Kelompok 10
1. Pengontrol
Merupakan medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma,
diberikan setiap hari untuk untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan asma terkontrol pada asma persisten. Pengontrol sering disebut
dengan pencegah.1
a. Glukokortikosteroid inhalasi1,2
Merupakan medikasi jangka panjang, paling efektif untuk
mengoontrol asma. Penggunaan steroid inhalasi berfungsi dalam
memperbaiki faal paru, menurunkan hiperesponsif jalan napas,
mengurangi gejala, mengurangi frekuensi dan berat serangan, dan
memperbaiki kualitas hidup. Steroid inhalasi menjadi pilihan teapi
pengobatan asma persisten dan ditoleransi baik dan aman bila
diberikan pada dosis yang di rekomendasikan.
Apabila penggunaan steroid inhalasi tidak dapat mencapai
asma terkontrol, maka dianjurkan untuk menambah obat pengontrol
lainya daripada meningkatkan dosis steroid inhalasi tersebut.
Sebab, peningkatan dosis steroid tidak menghasilkan banyak
manfaat dalam mengontrol asma namun bahkan meningkatkan
risiko efek samping.
Efek samping dari steroid inhalasi bisa berupa efek samping
lokal seperti kandidiasis orofaring, disfonia, dan batuk akibat iritasi
saluran napas atas. Namun semua efek samping tersebut bisa
dicegah dengan spacer, atau mencuci mulut dengan berkumur-
kumur dan membuang keluar setelah inhalasi. Obat ini akan
diabsorpsi secara sistemik melalui absorpsi obat di paru. Sehingga
risiko yang terjadi tergantung pada dosis dan potensi obat yaang
berkaitan dengan bioavabilitas, absorpsi di paru dan usus,
metabolisme di hati, dan waktu paruh berkaitan dengan absorpsi di
paru dan usus. Sehingga, setiap obat steroid inhalasi memiliki
kemungkinan efek sistemik yang berbeda. Risiko sistemik ternyata
juga bergantung pada sistem penghantaran. Penggunaan spacer
diketahui dapat menurunkan bioavaibilitas sistemik dan
mengurangi efek samping sistemik untuk semua jenis
glukortikoisteroid inhalasi. Selain itu, penggunaan steroid tidak akan
menimbulkan tuberkulosis paru pada penderita asma malnutrisi
ataupun gangguan metabolisme kalsium.
b. Glukokortikosteroid sistemik1,2
Obat ini diberikan secara oral maupun parenteral, sebagai
pengontrol pada keadaan asma persisten berat (setiap hari atau
selang hari), akan tetapi penggunaanya terbatas karena memilki
risiko sistemik. Sehingga perlu selalu diperhatikan indeks terapinya.
Steroid inhalasi jangka panjang lebih efektif penggnaannya
dibanding dengan steroid oral. Akan tetapi, steroid oral terpaksa
diberikan pada keadaan asma persisten berat yang tidak bisa
terkontrol dengan terapi maksimal dalam jangka waktu tertentu.
Steroid oral jangka panjang di indonesia, diberikan bila penderita
asma persisten sedang berat tetapi tidak mampu membeli steroid
inhalasi, namun untuk mengurangi efek samping sistemik ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhatikan saat
penggunaan steroid oral, yaitu:
gunakan prednison, prednisolon, atau metilprednisolon
karena mempunyai efek mineralokortikoid minimal,
waktu paruh pendek dan efek striae pada otot minimal
bentuk oral, bukan parenteral
penggunaan selang sehari atau sekali sehari pagi hari
Gambar 1. Alur
Tatalaksana PPOK Ringan,
Sedang dan Berat3
Terapi
Obstructive Sleep
Apnea
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan SG, Nafrialdi RS, Elysabeth. Farmakologi dan terapi. 5th
ed. Jakarta; Badan Penerbit FKUI: 2012
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2011.
H.8-24
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. ASMA : Pedoman Diagnosis
dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia; 2011. H.25-33
4. Vasey SC, Guilleminault C, strohl KP. Medical theraoy for
Obstructive sleep apneu task Force of the Standards of Practice.
Commitee of the American Academy of Sleep Medicine : 2006.
H.1046-43