknya memberikan edukasi
kepada ibu sedini mungkin, yaitu dengan melakukan edukasi melalui edukasi
prenatal. Hal ini didukung oleh Penelitian Lu et al. (2003) yang menyatakan
bahwa edukasi kesehatan dapat memberikan informasi tentang pengaruh
kehamilan, perubahan fisik selama hamil dan informasi perawatan bayi
sehingga ibu akan percaya diri menghadapi persalinan8. Penelitian Ambarwati
& Sintowati (2006) juga menyatakan bahwa edukasi kesehatan yang diberikan
oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan
dan perubahan sikap dalam mengatasi keluhan selama kehamilan9.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Totten et al. (2003) bahwa
edukasi prenatal dapat mempengaruhi perubahan prilaku gaya hidup yang
positif pada wanita hamil, meningkatkan pengetahuan yang berhubungan
dengan kehamilan, perawatan bayi serta dapat meningkatkan rasa percaya diri
ibu dalam menghadapi persalinan dan kelahiran bayinya10. Model edukasi
bidan dalam pendidikan prenatal yaitu menggunakan paket Kelas Ibu Hamil
yaitu Buku KIA, flip chart (lembar balik), pedoman pelaksanaan kelas ibu
hamil, pegangan fasilitator kelas ibu hamil dan buku senam ibu hamil.
Model edukasi yang dapat diterapkan oleh bidan sebagai salah satu
bagian dari strategi perubahan perilaku menurut WHO dalam Notoatmodjo,
2007 adalah diskusi partisipasi yaitu salah satu cara pemberian informasi
tentang kesehatan yang tidak bersifat searah saja tetapi dua arah, yang berarti
ibu
Jika Anda mengalami rasa lelah yang tidak kunjung hilang meski
sudah beristirahat, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter. Dokter akan
melakukan pemeriksaan untuk memastikan gangguan yang Anda alami.
Pemeriksaan dari dokter perlu dilakukan karena gejala kekurangan
energi kronis hampir mirip dengan gejala penyakit lain, seperti gangguan
tidur, penyakit jantung, penyakit paru, atau bahkan gangguan mental.
Kelelahan yang Anda rasakan juga mungkin saja disebabkan oleh anemia,
hipotiroid, atau diabetes.
Apabila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya penyakit-
penyakit di atas, dokter akan memikirkan kemungkinan Anda menderita
kekurangan energi kronis. Selain mengatasi hal-hal yang bisa menjadi pemicu
kondisi ini, dokter juga akan menyarankan Anda untuk:

1. Mengubah gaya hidup

 Untuk membantu mengurangi gejala kekurangan energi kronis, dokter


akan meminta Anda untuk menjalani pola hidup sehat. Selain rutin
mengonsumsi makanan bergizi, Anda juga akan diminta untuk
menerapkan pola tidur yang teratur. Usahakan untuk tidur di waktu yang
sama setiap harinya agar menjadi sebuah kebiasaan.
 Selain itu, Anda juga harus membatasi atau menghindari asupan kafein,
terutama pada sore atau malam hari, agar Anda tidak kesulitan untuk tidur.

2. Menjalani terapi perilaku kognitif

Terapi ini mampu mengubah pola pikir Anda menjadi lebih


positif.Efeknya, keluhan atau gejala kekurangan energi kronis yang Anda
alami dapat teratasi dan kualitas hidup Anda juga bisa menjadi lebih baik.
3. Menjalani terapi akupuntur

Untuk mengatasi kekurangan energi kronis, dokter mungkin akan


menyarankan Anda untuk menjalani terapi akupuntur. Penelitian menunjukkan
bahwa terapi akupuntur dapat mengurangi gejala-gejala kekurangan energi
kronis, bahkan depresi yang muncul akibat kondisi ini.

4. Mengonsumsi obat-obatan tertentu

 Salah satu obat yang mungkin akan diresepkan oleh dokter adalah
obat antidepresan. Hal ini karena penderita kekurangan energi kronis
rentan untuk mengalami depresi.
 Jika didiamkan tanpa penanganan, kekurangan energi kronis dapat
mengakibatkan penurunan kualitas hidup, produktivitas, dan beragam
masalah lainnya. Bila terjadi pada ibu hamil, kekurangan energi kronis
bahkan bisa menyebabkan hiperemesis gravidarum dan komplikasi serius
lainnya yang dapat membahayakan kesehatan ibu hamil sendiri maupun
janinnya.
 Jadi, jika Anda selalu merasa lelah meski sudah cukup beristirahat atau
mengalami keluhan lain yang mengarah pada kekurangan energi kronis,
segeralah konsultasikan dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan
dan diberikan penanganan yang tepat

DAFTAR PUSTAKA
Djamailiah.2018 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energy kronik
pada ibu hamil. Di akses tanggal 17 maret 2017
AchmadDjaeniSediaoetama. (2012). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:
Dian
Rakyat.
Sipahutar, Helena. 2013. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama
Dan Pola
Makan Dalam Pemenuhan Gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Parsoburan Kabupaten
Toba
Samosir.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan
Winknjosastro, 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo
Kristiyanasari, W., 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

Leflet KEK
Berita Acara KEK
KUNJUNGAN I

DOKUMENTASI
KUNJUNGAN KE II

DOKUMENTASI
KUNJUNGAN KE III

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai