ANDI SAPUTRA
NIM. 2022207209542
A. Pengertian
B. Etiologi
Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan
TSH dan merangasang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak.
Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau
(goiter) dan eksoftalmus (mata yang melotot).
3. Tiroditis
Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh
bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus
pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid,
kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
C. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih
banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme
rate menyebabnya peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan
banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang
meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan
pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini
menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan
protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler
yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi
lebih cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta
respon adenergik lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap
sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad,
D. Gejala-Gejala Klinis
Menurut Tarwoto,dkk (2012) gejala-gejala klinis hipertiroid berikut ini:
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak oputput, peningkatan kebutuhan
oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah sistole
dan diastole meningkat 10-15mmhg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal
jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya otot urine.
4. Sistem gastrointestinal
Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan,
diare, peningkatan penggunaan cadangan adifose dan protein, penurunan serum
lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah, dan keram
abdomen.
5. Sistem muskuloskeletal
Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan,
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleransi panas,
kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem endokrin
Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem saraf
gugup, gelisah, emosi tidak stabil; seperti kecemasan, curiga, tegang dan
emosional.
9. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.
E. Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaaan laboratorium
a) Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
b) Serum T4,tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit)
c) In deks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
d) T3RU meningkat (N:24-34%)
e) TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
f) Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada
penyakit graves
2. Test penunjang lainnya
a) CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
b) USG,untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah
massa atau nodule.
c) ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahui adanya takhikardia,atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T
(Tarwoto,dkk.2012)
F. Penatalaksanaan
Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa
tingkat hormon tiroid keadaan normal,sehingga mencegah komplikasi jangka
1. Obat-obatan antitiroid
a) Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan
harus dicek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan
100 mg.
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon
tiroid dalam tubuh.obat ini mempunyai efek samping agranulositosis,nyeri
kepala,mual muntah,diare,jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam bentuk
tablet 3 dan 20 mg.
c) Adrenargik bloker,seperti propanolol dapat diberikan untuk mengkontrol
aktifitas saraf simpatetik.
d) Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU
300-600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.
2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan
sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan
produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000-
4000 kalori.
H. . Asuhan Keperawatan
1. pengkajian
Nama: Ny. N
Agama: islam
Pendidikan terakhir: SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : di Jl. Dusun Mega Jaya Pontianak, dengan diagnosa medis hipertiroid.
2. Keluhan Utama
Sesak (+), badan sebelah kanan terasa lemah (+), sakit sudah 4 hari
Klien mengatakan pusing kepala pada saat mau ke WC, mata terasa berputar – putar dan
Klien mengatakan bahwa tidak pernah mengalami penyakit DM, Hemoroid dan penyakit
hipertensi.
Pada saat di data klien dan keluarga tidak pernah mengalami penyakit yang sering yaitu
Lingkungan rumah klien sangat bersih, perkarangan rumah dimanfaatkn untuk bercocok
tanam.
Klien bisanya minum teh setiap pagi dan klien jarang berolahraga
Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk, dan sayur. Klien biasanya
menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan.nafsu makan baik dan minum 6 – 8 gelas
perhari.
Saat sakit
Klien mengatakan makan 1 kali sehari dan menghabiskan 3 sendok makan dari porsi makanan
yang disediakan di rumah sakit dan minum klien hanya bisa menghabiskan 2-3 gelas sehari.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit
Klien mengatakan BAK lancar tidk ada rasa sakit 4 – 5 x sehari berwarna kuning pekat dan
Saat Sakit
Klien mengatakan BAK 2-3 x/hari, selama di rumah sakit klien tidak ada BAB.
Sebelum sakit
Klien mengatakan beraktivitas secara mandiri dan mandi 2 -3 x hari dengan menggunakan
sabun dan shampo, menggosok gigi 2x / hari dengan menggunakan pasta gigi.
Saat Sakit
Klien mengatakan mandi hanya di lap – lap saja oleh keluarga dan klie beraktivitas dibantu
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidur malam 6 – 7 jam/hari dan tidur siang 1-2 jam/hari.
Saat sakit
Klien sehari – hari menggunakan bahsa melayu. Dapat mengikuti instruksi perawat/dokter
dengan baik.
Hubungan klien dengan keluarga serta tetangganya harmonis, komunikai klien dengan
Klien orangnya ceria, mudah bergaul dan klien dengan keluarganya sangat baik, klien
Sebelum sakit :klienmengatakan dirinya beragama Islam dan berada di rumahnya klien
Saat sakit : Klien mengatakan di rumah sakit hanya dapat berdoa dalam hati saja.
8. Pemeriksaan fisik
2) Kesadaran : composmetis
Suhu : 38,3 oC
Nadi : 88 x/mnt
Pernafasan : 24 x /mnt
b. Sistem pernafasan
Inspeksi : bentuk hidung simetris, membran mukosa berwarna merah muda, tidak terdapat
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada isnus maksilaris dan frontalis ekspansi dinding dada
c. Sistem kardioaskuler
Syaraf fasialis : klien dapat melakukan perintah dengan baik seperti mengerutkan dahi
Syaraf glosofarigius : dapat membdakan berbagai macam rasa seperti manis, atau pahit
e. Sistem pencernaan
Inspeksi : bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak terdapat lesi atau stomatitis, lidah
f. Sistem muskuloskeletal
Inspeksi : tidak ada odema pada bagian kiri terpasang inus RL 20 tpm
Kekuatan otot
g. Sistem perkemihan
h. Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, turgor baik, kulit bersih, tidak ada penyakit kulit, tekstur kulit
elastis
i. Sistem endokrin
j. Sistem reproduksi
k. Sistem imunitas
Tidak terkaji
9. Data penunjang
Laboratorium
Hb 11,8 g/dl
10. Terapi
Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian dan analisa data, maka tahap selanjutnya adalah
perumusan diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada klien
Pada tahap ini dirumuskan tujuan dan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
I. PENUTUP
Kesimpulan
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita
dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Menurut Tarwoto,dkk.2012 penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid. Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon
tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol
melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Komplikasi Hipertiroid
adalah Eksoftalmus, Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung,
Stromatiroid (tirotoksikosis)