Anda di halaman 1dari 15

Reumatoid Arthritis

Disusun oleh:
1. Dea Ayu Faradina Octaviany
2. Eko Pujo Handoyo
3. Hana Prawirastiti
4. Ika Nurhidayah
5. Martiningsih Fauziah
6. Wakhyono
DEFINISI
• Artritis rematoid adalah suatu penyakit
inflamasi kronik dengan manifestasi utama
poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001).
ETIOLOGI
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada
beberapa teori yang dikemukakan mengenai
penyebab artritis reumatoid, yaitu :
• Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus
non-hemolitikus
• Endokrin
• Autoimun
• Metabolik
• Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
MANIFESRASI KLINIS
Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum
peradangan berupa :
• demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.
• nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi
hari.
• rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur
otot.
• Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus
rheumatoid ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih
dan sisia sel yang terdapat di daerah trauma atau peningkatan
tekanan. Nodus biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas siku
dan jari tangan.
PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam
tubuh, intake bahan yang mengandung asam
urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang
tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi
asam urat yang berlebihan di dalam plasma
darah (Hiperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk
dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan
iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• LED
• Protein C-reaktif
• SDP
• Ig (Ig M dan Ig G)
• Sinar X dari sendi yang sakit
• Scan radionuklida
• Aspirasi cairan sinovial
• Biopsi membran sinovial
PENATALAKSANAAN
• Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi
nyeri, mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi
dan meningkatkan fungsi dan kemampuan mobilisasi
penderita (Lemone & Burke, 2001).
• Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis
antara lain :
1. Pemberian terapi
2. Pengaturan aktivitas dan istirahat
3. Kompres panas dan dingin
4. Diet
5. Pembedahan
Pathway
Penimbunan kristal urat

Pertumbuhan asam penimbunan reaksi


Urat di korteks & kristal inflamasi pada sendi
Pada membran synovia ginjal dan tulang

Terjadi hilinisasi dan fib- Degenerasi tulang rawan


rosis pada glomerulus

Pembentukan panus piedonefritis Erosi tulang rawan,


sklerosis arteriola atau nefritis kronis polifera synofial
Perubahan
Pembentukan panus piedonefritis bentuk terbentuknya tofus dan
Sklerosis arteriola atau nefritis kronis serta fibrosis dan akliosis
tubuh pada tulang dan sendi

Terbentuk batu dan asam urat, GGk

Hipertensi dan sklerosis tulang


Hambatan
Gangguan mobilitasi
nyeri fisik
pola tidur
Fokus pengkajian
• 1. Aktivitas/ istirahat
• 2. Kardiovaskuler
• 3. Integritas ego
• 4. Makanan/ cairan
• 5. Hygiene
• 6. Neurosensori
• 7. Nyeri/ kenyamanan.
• 8. Keamanan
• 9. interaksi sosial
kasus
• Tn.S (58Th) datang dengan keluhan sejak 2 bulan
yang lalu kaki sakit, sudah dua kali berobat ke “RSU
Tetangga” akan tetapi belum sembuh – sembuh
yang dirasakan sekarang yaitu kedua kaki sakit,
seperti ditusuk – tusuk terutama kalau malam hari
dengan skala 7 (0-10), bengkak dan nyeri tekan
daerah lutut dan mata kaki. Pasien juga tidak dapat
melakukan aktivitas apapun. N: 90x/mnt,
TD:120/80mmHg, S: 38,5ºC, R: 18x/mnt,
Leukosit:15000/uL.
Diagnosa keperawatan

• Nyeri akut berhubungan denagn agan cidera


biologi.
• Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri
• Hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi.
interverensi
Dx.1 :
1.Kaji skala nyeri PQRST
2.Ajarkan teknik relaksasi
3.Beri aktivitas sesuai kemampuan
4.Berikan kompres air dingin jika dibutuhkan
5.Berikan masase yang lembut
6.Kolaborsi dalam pemberian analgetik
next
Dx.2 : 
1.Pantau tingkat inflamasi
2.Pertahankan istirahat tirah baring
3.Bantu dengan rentang gerak aktif atau
pasif
4.Ubah posisi dengan sering
5.Berikan lingkungan yang aman
6.Kolaborasi dengan fisioterapi
next
Dx.3 :
1.Ukur tanda-tanda vital terutama suhu dan catat
hasilnya.
2.Beri kompres hangat atau dingin.
3.Ajarkan klien pentingnya mempertahankan masukan
cairan yang adekwat sesuai kondisi.
4.Pantau intake dan output.
5.Jelaskan perlunya penggunaan pakaian yang longgar.
6.Kolaborasikan pemberian analgetik bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai