Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA

DI RUANG ICU RS UNS SURAKARTA

I. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis
kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya). (Amin,
Hardi, 2013)
Menurut American Thyroid Association dan American Association of Clinical
Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi berupapeningkatan kadar
hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal.
2. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. (Amin,
Hardi:2013)
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan
TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan. (Amin, Hardi, 2013)
3. Manifestasi klinik
a. Peningkatan frekuensi denyut jantung
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan
d. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
e. Peningkatan frekuensi buang air besar
f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
g. Gangguan reproduksi
h. Tidak tahan panas
i. Cepat letih
j. Pembesaran kelenjar tiroid
k. Mata melotot (exoptalmus) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di
dalam orbit mata
(Amin, Hardi:2013)
4. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106
oF), dan, apabila tidak diobati, kematian. Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati
Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat
antitiroid..
5. Patofisiologi dan Pathway
Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau kondisis
yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal, atau multi tipe adenoma
kankertiroid. Juga pengobatan miksedema dengan hormon tiroid yang berlebihan dapat
menyebabakan hipertiroidisme. Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah
penyakit Graves (goiter difus, toksik) yang mempunyai tiga tanda penting: (1)
hipertiroidisme, (2) pembesaran kelenjar tiroid (goiter), dan (3) eksoptalmos (protrusi
mata abnormal). Penyakit Graves merupakan kelainan autoimun yang dimediasi oleh
antibodi IGH yang berkaitan dengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel-sel tiroid.
Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencangkup goiter nodula toksik, adinoma
toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroidis akut dan kronis, dan ingesti TH. Patofisiologi
dibalik manisfestasibpenyakit hipertiroid Graves dapat dibagi ke dalam dua kategori: (1)
yang sekunder akibat rangsangan berlebih sistem saraf adrenergik dan (2) yang
merupakan akibat tingginya kadar TH yang bersirkulasi.
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi hormon
tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi
hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis. Jumlah TH yang
berlebihan menstimulasi sistem kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor beta-
adrenergik. Keadaan ini mengarah pada takikardia dan peningkatan curah jantung,
volume secuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat
meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisan lemak, dan
hasilakhir defisiensi nutrisi.
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme
hipotalamik, pituitari dan hormon gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum pubertas,
akan terjadi penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pada
pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria dan wanita. Setelah pubertas
wanita akan juga menunjukkan ketidak teraturan menstruasi dan penurunan fertilitas.
6. Penatalaksanaan

a. Terapi umum
1. Obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil
tio orasil (PTU), karbimazol.
2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien umur 35 tahun/ lebihatau pasien
yang hiperteroid-nya kambuh setelah operasi.
3. Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjr tiroid-nya tidak
bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil
(trimester kedua), dan untuk pasien alergi terhadap obat/yodium radioaktif.
b. Terapi obat anti hiperteroid
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan diatas adalah:
1. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat mengurangi prodoksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa 3-
8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa 1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup
baik untuk hipertiroid.
Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih
(agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Cirri-ciri agranulositosis adalah
sering terjadi sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh dan juga mudah
terkena infeksi dan demam.
2. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikostiroid yang biasanya dipakai sebagai obat
anti peradangan. Obat ini bisa digunakan untuk menghilangkan peradangan
dikelenjar tiroid (thyroiditis).
3. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya abat anti Parkinson, yang dipakai untuk mengatasi
gejala-gejala Parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar
dan sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk
mengobati tangan bergetar dan denyut jantung yang meningkat. Pada pasien yang
denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120 kali/menit) dan tangan bergetar
biasanya diberikan obat lain yaitu propanolol, antenolol, ataupun verapamil.

c. Terapi Lain
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkosumsi bekatul.
Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15, yang
berkhasiat untuk menyempurnakan metabolisme didalam tubuh kita.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati
kencing manis (diabetes militus), tekanan drah tinggi (hipertensi), bengek (asma),
kolesterol dan gangguan pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta
penyakit hati.

II. ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas pasien, meliputi :
Nama, Umur (biasanya bisa usia muda maupun tua), Jenis kelamin (bisa laki-laki
maupun perempuan), Suku bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Alamat, Tanggal MRS,
dan Diagnosa medis
b. Keluhan utama
Biasanya keluhan utama klien adalah muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien mempunyai riwayat penyakit hepatitis kronis, sirosis hepatitis,
hepatoma, ulkus peptikum, kanker saluran pencernaan bagian atas, riwayat penyakit
darah (misal : DM), riwayat penggunaan obatulserorgenik, kebiasaan / gaya hidup
(alkoholisme, gaya hidup / kebiasaan makan).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya apabila salah satu anggota keluarganya mempunyai kebiasaan makan yang
dapat memicu terjadinya hematemesis melena, maka dapat mempengaruhi anggota
keluarga yang lain
e. Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola perspsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya klien mempunyai kebiasaan alkoholisme, pengunaan obat-obat
ulserogenik
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi perubahan karena adanya keluhan pasien berupa mual, muntah, kembung,
dan nafsu makan menurun, dan intake nutrisi harus daam bentuk makanan yang
lunak yang mudah dicerna.
3) Pola aktivitas dan latihan
Gangguan aktivitas atau kebutuhan istirahat, kekurangan protein (hydroprotein)
yang dapat menyebabkan keluhan subjektif pada pasien berupa kelemahan otot
dan kelelahan, sehingga aktivitas sehari-hari termasuk pekerjaan harus dibatasi
atau harus berhenti bekerja 
f. Pola eliminasi
Pola eliminasi mengalami gangguan,baik BAK maupun BAB. Pda BAB terjadi
konstipasi atau diare. Perubahan warna feses menjadi hitam seperti petis, konsistensi
pekat. Sedangkan pada BAK, warna gelap dan konsistensi pekat.
g. Pola tidur dan istirahat
Terjadi perubahan tentang gambaran dirinya seperti badan menjadi kurus, perut
membesar karena ascites dan kulit mengering, bersisik agak kehitaman.
h. Pola hubungan peran
Dengan adanya perawatan yang lama makan akan terjadi hambatan dalam
menjalankan perannya seperti semula.
i. Pola reproduksi seksual
Akan terjadi perbahan karena ketidakseimbangan hormon, androgen dan estrogen,
bila terjadi pada lelaki (suami) dapat menyebabkan penurunan libido dan impoten,
bila terjadi pada wanita (istri) menyebabkan gangguan pada siklus haid atau dapat
terjadi aminore dan hal ini tentu saja mempengaruhi pasien sebagai pasangan suami
dan istri.
j. Pola penaggulangan stres
Biasanya klien dengan koping stres yang baik, maka dapat mengatasi masalahnya
namun sebaliknya bagi klien yang tidak bagus kopingnya maka klien dapat destruktif
lingkungan sekitarnya.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Pada pola ini tidak terjadi gangguan pada klien.
l. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Sistem respirasi
3) Sistem kardiovaskuler
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai
berikut :
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
b. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
c. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
d. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.
3. Perencanaan / Intervensi
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Intervensi :
1) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
Perhatikan besarnya tekanan nadi
2) Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
3) Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
4) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
b. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
Intervensi :
1) Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
2) Bicara singkat dengan kata yang sederhana
3) Jelaskan prosedur tindakan
4) Kurangi stimulasi dari luar
c. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Intervensi :
1) Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan
2) Berikan informasi yang tepat
3) Identifikasi sumber stress

4) Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat

4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
b. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
c. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
d. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
e. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
f. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya.
g. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab

Anda mungkin juga menyukai