Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue dapat diklasifikasikan menjadi dengue tanpa tanda bahaya,
dengue dengan tanda bahaya, dan dengue berat. Masing-masing klasifikasi tersebut memiliki
kriteria. Kriteria dengue tanpa/dengan tanda bahaya1, diantaranya:
1. Bertempat tinggal di atau bepergian ke daerah endemik dengue.
2. Demam disertai 2 dari hal berikut: mual dan muntah, ruam, uji torniket positif
(sensitivitas 30% dan spesifisitas 82%), leukopenia, adanya tanda bahaya.
3. Tanda bahaya meliputi nyeri perut, muntah berkepanjangan, terdapat akumulasi
cairan. Perdarahan mukosa, letargi dan lemah, pembesaran hati lebih dari 2 cm,
kenaikan hematokrit seiring dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat.
Dengue yang dikonfirmasi dengan laboratorium.
Kriteria dengue berat1, yakni:
1. Kebocoran plasma berat, seperti hematokrit yang tinggi dan meningkat secara
progresif, akumulasi cairan, gangguan sirkulasi (takikardi, ekstremitas dingin, CRT >
2 detik, nadi lemah) serta distress pernapasan.
2. Perdarahan hebat.
3. Gangguan organ berat, hepar (AST atau ALT > 1000), gangguan kesadaran, gangguan
jantung, dan organ lain.
Gambaran klinis penderita demam berdarah dengue1, terbagi menjadi:
1. Fase febris ditandai dengan demam yang mendadak tinggi 1-3 hari, disertai wajah
kemerahan, eritema kulit, nyeri seluruh tubuh, mialgia, artralgia, dan sakit kepala.
Dapat pula ditemukan keluhan nyeri tenggorok, anoreksia, mual dan muntah. Tanda
perdarahan dapat terlihat, seperti ptekie dan perdarahan mukosa.
2. Fase kritis terjadi pada hari ke 4-6 dengan ditandai penurunan suhu tubuh disertai
kenaikan permeabilitas kapiler dan timbulnya kebocoran plasma yang dapat
berlangsung selama 24-48 jam. Kebocoran plasma didahului oleh leukopenia
progresif dan penurunan hitung trombosit. Pada fase ini dapat pula terjadi syok.
3. Fase pemulihan saat fase kritis terlewati sehingga terjadi pengembalian cairan
ekstravaskular ke intravaskular pada 48-72 jam setelahnya. Keadaan umum membaik,
nafsu makan dapat pulih kembali, hemodinamik stabil, serta diuresis membaik.
Untuk dapat mendiagnosis demam berdarah dengue, dalam anamnesis perlu digali
mengenai onset demam, pola demam, suhu demam, jumlah asupan per oral, tanda bahaya,
diare, gangguan kesadaran, output urin serta orang lain di sekitar yang menderita sakit serupa.
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan berupa tanda vital, kesadaran, status hidrasi, status
hemodinamik, tanda syok (takipnea, nafas kussmaul), ruam atau ptekie atau tanda perdarahan
lain dapat dilakukan uji torniket. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan, yakni
pemeriksaan hematokrit dengan hasil yang tinggi sekitar > 50% yang menunjukkan adanya
kebocoran plasma, hitung trombosit cenderung rendah. Diagnosis konfirmatif dapat diperoleh
melalui pemeriksaan laboratorium dengan isolasi virus, deteksi antibodi, antigen, atau RNA
virus. IgM dapat terdeteksi dalam darah mulai hari ke-5 dari onset demam. Pada infeksi
primer, konsentrasi IgM lebih tinggi dibandingkan infeksi sekunder. Kemudian, pada infeksi
primer dapat terdeteksi IgG pada hari ke-14 dengan titer rendah, namun pada infeksi
sekunder, IgG dapat terdeteksi pada hari ke-2 dengan titer tinggi serta dapat bertahan seumur
hidup. Untuk pemeriksaan antigen NS-1 sudah dapat terdeteksi dalam darah pada hari
pertama onset demam sehingga dapat ditegakkan lebih dini.1,2

Tatalaksana Demam Berdarah Dengue


Tatalaksana untuk pasien demam berdarah dengue adalah pemberian nutrisi dan
cairan, IVFD ringer laktat 6-7 mL/kgBB/jam, dan parasetamol 3x500 mg. Indikasi rujuk
dapat dilakukan apabila berusia <1 tahun, prolonged shock, perdarahan berlebihan, tidak
respon dengan tatalaksana konvensional, Ht tetap meningkat, pasien dengan komorbiditas
(DM, hipertensi, kelainan jantung), gangguan organ, dan gangguan neurologi.2
Indikasi rawat inap bagi pasien dengan demam berdarah dengue apabila jumlah
trombosit <100.000/uL, ditemukan tanda bahaya, syok, perdarahan, dehidrasi, gangguan
organ, dan kondisi sosial tertentu (tinggal sendiri, jauh dari fasilitas kesehatan, transportasi
sulit). Selama perawatan diperlukan pemantauan tanda vital dan keadaan umum, nafsu
makan, pemantauan perdarahan (periksa Hb, Ht, dan trombosit), overload cairan, dan output
urin. Transfusi trombosit dapat dilakukan apabila terdapat perdarahan yang berlebihan (4-5
mL/kgBB/jam) dengan jumlah trombosit <100.000/uL. Pasien dapat dipulangkan dari
perawatan saaat keadaan umum dan hemodinamik baik, tidak demam, nafsu makan baik, dan
output urin cukup. Tindak lanjut untuk pencegahan dan pengendalian penyakit demam
berdarah dengue dapat dilakukan di lingkungan sekitar rumah dengan memantau jentik secara
berkala, gerakan 3M, dan fogging.2,3
Referensi:
1. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI. Buletin jendela
epidemiologi topik utama demam berdarah dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2010. p. 21-5.
2. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue. In: Setiati S,
Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015. p. 541-2.
3. WHO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue
haemorrhagic fever. India: WHO; 2011.

Anda mungkin juga menyukai