Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTIROID
AHMAD MUHAJIRIN
Pengertian
Kedaan yang ditandai oleh metabolisme yang meningkat akibat
hormon tiorid yang beredar berlebihan.
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan
dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan
bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-
jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang
berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh
kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan
hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan.
Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,
hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).
Fisiologis Tiroid
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh
manusia tersebut diatur oleh dua sistem pengatur
utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal
atau sistem endokrin (Guyton & Hall: 1159).
Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur
aktivitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi
otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan
cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi
beberapa kelenjar endokrin (Guyton & Hall:
703).
Fisiologis Tiroid
Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan
dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme
tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi
kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-
bahan melewati membran sel atau aspek lain
dari metabolisme sel seperti pertumbuhan dan
sekresi (Guyton & Hall:1159).
Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem
kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem
endokrin.
Fisiologis Tiroid
Salah satu kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat
berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar
tiroid.
Dalam pembentukan hormon tiroid tersebut dibutuhkan
persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan.
Penurunan total sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan
kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen di
bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat
hebat dapat menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme basal
sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal (Guyton &
Hall: 1187).
Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun sebagai akibat
pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-
338).
Fisiologis Tiroid
Tiroksin dan triiodotironin berfungsi
meningkatkan kecepatan reaksi kimia
dalam hampir semua sel tubuh, jadi
meningkatkan tingkat metabolisme tubuh
umum.
Kalsitonin berfungsi memacu
pengendapan kalsium di dalam tulang
sehingga menurunkan konsentrasi tingkat
metabolisme tubuh umum.
Fisiologis Tiroid
Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
• Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus
khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
• Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
• Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu
menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah
irama jantung
• Merangsang pembentukan sel darah merah
• Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai
kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolism.
• Bereaksi sebagai antagonis kalsium.
Penyebab
Haluaran hormon tiroid yang berlebihan
diduga akibat stimulasi abnormal dari kelenjar
tiroid oleh imunoglobin yang bersirkulasi.
Stimulasi tiroid jangka panjang diketemukan
dalam konsentrasi yang signifikan dalam serum
dari banyak pasien dengan penyakit graves
Penyakit graves tampak setelah suatu syok
emosional, stres, atau infeksi, tetapi signifikan
yang pasti dari hubungan ini pasti belum
dimengerti
Patofisiologi
Hipertiroid karena overfungsi
keseluruhan kelenjar atau kondisi
patologis yang disebabkan oleh fungsi
tunggal multipel adenoma kanker tiroid
Pengobatan miksedema dengan hormon
tiroid yang berlebihan dapat
menyebabkan hipertiorid
Penyakit graves (goiter difus, toksis) yang
paling umum.
Patofisiologi
Penyakit graves mempunyai 3 gejala penting :
hipertioroid, perbesaran kelenjar tiroid (goiter),
dan eksoptalmus.
Penyakit graves merupakan kelainan autoimun
yang dimediasi oleh antibodi IgG yang berikatan
dengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel –
sel tiorid.
Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencakup
goiter nodular toksik, adenoma toksis (jinak),
karsinoma tiroid, tiroiditis subakut dan kronis dan
ingesti TH.
Patofisiologi
Manifestasi penyakit hipertiroid graves dapat
dibagi ke dalam dua kategori : (1) yang sekunder
akibat rangsangan berlebih sistem saraf
adrenergik dan (2) yang merupakan akibat
tingginya kadar TH yang bersirkulasi.
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan
pengontrolan normal sekresi hormon tiroid (TH).
Karena kerja dari TH pada tubuh adalah
merangsang, maka terjadi hipermetabolisme,
yang meningkatkan aktivitas sistem saraf
simpatis.
Patofisiologi
Jumlah TH ynag berlebihan menstimulasi
sistem kardiak dan meningkatkan jumlah
reseptor beta-adrenergik.
Keadaan ini mengarah pada takikardia dan
peningkatan curah jantung, volume sekuncup,
kepekaan adrenergik dan aliran darah perifer.
Metabolisme sangat meningkat, mengarah
pada keseimbangan nitrogen negatif,
penipisan lemak, dan hasil akhir defesiensi
nutrisi
Patofisiologi
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan
sekresi dan metabolisme hipotalamik, pituari
dan hormon gonad.
Jika hipertiroidisme terjadi sebelum pubertas,
akan terjadi penundaan perkembangan seksual
pada kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas
mengakibatkan penurunan libido baik pada
pria dan wanita. Setelah pubertas wanita akan
juga menunjukkan ketidakteraturan menstruasi
dan penurunan fertilitas.
Manifestasi Klinis
Adanya kelompok karakteristik tanda dan gejala (tirotoksikosis)
:
1. Gelisah (peka rangsang berlebihan), mudah marah,
ketakutan;ntidak dapat duduk dengan tenang; menderita
karena palpitasi; dan nadi cepat saat istirahat dan latihan
2. Toleransi terhadap panas buruk dan banyak berkeringat; kulit
kemerahan, dan mudah menjadi hangat, lunak dan lembab
3. Pasien lansia mungkin mengeluh kulit kering dan gatal – gatal
4. Tremor halus tangan
5. Eksoftalmos
6. Peningkatan napsu makan dan masukan diet, penurunan berat
badan progresif, otot secara abnormal mudah letih, kelemahan,
amenorea dan perubahan fungsi usus (konstipasi atau diare)
Manifestasi Klinis
7. Kisaran nadi antara 90 dan 160 x per menit; tekanan
darah sistolik meningkat
8. Mungkin terjadi vibrilasi atrium dan dekompensasi
jantung dalam bentuk gagal jantung kongestif
9. Osteoporosis dan fraktur
10.Penyakit dapat ringan dengan remisi dan eksaserbasi,
berakhir dengan pemulihan spontan dalam beberapa
bulan atau tahun
11.Perubahan perilaku, tubuh kurus, sangat gelisah,
delirum, disorientasi dan akhirnya gagal jantung
12.Gejala dapat muncul oleh pemberian hormon tiroid
yang berlebihan.
Evaluasi Diagnostik
Kelenjar tiroid membesar; kelenjar
tersebut lunak dan mungkin berdenyut;
mungkin teraba getaran dan terdengar
getaran desiran di atas arteri tiroid
Pemeriksaan laboratorium : peningkatan
serum T4; pengkatan ambilan 131I
Penatalaksanaan
Farmakoterapi dengan obat antihipertiroid
Iradiasi termasuk pemberian 131I untuk
atau 125I untuk mendapat efek destruksi
pada kelenjar pada kelenjar tiroid
Pembedahan dengan pengangkatan
sebagian besar kelenjar tiroid
Farmakoterapi
Tujuan farmakoterapi untuk menghambat
pelepasan atau sintesis hormon
Pengobatan yang paling umum digunakan adalah
propiltiourasil (Propacil, PTU) atau metimazol
(Tapazole)
Tetapkan dosi rumatan, diikuti dengan penghentian
obatan secara bertahap selama beberapa bulan
Obat antiroid merupakan kontraindikasi pada
kehamilan akhir; resiko untuk gondokan dan
kreatinisme pada janin
Penatalaksanaan
Agen Beta - adrenergik digunakan untuk
mengontrol efek saraf simpatis yang terjadi pada
hipertiroidisme
Propanolol digunakan untuk kegelisahan,
takikardia, tremor, ansietas, dan intoleransi panas
Radioaktif Iodin (131I) : untuk menghancurkan sel
– sel tiroid yan overaktif
131I kontraindikasi dalam kehamilan dan ibu
menyusui karena radioiodin menembus plasenta
dan disekresikan ke dalam ASI
Intervensi Bedah
Intervensi bedah mengangkat sekitar lima
perenam dari jaringan tiroid
Sebelum operasi pasien diberikan
propiltiourasil sampai tanda hipertiroidisme
menghilang
Iodin diresepkan untuk mengurangi ukuran
tiroid dan vaskular
Resiko relaps dan komplikasi memerlukan
perawatan tindak lanjut jangka panjang untuk
pasien yang menjalani pengobatan hipertiroid
Pengkajian Keperawatan
Riwayat kesehatan mencakup riwayat
keluarga dengan hipertiroidisme
Manifestasi klinis hipertiorid
Stresor dan kemampuan pasien untuk
mengatasi stres
Status nutrisi dan adanya gejala;
perhatikan kegelisahan yan berlebihan
dan perubahan dalam penglihatan dan
penampilan mata.
Diagnosa Keperawatan
Penurunan curah jantung b/d penurunan waktu pengisian
diastolik sebagai akibat peningkatan frekuensi jantung
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d efek
hiperkatabolisme
Perubahan persepsi sensori : penglihatan b/d gangguan
perpindahan impuls sensori
Diare b/d peningkatan aktivitas metabolik
Koping individu tidak efektif b/d peka rangsang
berlebihan, ketakutan dan ketidakstabilan emosi
Gangguan harga diri b/d perubahan penampilan, nafsu
makam berlebihan dan penurunan berat badan.
Perubahan suhu tubuh
Cardiac Care
Observasi setiap 4 jam nadi apikal, tekanan darah dan suhu
tubuh.
Anjurkan kepada klien agar segera melaporkan pada perawat
bila mengalami nyeri dada, palpitasi, dispnea dan vertigo.
Upayakan agar klien dapat beristirahat, tempatkan klien di
ruangan yang tenang dan jauh dari stimulus.
Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari – hari sesuai
kebutuhan.
Bila pakaian dan alat – alat tenun basah segera ganti.
Batasi aktivitas yang melelahkan klien.
Kolaborasi pemberian obat antitiroid
Kolaborasi tindakan konservatif
Manajemen Nutrisi
Pantau masukan diet tinggi  kalori, tinggi protein, tinggi karbohidrat, tinggi 
vitamin B.
awarkan makanan dalam jumlah kecil tapi serinng dan tambahan dientara
waktu makan.
Konsulkan pasien untuk makanan yang disukai.
Hindari stimulant : kopi, teh, coca cola. Atau makanan yang lain yang
mengandung kafein atau teobromin yang meningkatkan perasaan kenyang dan
peristaltik.
Hindari makanan dengan jumlah yang banyak serat atau makanan yang
banyak mengandung bumbu.
Berikan dorongan untuk memperbanyak minum 2 sampai  3 liter setiap hari ;
hindari jus yang mungkin dapat menyebabkan  diare.
Berikan lingkungan dengan pengunjung yang cocok bila pasien yang
menginginkannya.
Timbang pasien setiap hari, pada waktu yang sama dengan timbangan dan
pakaian yang sama.
Pantau masukan dan haluaran setiap 8 jam.
Kaji efektifitas pangobatan untuk mengatasi mual dan nyeri abdomen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai