Anda di halaman 1dari 89

KELAINAN GINEKOLOGI

Referat

Oleh :
Tri Rahmawati, S.Ked

Pembimbing:
Dr. Novy Riyanti, Sp.OG, M.Kes
KELAINAN KONGENITAL PADA
SISTEM REPRODUKSI DAN MASALAH
INTERSEKS
VULVA :

• Himen Imperforatus
• Atresia kedua labium VAGINA :
minus • Septum Vagina
• Hipertrofi labium • Aplasia Dan Atresia
minus kanan atau kiri Vaginae
• Duplikasi vulva
• Hipoplasi vulva
• Kelainan perineum
KELAINAN YANG DISEBABKAN OLEH
KROMOSOM ABNORMAL
SINDROM TURNER
• Kelainan satu
kromosom X
• Berbentuk wanita • Ciri-ciri kelamin 44 otosom dan
yang pendek (<150 sekunder tidak 1 kromosom X
cm), dengan epifisis tumbuh (45-XO)
tulang panjang • genitalia eksterna • Estrogen
lama terbuka kurang tumbuh diberikan secara
• Amenora primer • kecerdasan siklik agar terjadi
• Pterigium kolli normal withdrawal
• Nevus di kulit • me↑ kadar FSH bleeding  kesan
cukup banyak • Kadar estrogen ↓ haid normal &
• Koarktasi aorta walau ovarium pertumbuhan
yang berfungsi. mammae
SINDROM KLEINEFELTER
• Fenotip pria
• tumbuh sebagai pria, • Testis atrofi
tetapimasa pubertas • azoospermi
tumbuh ginekomasti • biopsy testis
• badan berbentuk ditemukan sel-sel
eneukhoid dan rambut Leydig dan hialinisasi
badan serta muka tubulus-tubulus
berkurang seminiferus.
• Genitalia eksterna • Jika ginekomasti
tumbuh baik terasa mengganggu,
• Ereksi dan koitus baik bisa dilakukan
tindakan operasi.
Sindrom Down (21 Trisomi)
• 1 per 670 kelahiran bayi hidup
• Kromosom otosom abnormal  trisomi kromosom 21
• Sindrom down atau mongolisme menunjukkan
kecerdasan yang rendah
• seringkali mulitnya terbuka dengan lidah yang
menonjol
• oksiput dan muka gepeng
• hipotoni tubuh yang jelas
• dan tidak adanya reflex Moro.
Sindrom Edward (18 trisomi) Patau Sindrom (13 trisomi)
• pertumbuhan anak lambat • berat badan lahir rendah
• kepalanya memanjang saat lahir
dengan kelainan pada • pertumbuhannya lambat
telinga • palatokisis dan labiokisis,
• sering ada kelainan jantung, • Mikrosefali
• dada dengan sternum • polidaktili dan
pendek. • Sering ditemukan kelainan
jantung.
KELAINAN DISEBABKAN OLEH PENGARUH
HORMONAL
1. Maskulinisasi Pada Wanita dengan Kromosom dan
Gonad Wanita
• pengaruh virilisasi oleh androgen yang dibuat sebagai
hasil gangguan dari metabolism pada glandula adrenal
• Dalam ovarium terdapat folikel normal, apabila
penderita tidak mendapat pengobatan, maka aktivitas
folikel mundur, dan folikel-folikel primordial menghilang.
• Gangguan dalam metabolism glandula adrenal terletak
pada biosintesis dari kortisol, sehingga mekanisme
umpan balik ke hipofisis tidak jalan
wanita Berbadan
• waktu lahir ditemukan • Uterus, tuba, dan ovarium pendek
lipatan labium mayus tampak normal. • Rambut pubis dan
kanan dan kiri menjadi satu • Androgen tidak mempengaruhi rambut ketiak
• klitoris membesar. tumbuhnya alat genitalia keluar lebih dini
• lipatan yang menyerupai interna janin wanita • Mamma tidak
skrotum • Anak dapat tumbuh dengan tumbuh dan
• tidak ditemukan kelenjar cepat, akan tetapi pada umur haidnya tidak
kelamin. 10 tahun apifisis-epifisisnya datang
• Biasanya uretra bermuara menutup, dengan akibat
pada pangkal fallus. pertumbuhannya berhenti
Sedangkan dibawahnya
tampak ntroitus vaginae
Penanganan
• Pemberian kortison akan menghentikan virilisasi.
• kortikosteroid akan mengganti kegagalan glandula adrenal
• Jika kortison diberikan seumur hidup dalam dosis
maintenance anak itu akan tumbuh dan berkembang
menjadi wanita biasa, ovulasi terjadi normal, dan dapat
terjadi kehamilan dan persalinan biasa.
• Kelainan pada genitalia eksterna dapat diperbaiki dengan
rekonstruksi operasi yang akan dilakukan reseksi klitoris
yang membesar, memperbaiki hubungan uretra daan
vagina sehingga vulva menjadi normal.
Sindrom Feminisasi Testikular
• Suatu kelainan pada seorang • Sebagian besar dari penderita
dengan genotype pria dan wajah wanita,
fenotipe wanita, dan dengan • tinggi yang normal,
genitalia eksterna seperti pada • pertumbuhan mamma yang baik.
wanita.
• Rambut pubis dan ketiak kurang
• ciri-ciri khas seperti wanita, tetapi
atau tidak ada (hairless woman),
tidak mempunyai genitalia interna
• genitalia eksterna wanita ada,
wanita, dan terdapat testis, yang
kurang tumbuh dan ditemukan di akan tetapi vagina pendek dan
rongga abdomen, di kanalis menutup.
inguinalis, atau di labium mayus. • Duktus mulleri dan woffii sama
• Testis tidak menunjukkan adanya sekali tidak berkembang,
spermatogenesis. walaupun mungkin masih
ditemukan sisa-sisanya.
PENGELOLAAN INTERSEKS
• Pengelolaannya  buat • Mengubah kelamin itu
diagnosis yang tepat seharusnya pada anak umur
• Dalam mengambil keputusan dua tahun, sebelum anak itu
pada anak kecil, ada tidaknya mengenal jenis kelaminnya.
kromatin seksnya tidak perlu
diutamakan. • Bila anak lebih tua dan
• Yang lebih penting adalah kesadaran mengenai jenis
morfologi alat genitalia kelaminnya telah ada,
eksterna, dan perkiraan ke mengubah jenis tersebut kea
arah mana kemampuan rah sebaliknya, akan
berfungsinya genitalia menimbulkan gangguan jiwa
eksternanya itu. anak itu.
Gangguan Haid dan Siklusnya
1. Kelainan dalam banyaknya 3. Perdarahan diluar haid :
darah dan lamanya • metroragia
perdarahan pada haid : 4. Gangguan lain yang ada
• Hipermenorea atau hubungannya dengan haid :
menoragia • Premenstrual tension
• hipomenorea ( ketegangan prahaid )
2. Kelainan siklus : • Mastodinia
• Polimenorea • Mittelschmerz (rasa nyeri
• Oligomenorea pada ovulasi)
• Dismenorea.
• amenorea
Hipermenorea
• Hipermeorea ialah perdarahan haid yang lebih
banyak dari normal, atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari).
• Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam
uterus
• Terapi pada hipermenorea pada mioma uteri
tergantung dari penanganan mioma uteri, sedang
diagnosis dan terapi polip endometrium serta
gangguan pelepasan endometrium adalah kerokan.
HIPOMENOREA
• Hipomenorea adalah perdarahan haid yang
lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
• sebabnya dapat terletak pada konsistensi
penderita, pada uteus misalnya sesudah
miomektomi, pada gangguan endokrin, dan lain-
lain.
• Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi
terdiri atas menenangkan penderita. Adanya
hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.
POLIMENOREA

• adalah perdarahan haid yang lebih pendek dari


biasa (kurang dari 21 hari).
• Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak
dari haid biasa (polimenoragia atau epimenoragia).
• Penyebab Polimenorea adl gangguan hormonal
yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau
menjadi pendeknya masa luteal.
• Sebab lain ialah kongesti ovarium karena
peradangan, endometriosis dsb
OLIGOMENOREA

• Oligomenorea adalah siklus haid yang lebih panjang dari 35


hari
• Apabila panjangnya siklus > 3 bulan, hal itu sudah mulai
dinamakan amenorea.
• Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
• Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar
yang sama perbedaannya terletak dalam tingkat.
• Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak
terganggu, dan fertilitas cukup baik.
• Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi
lebih panjang dari biasa.
AMENOREA

• Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid


untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.

AMENOREA SEKUNDER :
AMENOREA PRIMER :
• pernah mendapat haid
• wanita berumur 18 tahun
kemudian tidak dapat haid
ke atas tidak pernah dapat
lagi
haid
• disebabkan gangguan gizi,
• penyebabnya kelainan-
gangguan metabolism,
kelainan kongenital dan
tumor-tumor, penyakit
kelainan-kelainan genetic
infeksi, dan lain-lain.
Klasifikasi Amenorea patologik
1. Gangguan organik pusat
• 6. Gangguan glandula suprarenalis
Sebab organic: tumor, radang, destruksi
• Sindrom adrenogenital
2. Gangguan kejiwaan
• Sindrom chusing
• Syok emosional
• Penyakit addison
• Psikosis
• 7. gangguan glandula tiroidea
Anoreksia nervosa
• hipotireoidi, hipertireoidi, kretinisme
• pseudosiesis
8. Gangguan pancreas
3. Ganggua poros hipotalamus-hipofisis
• Diabetes melitus
• Sindrom amenorea-galaktorea
• 9. Gangguan uterus, vagina
Sindrom stein-Leventhal
• Aplasia dan hioplasia uteri
• Amenorea hipotalamik
• Sindrom Asherman
4. Gangguan hipofisis
• Endometritis tuberkulosa
• sindrom Sheehan dan penyakit Simmonds
• Histerektomi
• tumor
• Aplasia vaginae
5. Gangguan gonad
• Penyakit-penyakit umum
• Kelainan congenital
• Penyakit umum
• Menopause premature
• 10. Gangguan gizi
The insensitive ovary
• Obesitas.
• Penghentian fungsi ovarium karena operasi,
radiasi, radang, dan sebagainya,
• Tumor sel-granulosa, sel-teka, sel-hilus, adrenal
Rencana Pemeriksaan
• Anamnesis : -bedakan amenore Pemeriksaan penunjang :
primer atau sekunder • Foto thoraks
• Sitologi vagina
- faktor yang mempengaruhi
• Tes toleransi glukosa
termasuk penyakit dasar • Pemeriksaan mata (tumor hipofisis)
• Pemeriksaan fisik: • Kerokan uterus
- pasien pendek/ tinggi? • Pemeriksaan T3 dan T$ (fungsi gland.
Tiroidea)
- BB sesuai dengan tinggi ?
- ciri kelamin sekunder tumbuh Pemeriksaan-pemeriksaan yang memerlukan
baik? fasilitas khusus :
• Pemeriksaan ginekologi: • Laparoskopi : dengan laparoskopi dapat
diketahui adanya kelainan genitalia interna
- Aplasia vagina? • Pemeriksaan kromatin seks
- Keadaan klitoris? • Pembuatan kariogram
- Tumor ovarium? • Pemeriksaan kadar hormone.
PERDARAHAN BUKAN HAID
• perdarahan yang terjadi dalam Sebab-sebab organik yang menyebabkan
masa antara 2 haid. perdarahan dari uterus, tuba,dan
ovarium :
• Metroragi : bisa dibedakan dengan
• Serviks uteri : polypus servisis uteri,
haid
erosion uteri, ulkus porsio uteri,
• Menometroragi : menyatu dengan karsinoma uteri
haid • Korpus uteri : polip endometrium,
• Dapat disebabkan oleh kelainan aborted imminens, aborus sedang
organic pada alat genital atau oleh berlangsung, abortus inkompletus, mola
kelainan fungsional. hidatidosa, koriokarsinoma, karsinoma
korporis uteri, sarcoma uteri, mioma
uteri
• Tuba fallopii : kehamilan ektopik
• Jika tidak ada penyebab fungdional terganggu, radang tuba, tumor tuba
disebut perdarahan disfungsional • Ovarium : radang ovarium, tumor
ovarium.
Patologi
• Penelitian tahun 1915 Schroder metroragi
terjadi karena persistensi folikel yang tidak
pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan
pembentukan korpus luteum.
• Akibatnya terjadilah hyperplasia endometrium
karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan
terus menerus.
Penanganan
• Untuk perdarahan yang Dapat diberikan:
• Estrogen dalam dosis tinggi, supaya
banyak penderita harus kadarnya dalam darah meningkat dan
istirahat baring dan diberi perdarahan berhenti. dipropionas
estradiol 2,5 mg at au benzoas estradiol
transfusi darah. 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. (IM)
• Setelah pemeriksaan tetapi setelah pemberian terapi
dihentikan, perdarahan timbul lagi.
ginekologik menunjukkan • Progesterone : sebagian besar perdarahan
bahwa perdarahan berasal fungsional bersifat anovulator, sehingga
pemberian progesterone mengimbangi
dari uterus dan tidak ada pengaruh estrogen terhadap
abortus inkomplitus, endometrium. kaproas hidroksi-
progesteron 125 mg, secara IM atau dapat
perdarahan untuk diberikan per oral sehari norethindrone 15
sementara waktu dapat mg atatu asetas medroksi-progestrone
(provera) 10 mg, yang dapat diulangi.
diberikan steroid Terapi ini berguna pada wanita dalam
masa purbetas.
DISMENOREA (NYERI HAID)
• gangguan ini bersifat subyektif, berat atau
intensitasnya sukar dinilai.
• pathogenesis dismenore belum jelas.
DISMENOREA PRIMER
(Tidak berhubungan dengan
gangguan ginekologi)

DISMENOREA

DISMENOREA SEKUNDER
(karena kelainan ginekologi)
faktor yang menyebabkan dismenorea
primer
• Faktor kejiwaan : pada gadis-gadis yang emosional labil, apalagi yg
tidak mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid.
• Faktor konstitusi : erat hubungannya dengan faktor di atas, dapat
juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor
seperti anemia, penyakit anemia, penyakit menahun,dsb dapat Penanganan :
mempengaruhi timbulnya dismenorea.
1. Penjelasan dan
• Faktor obstruksi kanalis servikalis
• Faktor endokrin : disebabkan oleh kontraksi uterus berlebihan.
nasehat
Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan 2. Pemberian
kontraktilias otot usus. Novak dan Reynold meneliti uterus pada analgesik
kelinci estrogen merangsang kontraktilitas dan progesterone 3. Terapi hormonal
menghambat atau mencegahnya.
• Faktor alergi : adanya asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria,
4. Terapi obat
migraine, atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab nonsteroid
alergi ialah toksin haid. antiprostaglandin
• Penelitian terbaru peningkatan kadar prostaglandin Menurut
Clitheroe dan Pickles bahwa karena endometrium dalam fase
sekresi memproduksi Prosteglandin F2 yang menyebabkan
kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin dilepas
berlebihan dlm peredaran darah, maka bisa timbul diarea, nausea,
muntah flushing.
PREMENSTRUAL TENSION (tegangan
prahaid)
•  keluhan-keluhan yang biasanya • Etiologi premenstrual tension
mulai 1 minggu sampai beberapa tidak jelas.
hari sebelum datangnya haid, dan
menghilang sesudah haid
• Mungkin satu faktor
• TerutamaWanita 30-45 th. ketidakseimbangan estrogen
• Gejala : iritabilitas, gelisah, dan progesterone.
insomnia, nyeri kepala, perut • Faktor kejiwaan, masalah
kembung, mual, pembesaran dan dalam keluarga, masalah
rasa nyeri pada mamma, dsb social ,dll.
• pada kasus berat : depresi, rasa • akibatnya retensi cairan dan
ketakutan, gangguan konsentrasi,
natrium, penambahan berat
dan peningkatan gejala-gejala fisik
tersebut di atas. badan, dan kadang-kadang
edema.
Penanganan
• Untuk menurangi retensi natrium, maka 7-10 hari
sebelum haid pemakaian garam dibatasi dan minum
sehari-hari agak dikurangi.
• Diuretic (hidroklorotiazid 50 mg sehari ) untuk kurang
lebih 5 hari.
• Progesterone sintetik dalam dosis kecil dapat
diberikan untuk mengimbangi produksi estrogen
selama 8- 10 hari sebelum haid.
• Edukasi : mengatasi maslah-masalah tersebut dapat
memperbaiki keadaan.
VICARIOUS MENSTRUATION
• perdarahan ekstragenital dengan interval
periodic yang sesuai dengan siklus haid.
• epitaksis (30%),lambung, usus, paru-paru,
mamma, kulit.
• Penanganan dapat dilakukan apabila pada
organ yang berdarah ada kelainan yang dapat
diangkat atau diobati.
MITTELSCHMERZ DAN PERDARAHAN
OVULASI MASTALGIA

• nyeri antara haid terjadi kira- • rasa nyeri dan


kira sekitar pertengahan siklus
pembesaran mamma
haid, pada saat ovulasi.
• Rasa nyeri ringan tetapi juga
sebelum haid.
berat bisa terjadi. Lamanya • Sebabnya edema dan
beberapa jam, tetapi pada hiperemi karena
bisasampai 2-3 hari. peningkatan relative kadar
• Rasa nyeri dengan atau tanpa estrogen.
perdarahan, yang kadang-kadang
• Pada pemeriksaan harus
sangat sedikit berupa getah
berwarna coklat, dapat juga diperhatikan adanya radang
perdarahan seperti haid biasa. atau neoplasma.
• Penanganan umumnya terdiri • Terapi biasanya dengan
atas penjelasan pada pasien. diuretic.
RADANG DAN BEBERAPA
PENYAKIT LAIN PADA ALAT-ALAT
GENITAL WANITA
Leukorea
• Lekorea (white discharge, fluor albus, keputihan) Leukorea fisiologik ditemukan pada :
adalah cairan yang dikeluarkan dari alat genital • Bayi yang baru lahir sampai kira-kira 10
yang tidak berupa darah.
hari, karena pengaruh estrogen dari
• gejala yang paling sering dijumpai pada penderita
plasenta terhadap uterus dan vagina janin
ginekologik.
1. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang • Waktu sekitar menarche karena mulai
kadang-kadang berupa mucus yang terdapat pengaruh estrogen
mengandung epitel dan leukosist yang jarang. • Wanita dewasa apabila dirangsang
2. leukorea patologik terdapat banyak leukosit. sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudasi
• Penyebab paling penting dari leukorea patologik dari dinding vagina.
adalah infeksi. • Waktu sekitar ovulasi, dengan secret dari
• Cairan mengandung banyak leukosit dan kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi
warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, lebih encer
seringkali lebih kental dan berbau.
• Pengeluaran secret dari kelnjar-kelenjar di
• Penyebab Radang vulva, vagina serviks dan
kavum uteri neoplasma jinak atau ganas, apabila serviks uteri juga bertambah pada wanita
tumor itu permukaannya memasuki lumen dengan penyakit menahun, dengan
saluran alat-alat genital neurosis, dan pada wanita dengan
ektropion porsionis uteri.
Vulvitis
 vulva membengkak, merah • Yang termasuk vulvitis local adalah:
dan agak nyeri, kadang- • Infeksi pada kulit, termasuk
rambut, kelenjar sebasea dan
kadang disertai gatal. kelenjar keringat. Infeksi ini timbul
 umumnya vulvitis dibagi 3 karena trauma luka atau sebab
golongan : lain, dan dapt menimbulkan
folikulitis, hidradenitis, dan
• Yang bersifat local sebagainya
• Yang timbul bersama-sama • Infeksi pada orifisium uretra
atau sebagai akibat vaginitis eksternum, glandula
paraurethralis. Infeksi ini biasanya
• Yang merupakan permulaan disebabkan oleh gonore
atau manifestasi dai • Infeksi pada glandula bartholini
penyakit umum. (bartholinitis).
Bartholinitis Herpes Genitalis
• Seringkali timbul pada gonorea, atau • disebabkan oleh tipe 2 herpes virus hominis.
bisa juga streptokokus, atau basil • akibat hubungan seksual dan terjadi dalam 3-
koli. 7 hari sesudah koitus.
• Pada bartholinitis akut kelenjar • Gejala yang timbul akan tampak di tengah-
membesar, merah, nyeri dan lebih tengah daerah radang dan edema tampak
sejumlah vesikel yang biasanya berlokasi pada
panas daripada daerah sekitarnya. labia minora, bagian dalam labia mayora dan
Isinya cepatnmenjadi nanah yang prepusium klotiridis.
dapat keluar melalui duktusnya, atau • dirasakan panas dan gatal, dank arena digaruk
jika duktus tersumbat , menggumpal timbul infeksi sekunder.
didalamnya menjadi abses. • Kadang-kadang tampak pula ulkus-ulkuskecil
• Penatalaksanaannya dengan yang dangkal. pada vulva ditemukan juga
pada vagina dan serviks uteri yang
mengeluarkan nanahnya melalui menyebabkan leukorea, perdarahan dan
sayatan. disuria.
• Bartholinitis dapat terjadi berulang- • Dengan pengobatan simptomatis biasanya
ulang dan akhirnya menjadi kista penyakit sembuh sendiri tetapi dapat timbul
kembali, karena kemungkinan virus yang
bartholini. bersifat laten.
Kondiloma Akuminata
• berbentuk seperti kembang kol • KA yang kecil dapat diberi larutan
(cauliflower) dengan ditengahnya 10% podofilin dalam gliserin atau
jaringan ikat dan ditutup terutama dalam alkohol.
di bagian atas oleh epitel dengan • Pada waktu pengobatan daerah
hyperkeratosis. sekitarnya harus dilindungi dengan
• dapat berbentuk kecil dan besar, vaselin, setelah beberapa jam
sendirian atau berkelompok. tempat pengobatan harus dicuci
• Lokasi kondiloma akuminata dengan air dan sabun.
adalah bagian vulva, perineum, • KA yang luas, terapinya dengan
periana, pada vagina dan serviks pengangkatan dengan
uteri. pembedahan atau kauterisasi.
• Kondiloma akuminata disebabkan • Untuk mencegah kambuh, harus
virus yang sama dengan virus dijaga kebersihan bekas kondiloma
penyebab veruka vulgaris. dan leukorea harus dobati.
Vulvitis Diabetika
• Vulva merah dan sedikit membengkak.
• rasa gatal, disertai rasa nyeri.
• Jaringan pada penderita diabetes mengandung
kadar glukosa yang lebih tinggi, dan glikosuria
menyebabkan peradangan.
• Oleh karena itu, vulvitis yang penyebabnya tidak
jelas, perlu dipikirkan adanya diabetes.
• Terapinya dengan mengatasi diabetes mellitus
dan pengobatan lokal.
VAGINA
• Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antara lain
basil Dӧderlein, streptokokus, stafilokokus, difteroid, yang
dalam keadaan normal hidup dalam simbiosis antara
mereka. Jika simbiosis ini terganggu, dan jika kuman-
kuman seperti streptokokus, stafilokokus, basil koli, dan
lain-lain dapat berkembang biak, timbulah vaginitis
nonspesifik. Umumnya vaginitis nonspesifik dapat
disembuhkan dengn antibiotika. Selain itu terdapat
vaginitis karena trikomonas vaginalis, kandida albikans,
dan hemofilus vaginalis. Pada masa sebelum pubertas dan
setelah menopause vagina lebih peka terhadap infeksi.
Trikomoniasis Kandidiasis
 Trikomonas dapat ditemukan dalam jumlah kecil • Disebabkan oleh infeksi jamur
dalam vagina tanpa gejala apapun, jika banyak
 radang.
kandida albikans.
 Infeksi ini ditularkan tersering ialah hubungan • Jamur ini tumbuh baik dalam suasana
seksual. asam (pH 5.0-6.5) yang mengandung
 Gejala : glikogen.
• leukorea yang encer sampai kental, berwarna
• Gejalanya : leukorea berwarna
kekuning-kuningan dan agak bau.
• gatal dan rasa terbakar. keputih-putihan dan perasaan sangat
• Terkadang disuria dan sering kencing gatal. Ditemukan radang pada vulva
• Pada pemeriksaan mikroskopik akan terlihat dan vagina.
gerakan-gerakannya, bentuknya lonjong dengan • Pemeriksaannya mikroskopik tampak
flagella-flagela yang panjang dan membran yang
bergerak bergelombang dengan ukuran sebesar
jamur ditengah-tengah leukosit.
2 kali leukosit. Terapinya :
Terapi: • pemberian nystatin, kemudian tablet
 Metronidazole 500 mg /12 jam selama 5 hari. vaginal mycostatin (10.000) unit)
 mengurangi gejala obat pervaginam seperti
dimasukkan dalam vagina 1-2 tablet
supositoria flagyl, supositoria krem AVC, dan
suposituria Tricofuron. sehari selama 14 hari.
SERVIKS UTERI
Servisitis akut Servisitis kronik
• infeksi yang diawali di endoserviks • Sering dijumpai pada wanita
dan ditemukan pada gonore, dan pada
infeksi postpartum yang disebabkan yang pernah melahirkan.
streptokokus, dll. • Luka-luka kecil atau besar
• serviks tampak merah dan bengkak
dengan mengeluarkan cairan
pada serviks karna partus
mukopurulen. atau abortus memudahkan
• Gejala-gejala pada serviks biasanya masuknya kuman-kuman ke
tidak terlalu nampak di antara gejala
lain dari infeksi yang bersangkutan.
dalam endoserviks dan
• Pengobatannya dengan mengobati kelenjar-kelenjarnya
infeksi tersebut. infeksi menahun
• Penyakit ini bisa sembuh atau menjadi
servisitis kronik.
Lanjutan servisitis kronik
Beberapa gambaran patologis yang dapat ditemukan.
• Serviks terlihat normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopis
ditemukan infilrat leukosit dalam stroma endoserviks.servisitis ini
tidak menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang aga
putih-kuning.
• Di sekitar porsio uteri tampak kemerah-merahan. Secret yang
dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
• Sobekan serviks uteri lebih luas dan mukosa endoserviks lebih
kelihatan dari luar (ekstropion). mudah kena infeksi dari vagina.
• Karena radang menahun, serviks jadi hipertrofis dan mengeras,
secret mukopurulen bertambah banyak.
• Gambaran servisitis kronika sering sulit dibedakan dengan karsinoma serviks
uteri. Kepastian diagnosis pemeriksaan apusan dan biopsi.
Terapi.
• Pengobatan lokal dengan larutan nitras argenti dapat menyembuhkan
servisitis kronika.
• Pengobatan yang baik ialah kauterisasi-radial dengan termokauter, atau
dengan krioterapi.
• Sesudah kauterisasi dan krioterapi terjadi nekrosis, jaringan yang meradang
terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti oleh jaringan sehat.
• Jika radang menahun mencapai endoserviks sampai kanalis servikalis, perlu
dilakukan konisasi dengan mengangkat sebagian besar mukosa endoserviks.
• jika sobekan dan infeksi sangat luas, perlu amputasi serviks. Tetapi amputasi
serviks mengakibatkan abortus jika terjadi kehamilan
Korpus uteri
Endometritis Akut Endometritis Kronik
• endometrium edema dan • Gejala-gejala klinik ialah leukorea dan
hiperemi, dan pada pemeriksaan menoragia.
mikroskopik terdapat hiperemi, • Pengobatan tergantung dari penyebabnya.
edema dan infiltrasi leukosit berinti Endometritis kronik ditemukan :
polimorf yang banyak, serta 1. Pada tuberculosis
perdarahan-perdarahan interstisial. 2. Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus
• Penyebab trersering adalah infeksi 3. Jika terdapat korpus alienum di kavum
uteri
gonore dan infeksi pada abortus dan
4. Pada polip uterus dengan infeksi
partus.
5. Pada tumor ganas uterus
• Infeksi gonorea dimulai dari servisitis
6. Pada salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvic.
akut dan radang menjalar ke atas dan
7. Pada partus dengan sisa plasenta masih
menyebbabkan servisitis akut. tertinggal dalam uterus, terdapat
• Infeksi postabortum dan post partum peradangan dan organisasi dari jaringan
sering terdapat oleh karena luka-luka tersebut disertai gumpalan darah, dan
pada serviks uteri dan alat-alat yang terbentuklah polip plasenta. Polip
digunakan pada abortus dan partus seterusnya akan terjadi infeksi kronis.
yang tidak disterilkan
Piometra Metritis/miometritis
• ialah pengumpulan nanah di kavum uteri karena • adalah radang miometrium.
stenosis kanalis servikalis oleh salah satu sebab,
• seperti karsinoma servisis uteri, amputasi serviks,
• biasanya terjad pada abortus
akibat radiasi, endometritis TB, dan penutupan septic atau infeksi postpartum.
ostium uteri internum karena involusi uterus
sesudah menopause. P • erupakan bagian dari infeksi yang
• Iometra sering pada wanita di sekitar dan lebih luas.
sesudah menopause. Karena kakurangan
estrogen endometrium menipis, dan resistensi • Miometrium menunjukkan reaksi
yang berkurang terhadap kuman-kuman dari radang berupa pembengkakan
vagina, menyebabkan endometritis senilis
menahun. dan infiltrasi sel-sel radang.
• Endometrium menunjukkan infiltrasi dengan • Perluasan dapat terjadi lewat
leukosit-leukosist dan sel-sel plasma, epitel
diganti oleh jaringan granulasi, dan nanah yang jalan limfe atau lewat
berbau dikeluarkan. tromboflebitis, dn kadang-
• Jika terjadi penciutan kanalis servikalis, cairan
bernanah yang kadang mengandung darah
kadang dapat terjadi abses.
terkumpul di kavum uteri.
• Diagnosis : memasukkan sonde pada uterus maka
akan kaluar banyak cairan bernanah..
ADNEKSA DAN JARINGAN DI SEKITARNYA

Salpingo-oofaritis atau adneksitis Peritonitis pelvika (pelvioperitonitis)


• Radang tuba falloppii dan radang ovarium • salpingo-oofaritis akut sering bersamaan
biasanya terjadi bersamaan dinamakan dengan radang peritoneum pelvic.
salpingo-oofaritis atau adneksitis. • Pada serosa tuba, ovarium, dan alat-alat
• Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang di sekitarnya, seperti uterus, fleksura
menjalar ke atas dari uterus, walaupun sigmoidea, dan usus halus dijumpai
infeksi ini juga bisa dari ekstravaginal lewat eksudat serous atau fibrinous.
darah, atau jaringan sekitarnya. Gejala:
• penyebab tersering  infeksi gonorea dan • demam, leukositosis, nyeri hebat, mual, defense
infeksi postabortum. musculaire.
• Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh • Jika ada abses di kavum douglasi, teraba tumor
dengan batas-batas yang tidak tegas di belakang
tuberculosis.
uterus, dan yang menonjol ke forniks vagina
• Selanjutnya bisa timbul radang adneksa posterior.
sebagai akibat tindakan (kerokan, Terapi : sama dengan teerapi salpingo-oofariti yaitu
laparotomi, pemasangan IUD, dan dengan antibiotic spectrum luas dan pengobatan
sebagainya) dan perluasan radang dari alat simptomatik. Jika perlu dilakukan pembedahan.
yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
ENDOMETRIOSIS
• Endometriosis merupakan penyakit kronis yang
ditandai dengan adanya jaringan endometrial
(glandula dan stroma) diluar dari rongga endometrial.
• Tersering ovarium dan peritoneum pelvis .
• uterus posterior, tuba fallopi, ligamen uterosacral,
colon, dan appendix.
• Walaupun jarang endometriosis juga dapat terjadi di
payudara, paru – paru, dan otak.
• prevalensi endometriosis berkisar10 dan 15%.
Faktor resiko
• Nuliparitas
• menarche dini
• menoragia,
• dan anomali duktus müllerian
• Genetik
• Lupus
• Asma
• Hipotiroid
• sindrom kelelahan kronis
• Fibromyalgia
• alergi
Patofisiologi
1.Teori Halban jaringan endometrial • menghasilkan esterogen local
ditransport melalui system limfatik ke berlebihanrespons sel endometrium ektopik
pada progesterone menurun.
beberapa daerah di pelvis, dimana
• Pe↑ sekresi molekul neurogenic seperti nerve
kemudian ia bertumbuh secara ektopik.
growth factor dan reseptornya yang merangsang
2.Teori Meyer  sel multipotensial di pertumbuhan syaraf sensoris pada endometrium.
jaringan peritoneal melakukan • Pen ↑ interleukin-1 (IL-1) dapat meningkatan
transformasi metaplastik menjadi jaringan perkembangan endometriosis dan merangsang
endometrial fungsional.Lalu pelepasan faktor angiogenik (VEGF), interleukin-
6, interleukin-8, dan merangsang pelepasan
3.Teori Sampson jaringan endometrial
intercellular adhesion molecule-1(ICAM-1) yang
ditransport melalui tuba fallopi selama membantu sel endometrium refluks ke dalam
menstruasi retrogard dan akhirnya terjadi rongga peritoneum terlepas dari pengawasan
implantasi di intra-abdominal pelvic. imunologis.
Pada endometriosis ditemukan adanya • Interleukin-8 merangsang perlengketan sel
peningkatan jumlah makrofag dan monosit stroma endometrium ke protein matrix
di dalam cairan peritoneum, yang extracellular, meningkatkan aktifitas matrix
metalloproteinase yang membantu mplantasi dan
teraktivasi menghasilkan factor pertumbuhan endometrium ektopik.
pertumbuhan dan sitokin yang merangsang
tumbuhnya endometrium ektopik.
Gejala klinik
• nyeri pelvis siklik yang dimulai 1-2 • Pemeriksaan Fisik
minggu sebelum menstruasi dengan
puncak 1-2 hari sebelum onset
• Ketika endometriosis memasuki
menstruasi. staging yang lebih lanjut, klinisi
• Dismenorea mungkin menemukan nodul di
• Dyspareunia uterosakral dan rasa lunak pada
• Diskezia rektovaginal atau uterus
• Subfertilitas retrofleksi.
• gangguan hormonal • Nyeri saat terjadi pergerakan
(hiperprolaktinimia) dan ovulasi,
rahim sering ditemukan.Kerika
• termasuk sindrom Luitinized
Unruptured Follicle (LUF), ovarium terlibat, masa adneksa
• defek fase luteal, yang lembut dapat teraba
• pertumbuhan folikel abnormal, dengan pemeriksaan bimanual
• dan lonjakan LH dini. atau USG pelvis.
• Ultrasonografi (USG)
• Digunakan hanya untuk
mendiagnosis endometriosis
(kista endometriosis) > 1 cm,
• tidak dapat digunakan untuk
melihat bintik – bintik
endometriosis ataupun
perlengketan.
• Dengan USG transvaginal
kgambaran karakteristik kista
endometriosis dengan bentuk
kistik dan adanya interval eko di
dalam kista.
Pemeriksaan serum CA 125
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Serum CA 125 adalah penanda tumor
yang sering digunakan pada kanker
• MRI dapat digunakan untuk ovarium.
melihat kista, massa
ekstraperitoneal, adanya Pemeriksaan patologi anatomi
invasi ke usus dan septum • Pemeriksaan pasti dari lesi endometriosis
adalah didapatkannya adanya kelenjar
rektovagina. dan stroma endometrium.

Bedah Laparoskopi
o Laparoskopi merupakan alat diagnostik gold
standar untuk mendiagnosis endometriosis.
o Lesi aktif yang baru berwarna merah terang,
sedangkan lesi aktif yang sudah lama
berwarna merah kehitaman.Lesi nonaktif
terlihat berwarna putih dengan jaringan parut
TERAPI
DIAGNOSA BANDING
• penyakit radang panggul, • Pilihan pengobatan untuk
• adenomiosis, pasien dengan
• irritable bowel syndrome, endometriosis tergantung
pada luas dan lokasi
• interstitial cystitis,
penyakit, tingkat keparahan
• pelvic ashesion, gejala, dan keinginan pasien
• kista ovarium fungsional, untuk masalah kesuburan di
• kehamilan ektopik, masa depan.
• dan neoplasma ovarium.
• Expectant Management • Progestin memungkinkan efek
• Pengobatan simptomatik antiendometriosis dengan menyebabkan
memberikan antinyeri seperti parasetamol, desidualisasi awal pada jaringan
500 mg 3 x1, Non Steroidal Anti Inflamatory endometrium dan diikuti dengan atrofi.
Drugs (NSAID) seperti ibuprofen 400 mg • karena efektif mengurangi rasa sakit seperti
3x1. Tramadol, parasetamol dengan codein, danazol, lebih murah, tetapi memiliki efek
GABA inhibitor seperti gabapentin. samping lebih ringan dibandingkan danazol.
Kontrasepsi oral • Hasil pengobatan telah dievaluasi pada 3-6
Kombinasi monofasik (sekali sehari selama bulan s
6-12 bulan) merupakan pilihan pertama • Efek samping progestin adalah peningkatan
yang sering dilakukan untuk menimbulkan berat badan, perdarahan lecut, dan nausea.
kondisi kehamilan palsu dengan timbulnya • Pilihan lain dengan menggunakan AKDR
amenorea dan desidualisasi jaringan yang mengandung progesterone,
endometrium. levonorgestrel dengan efek timbulnya
30-35 ug etinilestradiol yang digunakan amenorea dapat digunakan untuk
terus – menerus bisa menjadi efektif pengobatan endometriosis.
terhadap penanganan endometriosis
• Danazol • Gestrinon
• Danazol adalah suatu turunan 17 alpha • Gestrinon adalah 19 nortesteron
ethinyltestosteron yang menyebabkan level termasuk androgenik, antiprogestagenik,
androgen dalam jumlah tinggi dan level dan anti gonadotropik.
esterogen dalam jumlah yang rendah • Gestrinon bekerja sentral dan perifer
sehingga menekan berkembangnya
untuk meningkatkan kadar testosterone
endometriosis dan timbul amenorea yang
dan mengurangi kadar Sex Hormone
diproduksi untuk mencegah implant baru
pada uterus sampai ke rongga peritoneal. Binding Globuline (SHBG, menurunkan
nilai serum estradiol ke tingkat folikulat
• Dosis 400-800 mg per hari, dapat dimulai
awal (antiesterogenik), mengurangi
dengan pemberian 200 mg dua kali sehari
selama enam bulan. kadar Luitinezing hormone (LH), dan
mengurangi lonjakan LH.
• Efek samping paling umum adalah
peningkatan berat badan, akne, hirsutisme, • dosis 2.5-10 mg, dua sampai tiga kali
vagina atrofi, kelelahan, pengecilan seminggu, selama enam bulan.
payudara, gangguan emosi, peningkatan • Efek sampingnya sama dengan danazol
kadar LDL kolesterol, dan kolesterol total. tetapi lebih jarang.
• Gonadotropin Releasing Hormone Agonist • Aromatase Inhibitor
(GnRHa) • Fungsinya menghambat perubahan C19
• GnRHa menyebabkan sekresi terus menerus FSH androgen menjadi C18 esterogen.
dan LH sehingga hipofisa mengalami desentisisasi • Terapi ini belum disetujui untuk pengobatan
dengan menurunnya sekresi FSH dan LH mencapai
endometriosis karena dapat menyebabkan
keadaan hipogonadotropik hipogonadisme,
bone loss, rasa semburan panas (hot flashes),
dimana ovarium tidak aktif sehingga tidak terjadi
siklus haid. nausea dan vomiting, dan penggunannya harus
dikombinasikan dengan OCPs dan GnRHa untuk
• GnRHa dapat diberikan IM, subkutan dan
mencegah perkembangan kista folikular.
intranasal.Biasanya dalam bentuk depot satu bulan
ataupun depot tiga bulan.
• Efek samping antara lain rasa semburan panas, • Penanganan pembedahan pada endometriosis
vagina kering, sakit kepala, keleahan, pengurangan • Pembedahan pada endometriosis adalah untuk
libido, depresi atau penurunan densitas tulang. menangani efek endometriosis itu sendiri yaitu
• Berbagai jenis GnRHa antara lain leuprolide, nyeri panggul, subfertilitas, dan
busereline, dan gosereline. kista.Pembedahan bertujuan menghilangkan
• Untuk mengurangi efek samping dapat disertai bintik – bintik dan kista endometriosis, serta
denga terapi add back dengan esterogen dan menahan laju kekambuhan.
progesterone alamiah. GnRHa diberikan selama 6-
12 bulan.
Prognosis
• Tergantung diagnosis dini
• Semua terapi saat ini menawarkan bantuan tapi tidak
menyembuhkan. Bahkan setelah operasi definitif,
endometriosis bisa kambuh, namun resikonya sangat
rendah (sekitar 3%).
• pembedahan konservatif dilaporkan kekambuhan
bervariasi sekitar 10% dalam 3 tahun dan 35% dalam
5 tahun.
• Penundaan kehamilan tidak mengurangi kekambuhan
TUMOR JINAK DAN GANAS ALAT GENITALIA
WANITA
Penyebab Tumor Perbedaan tumor jinak dan ganas
• Mutasi DNA adalah :
Pemicu Timbulnya Tumor • 1. Tumor jinak
• Ketergantungan rokok/ nikotin • a. Pertumbuhan lambat
• Gaya hidup yang tidak sehat • b. Terbungkus dalam kantong
• Alkoholic • c. Tidak menyebar kebagian tubuh
• Obesitas lain
• Benzena dan zat kimia lainnya yg • 2. Tumor ganas
berada sekitar lingkungan , diserap • a. Pertumbuhan sel cepat
oleh darah sehingga meracuni • b. Tidak terkendali
seluruh jaringan tubuh • c. Menyebar ke bagian tubuh lain
• Akibat radiasi (metastase)
• Masalah genetis • d. Tumor ganas = kanker
Tumor Jinak Vulva

Kista kelenjar Bartholini Fibroma Vulva


• radang menahun kelejar •  tumor jinak yang bersal
bartholini.Abses kelenjar dari jaringan ikat vulva,
bartholni diserap isinya, bertangkai dan berlokalisasi
sehingga tinggal kantung seringkali di labium majus.
yang mengandung cairan • Diameternya beberapa
yang disebut kista bartholini. sentimeter, sampai beberapa
• Pengobatan kista bartholini kilogram.
adalah dengan mengangkat • Pengobatan memotong
seluruh kista dan tangkainya serta menjahit
marsviaalisasi.. kembali sehingga  tidak terjadi
perdarahan.
Tumor Jinak Rahim

Perdarahan tidak normal

Mioma uteri • Gejala klinik :


• Hipermenora
•  tumor jinak otot rahim, disertai
• Meluasnya permukaan endometrium dalam proses
jaringan ikatnya. menstruasi
• biasanya asimptomatis dan • Gangguan kontraksi otot rahim.
• Penekanan rahim yang membesar
ditemukan secara kebetulan saat
• Penekanan rahim karena pembesaran mio uteri
pemeriksaan dapat terjadi :
• Sebagian besar mioma uteri • Terasa berat di abdomen bagian bawah
ditemukan pada masa reproduksi, • Sukar miksi atau defekasi
• Terasa nyeri karena tertekannya saraf
karena adanya rangsangan estrogen. • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
• Bila pada masa menopause tumor kehamilan
yang berasal dari mioma uteri masih • Kehamilan dengan disertai mioma uteri
menimbulkan proses saling mempengaruhi :
tetap besar atau bertambah besar, – Kehamilan dapat mengalami keguguran
kemungkinan degenerasi ganas – Persalinan prematuritas
– Gangguan saat proses persalinan
menjadi sarskoma uteri. – Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan inferlitas
– Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan
perdarahan
Adenomiosis uteri Endomiotriosis
• Pembagian endometriosis :
• Gejala klinis Endomiotriosis, terjadi karena
• Endometriosis eksterna adalah pengaruh hormonal estrogen dan
implantasi jaringan endometrium progesterone sehingga terjadi siklus
di luar kavum uterus. menstruasi. Rasa nyeri terjadi karena
vaskularisasi yang meningkat dan deskuamasi
• Endometriosis interna adalah struma dan sel jaringan endometrium.
implamantasi jaringan • Gejala klinis endometriosis dalam bentuk :
endometrium di dalam otot uterus. – Dismenorea
– Dispareunia
• Gejala Klinis adenomiosis – Nyeri saat defekasi (dinding restosigmoid)
– Menoragia – polimenorea atau hipermenorea
– Dismenorea sekunder – Infertilitas : gangguan saluran tuba fallopii
sehingga tidak berfungsi sebagai saluran ovum
– Dispareunia : rasa sakit saat hubungan spermatozoa dan tempat konsepsi : dan gangguan
seksual. mobilitas tuba saat malkukan penangkapan ovum
karena perlekatan.
Tumor jinak Ovarium
Gambaran klinik tumor Ovarium
• Tumor jinak kistik
– kistoma ovarii simpleks • Gejala akibat pertumbuhan
– kistoma ovarii serosum – Menimbulkan rasa berat di
abdomen bagian bawah
– kistoma ovarii musinosum
– Mengganggu miksi atau defekasi
– kistoma dermoid
– Tekanan tumor dapat
• Tumor jinak padat menimbulkan obstipasi atau
– fibroma ovarii edema pada tungkai bawah.
– tumor Brener • Gejala akibat perubahan
– tumor sisa adrenal hormonal Hipermenorea
dan amenorea
Sindrom meigs
Gejala klinik akibat komplikasi • Sindroma yang ditemukan
yang terjadi pada tumor: oleh meigs menyebutkan
• Perdarahan intra-tumor terdapat fibroma ovarii,
• Perputaran tangkai asites, dan hidrotoraks.
• Terjadi infeksi pada tumor • tindakan operasi fibroma
ovarii, maka sindrom akan
• Robekan dinding kista
menghilang dengan
• Degenerasi ganas kista sendirinya
ovarium
diagnosis banding
• Kehamilan.
– terlambat bulan
– gejala hamil muda
– terasa gerakan janin atau balotemen
– hasil pemeriksaan laboratorium mandukung kehamilan
Subserosa mioma uteri bertangkai:
• Sulit dibedakan dengan tumor padat ovarium
• USGuntuk membedakan kista ovarium, kehamilan
atau subserosa mioma uteri dengan jelas.
TUMOR GANAS PADA ALAT GENETALIA
.Penyakit Trofoblas

• merupakan sekelompok • Pembagian penyakit


penyakit yang berasal dari trofoblas yang digunakan di
jaringan trofoblas karena Indonesia.
» Penyakit trofoblas jinak
penyimpangan
– Mola hidatidosa
pertumbuhan dan
– Mola hidatidosa parsial
perkembangan pada » Penyakit trofoblas ganas
kehamilan. – Korio karsinoma vilosum
• Patofisiologi belum – Korio karsinoma non vilosum
diketahui pasti. – Korio karsinoma klinis
Mola hidatidosa
• penyimpangan pertumbuhan dan • perdarahan banyak
perkembangan kehamilan yang tidak • keadaan umum buruk disertai pengeluaran
di sertai janin dan seluruh vili gelembung mola
• keterlambatan datang bulan
korealis mengalami perubahan
• terjadi perdarahan
hidropik.
• rahim lebih besar dari umur kehamila
• infiltrasi sel trofoblas dapat merusak
• gejala hamil yang berlebihan.
pembuluh darah yang menimbulkan
Pemeriksaan penunjang:
perdarahan • pemeriksaan kadarHcG dalam darah
• Gejala klinis mola hidatidosa maupun dalam urin.
– nek • Peningkatan kadarnya sekitar hari ke 100
– muntah sangat besar kemungkinan mola hidatidosa.
– Pusing • Ultrasonografi
– mual • foto abdomen
Keganasan Pada Vulva Keganasan Pada Vagina

• Tersering pada labium • mengeluarkan cairan encer,


majus dan sekitar klitoris dapat bercampur darah,
• Pada metastase tumor • Post coital bleeding
ganas berbentuk ulkus • Pada stadium lanjut berbau
dengan pinggir agak padat, khas jaringan nekrosis.
tumbuh eksofisik seperti • Keganasan vagina bisa
bunga kol dan kerusakan dalam bentuk perlukan
jaringan nekrosis dan dengan tepi padat dan
berbau.  menonjol, ulkus mudah
berdarah, bentuk bunga kol
dan tampak cairan yang
bercampur darah.
Keganasan serviks uteri
• keganasan wanita yang paling
banyak.
• Perkembangannya berjalan sangat
lambat, sebagian besar kedatangan
penderita sudah dalam stadium
lanjut.
• umur 30 sampai 60 bahkan
cenderung makin muda.
• Beberapa factor predisposisi :
 menikah usia muda
 Multipartner
 Infeksi mulut rahim : virus herspes
tipe 2, perlukaan mulut rahim
menahun, infeksi trikomonas
 Keadaan social ekonomi yang
rendah
Stadium berdasarkan FIGO :
1. Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah
leher rahim (serviks) 3. Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding
• Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik samping panggul dan melibatkan 1/3 vagina
(menggunakan mikroskop),dengan penyebaran sel tumor
mencapai lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan
bagian bawah. Stadium III mencakup kanker
lebar 7mm, yang menghambat proses berkemih sehingga
• Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan
dengan lebar 7 mm atau kurang, berakibat gangguan ginjal.
• Stadim IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan • Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian
dengan lebar 7 mm atau kurang
bawah vagina namun tidak meluas sampai
• Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher
rahim atau dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 dinding panggul.
mm dengan lebar 7 mm. • Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding
• Stadium IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang samping vagina yang menyebabkan gangguan
• Stadium IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal.
2. Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak
4. Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke
mencapai dinding panggul.Penyebaran melibatkan vagina 2/3
bagian atas. kandung kemih atau rectum, atau meluas
• Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung melampaui panggul
(parametrium) sekitar rahim,namun melibatkan 2/3 bagian • Stadium IVA. Kanker menyebar ke kandung
atas vagina.
kemih atau rectum.
• Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak
melibatkan dinding samping panggul. • Stadium IVB. Kanker menyebar ke organ yang
jauh.
Keganasan Korpus Uteri    
 Makin meningkat sejalan dengan
menopause.
 Primer jika berasal dari endometrium atau Penanganan
miometrium. • TAH ( total Abbominal Hysterectomy) + BSO
(bilateral salpingo Oopborectomy).
Gambaran Klinik dan diagnosis • Kombonasi pembedahan dengan radioterapi
• Awal penyakit pemeriksaan ginekologik tidak sebelum/sesudah dinilai masih operabel.
menghasilkan apa-apa. • Medroxy progesterom Accetat
• getah vagina kemerahan atau sesudah menopause (MPA)/provera tablet 2-4 tablet @ 100
(peri menopausal) . mg/hari.
• Rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi. • Sekarang banyak digunakan Megesterol
• Dengan berlanjutnya proses , berbagai keluhan acetat (Megace) denagn dosis 160-320
tekanan akibat membesarnya korpus uterus dapat mg(4-8) tablet @ 40 mg/hari.
ditemukan.
• Juga Tamozxifen dapat digunakan dengan
• Pembesaran dan fiksasi uterus akibat infiltrasi sel
ganas ke dalam parametrium baru terjadi pada tingkat dosis 1-2 film coated tablets tiap pagi dan
lanjut. sore.
• Setiap wanita dalam masa menopause yang • Terapi hormonal dapat menahan
mengalami pendarahan abnormal dari rahim, harus penyebaran sel ganas yang jauh sampai 1-4
dicurigai akan adanya karisnoma endometrium. tahun dalam follow up kontrol.
• Pemeriksaan histologi untuk diagnosis pasti
INFERTILITAS
• Infertilitas  adalah kegagalan dari pasangan
suami-istri untuk mengalami kehamilan
setelah melakukan hubungan seksual, tanpa
kontrasepsi, selama satu tahun.
• Pasutri belum mampu dan belum pernah
Infertil memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan
seksual 2 – 3 x/minggu tanpa menggunakan

primer alat kontrasepsi.

• Pasutri telah atau pernah memiliki anak


Infertil sebelumnya tapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah 1 tahun

sekunder berhubungan seksual 2 – 3 x/minggu tanpa


kontrasepsi
• 2 factor yang harus dipenuhi adalah:
– Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat
sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan
spermatozoa kedalam organ reproduksi istri.
– Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat
sehingga mampu menghasilkan sel telur atau ovarium.

• suami menyumbang 25-40%


• istri 40-55%
• keduanya 10%
• idiopatik 10%.
Pada wanita
Gangguan organ reproduksi
• Infeksi vagina  meningkatkan keasaman
Gangguan ovulasi
vagina  membunuh sperma dan pengkerutan • ketidakseimbangan hormonal
vagina yang akan menghambat transportasi (hambatan pada sekresi
sperma ke vagina.
• Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon
hormone FSH dan LH)
esterogen yang mengganggu pengeluaran memiliki pengaruh terhadap
mukus serviks.bila mukus sedikit di serviks, ovulasi. (tumor cranial, stress,
perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu.
• Jaringan parut yang menutup serviks sehingga
dan pengguna obat-obatan)
sperma tidak dapat masuk ke rahim. yang menyebabkan terjadinya
• Kelainan pada uterus disfungsi hiotalamus dan
• Kelainan tuba falopii akibat infeksi  adhesi hipofise.
tuba falopii dan terjadi obstruksi ovum dan
sperma tidak dapat bertemu. • Bila terjadi gangguan sekresi
kedua hormone ini. Maka
folikel mengalami hambatan
untuk matang dan berakhir
pada gangguan ovulasi.
Pada Pria
Kegagalan implantasi
• kadar progesteron yang rendah • Abnormalitas sperma; morfologi,
mengalami kegagalan dalam motilitas
mempersiapkan endometrium untuk
nidasi. abortus. • Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi
Endometriosis retrogde,
Faktor immunologis • Abnormalitas ereksi
• Bila embrio memiliki antigen yang
berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
• Abnormalitas cairan semen;
memberikan reaksi sebagai respon perubahan pH dan perubahan
terhadap benda asing.abortus spontan. komposisi kimiawi
Lingkungan
• Infeksi pada saluran genital yang
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap
rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan meninggalkan jaringan parut
pestisida dapat menyebabkan toxic pada obstruksi pada saluran genital
seluruh bagian tubuh termasuk organ
reproduksi yang akan mempengaruhi
• Lingkungan; Radiasi, obat-
kesuburan. obatan anti kanker.
PEMERIKSAAN PASANGAN INFERTILITAS

Syarat- Syarat Pemeriksaan Infertilitas Pemeriksaan mikroskopik


• Istri berumur 20-30 tahun setelah berusaha • Pemeriksaan  jenis gerakan
untuk mendapatkan anak selama 12 bulan.
Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini dan morfologi spermatozoa
apabila : dengan
– Pernah mengalami keguguran berulang.
– Diketahui mengidap kelainan endokrin. • Sel- sel radang menunjukkan
– Pernah mengalami peradangan rongga panggul adanya peradangan. Kadang-
atau rongga perut.
– Pernah mengalami bedah ginekologi. kadang tampak pula
• Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada trikomonas vaginalis atau
pasangan infertil yang salah satu anggota candida albicans.
pasangannya mengidap penyakit yang dapat
membahayakan kesehatan istri atau • Cairan mani tanpa spermatozoa
anaknya. (azoospermia) atau sedikit
sperma akan tmpak.
Uji ketidakcocokan imunologik • Uji pascasenggama
• Uji kontak air mani dengan • Dilakukan 90 detik-8 jam
• Jetre dan Glass menemukan peningkatan
lendir serviks (sperm presentase kehamilan yang secara statistik
cervical mucus contact test- bermakna kalau terdapat lebih dari 20
spermatozoa/LPB; dan tidak berbeda bermakna
SCMC test) yang pada golongan dengan 1 – 5, 6 – 10 atau 11 – 20
dikembangkan oleh kremer spermatozoa/LPB.
Cara pemeriksaan :
dan jager dapat • setelah abstinensi selama 2 hari, pasangan
mempertunjukkan adanya dianjurkan melakukan senggama 2 jam sebelum
saat ditentukan untuk datang ke dokter.
antibody local pada pria
• Dengan spekulum vagina kering, serviks
atau wanita. ditampilkan, kemudian lendir serviks yang tampak
dibersihkan dengan kapas kering pula.
• Jangan menggunakan kapas basah oleh antiseptik
karena dapat mematikan spermatozoa.
• Lendir serviks diambil dengan isapan semprit
tuberkulin, kemudian disemprotkan keluar pada
gelas objek, lalu ditutup dengan gelas penutup.
• Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan
lapangan pandangan besar ( LPB ).
Uji In Vitro Uji kontak air mani dengan lendir serviks

• a)        Uji gelas objek •   pada ejakulat dengan


• Caranya : autoimunisasi, gerakan
menempatkan setetes air maju spermatozoa akan
mani dan setetes lendir berubah menjadi terhenti
serviks pada gelas objek, atau bergetar di tempat
kemudian kedua bahan itu kalau bersinggungan
disinggungkan satu sama lain dengan lendir serviks.
dengan meletakkan sebuah • getaran ditempat ini terjadi
gelas penutup diatasnya. pula kalau lendir serviks dari
Spermatozoa akan tampak wanita yang serumnya
menyerbu ke dalam lendir mengandung antibodi
serviks, didahului oleh terhadap spermatozoa.
pembentukan phalanges air
mani ke dalam lendir serviks.
Cara pertama : Cara kedua :
• Lendir serviks praovulasi dengan • Setetes besar lendir serviks diletakkan
tanda – tanda pengaruh esterogen pada sebuah gelas obyek, kemudian
yang baik dan pH lebih dari 7 dilebarkan sampai diameternya 1 cm.
diletakkan pada sebuah gelas • Setetes air mani diletakkan di tengah –
objek di samping setetes air mani. tengah lendir serviks itu, kemudian lendir
• Kedua tetesan itu dicampur dan serviks dan air mani di tutup dengan
diaduk dengan sebuah gelas sebuah gelas penutup,
penutup, yang kemudian dipakai • Penilaian dilakukan seperti cara pertama.
untuk menutup camuran itu.
• Penilaian dilakukan dengan
membandingkan motilitas
spermatozoa dari kedua sediaan
itu.
• Sediaan disimpan 30 menit untuk
diamati lagi
Biopsi Endometrium Histerosalpingografi
• waktu terbaik untuk • Prinsip pemeriksaannya =
melakukan biopsi adalah 5 – 6 pertubasi
hari setelah ovulasi yaitu • hanya peniupan gas diganti
sesaat sebelum terjadinya
dengan penyuntikan menda
implantasi blastosis pada
permukaan endometrium. kontras yang akan
• Biopsi yang dilakukan sebelum
melimpah ke dalam kavum
hari ke-7 setelah ovulasi itu peritonei kalau tubanya
akan mengurangi paten, dan penilaiannya
kemungkinan terganggunya dilakukan secara radiografik.
kehamilan yang sedang terjadi.
Histeroskopi Pemeriksaan Hormonal

• peneropongan kavum uteri yang • FSH


sebelumnya telah digelembungkan
dengan media dekstran 32%, • LH
glukosa 5%, garam fisiologik, atau
gas CO2.
• Dalam infertilitas, pemeriksaan
histeroskopi dilakukan apabila
terdapat :
– Kelainan pada pemeriksaan histerosalpingografi.
– Riwayat abortus habitualis.
– Dugaan adanya mioma atau polip submukosa.
– Perdarahan abnormal dari uterus.
– Sebelum dilakukan bedah plastik tuba, untuk
menempatkan kateter sebagai splint pada
bagian proksirnal tuba.
Tujuan : melihat kavum uteri , dapat dilakukan
pembedahan ringan seperti melepaskan
perlekatan, mengangkat polip dan mioma
submukosa.
Laparoskopi Diagnostik

• Laparoskopi diagnostik telah •indikasi untuk melakukan


menjadi bagian integral terakhir laparaskopi diagnostik adalah :
pengolahan infertilitas untuk –Apabila selama 1 tahun pengobatan
memeriksa masalah peritoneum. belum juga terjadi kehamilan.
–Kalau siklus haid tidak teratur, atau suhu
• Dilakukan segera setelah ovulasi basal badan monofasik.
akan tampak korpus rubrum, –Apabila isteri pasangan infertil berumur
sedangkan sebelum ovulasi akan 28 tahun lebih, atau mengalami
tampak folikel Graaf. Pada siklus infertilitas selama 3 tahun lebih.
haid 28 hari laparoskopi dilakukan –Kalau terdapat riwayat laparotomi
antara hari ke-14 dan 21. –Kalau pernah dilakukan
histerosalpingografi dengan media
• biopsi endometrium, pregnandiol, kontras larut minyak.
17-ketosteroid urin 24 jam dan –Kalau terdapat riwayat apendisitis.
fungsi tiroid. Pada siklus haid yang –Kalau pertubasi berkali – kali abnormal.
tidak berovulasi ( amenore ), –Kalau disangka endometrium.
laparoskopi dapat dilakukan setiap –Kalau akan dilakukan inseminasi buatan.
saat.
.    Sitologi Vagina Hormonal
• menyelidiki sel – sel yang • Pemeriksaan sitologi vagina
terlepas dari selaput lendir sebagai berikut :
– Sebuah tablet nimorazol dimasukkan ke dalam
vagina, sebagai pengaruh vagina 2 hari sebelum setia kali pemeriksaan,
estrogen dan progesteron. agar sediaan tidak dikotori oleh sel – sel radang.
– Pemeriksaan direncanakan pada hari ke-8, 12,
• Tujuan pemeriksaan sitologi 18, dan 24 dari siklus haid.
vagina hormonal ialah : – Pasien dilarang bersenggama, diperiksa dalam,
– Memeriksa pengaruh estrogen dengan atau membilas kedalam vagina, dalam 24 jam
mengenal perubahan sitologik yang khas sebelum pemeriksaan.
pada fase proliferasi. – Dengan spukulum vagina yang bersih, fornises
– Memeriksa adanya ovulasi dengan lateralis ditampilkan.
mengenal gambaran sistologik pada fase – Lendir vagina dari fornises lateralis itu diusap
luteal lanjut. dengan spatel kayu atau plastik yang bersih,
kemudian dioleskan pada sebuah gelas objek
– Menentukan saat ovulasi dengan mengenal
yang baru.
gambaran sitologik ovulasi yang khas.
– Difiksasi dengan alkohol 95%.
– Memeriksa kelainan fungsi ovarium pada
– Diwarnai dengan pulasan harris-Shorr.
siklus haid yang tidak berovulasi.
Penanggulangan Beberapa Masalah
Infertilitas
Air Mani yang Abnormal
• Verikokel • Infeksi
• Terapi antibiotik yang sesuai.
• motilitas spermatozoa yang
• Defisiensi Gonadotropin
kurang itu dapat ditemukan • pengobatan dengan LH dan FSH. Biasanya
pada 90% pria dengan verikokel dimulai dengan LH dalam bentuk HCG
• Terapi : operasi selama 3 bulan dengan dosis 1000 dan
3000 UI, 2 atau 3 kali seminggu.
• Sumbatan Vasdifferen • Pengobatan ini akan merangsang
•  azoospermia pengembangan ciri – ciri seks sekunder,
dan menambah besar testis, Libido
• Operasi vasoepididimostomi seksualis, potensi dan volum ejakulat
belum memuaskan hasilnya. • Hiperprolaktinemia
• angka kehamilannya berkisar 5 – • dopamin agonis 2-bromo-alfaergo-kriptin .
30%.
• Uji pasca senggama yang
abnormal
• Mioma uteri
•  operasi
• Masalah tuba yang tersumbat • Endometriosis
• Indikasi pembedahan tuba: • Terapi:
tersumbatnya seluruh atau
sebagian tuba sebagaimana a. Menunggu sampai terjadi
diperiksa dalam kehamilan sendiri
histerosalpingografi dan b. Pengobatan hormonal
laparoskopi, tekukan tuba yang c. Pembedahan konservatif
patologik, sakulasi tuba,
perlekatan peritubular dan
periovarial khususnya untuk
membebaskan gerakan tuba
dan ovarium.
Induksi ovulasi dengan klomifen sitrat

• Klomifen Sitrat merupakan obat pilihan pertama untuk siklus haid yang
tidak berovulasi dan oligomenorhea, amenorrhea sekenuder yang kadar
FSH, LH, dan prolaktinnya normal.
• Terdapat empat kemungkinan hasil pengobatan Klomifen :
a. Terjadinya ovulasi : pengobatan diulangi dengan dengan dosis yang sama
b. Hanya terjadi pematangan folikel, mungkin dengan ovulasi yang terjadi
lambat atau dengan defek korpus luteum : pengobatan diulangi dengan
dosis yang sama, kalau tetap dosis ditingkatkan
c. Terjadi pematangan folikel tanpa terjadinya ovulasi : pengobatan diulangi
dengan dosis yang sama ditambah suntikan HCG (3000-5000 ui) selama 5-
7 hari setelah dosis klomifen terakhir dimakan
d. Tak ada reaksi sama sekali : dosis klomifen ditingkatkan setiap siklus,
dimulai dengan 100 mg perhari selama 5 hari dan berakhir dengan dosis
maksimal 200 mg perhari selama lima hari.
• Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai