Jenis kematian
Tanda kematian
“Seseorang dinyatakan mati apabila fugsi sistem jantung sirkulasi dan sistem
pernafasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila kematian
batang otak telah dapat dibuktikan”
JENIS KEMATIAN
Jenis – Jenis Kematian
Mati Mati
Mati Suri
Somatis Seluler
Mati
Mati
Batang
Serebral
Otak
Mati Somatis
• Terhentinya 3 sistem penunjang • Temuan klinis :
kehidupan dan irreversible : • Refleks (-)
• Sistem saraf pusat (SSP) • EEG mendatar
• Sistem kardiovaskular • Nadi tidak teraba
• Sistem pernafasan • Tidak terdengar denyut jantung
• Tidak ada gerak pernafasan dan suara
nafas
Mati Suri
• Terhentinya 3 sistem penunjang kehidupan alat kedokteran sederhana
• Masih dapat dibuktikan bahwa 3 sistem tersebut berfungsi peralatan kedokteran
canggih
Contoh kasus:
Keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik, tenggelam
Mati Seluler
Kematian sistim organ atau jaringan yang muncul setelah kematian
somatis
Penurunan
Lebam Mayat Kaku Mayat
Suhu Tubuh Pembusukan
(Livor Mortis) (Rigor Mortis)
(Algor Mortis)
Aktivasi Pengaruh
Darah tetap cair
fibrinolitik Gravitasi
Membentuk Eritrosit
bercak merah menempati
ungu tempat terbawah
Skin discoloration caused by carbon monoxide poisoning. [Internet] Available on: http://codoh.com/library/document/657/
Kaku Mayat (Rigor Mortis)
Kehabisan Aktin +
Energi myosin • Kaku mayat muncul 2 jam setelah
(Glikogen) menggumpal mati somatic
• Dimulai dari otot kecil (proksimal
Rigor distal) & kraniokaudal
mortis
Dipengaruhi:
Aktivitas fisik sebelum mati
Menjadi lengkap Otot dalam posisi teregang pemendekan otot
(12 jam) Suhu tubuh dan lingkungan yang tinggi
Bentuk tubuh
Tubuh kurus otot-otot lebih kecil
Menghilang gradual
(12 jam)
Kekauan Lain yang Menyerupai Kaku
Mayat
Cadaveric Spasm
• Terjadi pada saat kematian dan menetap, bersifat setempat
• Tidak terjadi relaksasi primer
• Pengaruh emosi sikap terakhir
Heat stiffening
• Koagulasi protein otot kekauan otot
• Otot merah muda, kaku, rapuh dan memendek
• Puglistic attitude
Cold stiffening
• Pembekuan cairan tubuh, pemadatan jaringan lemak
• Terdengar bunyi pecah es bila sendi ditekuk
Penurunan suhu tubuh (algor
mortis)
• Pemindahan panas ke yang lebih dingin (radiasi, konduksi, evaporasi,
konveksi)
• Faktor yang mempercepat penurunan suhu tubuh:
• Suhu keliling rendah
• Berangin dan kelembaban udara rendah
• Bentuk tubuh (kurus)
• Posisi tubuh (telentang)
• Pakaian tipis atau tidak berpakaian
• Umumnya orang tua dan anak kecil
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Formula Marshall dan Hoare (1962)
• Mayat telanjang dengan suhu lingkungan 15,5oC
• Kecepatan penurunan suhu:
• 3 jam pertama pasca mati : 0,55oC/jam
• 6 jam berikutnya : 1,1oC/jam
• Periode selanjutnya : 0,8oC/jam
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Pshepherd R. Simpson’s Forensic Medicine. 12th edition. United States of America: Oxford University Press; 2003. P. 38-43.
Pengukuran saat mati dengan suhu tubuh
• Dilakukan pada lingkungan yang menetap di Tempat Kejadian Perkara
(TKP)
• Langkah :
• Pengukuran suhu rekta 4-5 kali dengan interval waktu sama (min. 15 menit)
• Suhu lingkungan diukur, dianggap konstan
• Suhu saat mati dianggap 37oC (tidak ada sakit demam)
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Pembusukan (decomposition,
putrefaction)
• Degradasi jaringan akibat autolisis dan kerja bakteri
• Autolisis
• Pelunakan dan pencairan jaringan dalam keadaan steril
• Akibat kerja digestif (enzim) yang dilepaskan pasca mati
• Dicegah dengan pembekuan jaringan
• Kerja bakteri
• Bakteri normal tubuh masuk ke jaringan darah media tumbuh terbaik
• Sebagian besar bakteri berasal dari usus, terutama Clostridium welchii
• Terbentuk: gas-gas alkana H2S dan HCN, asam amino dan lemak
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Pembusukan (1)
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Presnell SE. Postmortem Change [Internet]. Updated 0ctober 13, 2015 [cited at December 18, 2017]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1680032-overview#a2
Pembusukan (2)
• Pembentukan gas pembengkakan tubuh
menyeluruh
• Dimulai dalam usus dan lambung perut
tegang, keluar cairan kemerahan dari mulut dan
hidung
• Ketegangan terbesar jaringan longgar
(skrotum dan payudara)
• Gas di dinding tubuh krepitasi
• Gas di dalam rongga sendi sikap seperti
petinju (pugilistic attitude)
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Pshepherd R. Simpson’s Forensic Medicine. 12th edition. United States of America: Oxford University Press; 2003. P. 38-43.
Pembusukan (3)
• Rambut mudah dicabut dan kuku mudah terlepas
• Wajah sulit dikenali:
• Wajah menggembung berwarna ungu kehijauan
• Kelopak mata membengkak
• Pipi tembem
• Bibir tebal
• Lidah bengkak, sering terjulur antara gigi
• Hewan pengerat lubang-lubang dangkal dengan
tepi bergerigi
• Larva lalat setelah pembusukan nyata
• Beberapa jam pasca mati telur lalat di alis mata,
sudut mata, lubang hidung, diantara bibir
• 24 jam kemudian menetas menjadi larva
• 36-48 jam pasca mati larva lalat
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Presnell SE. Postmortem Change [Internet]. Updated 0ctober 13, 2015 [cited at December 18, 2017]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1680032-overview#a2
Pembusukan (4)
• Lambung terutama fundus, usus berwarna ungu kecoklatan
• Mukosa saluran napas, endokardium dan intima pembuluh darah kemerahan
• Difusi empedu dari kandung empedu jaringan sekitar warna coklat kehijauan
• Otak dan limpa melunak
• Hati berongga seperti spons
• Alat dalam mengerut
• Prostat dan uterus non gravid paling lama bertahan terhadap pembusukan
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Perkiraan saat mati dengan identifikasi lalat
• Identifikasi spesies dan pengukuran panjang larva usia larva
• Asumsi: lalat meletakkan telur secepatnya setelah seseorang meninggal
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Adiposera (lilin mayat)
• Terdiri dari :
• Asam-asam lemak
• Sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang termumifikasi
• Kristal-kristal sferis dengan gambaran radial
• Sifat : terapung di air, mencair saat dipanaskan, warna nyala kuning saat terbakar,
larut dalam alkohol panas dan eter
• Tahap pembentukan :
• Tahap awal: warna pucat, tengik, berminyak, semi fluid, bau tidak sedap
• Proses hidrolisis: Lebih rapuh dan putih
• Tahap akhir: abu-abu, padat, seperti lilin yang mengikuti bentuh tubuh
• Mempermudah pembentukan : kelembaban dan lemak tubuh cukup, suhu hangat,
invasi bakteri endogen
• Menghambat pembentukan : air mengalir yang membuang elektrolit, udara dingin
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Adiposera
• Lokasi :
• Lemak superfisial bercak di pipi, payudara, bokong,
bagian tubuh atau ekstremitas
• Lokasi lain seperti hati
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Presnell SE. Postmortem Change [Internet]. Updated 0ctober 13, 2015 [cited at December 18, 2017]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1680032-overview#a2
Skeletalisasi
• Bergantung pada iklim dan microenvironment sekitar tubuh, lebih
cepat pada mayat di udara
• Tulang dapat bertahan bertahun-tahun kecuali dihancurkan oleh
hewan besar
• 2 tahun : jaringan lunak sudah tidak ada, tersisa tulang, tendon,
ligamen, rambut dan kulit
• 5 tahun : tersisa tulang tanpa sendi DNA bone marrow
Pshepherd R. Simpson’s Forensic Medicine. 12th edition. United States of America: Oxford University Press; 2003. P. 38-43.
PERKIRAAN SAAT
KEMATIAN
Perubahan pada mata
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Presnell SE. Postmortem Change [Internet]. Updated 0ctober 13, 2015 [cited at December 18, 2017]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1680032-overview#a2
30 menit
6 jam
• makula keruh, diskus optikus memucat
• Batas diskus kabur, hanya pembuluh darah
1 jam besar yang mengalami segmentasi (latar
belakang kuning kelabu)
• makula lebih pucat, tepi tidak tajam
7-10 jam
2 jam
• Mencapai tepi retina, batas diskus sangat kabur
• Retina pucat, daerah sekitar diskus dan
sekitar makula menjadi kuning, vaskular 12 jam
koroid bercak dengan latar belakang merah,
segmentasi jelas • Diskusi: konvergensi segmen pembuluh darah
yang tersisa
3 jam
• Vaskular koroid segmentasi kabur
15 jam
• Tidak ada lagi gambaran pembuluh darah
5 jam retina dan diskus, hanya makula yang terlihat
• Vaskular koroid homogen dan lebih pucat warna coklat gelap
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Perubahan lambung
• Kecepatan pengosongan bervariasi tidak memberi petunjuk pasti waktu
• Keadaan lambung dan isinya
Perubahan rambut
• Kecepatan tumbuh 0,4 mm/hari
• Panjang rambut kumis dan jenggot (pria yang mencukur kumis dan diketahui saat
terakhir mencukur)
Pertumbuhan kuku
• Diperkirakan 0,1 mm/hari (diketahui saat terakhir memotong kuku)
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
Cairan vitreus
• Peningkatan kadar Kalium memperkirakan saat kematian antara 24 hingga 100
jam pasca kematian
Kadar komponen darah
• Semua berubah setelah kematian akibat aktivitas enzim dan bakteri dan
gangguan permeabilitas sel yang mati
• Tidak ada yang bisa digunakan untuk memperkirakan saat mati
Reaksi supravital
• Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama seperti reaksi
jaringan tubuh orang yang masih hidup
• Rangsangan listrik kontraksi otot 90-120 menit pasca mati dan sekresi kelenjar
keringat sampai 60-90 menit pasca mati
• Trauma menimbulkan perdarahan bawah kulit hingga 1 jam pasca mati
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 1997
TERIMA KASIH