PRASTYO-TARUNA
OVERVIEW
Penis:
Pangkal penis terfiksir
oleh ligamentum
suspensorium.
Batang penis:
Terdiri dari 3 bagian
erektil:
2 korpora kavernosa
1 korpus spongiosum di
ventral korpora
kavernosa, dilewati
uretra pars spongiosa.
Jaringan erektil ada VAN
dan otot.
DEFINISI HIPOSPADIA
Defek produksi
testosterone di
Idiopati sporadik
testis atau
adrenal
Maternal dan
Genetik Fetus
Lingkungan
4-10% kasus hipospadia Paparan maternal Prematur dengan BBLR.
berelasi dengan selama awal kehamilan Insufisensi plasenta
keluarga sebelumnya terhadap zat HCG stimulasi
Gen Fgf8, Fgf10, dan estrogenic atau steroidogenesis testis
Fgfr2 perkembangan progestin. selama fetus belum
uretra tidak bekerja Estrogenik: pestisida ada aksis hipofisis-
normal. sayur dan buah, susu gonadal yang mandiri.
Gen ACT3, Cyr61, dari sapi perah,
CTGF, dan CADD45 beberapa tumbuhan,
gen untuk estrogen dan obat-obatan.
hiperaktivitas Semakin tinggi usia ibu
semakin tinggi
derajat keparahan
hipospadia.
Ibu dengan hipertensi
maternal, preeklamsia,
atau obesitas kadar
estradiol lebih tinggi.
ANOMALI YANG BERASOSIASI
DENGAN HIPOSPADIA
Gangguan
Kriptokidismus perkembangan
seksual
Sindrom
Sindrom WAGR
malformasi
KLASIFIKASI HIPOSPADIA
Diklasifikasikan berdasarkan
letak meatus uretra yang
dapat berapa antara glans
penis hingga perineum:
Anterior (65-70%)
Middle (10-15%)
Posterior (20%)
MANIFESTASI KLINIS
Anamsesis PF PP
Fimosis
Kelainan pada
prepusium sehingga
penis tidak dapat
ditarik ke arah
posterior
Kelainan kongenital
akibat prepusium
menempel pada
glans penis
orifisium urethra pada
prepusium tampak
putih, sering terdapat
bekas luka, terdapat
tanda inflamasi, keras,
dan pasien juga sering
mengeluhkan nyeri
saat berkemih
Parafimosis
prepusium yang teretraksi
kearah posterior dan tidak
dapat dikembalikan ke arah
anterior > jaringan fibrosis
pada prepusium karena
inflamasi yang timbul akibat
retraksi paksa
injeksi hyaluronidase dengan
lidokain (lignokain) pada
area yang terjepit diikuti
dengan penekanan lembut
dan traksi prepusium ke arah
anterior
insisi prepusium yang
menjepit (constricting band)
atau sirkumsisi apabia terjadi
berulang
Peyronies disease
penebalan jaringan fibrosis pada
korpus kavernosa sehingga
terdapat angulasi penis ke salah
satu sisi dan nyeri saat ereksi
Chordee Tanpa Hipospadia
penis memiliki kurvatura ke arah
ventral akibat adanya chordee
dan perkembangan prepusium
yang tidak sempurna sehingga
terdapat dorsal hood
meatus urethra berada normal
pada ujung penis
pembedahan untuk memperbaiki
chordee pada usia 6 bulan
Penile torsion
kelainan akibat rotasi
batang penis yang
biasanya terjadi ke arah
berlawanan dengan
arah jarum jam
penile torsion baru
terdiagnosis setelah
dilakukan sirkumsisi atau
saat prepusium diretraksi
banyak ditemui pada
anak dengan hipospadia
Koreksi bedah diperlukan
apabila rotasi <60o dari
garis tengah
Inconspicuous Penis
penis yang tampak kecil yang
disebabkan karena beberapa
hal seperti webbed penis, buried
penis, dan trapped penis
Webbed penis adalah kulit
skrotum yang memanjang
hingga bagian ventral batang
penis
Buried penis adalah penis yang
berkembang secara normal
namun ditutupi oleh lapisan
lemak suprapubik yang dapat
timbul secara kongenital atau
obesitas
Trapped penis yaitu penis yang
seolah tertanam pada lapisan
lemak suprapubik setelah
sirkumsisi > pembengkakan
skrotum akibat hidrokel, hernia
inguinalis, atau sirkumsisi pada
anak dengan webbed penis
Micropenis
penis yang terbentuk
normal namun berukuran
kurang dari 2,5 SD dari
mean ukuran normal
penis terhadap usianya
terjadi karena
abnormalitas hormonal
yang terjadi pada masa
kehamilan
PENATALAKSANAAN HIPOSPADIA
Pada prosedur
operasi pertama,
dilakukan
penandaan pada
penis pasien berupa
dua huruf Y yang
berlawanan dengan
jarak 1 mm diatas
meatus urethra.
Penanda ini
digunakan sebagai
pemandu untuk insisi
yang akan dilakukan
pada operasi
pertama
Melakukan insisi dan degloving hingga fascia Buck
Lalu lakukan diseksi untuk mengidentifikasi chordee.
Bebaskan chordee hingga penis menjadi lurus
Pada tahap ini bisa dilakukan injeksi saline ke dalam
corpus cavernosum sehingga terjadi ereksi buatan
Hal ini bertujuan untuk menilai apakah masih terdapat
kelengkungan ketika penis mengalami ereksi
Setelah chordee
dibebaskan, maka
lakukan juga
pembebasan
jaringan fibrosa
yang berada di
sekitar chordee
hingga corpus
spongiosum dapat
terlihat dengan
baik. Selanjutnya,
lakukan pembuatan
lubang neourethra
pada bagian glans
menggunakan
gunting yang tajam
Masukan catheter
urin melalui lubang
uretra baru yang
telah dibentuk
untuk
menghubungkan
lubang ini dengan
lubang uretra yang
sebenarnya
Lakukan ekstensi pada
insisi yang telah
dilakukan dengan
cara mengikuti alur
sulcus coronarius yang
dimulai dari preputium
Insisi ini akan
digunakan sebagai
flap
Flap yang terbentuk
kemudian dibagi
menjadi dua yaitu
yang berbentuk
segitiga dan berbentuk
persegi
Gunakan flap yang berbentuk persegi
sebagai tube flap
Lakukan penarikan
pada tube flap ke
arah posterior untuk
menutupi jaringan
corpus spongiosum
yang masih terbuka.
Selanjutnya, gunakan
flap berbentuk
segitiga untuk
menutupi permukaan
yang belum tertutup
oleh tube flap
Pada operasi
kedua, dilakukan
insisi pada area
sekitar kateter
untuk membentuk
flap. Gunakan
flap tersebut
untuk melingkupi
kateter lalu jahit.
Kemudian flap
ditutup oleh
jaringan kulit dan
dijahit, lalu kateter
dapat dilepas
METODE LAIN OPERASI HIPOSPADIA
Metode Duplay
Untuk merekonstruksi hipospadia tipe middle.
Metode Ombredane
Untuk merekonstruksi hipospadia tipe coronal dan
tipe distal.
Metode Nove-josserand
Untuk merekonstruksi hipospadia berbagai tipe tapi
urethroplastinya menggunakan skin graft. Namun
karena metode ini memiliki banyak komplikasi
seperti stenosis, maka pada saat ini tidak
dipergunakan lagi
KOMPLIKASI