Anda di halaman 1dari 14

Faktor Predisposisi, Komplikasi,

dan Prognosis Graves Disease

Muhammad Yuke Prastyo


1306376231
DK 10

Outline Presentasi

Epidemiologi
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Komplikasi
Prognosis

Graves Disease
satu penyakit hipertiroidisme yang sangat sering ditemui,
disebabakan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan
Manifestasi klinik: pembesaran kelenjar tiroid, takikardia,
tremor, palpitasi, miksedema pretibial, dan kelainan pada
mata
prevalensi sekitar 60-80% tirotoksikosis (tergantung asupan
yodium), lebih banyak timbul pada wanita sekitar 2% dan
pria hanya 1/10
Kurang lebih 15% penderita mempunyai predisposisi
genetik, dengan kurang lebih 50% penderita memiliki
autoantibodi tiroid dalam sirkulasi darah
hampir 30-50% orang dengan penyakit graves disease juga
kan menderita ophthalmopathy graves akibat dari
peradangan pada otot mata

Faktor Predisposisi
Grave merupakan penyakit autoimun, disebabkan
autoantibodi tiroid (TSHR-Ab) > mengaktifkan
reseptor TSH (TSHR) > merangsang tiroid untuk
mensintesis dan sekresi hormon & pertumbuhan
tiroid
Antibodi IgG sebagai Thyroid stimulating antibodies
pada penderita Graves diidentifikasi berikatan dan
mengaktifkan reseptor tirotropin dan pada sel tiroid
> sehingga menginisiasi produksi dan sekresi
hormon tiroid
disebabkan oleh multifaktor antara genetik,
endogen, dan faktor lingkungan

Genetik

Merokok

komplikasi
Penyakit jantung tiroid
tanda-tanda dekompensasi jantung, seperti sesak, edem,
takikardi, peningkatan kardio output pada pemeriksaan EKG
maupun fisik
tidak cukup atau berlebih hormon tiroid dapat membuat
jantung dan pembuluh darah tidak bekerja secara normal
Hormon tiroid > kerja jantung > kerja ventrikel peningkatan
sintesis protein kontraktil jantung atau peningkatan fungsi
retikulum sarkoplasma Ca-ATPase sehingga pada pasien
hipertioid akan didapati jantung yang hipertrofi
hormon tiroid juga memiliki pengaruh secara tidak langsung
pada jantung, hipermetabolisme dan peningkatan produksi
panas tubuh akibat pengaruh hormon tiroid secara tidak
langsung akan mempengaruhi sistem kardiovaskuler dengan
kompensasi berupa
peningkatan aktivitas simpatoadrenal, kerja jantung meningkat,
hipertrofi jantung akibat kerja jantung meningkat

Oftalmopati Graves
Kelainan pada mata pasien
hipertiroidisme yang terlihat melotot
diakibatkan infiltrasi limfosit pada otototot ekstraokuler disertai denga reaksi
inflamasi akut
Pembesaran otot-otot bola mata dan
gangguan pergerakan bola mata dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan CT
scan atau MRI
Bila pembengkakkan otot pada bagia
posterior, bisa jadi menekan nervus
optikus sehingga bisa menimbulkan
kebutaan > mengancam pasien

Krisis tiroid
kondisi hipermetabolik > mengancam jiwa dan ditandai
dengan gejala demam tinggi, disfungsi sistem kardiovaskuler,
sistem saraf, dan sistem saluran cerna, muntah, hingga
jaundice, bahkan koma
akibat peningkatan kadar tiroid disirkulasi dengan atau tanpa
kelainan kelenjar tiroid > dekompensasi tubuh terhadap
tirotoksiskosis
peningkatan jumlah reseptor terhadap katekolamin, sehingga
jantung dan jaringan saraf lebih sensitif terhadap
katekolamin di sirkulasi
disebabkan pengobatan yang tidak tuntas pada graves, atau
yang dicetuskan dengan tindakan operatif, infeksi atau
trauma
klinisnya : distres berat, sesak napas, takikardia,
hiperpireksia, lemah, bingung, delirium, muntah serta diare
terapi suportif dan obat antitiroid-karbimasol 15-20 mg tiap 6
jam atau PTU 150-250 mg tiap 6 jam, propanolol 1-2 mg
(dimonitor dg EKG) &pengobatan suportif berupa redehidrais
dengan cairan infuse, kompres demam, serta oksigen bila
diperlukan

Gangguan pada kehamilan


mengakibatkan komplikasi mencapai
0,2% dari seluruh kehamilan
tidak terkontrol dengan baik > bisa
memicu terjadinya krisis tirotoksikosis,
kelahiran prematur, atau kematian
intrauterin
menimbulkan preeklamsi kehamilan,
gagal tumbuh janin, kegagalan jantung
kongestif, tirotoksis pada neonatus dan
bayi dengan berat badan lahir rendah
serta peningkatan angka kematian
perinatal

Periodic paralysis thyrotocsicosis (PPT)

kelumpuhan secara tiba-tiba pada


penderita hipertiroid dan hanya
bersifat sementara
akibat hipokalemi akibat terlalu
banyak kalium masuk ke dalam otot
Biasanya keluhan PTT muncul
setelah makan akibat glukosa akan
masuk ke dalam sel oleh insulin
bersama dengan kalium (Channel K
ATPase

Komplikasi akibat
pengobatan

Agranulositosis

keadaan yang ditandai dengan berkurangnya jumlah


granulosit
keadaan yang sangan serius yang ditandai jumlah
leukosit sangat rendah dan tidak adanya neutrofil
penyebab umumnya adalah obat yang menganggu
pembentukan sel atau meningkatkan perusakkan sel
obat-obat yang sering dikaitkan adalah agen terapi
mielosupresif, analgesik antibiotika, dan antihistamin
Rekasi terhadap obat-obatan ini berkaitan dengan
dosis atau reaksi idiosinkrasi

Hepatotoksin
disebabkan oleh obat yang memiliki efek hepatotoksik

Pognosis
Pada umunya penderita Graves disesase mengalami periode
remisis dan eksaserbasi
pada penderita dapat ditemukan komplikasi berupa krisis tiroid
yang sangat membahayakan sehingga diperlukan terapi yang
tepat dan cepat
setelah terapi tetap pada kondisi eutiroid dalam jangka panjang
atau bahkan terjadi komplikasi pengobatan berupa agranulositosis
yang memerlukan monitor
terapi (tirodektomi), penderita bisa berlanjut pada hipotiroid
permanen sehingga perlu dipantau karena operasi yang tidak
dipersiapkan dengan baik bisa membawa risiko mortalitas yang
amat tinggi
wanita hamil, berprognosis bagus bila diagnosa tepat (biokimiawi
hormon tiroid bebas fT4 dan TSH) serta pengobatan dengan
strategi yang tepat

Referensi
Matfin G, Kuenzi JA, Guven S. Disorders of endocrine control of growth
and metabolism. In: Porth CM. Pathophysiology-concepts of altered
health states. 7th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins. 2005; 975
Jameson JL, Weetman AP. Disorders of the thyroid gland. In: Kasper DL,
Fauci AS, Longo DL, et al. Harrisons principles of internal medicine. 17 th
ed. USA: McGraw Hill Medical. 2008; 2233-37
Minanti, Batari. Endokrin Metabolik : Kapita Selekta Tiroidologi seri 1.
Surabaya: Airlangga University Press; 2006. p.1-38 ;89;114-115
Moeljanto RD. Kelenjar tiroid, hipotiroidisme, dan hipertiroidisme.
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor.
Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi kelima. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia. 2009; 2009-15
Yeung J. Graves Diseases prognosis. On Graves Disease Follow Up.
[internet]. Tersedia di:
http://emedicine.medscape.com/article/120619-followup#e6 . [diakses
pada 08 September, 2015]

Anda mungkin juga menyukai