Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 (KMB1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTIROID

Nama : Andi Alfared Sihotang


NIM : 171101125
Kelompok :7
Stase : KMB 1
Dosen Pembimbing : Eqlima Elfira, S.Kep., Ns., M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN USU


PROGRAM PENDIDIKAN NERS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Pasien : Ny. M

Diagnosa Medis : Hipertiroid

A.Definisi
Penyakit kelenjar tiroid termasuk penyakit yang sering ditemukan di masyarakat. Salah
satu penyakit pada kelenjar tiroid yaitu hipertiroid. Penyakit ini merupakan penyakit
hormonal yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes melitus.
Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar hormon tiroid di dalam
darah yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Penyebab terbanyak yang dapat
menimbulkan keadaan hipertiroid adalah yaitu sekitar 60-90 persen dari seluruh kasus
hipertiroid di dunia (Haryono & Susanti, 2019 dalam Hermawan,2019)
Menurut (Haryono & Susanti, 2019 dalam Hermawan,2019) hipertiroid atau hipersekresi
hormone tiroid merupakan sebuah kelainan atau gangguan pada kelenjar tiroid. Pada
umumnya jenis kelamin perempuan lebih berpotensi untuk mengalami hipertiroid dari pada
pria. Gangguan hipertiroid muncul karena kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid lebih
dari yang di butuhkan tubuh, terkadang hal tersebut di katakan sebagai tirotoksikosis
B.Etiologi
Penyebab adanya Hipertiroid meliputi berbagai factor, namun pada kenyataan di
lapangan hanya ditemukan dua factor yang paling lazim, yaitu factor dari penyakit goiter
multinodilar toksik, dan penyakit graves. Penyabab lain dari Hipertiroidisme adalah efek dari
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Selain itu, rendahnya HT akibat
malafungsi kelenjar tiroid yang diikuti dengan peningkatan pada TSH dan TRF karena adanya
umpan balik negative HT terhadap pelepasan keduanya juga merupakan penyebab adanya
Hipertiroidisme.
Pada kasus Hipertiroidisme lain yang disebabkan karena malafungsi di hipofisis akan
memperlihatkan kadar HT dan TSH yang rendah, dan TRH menjadi tinggi karena tidak
adanya umpan balik negative dari HT atau TSH. Sementara pada Hipertiroidisme yang
disebabkan oleh malafungsi di hipotalamus, akan memperlihatkan HT yang menurun, dan
diikuti dengan TSH dan TRH yang juga menurun. (Hermawan.,I. 2019)

C.Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan
penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam
folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat
dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor
otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar
tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek
hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
Hipertiroid direkomendasikan oleh beberapa tanda-tanda dan gejala-gejala;
bagaimanapun, pasien-pasien dengan penyakit yang ringan biasanya tidak mengalami gejala-
gejala. Pada pasien-pasien yang lebih tua dari 70 tahun, tandatanda dan gejala-gejala yang
khas mungkin juga tidak hadir. Pada umumnya, gejala-gejala menjadi lebih jelas ketika
derajat hipertiroid meningkat. Gejala gejala biasanya berkaitan dengan suatu peningkatan
kecepatan metabolisme tubuh.

D.Gejala Klinis

1. Peningkatan frekuensi denyut jantung


2. Peningkatan tonus oto,tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin
3. Peningkatan laju metabolism basal, peningkatan pembentukan panas
4. Penurunan berat badan
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat lelah
10. Pembesaran kelenjar tiroid

E.Pemeriksaan Diagnostik
• TSH serum (biasanya menurun)
• T3, T4 (Biasanya meningkat)
• Tes darah hormone tiroid
• X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor) (NANDA NIC NOC,
2013)

F.Penetalaksanaan Medis
Tatalaksana medis hipertiroidisme adalah dengan obat-obatan yang menghambat sintesis
hormon tiroid (misalnya PTU, methimazole), mencegah pelepasan hormon (misalnya iodida
kalium, natrium) atau menyamarkan tanda-tanda overaktivitas adrenergik (seperti
propranolol). Pasien hipertiroid juga memiliki defisiensi glukokortikoid relatif dan sebaiknya
diberi suplementasi. Sebagai tambahan, meskipun antagonis beta-adrenergik tidak
memengaruhi fungsi kelenjar tiroid, obat-obat tersebut menurunkan konversi perifer dari T4
menjadi T3. Iodin radioaktif menghancurkan fungsi sel tiroid dan dapat menyebabkan
hipotiroidisme. Iodin radioaktif tidak direkomendasikan bagi pasien-pasien yang sedang
mengandung. Adapun modalitas surgikal, seperti tiroidektomi subtotal, dapat digunakan
sebagai alternatif jika terapi medis gagal, tetapi jarang. Terapi tersebut hanya digunakan pada
pasien-pasien dengan goiter multinodular toksik yang besar atau adenoma toksik soliter.
Penyakit Graves’ biasanya ditatalaksana dengan obat-obatan antitiroid atau iodin radioaktif
(Jasmine.,N & Syahrul.,M.,Z.2019)
G.Pengkajian Data Dasar Keperawatan Kasus Penyakit
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid Tarwoto, dkk. (2012)
adalah sebagai berikut:
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang: riwayat penyakit tiroid, riwayat pengobatan dengan
radiasi, adanya tumor, adanya riwayat trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaaan
obat-obatan seperti thionamide, lithium, amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi: aplikasi kesehatan, konsumsi dan pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
• Penurunan berat badan
• Peningkatan suhu tubuh
• Kelelahan
• Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
• Cepat lelah
• Intoleransi aktivitas
• Tremor
• Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
• Iritabilitas
• Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung
d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
 Gangguan tajam penglihatan
 Pandangan ganda.
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
• Amenore, menstruasi tidak teratur
• Menurunnya tidak subur, risiko aborsi spontan
• Menurunnya libido
• Menurunnya perkembangan fungsi seksual
• Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan kuburan
• Eksoftalmus
• Pembesaran tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang tidak stabil,
penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering juga didapatka
gangguan tidur.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Observasi dan pengamatan tiroid
Palpasi keberadaan tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi ukuran
dan kesimetrisan pada gondok pembesaran dapat terjadi empat kali dari ukuran
normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan penonjolan
kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami kegagalan untuk turun
ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada otot ektraokuler dan
peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf mata dapat mengakibatkan
kerusakan pandangan seperti penglihata ganda, penglihatan penglihatan. Adanya iritasi
mata karena kesulitan menutup mata dengan sempurna harus dilakukan pengkajian.
d.Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung seperti
kardioditis dan gagal jantung, oleh yang pemeriksaan jantung perlu dilakukan seperti
tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e.Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada refleks tendon dan
tremor, iritabilitas.

H.Peta Analisis Data dan Masalah Keperawatan


Penyakit Graves

Sekresi hormon tiroid yang berlebihan

Hipertiroidisme

Hipermetabolisme Pembesaran Tidak nayaman pada


kelenjar tiroid perubahan tubuh
pada leher
BB Kurang Informasi Ketidakseimbangan
energi dengan
keseimbangan tubuh Indikasi Pengangkatan Merasa Tidak
Nafsu makan Defisiensi Benjolan Percaya Diri
Pengetahuan
Kelelahan
Nutrisi Kurang dari Harga Diri
Rencana Tindakan
Kebutuhan Tubuh Rendah
Tiroidektomi

Cemas

Ansietas
I.Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan laju metabolik
yang berlebihan ditandai dengan berat badan menurun
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan besar pada status kesehatan ditandai dengan
khawatir terhadap kesehatan, nafsu makan menurun, BB menurun.
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan citra tubuh ditandai
dengan ungkapan negative tentang diri

J.Intervensi Keperawatan dan Rasional dari Intervensi


DIAGNOSA PROSES KEPERAWATAN
NO KEPERAWATA TUJUAN
INTERVENSI EVALUASI
N
Ketidakseimbang Setelah dilakukan 1. Mengidentifikasi status S: Pasien
1 an nutrisi kurang tindakan keperawatan nutrisi pasien dengan mengatakan sudah
dari kebutuhan diharapkan kebutuhan menghitung Indek Masa nafsu makan
berhubungan nutrisi pasien Tubuh (IMT) kembali.
dengan laju terpenuhi. 2. Mengidentifikasi O:
metabolik yang Kriteria Hasil: kondisi/gejala yang - BB naik
berlebihan - Pasien dapat dialami pasien yang - Asupan nutrisi
ditandai dengan menghabiskan berkontribusi pasien
berat badan makanan sesuai a. terhadap terpenuhi
menurun porsi yang penurunan- IMT terpenuhi
diberikan b. asupan nutrisi, IMT <18
- Berat badan misalnya rasa mengidentifikasi
berada pada mual, muntah, status nutrisi
rentang normal nyeri abdomen, kurang.
untuk tinggi atau rasa begah - Tidak ada tanda
dan usia pasien di perut. tanda penurunan
- Mengonsumsi 3. Memberikan makanan nutrisi
nutrisi yang tidak perlu padat dan A : Masalah teratasi
secara adekuat. kaya akan kandungan protein, P : Intervensi
- Terbebas dari menyajikan dalam bentuk dihentikan pasien
tanda – tanda menarik dengan interval pulang
malnutrisi waktu tertentu.
4. Hadirkan suasana
lingkungan yang tenang
selama sesi makan untuk
membantu pencernaan.
5. Catat berat badan dan
asupan diet tiap hari
6. Memotivasi pasien untuk
menghabiskan
a. makanannya dan
b. menjelaskan
pentingnya

asupan yang cukup selama


sakit
7. Kolaborasi dalam pemberian
pengobatan antiemetic
sebelum makan
sesuai resep
8. Kolaborasi dalam pemberian
suplemen vitamin, misalnya
A,D,E,K.
Ansietas Setelah dilakukan 1. Monitoring tanda tanda S : Pasien
2 berhubungan tindakan ansietas mengatakan
dengan perubahan keperawatan rasa 2. Menginformasikan tentang cemasnya
besar cemas berkurang persiapan praoperasi berkurang/hilang
pada status dan menghilang. 3. Menginformasikan klien O:
kesehatan ditandai Kriteria Hasil: bahwa akan ada suara - Paisen terlihat
dengan khawatir - Melaporkan serak dan rileks
terhadap lebih sedikit ketidaknyamanan menelan - Pasien paham
kesehatan, nafsu perasaan dapat dialami setelah terhadap tindakan
makan menurun, cemas dan pembedahan tetapi akan operasi yang akan
BB menurun. takut hilang secara bertahap kira dijalaninya
- Mengungkap kan kira 3-5 hari -T
pemahaman 4. Ajarkan teknik relaksasi TV
tentang dan distraksi
kejadian 5. Manajemen lingkungan dalam
praoperasi yang nyaman bagi pasien
- Postur tubuh 6. Lakukan pendekatan yang batas
rileks tenang dan tidak
norma
terburuburu, dan
l
minimalkan pengalaman
A: Masalah Teratasi
yang penuh
P: Intervensi
stress
dihentikan
7. Hadirkan suasana
lingkungan yang tenang
dan tidak berantakan
8. Berikan informasi positif
tentang pasien
9. Yakinkan pasien bahwa
reaksi emosional yang
dialami adalah hasil dari
gangguan ini dan bahwa
dengan terapi yang efektif,
gejala tersebut akan dapat
dikontrol
10. Yakinkan pasien dan
keluarga bahwa gejala
diperkirakan akan hilang
setelah pasien menjalani
terapi.
11. Berikan dukungan
emosional untuk
mengurangi rasa cemas
12. Beri informasi tentang obat
pengganti hormon tiroid
yang diresepkan
13. Kolaborasi dalam pemberian
obat-obatan
anti tyroid bila perlu
Harga diri rendah Setelah dilakukan 1. Lakukan pendekatan yang S: Pasien
3 Situasional tindakan tenang dan tidak terburuburu mengatakan
berhubungan dengan keperawatan percaya diri
gangguan citra tubuh pasien dapat 2. Sampaikan kepada pasien terhadap
ditandai dengan menyadari akan bahwa anda memahami penampilannya
ungkapan negative perubahan dirinya. kekhawatiran pasien O:
tentang diri. Kriteria Hasil: mengenai masalah - Pasien terlihat
Pasien merasa penampilan, bantu pasien nyaman akan
percaya diri dalam menyusun strategi perubahan postur
terhadap koping tubuhnya.
penampilannya. 3. Berikan dukungan - Pasien mindset
emosional yang positif yang positif
terhadap penampilan pasien. terhadap dirinya
Berikan penilaian positif A: Masalah Teratasi
4. terhadap peningkatan citra P: Intervensi
tubuh pasien dihentikan

5. Berikan konseling terhadap


perubahan dirinya.

Kasus :
Ny.M berusia 62 tahun tinggal di kota medan, jalan tembakau 15 no 19. Pekerjaan Ny. M
sehari hari nya adalah sebagai ibu rumah tangga. Ny.M menyatakan tidak memiliki alergi
terhadap makanan dan obat obatan. Ny. M datang ke rumah sakit dengan keluhan ada
benjolan dilehenya. Ny.M mengatakan benjolan tersebut sudah ada sejak 2 tahun yang lalu
tetapi pasien menanggapi nya biasa saja. Namun 2 bulan terakhir benjolan tersebut semakin
membesar dan memutuskan untuk berobat ke rumah sakit. Pasien juga mengatakan nafsu
makan menurun dan berat badan pasien menurun yang awalnya 52 kg menjadi 41 kg. Ny.M
juga mengatakan bahwa sangat cemas dengan penyakit yang dialami nya. Ny.M juga tidak
percaya diri jika bertemu dengan orang lain dikarenakan ada benjolan di lehernya.
K.Materi Pendidikan Kesehatan Klien dan Keluarga
a. Pendkes tentang pentingnya nutrisi bagi kebutuhan tubuh.

FORMAT PENGKAJIANKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS KEPERAWATAN USU

I. BIODATA
A.IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny M
Jenis Kelamin : Perempuan.
Umur : 62 tahun.
Status Perkawinan : Menikah
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Tembakau 15 no 19
Tanggal Masuk RS : 20 Mei 2013
No. Register : 862xxx.
Ruangan/ Kamar : Ruang rawat RSCM
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 22 Mei 2013
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Hipertiroid
B.PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A
Umur : 67 tahun
Pendidikan: SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jln. Tembakau 15 no 19
Hubungan dengan pasien : Suami
Status perkawinan : Menikah

II. KELUHAN UTAMA


Pasien merasa ada benjolan di leher depan sisi kanan sejak 2 tahun yang lalu
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Sejak 2 tahun yang lalu, pasien merasa muncul benjolan di leher depan sisi kanan sebesar ibu
jari tangan pasien. Benjolan dirasakan tidak nyeri dan membesar dalam waktu 2 minggu
hingga sebesar kepalan tangan pasien.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Tidak ada.

B. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan
Riwayat sesak atau sulit menelan disangkal. Nafsu makan menurun dan mual, muntah.
Riwayat radiasi disangkal, tidak ada keluhan dada berdebar.
2. Bagaimana dilihat
Pasien terlihat kurus dan BB menurun.
C. Region
1. Dimana lokasinyaDi leher depan sisi kanan
2. Apakah menyebar Tidak menyebar.
D. Severity (mengganggu aktivitas) Menggagu aktivitas pasien.
E. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya) Mulai timbul sejak 2 tahun yang
lalu, dan menyebar sejak 2 bulan terakhir.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami Hipertensi
B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan
-
C. Pernah dirawat/ dioperasi
Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya namun pernah dirawat di RS Sumber
Waras 5 tahun yang lalu karena Hipertensi.
D. Lamanya dirawat
7 hari
E. Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat.
F. Imunisasi
-
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Ayah Hipertensi.
B. Genogram
VI. RIWAYAT/ KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Bahasa yang digunakan
Pasien menggunakan bahasa indonesia
B. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Persepsi terhadap penyakit : pasien merasa penyakit adalah cobaan dari
Tuhan.
C. Konsep diri
1. Body image : Pasien mengatakan merasa tidak percaya diri dengan perubahan
penampilan fisiknya.
2. Ideal diri : Pasien mengatakan harapanya terhadap tubuhnya adalah semoga cepat
sembuh dan cepat pulang dari RS
3. Harga diri : Harga diri pasien rendah, karena cenderung tidak percaya diri karena
penampilannya
4. Peran diri : Pasien mengatakan merasa bangga menjadi seorang istri dan ibu rumah
tangga, dan pasien mengatakan mampu melaksanakan perannya.
5. Personal identity : Pasien mengatakan status pasien dalam keluarga adalah sebagai
istri dan ibu rumah tangga dan pasien merasa sangat puas dengan status dan
posisinya dalam keluarga dan juga pada jenis kelamin yang di milikinya
D.Keadaan emosi Pasien terlihat cemas.
E. Perhatian tehadap orang lain/ lawan bicara Merespon lawan bicara
F. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga baik, keluarganya sangat mendukungnya selama sakit.
G. Hubungan dengan saudara
Hubungan pasien dengan saudaranya baik.
H. Hubungan dengan orang lain Hubungan dengan orang lain baik.
I. Kegemaran
Memasak dan bercocok tanam
J. Daya adaptasi
Adaptasi pasien baik terhadap lingkungan dan orang-orang sekitar.
K. Mekanisme pertahanan diri
Mekanisme pertahanan diri pasien cukup baik dengan tetap optimis terhadap penyakit yang
dideritanya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum
Compos mentis (GCS 15) , Pasien tampak berbaring lemah, nafsu makan menurun. Dan
badan terlihat kurus serta tampak terpasang Infus di Ekstemitras atas kanan.
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,7°C Nadi : 80 x/menit
TD : 110/80 mmHg RR : 18 x/menit
TB : 160 cm BB sebelum sakit: 59 kg
BB saat sakit : 41 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut Kepala

a. Bentuk : Bulat.
b. Ubun-ubun : Teraba.
c. Kulit kepala : Bersih
Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut merata, berwarna hitam dan
sedikit putih.
b. Bau : Tidak berbau.
c. Warna kulit : Putih
Wajah
a. Warna kulit : Putih
b. Struktur wajah : Lengkap, simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan Mata simetris dan lengkap.
b. Palpebra
Membuka sempurna
c. Konjungtivita dan sklera
Konjungtiva anemis dan sklera putih.
d. Pupil
Isokor (mengecil saat ada cahaya).
e. Cornea dan iris
Normal
f. Visus
Rabun jauh.
g. Tekanan bola mata
Tidak ada tekanan.
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi
Ditemukan bentuk hidung normal dan tepat berada di tengah.
b. Lubang hidung
Bersih, mukosa hidung lembab, ketajaman penciuman normal
c. Cuping hidung (-)
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri
b. Ukuran telinga : Normal, sejajar dengan garis imajiner cantus mata
c. Lubang telinga : Bersih
d. Ketajaman pendenganran : Ketajaman pendengaran baik.
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Warna bibir : pink, agak pucat
b. Keadaan gusi dan gigi : Gusi baik, gigi sudah ada yg ompong
c. Keadaan lidah : Perasa pasien mengatakan dapat merasakan manis, pahit, asam,
dan manis.
6. Leher
a. Posisi trachea : Tepat berada di tengah
b. Thyroid : Ditemukan adanya pembengkakan/pembesaran tyroid di leher depan sisi
kanan
c. Suara : Terdengar jelas
d. Vena jugularis : Teraba
e. Denyut nadi karotis: Teraba
f. Pemeriksaan Fisik Fokus pada leher
Dextra :

kulit sewarna dengan

Sekitarnya
saat menelan, ukuran 10x8x4
cm, konsistensi : padat, tepi rata, permukaan bernodul, batas tegas, dapat digerakkan,
nyeri tekan tidak ada Sinistra :

tidak tampak adanya benjolan pada leher kiri

: Teraba pulsasi regular.

D.Pemeriksaan integumen
1. Kebersihan : Bersih
2. Kehangatan : Hangat
3. Warna : Putih
4. Turgor : Kembali <3 detik
5. Kelembaban : Lembab
6. Kelainan pada kulit : Tidak ada.

E.Pemeriksaan payudara dan ketiak


1. Ukuran dan bentuk payudara : Besar dan simetris
2. Warna payudara dan areola : Coklat
3. Kelainan payudara dan puting: Tidak ada
4. Aksila dan clavicula : Normal

F.Pemeriksaan thoraks/ dada


1.Inspeksi thoraks
a. Bentuk thoraks : Normal
b. Pernafasan
Frekuensi : 26x/menit
Irama : Irama nafas teratur (regular)
c. Tanda kesulitan bernafas Tidak terlihat.
2.Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : Teraba getaran.
b. Perkusi : Suara resonan
c. Auskultasi
 Suara nafas : Vesikuler
 Suara ucapan : Terdengar jelas
 Suara tambahan : Tidak ada
3.Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan, tidak ada nyeri dada, dan tidak
terdapat sianosis.
b. Palpasi
 Pulsasi : Teraba dan reguler
c. Perkusi : Timpani
d. Auskultasi
 Bunyi jantung : Bunyi jantung S1 dan S2
 Bunyi tambahan : Bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2 normal
 Frekuensi : 80x/menit

G.Pemeriksaan abdomen
1.Inspeksi
a. Bentuk abdomen : Simetris
b. Benjolan/ massa : Tidak ada
c. Bayangan pemb. darah : Tidak ada
2.Auskultasi
a. Peristaltik usus : 15x/ mnt
b. Suara tambahan : Tidak ada
3.Palpasi
a. Tanda nyeri tekan : Tidak ada
b. Benjolan/ massa : Tidak ada
c. Tanda ascites : Tidak ada
4.Perkusi
a. Suara abdomen : Timpani
b. Pemeriksaan ascites : Tidak ada

H.Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya


1.Genitelia
a. Rambut pubis : Merata
b. Lubang uretra : Normal
c. Kelainan pada genitalia eksterna dan daerah inguinal : Tidak ada
2.Anus dan perineum
a. Lubang anus : Normal
b. Kelainan pada anus: Tidak ada
c. Perineum : Normal

I.Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas


1. Kesimetrisan otot
Simetris
2. Pemeriksaan edema Tidak
ditemukan edema
3. Kekuatan otot
4 4
4 4

4.Kelainan pada ekstremitas dan kuku


Tidak ada kelainan pada ekstremitas. CRT < 3detik
J.Pemeriksaan neorologi
1. Tingkat kesadaran
Kesadaran compos mentis dan kooperatif, E: 4 M: 5 V: 6
2. Meningeal sign
Meningeal sign positif, pasien merasakan rangsangan dengan baik.
3. Status mental
a.Kondisi emosi/ perasaan
Pasien terlihat tidak emosi, namun pasien cemas terhadap penyakitnya.
b.Orientasi
Baik dan koperatif.
c. Proses berpikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan)
Prose berpikir pasien baik, positif, dapat mengingat dengan baik.
d. Motivasi (kemauan)
Motivasi pasien untuk sembuh cukup baik, dan pasien berharap cepat pulang dari RS
e.Persepsi
Pasien sangat nyakin akan sembuh, Persepsi terhadap penyakit : penyakit adalah cobaan
dari Tuhan.
f.Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A.Pola tidur dan kebiasaan
1. Waktu tidur Tidak tentu
2. Waktu bangun Tidak tentu
3. Masalah tidur
Tidur tidak teratur 4-5 jam per hari
4. Hal-hal yang mempermudah tidur
Suasana yang hening mempermudah tidur pasien.
5. Hal-hal yang mempermudah bangun
Suara keras mempermudah pasien bangun.
B.Pola eliminasi
1.B A B
a. Pola BAB : 1x/hari
Penggunaan laksatif : ya/ tidak
b. Karakter feses : lunak, kuning kecoklatan
BAB terakhir : 1 hari yang lalu
c. Riwayat perdarahan : Tidak ada
Diare : ya/ tidak
2.B A K
a. Pola BAK : 2-3 x/hari
Inkontinensi : ya/tidak
b. Karakter urin : Berbau khas, warna kuning muda.
Retensi : ya/ tidak
c. Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : ya/ tidak
d. Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : ya/ tidak
e. Penggunaan diuretika : ya/ tidak
f. Upaya mengatasi masalah :Tidak ditemukannya masalah kepeawatan.
C.Pola makan dan minum
1.Gejala (Subyektif)
a. Diit (Type) : Nasi, sayur, dan lauk
Jlh makan/ hari : 3 piring
b. Pola diit : Pasien tidak melakukan diet.
c. Kehilangan selera makan : Iya, pasien tidak selera makan
d. Nyeri ulu hati : Tidak ada
e. Yang berhubungan dengan: Tidak ada
f. Disembuhkan dengan : Tidak ada
g. Alergi/ intoleransi makanan : Tidak ada
h. Berat badan biasa : 59 Kg
2. Tanda (Obyektif)
Berat badan sekarang : 41 Kg
Tinggi badan : 160 cm
Bentuk tubuh : Tegap
3. Waktu pemberian makan : Pagi, Siang, Malam
6.Masalah makan dan minum
a. Kesulitan mengunyah : Tidak
b. Kesulitan menelan : Tidak
c. Tidak dapat makan sendiri : Bisa
D.Kebersihan diri/ personal hygine
1. Pemeliharaan badan : Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Baik dan bersih
3. Pemeliharaan kuku : Kuku bersih dan rapi
E.Pola kegiatan/ aktivitas Mobilitas : bebas bergerak,
terbatas pada bagian leher..

FORMAT ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Pasien Gangguan sistem kekebalan tubuh Ketidakseimbangan
mengatakan tidak nafsu dari kelenjar berbentuk kupu - kupu nutrisi kurang dari
makan dan merasa di tenggorokan (tiroid) kebutuhan
lemas. Sekresi hormon tiroid yang
DO: berlebihan
- BB: awalnya 52
kg menjadi 41 Hipertiroidisme
kg Hipermetabolisme
- Pasien terlihat
lemah BB menurun
- Pasien makan Nafsu makan menurun
setengah piring
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
- Konjungtiva
dari kebutuhan
anemis
- Terpasang Infus
2 DS : Pasien Penyakit Graves Ansietas
mengatakan dirinya
Sekresi hormon tiroid yang
cemas karena akan
berlebihan
menjalankan operasi.
Pasien juga meminta Hipertiroidisme
didoakan agar operasi
yang akan Pembesaran tiroid pada leher
dijalankannya berjalan Indikasi pengangkatan benjolan
lancar DO:
- Wajah pasien Rencana operasi kelenjar tiroid
tampak tegang. Cemas
- Pasien tampak
Ansietas
cemaas
- Pasien sering
menanyakan
proses perawatan
dan operasi yang
akan dijalaninya
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 18x/menit
Suhu: 37 C

3 DS : Penyakit Graves Harga diri rendah


Pasien mengatakan situasional
Sekresi hormon tiroid yang
tidak
percaya diri berlebihan Hipertiroidisme
DO :
Tidak nyaman pada perubahan
- Benjolan (+) tubuh
- Psien terlihat
tidak nyaman Merasa tidak percaya diri
dengan Harga diri rendah situasional
penampilannya
- Pasien terlihat
tidak percaya
diri dengan
penampilannya
- BB menurun
(59 Kg ke 41
Kg)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan laju metabolik yang berlebihan
ditandai dengan berat badan menurun
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan besar pada status kesehatan ditandai dengan khawatir terhadap
kesehatan, nafsu makan menurun, BB menurun.
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan citra tubuh ditandai dengan ungkapan
negative tentang diri
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DIAGNOSA PROSES KEPERAWATAN


NO KEPERAWATAN TUJUAN
INTERVENSI EVALUASI
1 DS : Pasien mengatakan Setelah dilakukan 1. Mengidentifikasi status S : Pasien mengatakan
tidak nafsu makan dan tindakan nutrisi pasien dengan sudah nafsu makan
merasa lemas. keperawatan menghitung Indek Masa kembali.
DO: diharapkan Tubuh (IMT) O:
- BB: 41 kg kebutuhan 2. Mengidentifikasi - BB naik
- Pasien terlihat nutrisi pasien kondisi/gejala yang - Asupan nutrisi
lemah terpenuhi. dialami pasien yang pasien
- Pasien makan Kriteria berkontribusi terhadap terpenuhi
setengah piring Hasil: penurunan asupan nutrisi, - IMT terpenuhi
- Konjungtiva - Pasien dapat misalnya rasa mual, IMT <18
anemis menghabiskan muntah, nyeri abdomen, mengidentifik
- Terpasang Infus makanan sesuai atau rasa begah di perut. asi status
porsi yang 3. Memberikan makanan nutrisi kurang.
Ketidakseimbangan diberikan yang tidak terlalu padat - Tidak ada
nutrisi kurang dari - Berat badan dan kaya akan kandungan tanda- tanda
kebutuhan berada pada protein, menyajikan dalam penurunan
berhubungan dengan rentang normal bentuk menarik dengan nutrisi
laju metabolik yang untuk tinggi dan interval waktu tertentu. P : terapi
berlebihan ditandai 4. Hadirkan suasana dilanjutkan dengan
usia pasien
dengan berat badan lingkungan yang tenang mengonsumsi
- Mengonsumsi
menurun selama sesi makan untuk nutris yang
nutrisi secara
adekuat. membantu percernaan adekuat.
- Terbebas dari 5. Catat berat badan dan I : intervensi
tanda-tanda asupan diet tiap haris ditambahkan
malnutrisi 6. Memotivasi pasien untuk dengan
menghabiskan memberikan
makanannya dan vitamin.
menjelaskan pentingnya E : dilakukan
asupan yang cukup selama pendkes kepada
keluarga tentang
sakit
pentingnya
7. Kolaborasi dalam
mengonsusmi
pemberian pengobatan
makanan yang
antiemetic sebelum makan
bergizi.
sesuai resep R : anjurkan pasien
8. Kolaborasi dalam melakukan pola
pemberian suplemen hidup sehat
vitamin, misalnya
A,D,I,K.

2 DS : Pasien Setelah dilakukan 1. Monitoring tanda tanda S : Pasien mengatakan


mengatakan dirinya tindakan ansietas cemasnya
cemas karena akan keperawatan rasa 2. Menginformasikan berkurang/hilang
menjalankan operasi. cemas berkurang tentang persiapan O:
Pasien juga meminta dan menghilang. praoperasi - Paisen terlihat
didoakan agar operasi Kriteria Hasil: 3. Menginformasikan klien rileks
yang akan - Melaporkan lebih bahwa akan ada suara - Pasien paham
dijalankannya sedikit perasaan serak dan terhadap
berjalan lancar DO:
cemas dan takut ketidaknyamanan tindakan operasi
- Wajah pasien
- Mengungkapkan menelan dapat dialami yang akan
tampak tegang. setelah pembedahan
pemahaman dijalaninya
- Pasien tampak tetapi akan hilang secara
tentang kejadian - TTV dalam
cemaas praoperasi bertahap kira-kira 3-5 batas normal
- Pasien sering - Postur tubuh hari. P : terapi
menanyakan rileks 4. Ajarkan teknik dilanjutkan dengan
proses perawatan relaksasi dan distraksi memberi dukungan
dan operasi yang 5. Manajemen kepada pasien
akan dijalaninya lingkungan yang I : Intervensi
- TTV : nyaman bagi pasien ditambahkan dengan
TD : 130/80 mmHg 6. Lakukan pendekatan memberikan obat
N : 90x/menit yang tenang dan tidak untuk mengurangi
RR : 18x/menit terburu-buru, dan kecemasan
Suhu: 37 C minimalkan E : berikan
pengalaman yang pendekes tentang
Ansietas penyakit pasien agar
penuh stress
berhubungan pasien tidak terlalu
7. Hadirkan suasana
dengan perubahan cemas.
lingkungan yang
besar pada status R : Anjurkan
tenang dan tidak
kesehatan ditandai keluarga untuk
dengan khawatir berantakan
selalu menghibur
terhadap kesehatan, 8. Berikan informasi
pasien
nafsu makan positif tentang pasien
menurun, BB 9. Yakinkan pasien
menurun. bahwa reaksi
emosional yang
dialami adalah hasil
dari gangguan ini dan
bahwa dengan terapi
yang efektif, gejala
tersebut akan dapat
dikontrol
10. Yakinkan pasien dan
keluarga bahwa gejala
diperkirakan akan
hilang setelah pasien
menjalani terapi.
11. Berikan dukungan
emosional untuk
mengurangi rasa
cemas
12. Beri informasi tentang
obat pengganti
hormon tiroid yang
diresepkan
13. Kolaborasi dalam
pemberian obat-obatan
anti tyroid bila perlu

3 DS : Setelah dilakukan 1. Lakukan pendekatan S: Pasien


Pasien mengatakan tindakan keperawatan yang tenang dan tidak mengatakan
tidak pasien dapat terburu-buru percaya diri
percaya diri menyadari akan 2. Sampaikan kepada terhadap
DO : perubahan dirinya. pasien bahwa anda penampilannya
- Benjolan (+) Kriteria Hasil: memahami kekhawatiran O:
- Psien terlihat Pasien merasa pasien mengenai masalah - Pasien terlihat
tidak nyaman percaya penampilan, bantu pasien nyaman akan
dengan diri terhadap dalam menyusun strategi perubahan
penampilanny penampilannya. koping postur
a 3. Berikan dukungan tubuhnya.
- Pasien terlihat emosional yang positif - Pasien mindset
tidak percaya terhadap penampilan yang positif
diri dengan pasien. terhadap
penampilanny 4. Berikan penilaian positif dirinya
a terhadap peningkatan citra P : terapi dilanjutkan
- BB menurun tubuh pasien dengan meminta
(59 Kg ke 41 5. Berikan konseling pasien untuk memilih
Kg) terhadap perubahan satu kegiatan yang
dirinya. mau dilakukan
Harga diri rendah dirumah sakit
situasional I : tingkatkan kegiatan
berhubungan yang disukai pasien
dengan gangguan sesuai dengan kondisi
citra tubuh ditandai paisen
dengan ungkapan E : beri pendkes
negative tentang kepada keluarga
diri tentang cara merawat
pasien dengan harga
diri rendah
R : anjurkan keluarga
agar memberi
dukungan dan pujian
kepada pasien

DAFTAR PUSTAKA
Syahrul, M. Z., & Jasmine, N. (2019). Tata Laksana Anestesi pada Sectio Caesar Pasien
G4P3A0H3 gravid aterm 38-39 minggu dengan Hipertiroid. Jurnal Kesehatan
Andalas, 8(1), 191-197.
Srikandi, P. R. (2020). HIPERTIROIDISMEE GRAVES DISEASE: CASE REPORT. Jurnal
Kedokteran RAFLESIA, 6(1), 30-35.
Hermawan, I. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST
TIROIDEKTOMI DENGAN NYERI AKUT DI RUANG MARJAN BAWAH RSUD
DR. SLAMET GARUT TAHUN 2019.

Anda mungkin juga menyukai