A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenaeratif atau
osteoartritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas) (Nanda
NicNoc,2017).
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Sendi yang paling
sering terserang oleh osteoarthritis adalah sendi-sendi yang harus memikul beban
tubuh, antara lain lutut, panggul, vertebra lumbal dan sevikal, dan sendi-sendi pada
jari. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan
ditandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan
tulang baru pada permukaan persendian. Osteoarthritis adalah bentuk arthritis yang
paling umum, dengan jumlah pasiennya sedikit melampaui separuh jumlah pasien
arthritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki (Price
dan Wilson, 2014)
Jadi osteoartritis merupakan kelainan yang bersifat progresif lambat yang
mengenai rawan sendi.
B. Epidemiologi
Angka kejadian OA sering dijumpai pada orang dengan usia 45 thn keatas dengan
angka kejadian pada wanita lebh banyak daripada pria. Diseluruh dunia, diperkirakan
9,6% pria dan 18% wanita berumur 60 thn keatas, terkena OA. Insiden OA pada
umur kurang dari 20 tahun sekitar 10% dan meningkat lebh dari 80% pada umur
lebih dari 55 tahun (Susanto,2011).
C. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor pencetus dari Osteoartritis yang banyak meyebabkan gejala,
meliputi:
1) Umur
Perubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya
usia dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2) Pengausan
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan
sendi melalui 2 mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi
karena bahan yang harus dikandungnya.
3) Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan
4) Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
5) Keturunan
Herbeden node merupakan salah satu bentuk osteortritis yang biasa
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6) Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematoid, infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matrik rawan sendi oleh
membran synovial dan sel- sel radang.
7) Joint mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormone pertumbuhan, maka rawan
sendi akan menebal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/
seimbang sehingga memperceat proses degenerasi
8) Penyakit Endokrin
Pada hipertiroidisme terjadi produksi air dan garam- garam proteglikan
yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehinggga merusak
sifat fisik rawan sendi, ligament. Tendon, synovial, dan kulit pada diabetes
melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglandin menurun.
9) Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis,penyakit wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan homosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/ pirofosfat dalam rawan sendi.
b. Faktor Presipitasi
Demografi, mereka yang terdiagnosis osteoartritis, sangatlah diperlukan adanya
perhatian lebih mengenai keadaan lingkungan. Ketika lingkungan sekitarnya yang
tidak mendukung. Maka kemungkinan besar klien akan merasakan gejala
penyakit ini. Banyak diantaranya ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien
yang cukup dingin, maka klien akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area-
area yang biasa terpapar, sulit untuk mobilisasi dan bahkan kelumpuhan.
D. Patofisiologi
E. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi:
a. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis.
b. Tipe skunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah mengalami fraktur.
F. Gejala Klinis
a. Nyeri sendi, keluhan utama
b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-
pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
d. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
f. Perubahan gaya berjalan
g. Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi ( nyeri ekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila osteoartritis tidak ditangani yaitu terjadi
deformitas atau kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas
bautonmere dan leher angsa pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal
yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik
akibat vaskulitis.
b. Indeks Katz
Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktivitas kehidupan
sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari
klien dalam hal: makan, kontinen (BAB/BAK), berpindah, ke kamar mandi,
mandi dan berpakaian. Indeks Katz adalah pemeriksaan disimpulkan dengan
system penilaian yang didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam
melakukan aktivitas fungsionalnya. Salah satukeuntungan dari alat ini adalah
kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi aktivitas dan latihan setiap
waktu, yang diakhiri evaluasi dan aktivitas rehabilitasi. Pengukuran pada kondisi
ini meliputi:
Termasuk kategori manakah klien?
a. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah dan mandi
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas
c. Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi lain
d. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi diatas
e. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi yang lain
f. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang
lain
g. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
Keterangan :
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang
lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu.
B. Diagnosa keperawatan
C. Perencanaan/Intervensi
No Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri b.d agen Setelah diberikan asuhan Pain Management
cedera biologis, keperawatan selama 1x24 jam Lakukan pengkajian
distensi jaringan oleh diharapkan nyeri nyeri secara
akumulasi cairan, berkurang/terkontrol dengan komprehensif termasuk
destruksi sendi kriteria hasil : lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
Mampu mengontrol nyeri
kualitas dan faktor
(tahu penyebab nyeri,
presipitasi
mampu menggunakan
Observasi reaksi
tehnik nonfarmakologi
nonverbal dari
untuk mengurangi nyeri,
ketidaknyamanan
mencari bantuan)
Evaluasi pengalaman
Melaporkan bahwa nyeri
nyeri masa lampau
berkurang dengan
Kurangi faktor
menggunakan
presipitasi nyeri
manajemen nyeri
Pilih dan lakukan
Mampu mengenali nyeri
penanganan nyeri
(skala, intensitas,
(farmakologi, non
frekuensi dan tanda
farmakologi dan inter
nyeri)
personal)
Menyatakan rasa
Kaji tipe dan sumber
nyaman setelah nyeri
nyeri untuk
berkurang
menentukan intervensi
Tanda vital dalam
Ajarkan tentang teknik
rentang normal
non farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Suherrly Reza, dkk. 2014. Pemberian Campuran Daun Pandan Wangi (Pandanus
Amaryllifolius Roxb) Dan Virgin Coconut Oil (Vco) Berpengaruh Terhadap Penurunan
Nyeri Sendi Pada Lansia Dengan Osteoartritis. Article in Journal of Community He
alth Nursing.