Anda di halaman 1dari 7

Nama : Cia Putri Silaban

NIM : 2053060

Section D 

Laporan Pendahuluan Sistem Endokrin :

Asuhan Keperawatan Pasien Hipertiroid

A. HIPERTIROID

1. Pengertian

Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi hormon tiroid
oleh kelenjar tiroid. Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih
dari yang dibutuhkan tubuh.

Kelenjar tiroid terletak di leher. Ia menghasilkan hormon yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk
mengontrol pertumbuhan tubuh dan metabolisme. Penyakit hipertiroid atau overactive thyroid (tiroid
yang terlalu aktif) berarti tiroid membuat terlalu banyak hormon tiroid. Kelenjar tiroid berbentuk
menyerupai kupu-kupu dan letaknya ada di bawah jakun. Ada beberapa manfaat hormon tiroid, yaitu
mengatur suhu tubuh hingga mengatur denyut jantung. Penyakit hipertiroid lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan pria.

2. Etiologi

 Adenoma hipofisis, tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.


 Penyakit graves, penyakit yang disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya
antibody yang disebut thyroid-stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid.
 Tiroditis, inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti
streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus pneumonia. Reaksi
peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan peningkatan
jumlah hormon tiroid.
 Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis hormon tiroid.
 Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi hormon
tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormon tiroid.

3. Faktor Predisposisi

 Berjenis kelamin wanita


 Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit Graves
 Menderita penyakit kronis, seperti diabetes tipe 1, anemia, atau gangguan kelenjar adrenal

4. Tanda dan Gejala

 Jantung berdebar
 Tremor atau gemetar di bagian tangan
 Mudah merasa gerah dan berkeringat
 Gelisah
 Mudah marah
 Berat badan turun drastis
 Sulit tidur
 Konsentrasi menurun
 Diare
 Penglihatan kabur
 Rambut rontok
 Gangguan menstruasi pada wanita

Selain gejala yang dapat dirasakan oleh penderita, ada beberapa tanda-tanda fisik yang dapat
ditemukan pada penderita hipertiroidisme. Tanda tersebut meliputi:

 Pembesaran kelenjar tiroid atau penyakit gondok


 Bola mata terlihat sangat menonjol
 Muncul ruam kulit atau biduran
 Telapak tangan kemerahan
 Tekanan darah meningkat

5. Patofisiologi

6. Penatalaksaan

Pengobatan hipertiroid bertujuan untuk mengembalikan kadar normal hormon tiroid, sekaligus
mengatasi penyebabnya. Jenis pengobatan yang diberikan juga berdasarkan tingkat keparahan gejala,
serta usia dan kondisi penderita secara keseluruhan. Berikut ini beberapa cara mengobati dan
mengatasi hipertiroidisme:
 Obat-obatan

Pemberian obat bertujuan untuk menghambat atau menghentikan fungsi kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon berlebih dalam tubuh. Jenis obat yang digunakan adalah methimazole,
carbimazole dan propylthiouracil.

 Terapi iodium radioaktif

Terapi iodium radioaktif bertujuan untuk menyusutkan kelenjar tiroid, sehingga mengurangi jumlah
hormon tiroid yang dihasilkan. Penderita akan diberikan cairan atau kapsul yang mengandung zat
radioaktif dan iodium dosis rendah, yang kemudian akan diserap oleh kelenjar tiroid. Terapi iodium
radioaktif berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

 Operasi

Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi dilakukan pada beberapa kondisi sebagai
berikut:

 Pemberian obat dan terapi iodium radioaktif tidak efektif untuk mengatasi hipertiroidisme.
 Pembengkakan yang terjadi pada kelenjar tiroid cukup parah.
 Kondisi penderita tidak memungkinkan untuk menjalani pengobatan dengan obat-obatan atau
terapi iodium radioaktif, misalnya sedang hamil atau menyusui.
 Penderita mengalami gangguan penglihatan yang cukup parah.

Prosedur tiroidektomi dapat bersifat total atau sebagian, tergantung kondisi penderita. Namun,
sebagian besar tiroidektomi dilakukan dengan mengangkat seluruh kelenjar tiroid untuk mencegah
risiko hipertiroidisme kambuh atau muncul kembali. Penderita yang menjalani operasi pengangkatan
kelenjar tiroid total dan terapi radioaktif iodium dapat mengalami hipotiroidisme. Kondisi ini dapat
diatasi dengan mengonsumsi obat berisi hormon tiroid. Akan tetapi, konsumsi obat ini mungkin perlu
dilakukan seumur hidup.

7. Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaaan laboratorium
 Serum T3, terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit);
 Serum T4, terjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit);
 In deks T4 bebas, meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit);
 T3RU meningkat (N:24-34%);
 TRH stimulation test, menurun atau tidak ada respon TSH;
 Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada penyakit graves
 Test penunjang lainnya
 CT Scan tiroid, mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid. Normalnya tiroid
akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang diberikan setelah 24 jam. Pada pasien hipertiroid
akan meningkat.
 USG, untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa atau nodule.
 ECG, untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardia, atrial fibrilasi dan perubahan
gelombang P dan T.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

 Data Demografi
 Riwayat Kesehatan :
 Riwayat Keluarga
 Riwayat Kesehatan Sekarang
 Riwayat Sosial Ekonomi
 Keluhan Utama :
 Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
1. Penurunan berat badan
2. Peningkatan suhu tubuh
3. Kelelahan
4. Makan dengan porsi banyak atau sering
 Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
1. Cepat lelah
2. Intoleransi aktivitas
3. Tremor
4. Insomnia
 Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
1. Iritabilitas
2. Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung
 Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
1. Gangguan tajam penglihatan
2. Pandangan ganda
 Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
1. Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
2. Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
3. Menurunnya libido
4. Menurunnya perkembangan fungsi seksual
5. Impoten
 Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
1. Eksoftalmus
2. Pembesaran kelenjar tiroid
 Pengkajian psikososial

Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang tidak stabil, penurunan terhadap
perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering juga didapatkan gangguan tidur.

 Pemeriksaan fisik
 Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi ukuran dan
kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali dari ukuran normal.
 Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan penonjolan kelopak
mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami kegagalan untuk turun ketika klien melihat
kebawah

 Observasi adanya bola mata yang menonjol


Karena edema pada otot ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada
saraf mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihatan ganda, tajam
penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata secara sempurna perlu
dilakukan pengkajian.
 Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung seperti kardioditis
dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung perlu dilakukan seperti tekanan darah,
takikardia, distritmia, bunyi jantung.
 Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hiperaktif pada reflex tendon dan tremor,
iritabilitas.

2. Diagnosa dan Intervensi


1. Dx : Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ... x ....... jam tingkat kecemasan pasien dapat
menurun
Kriteria Hasil :
 Tidak mengatakan terjadi kecemasan,
 Tidak terjadi gangguan tidur,
 Tidak terjadi serangan panik,
 Tangan tidak gemetaran,
 Tidak marah yang berlebihan.
Intervensi :
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Jelaskan semua tindakan dan apa yang akan dirasakan selama tindakan
3. Berikan informasi yang aktual tentang diagnosa, tindakan dan prognosis
4. Dorong secara tepat kepda keluarga untuk mendampingi pasien
5. Dukung perilaku pasien secara tepat
6. Dengarkan pasien dengan penuh perhatian
7. Ciptakan suasana saling percaya dengan pasien
8. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, persepsi dan ketakutan
9. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
10. Kaji tanda-tanda cemas secara verbal dan nonverbal

2. Dx : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan …..x……..jam, pasien akan mengetahui tindakan
yang akan dilakukan.
Kriteria Hasil :
 Pasien mengetahui informasi kesehatan
 Pasien berperilaku sesuai dengan kondisinya
 Pasien mampu menghindari perilaku yang merugikan kesehatan
Intervensi :
1. Nilai tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
2. Jelaskan secara obyektif pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien
3. Dorong keluarga untuk membantu pasien dalam merubah perilaku kesehatan
4. Berikan informasi yang tepat kepada keluarga tentang kemajuan pasien
5. Hindari memberikan harapan kosong
6. Hindari taktik menakut-nakuti pasien dalam merubah pola perilaku pasien
7. Diskusikan dengan pasien tentang perubahan gaya
8. Jelaskan secara tepat kemungkinan komplikasi kronis
9. Berikan informasi secara tepat tentang kondisi pasien saat ini

3. Dx : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisiologis


Tujuan : Setelah dilakuka asuhan keperawatan .... x 24 jam pasien dapat menurunkan nyeri
Kriteria Hasil :
 Tidak melaporkan nyeri
 Tidak menunjukan ekspresi nyeri
 Tidak mengerang dan menangis
 Tidak meringis
 Tidak menggosok area nyeri
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi , karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus nyeri
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (misal : suhu ruangan, pencahayaan ,
dan kebisingan)
3. Observasi reaksi nonverbal dari nyeri
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis (misal : hipnosis, relaksasi, akupresur, pijatan, sensasi
dingin/panas, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas, terapi musik, ) baik sebelum, setelah,
bahkan selama terjadi nyeri bila memungkinkan
5. Berikan medikasi untuk mengurangi nyeri
6. Tingkatkan istirahat
7. Dorong pasien untuk mengungkapkan pengalaman nyerinya
8. Berikan infoirmasi tentang nyeri, termasuk penyebab nyeri, berapa lama akan terjadi,
antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
9. Turunkan faktor –faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri

C. UPAYA PENCEGAHAN

1. Pencegahan Primer

 Melakukan penyuluhan kesehatan (health promotion)


 Mencari tau hipertiroidisme

Mengetahui mengenai penyebab dan gejala dari penyakit ini dirasa perlu karena salah satu cara
mencegah penyakit adalah dengan mengetahui apa penyebab dan mengetahui gejalanya agar tidak
membuat penyakit ini bertambah parah.

2. Pencegahan Sekunder

Melakukan pemeriksaan dini dan rutin oleh seorang ahli endokrinologi. Diketahui kelenjar tiroid
adalah kelenjar endoktrin terbesar pada tubuh maka diperlukannya pemeriksaan rutin oleh ahli
endokrinolog untuk mengetahui adakah kemungkinan terjadinya hipertiroidisme yang terjadi.

3. Pencegahan Tersier

 Pola hidup sehat. Melakukan pola hidup sehat dan mengkonsumsi zat gizi secara seimbang
dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini karena reaksi autoimun kemungkinan berasal
dari keadaan yang kurang terjaganya pola hidup sehat dan pola konsumsi gizi yang tidak
seimbang.
 Mengontrol asupan yodium. Yodium adalah salah satu mineral yang berguna untuk
perkembangan dan kesehatan tubuh. Namun konsumsi yodium yang berlebihan dapat
memperlambat kerja kelenjar tiroid sehingga dapat menyebabkan hipertiroidisme.
 Diet yang dilakukan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-3000 kalori per hari
baik dari makanan maupun dari suplemen.
 Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kgberat badan ) per hari untuk
mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti susu dan telur.
 Melakukan olahraga secara rutin.
 Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang dapat meningkatkan kadar metabolisme.

D. PENDIDIKAN KESEHATAN

PenKes yang baik untuk penderita Hipertiroid adalah “Terapi Diet”

Semua sayuran dan buah-buahan boleh dikonsumsi tanpa harus ada batasan. Terapi hipertiroid juga
dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang berlebih sehingga penting untuk mengetahui
berapa nutrisi yang diperlukan.

Selain itu, perlu dipertimbangkan juga asupan natrium dan kalsium. Hipertiroid dapat mengakibatkan
penipisan tulang. Karena itu, asupan kalsium yang cukup penting untuk mencegah osteoporosis.

Kadar kalsium yang direkomendasikan untuk orang dewasa usia 19 – 50 tahun dan pria usia 51 – 70
tahun adalah 1000 mg/hari. Kebutuhannya meningkat menjadi 1200 mg/hari pada perempuan berusia
51 tahun ke atas atau laki-laki 71 tahun ke atas. Suplementasi vitamin D juga direkomendasikan
sebanyak 600 IU/hari untuk orang dewasa berusia 19 – 70 tahun dan 800 IU/hari untuk orang berusia
di atas 71 tahun.

Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai