F. Evaluasi
1. Prosedur : Postest
2. Jenis : lisan
3. Alat :-
4. Bentuk : Subjektif
5. Soal : Terlampir
G. Materi
Terlampir
H. Power Point
Terlampir
I. Silabus
Terlampir
J. Refrensi
1. Prawirohardjo,Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
2. Saifuddin, Abdul Bari. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan 1
Maternal dan Neonatal.edisi ke 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
pengertian yang yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima informasi
dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima informasi.
Jadi konseling atau komunikasi adalah merupakan seni penyampaian informa
(pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah
serta membentuk perilaku komunikan atau penerima berita (pola, sikap, pandangan, dan
pemahamannya), ke pola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
Manusia pada hakikatnya adalah mahluk social, yang dalam kehidupan sehari-hari
tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian
integral kehidupan manusia, apa pun statusnya di masyarakat. Sebagai mahluk social,
kegiatan shari-hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan
hidup.Dalam perilaku manusia, komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada
profesi kebidanan, komunikasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Bidan perlu memahami dan mengaplikasikan konsep dan proses komunikasi untuk
meningkatkan hubungan saling percaya dengan klien yang akan membantu perubahan
perilaku klien ke arah yang positif. Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan
yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan
membina hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan
untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena
melalui komunikasi yang efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan
kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus
kehidupan akan tercapai.
B. Konseling pada Pelayanan Kebidanan Kehamilan
Konseling yang diberikan oleh bidan pada trimester I,II ataupun III adalah
pemberian informasi tentang perubahan yang terjadi pada perubahan janin sesuai dengan usia
kehamilan, serta perubahan yang terjadi pada ibu sendiri dan pencegahannya setiap wanita
hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya selama periode
kehamilan.
Adapun dalam pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil bidan diharapkan mampu
melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentuk
pelayanan kebidanan ibu hamil.Sehingga dengan adanya konseling atau komunikasi
terapeutik ini diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif
bagi kehamilan dan juga membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan
perasaannya, pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.
Setiap kali kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang paling penting kunjungan
pada :
1. Trimester Pertama (sebelum minggu ke 14)
a. Mendeteksi masalah dan menanganinya
b. Melakukan tindakan pencegahan seperti anemia
c. Mendorong perilaku yang sehat
2. Trimester Kedua (sebelum minggu ke 28)
a. Kewaspadaan khusus mengenai penyakit yang diderita ibu
3. Trimester Ketiga (antara minggu ke 28-30)
a. Palpasi abdomen untuk mengetahui ada kehamilan ganda
4. Trimester Ketiga (setelah minggu ke 36)
a. Deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran
di Rumah Sakit
b. Memberikan Konseling
Gizi : Mengkomsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum yang
cukup
Perubahan Fisiologi : Tambah BB, Perubahan payudara, tingkat tenaga yang bisa
menurun, mual selama TM pertama, rasa panas, Varices.
3. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada trimesdter pertama
dan kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat meenimbulkan
kelainan teratogenig pada janin, misalnya thalidomid, yang sekarang telah dicabut
dalam peredaran.
4. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan atau hygiene terutama perawwatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi berendam
tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas
kaki lain dengan tumit tinggi hendaknya jangan dipakai, oleh karena itu tempat titik
berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir dan terjatuh.
5. Koitus
Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta
kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus memang
diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan,
jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan.
6. Perawatan Gigi
Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness).
Keadaan ini menyebabkan perawwatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga
tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan
dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis oleh karena
rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi
yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap
hamil harus memeriksakan gignya secara teratur sewaktu hamil.
7. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam negri dibolehkan
mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus. Dahulu di indonesia
pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil opencacaran
merupakan pencacaran ulang yang tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka
pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilkukan untuk melindungi ibu dan
janin. Virus vaksin dapat melewati plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan-
kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya
terjadi pada wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan
untuk pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20
minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorium
dewas ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.
8. Perawatan Payudara
Perawatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus
sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus menyokong payudara dari
bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum
dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan mudah pecah, maka putting susu
dab aerola payudara dirawat baik-baik dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun
atau biocream bila putingg sus masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik
keluar.
9. Posisi Meneran
Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahitkan memilih posisi
melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginkan bidanya sendiri.
Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa aman.
Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu :
a. Memberi banyak manfaat
b. Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan
c. Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit
d. Lebih membantu dalam meneran
e. Nilai APGAR lebih baik.
Posisi untuk meneran :
a. Posisi berjongkok, berlutut, merangkak
b. Posisi jongkok/ setengah jongkok
c. Posisi merangkak
d. Posisi mereng ke samping
e. Posisi berdiri
10.Cara Mengedan
Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim sudah
membuka kira-kira 10 cm. Jika para calon ibu mengedan sebelum pembukaan lengkap,
bisa-bisa mulut rahim pembengkakan dan bisa menghambat proses pembukaan dan
berujung pada lamanya proses persalinan. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga
karena tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik
nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri
kontraksi.
JOB SHEET
Objektif perilaku siswa : Setelah membaca jobsheet dan berlatih melakukan pemeriksaan ibu
hamil setiap mahasiswa diharapkan mampu memberukan konseling
kehamilan dengan baik
1. Buku/catatan
2. Pena
3. Hasil pemeriksaan
Persiapan lingkungan :
Refrensi :
Dasar Teori
Konseling merupakan proses interaktif antara tenaga kesehatan dan ibu serta keluarganya.
Selama proses tersebut, tenaga kesehatan mendorong ibu untuk ibu untuk saling bertukar
Langkah-langkah Konseling
informasi dan memberikan dukungan dalam perencanaan atau pengambilan keputusan serta
tindakan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu.
Prosedur pelaksanaan
Keselamatan Kerja
1. Patuhi prosedur kerja
2. Bertindak lembut dan ramah kepada ibu
3. Perhatikan keadaan umum pasien selama melakukan prosedur
Prosedur Pelaksaanaan
No Langkah-langkah Gambar
1. Memperkenalkan diri
Key point
Sapa klien dengan ramah
2. Tanya kabar dan keluhan ibu
Key point
Menanyakan alasan ibu
berkunjung
3. Jelaskan tentang hasil
pemeriksaan
Key point
Menjelaskan hasil
pemeriksaan fisik
4. Memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu
Key point
1. Makan makanan
bergizi
2. Istirahat yang cukup
3. Menjaga kebersihan
diri
4. Tidak boleh
melakukan aktivitas
yang berat
5. Tanda bahaya TM II
6. Obat
5. Mengevaluasi informasi yang
telah disampaikan
Key point
Menanyakan kepada ibu,
apakah menjelasan yang
disampaiakn telah dimengerti
oleh ibu
7. Lakukan dokumentasi
Key point
Dokumentasikan yang telah
dikerjakan