Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKITIS KRONIS

IMAM SYAHRONI
NIM:

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2022/2023
Masukan Pembimbing TDD Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa :
Kasus Laporan Pendahuluan :
Ruang Praktik :
Lahan praktik :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(……………………………….) (……...………………………….)

NIK/NIDN NIK/NIDN
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definsi

Sciatica atau biasa di kenal sebagai (linu panggul) merupakan nyeri


saraf akibat cedera atau iritasi pada saraf skiatik, yang berasal dari bokong
(gluteal). Saraf skiatik merupakan saraf terpanjang dan paling teabal di
dalam tubuh, bahkan hampir selebar jari. Saraf skiatika terdiri dari lima akar
saraf, dua di daerah punggung bawah yang di sebut tulang belakang lumbar.
Sementara tiga dari bagian terakhir tulang belakang yang disebut sacrum.
Lima akar tersebut bersatu membentuk saraf siatik kanan dan kiri
(mayoclinik,diakses 2023.Sciatica).

Sciatica dideskripsikan sebagai suatu gejala nyeri sepanjang nervus


sciatica yang menjalar ke bawah sampai belakang kaki. Hal ini juga
digunakan untuk mendiskripsikan parastesia dari pinggang bawah sampai
lutut atau merujuk pada paha belakang, betis, dan kaki (Cleveland Clinic.
Diakses pada 2023. Sciatica.)

Ischialgia merupakan salah satu manifestasi dari nyeri punggung


bawah yang di karena adanya penjebitan nerves Ischiadicus. Ischialgia/
Sciatica adalah nyeri yang menjalar kebawah sepanjang perjalanan akar
saraf ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah Sebuah gejala yaitu bahwa
pasien merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf
kearah distal perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai bawah (Meliala
L. 2018).

Ischialgia adalah nyeri redikular akibat iritasi pada radiks saraf


yang dirasakan sepanjang tungkai karena nyeri menjalar sepanjang
perjalanan n.ischiadikus dan lanjutnya ke perifer. Nyeri radikuler dirasakan
sebagai nyeri tumpul, rasa terbakar/ tajam, disertai dengan sensasi tajam
seperti tersengat listrik yang intermiten. sedangkan jika iritasi saraf terletak
di servikal disebut brachialgia karena nyeri dirasakan sepanjang lengan
(Sylvia, 2017).
1.2 Etiologi

Skiatika biasanya disebabkan oleh faktor usia, kerusakan atau cedera


pada saraf skiatik, sehingga gejala lain kerusakan saraf biasanya timbul dengan
disertai rasa sakit.
Penyebab skiatika yang utama adalah terjepitnya saraf skiatik. Hal ini
biasanya terjadi karena beberapa hal berikut ini:
1. Herniasi (pergerseran jaringan) cakram tulang belakang atau oleh karena
pertumbuhan tulang berlebihan pada vertebra (tulang–tulang dari tulang
belakang).
2. Saraf yang terjepit oleh tumor atau rusak oleh penyakit seperti diabetes
3. Cakram tulang belakang yang pecah
4. Penyempitan kanal tulang belakang yang menekan saraf (stenosis spinal)
5. Spondylolisthesis
6. Sindrom piriformis yang merupakan gangguan neuromuskular yang
jarang
7. Cedera seperti patah tulang
1.3 Klasifikasi
Ischialgia dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Iskhialgia sebagai perwujudan neuritis iskhiadikus primer


Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika nervus
iskhiadikus terkena proses radang. Tanda dan gejala utama neuritis iskhiadikus
primer adalah nyeri yang dirasakan bertolak dari daerah sakrum dan sendi
panggul, tepatnya di foramen infra piriformis atau incisura iskhiadika dan
menjalar sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus dan lanjutannya pada nervus
peroneus dan tibialis. Nyeri tekan ditemukan pada incisura iskhiadika dan
sepanjangspasium poplitea pada tahap akut. Juga tendon archiles dan otot
tibialis anterior dan peroneus longus terasa nyeri pada penekanan. Kelemahan
otot tidak seberat nyeri sepanjang tungkai. Karena nyeri itu maka tungkai di
fleksikan, apabila diluruskan nyeri bertambah hebat. Tanda-tanda skoliosis
kompensatorik sering dijumpai pada iskhialgia jenis ini.
Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila nyeri tekan pada
otot tibialis anterior dan peroneus longus. Dan pada neuritis sekunder nyeri
tekan disepanjang nervus iskhiadikus, tetapi di dekat bagian nervus
iskhiadikus yang terjebak saja. Timbul nyerinya akut dan tidak disertai adanya
nyeri pada punggung bawah merupakan ciri neuritis primer berbeda dengan
iskhialgia yang disebabkan oleh problem diskogenik. Reflek tendon archiles
dan tendon lutut biasanya tidak terganggu.

2. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis atau radikulopati


Pada iskhialgia radikulopati merupakan akibat dari jebakan oleh tumor,
nukleus pulposus yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis maupun
osteofit atau peradangan (rematois spondilitis angkilopoetika, herpes zoster,
tuberkulosa) yang bersifat menindihi, menjerat dan sebagainya terjadi
radikulopati. Pola umum iskhialgia adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri
hebat yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan menjalar
menurut perjalanan nervus iskhiadikus dan lanjutannya pada nervus peroneus
atau nervus tibialis. Makin jauh ke tepi nyeri makin tidak begitu hebat,
namun parestesia atau hipoastesia sering dirasakan.
Pada data anamnestik yang bersifat umum antara lain : nyeri pada
punggung bawah selalu mendahului iskhialgia, kegiatan yang menimbulkan
peninggian tekanan intra spinal seperti batuk, bersin dan mengejan
memprofokasi adanya iskhialgia, faktor trauma hampir selamanya dapat
ditelusuri, kecuali kalau proses neoplasmik atau infeksi yang bertanggung
jawab. Adapun data diagnostik non fisik yang bersifat umum adalah : kurva
lordosis pada lumbosakral yang mendatar, vertebra lumbosakral
memperlihatkan fiksasi, nyeri tekan pada salah satu ruas vertebra
lumbosakralis hampir selalu ditemukan, test lasegue hampir selalu positif
pada derajat kurang dari 70, tesr naffziger dan valsava hampir selalu
positif. Data anamnestik dan diagnostik fisik yang bersifat spesifik berarti
informasi yang mengarahkan ke suatu jenis proses patologik atau yang
mengungkapkan lokasi di dalam vertebra lumbosakralis atau topografi radiks
terhadap lesi yang merangsangnya.

3. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis

Unsur-unsur nervus iskhiadikus yang dibawakan oleh nervi L4, L5, S1,
S2 dan S3 menyusun pleksus lumbosakralis yang berada di fasies pelvina os
sakri. Di situ pleksus melintasi garis sendi sakroiliaka dan sedikit lebih distal
membentuk nervus iskhiadikus, yang merupakan saraf perifer terbesar.
Selanjutnya dalam perjalanannya ke tepi nervus iskhiadikus dapat terjebak
dalam bangunan-bangunan yang dilewatinya. Pada pleksus lumbosakral dapat
diinfiltrasi oleh sel-sel karsinoma ovarii, karsinoma uteri atau sarkoma
retroperineal.

Di garis persendian sakroiliaka komponen-komponen plekus


lumbosakralis sedang membentuk nervus iskhiadikus dapat terlibat dalam
proses radang (sakroilitis). Di foramen infra piriformis nervus iskhiadikus
dapat terjebak oleh bursitis otot piriformis. Dalam trayek selanjutnya nervus
iskhiadikus dapat terlibat dalam bursitis di sekitar trochantor major femoris.
Dan pada trayek itu juga, nervus iskhiadikus dapat terganggu oleh adanya
penjalaran atau metastase karsinoma prostat yang sudaj bersarang pada tuber
iskhii. Simtomatologi entrapment neuritis iskhiadika sebenarnya sederhana
yaitu pada tempat proses patologik yang bergandengan dengan iskhiagia
1.4 Manifestasi klinis

Gejala skiatika biasanya berupa rasa sakit yang menjalar dari punggung
bawah melalui daerah bokong ke anggota tubuh bagian bawah. Tanda Gejala
skiatika yang lain di antaranya adalah:
1. Rasa sakit yang semakin memburuk saat bergerak.
2. Mati rasa atau kelemahan pada kaki yang terasa di sepanjang jalur saraf
skiatik. Dalam kasus yang berat, seseorang akan mengalami
kelumpuhan.
3. Sensasi tertusuk yang melibatkan kesemutan yang menyakitkan di jari-
jari kaki atau telapak dan punggung kaki.
4. Inkontinensia atau ketidakmampuan mengendalikan buang air besar atau
buang air kecil. Kondisi ini merupakan gejala yang jarang dari sindrom
kauda equina, dan kondisi ini memerlukan pengobatan.

1.5 Patofisiologis

Patofisiologi Piriformis Syndrome


Pada saat piriformis memendek atau spasme akibat trauma atau overuse maka otot
tersebut dapat menekan atau menjepit saraf sciatic yang berada diantara otot
tersebut. Kondisi ini dikenal “nerve entrapment atau entrapment neuropathi”.
Khususnya dikenal sebagai piriformis syndrome yang menunjukkan gejala-gejala
sciatica yang bukan berasal dari akar saraf spinal atau kompresi diskus spinal. Otot
gluteus yang inaktif juga memfasilitasi perkembangan syndrome ini, karena otot
piriformis juga membantu ekstensi dan eksternal rotasi femur (Hicks & Varacallo,
2021). Salah satu penyebab terjadinya piriformis Syndrome adalah adanya
penekanan pada saraf Skiatik. Otot piriformis yang terletak di bawah otot gluteus
maksimus mengalami spasme sehingga menekan saraf skiatika yang berada
didekatnya dan mengakibatkan nyeri dan rasa baal di sepanjang pantat sampai
tungkai bawah bagian belakang (Siahaan et al., 2017).
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan
koksigis. Bagian vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah adalah
lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus
sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus
genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar
dari lumbal4- sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus
inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus
pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus adalah berkas saraf
yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen
infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan
pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua
yaitu nervus perineus komunis dan nervus tibialis.
Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang
berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi
pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan
belakang tungkai. Kesalahan postur dan sikap dapat menyebabkan cedera
pada tulang belakang yang lama-kelamaan akan menyebabkan proses
penulangan, oleh karena adanya proses degenerasi yang terus menerus maka
nucleus pulposus akan terhimpit, sehingga anolus fibrosus mengalami
penekanan dan sering menonjol ke bagian lateral. Penonjolan ini
mengakibatkan penekana pada medulla spinalis. Jika keadaan seperti ini
tidak segera diobati maka lama ‟kelamaan akan mengakibatkan adanya
nyeri menjalar pada sepanjang tungkai oleh karena adanya penekanan pada
nervus ischiadicus (Ischialgia). Ischialgia yang disebakan oleh beberapa factor
etiologi dan sindroma yang biasanya dikenal sebagai sindroma stenois lumbal
dan entropmentneuritis , nyeri yang bertolak dari vertebra lumbosakralis sesisi
dan menjalar sepanjang tungkai sampai ujung kaki harus dicurigai sebagai
nyeri saraf akibat perangsangan di dalam Vertebra Lumbosakralis.
1.6Patway
1.7 Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa kekuatan dan refleks otot pasien. Misalnya, pasien akan
diminta untuk berjalan jinjit atau bangkit dari posisi jongkok. Rasa sakit karena
skiatika biasanya akan memburuk dari kegiatan ini.

 Pemeriksaan saraf 

Dilakukan pada orang yang menderita skiatika lebih dari 1 bulan atau mempunyai
kondisi medis berat seperti kanker. Pemeriksaan saraf dapat menunjukkan impuls
saraf dari saraf skiatika dan apakah ada gangguan pada saraf tersebut. Pemeriksaan
ini dikenal dengan sebutan EMG (electromyography). EMG dapat mengukur
impuls listrik yang dihasilkan oleh saraf dan respons otot pasien. EMG juga dapat
menguatkan dugaan kompresi saraf yang disebabkan oleh herniasi cakram tulang
belakang atau penyempitan kanal tulang belakang (stenosis spinal).

 X ray

X ray tulang belakang dapat mengidentifikasi pertumbuhan berlebih tulang yang


mungkin menekan saraf.

 MRI

Prosedur ini dapat menghasilkan gambar rinci dari tulang dan jaringan lunak seperti
herniasi cakram tulang belakang.

 CT scan dan CT myelogram

Prosedur ini dapat memberikan gambaran saraf tulang belakang.


1.8 Diagnosa Banding
Diagnosis banding dapat mencakup
a. hernia nukleus pulposus,
b. stenosis spinal lumbar,
c. sindrom cauda equina
d. diabetic myotrophy,
e. lumbosacral plexopathy,
f. mononeuropati.
Kondisi yang disebabkan oleh inflamasi seperti ankylosing spondylitis, abses
epidural, dan arthritis juga dapat menjadi diagnosis banding yang harus
disingkirkan. Kondisi yang disebabkan oleh keganasan seperti leukemia, limfoma,
metastasis karsinoma, dan multiple myeloma dapat dipertimbangkan. Selain itu,
kondisi yang berkaitan dengan trauma pada tulang belakang, seperti fraktur atau
cedera diskus lumbosakral, juga perlu dipertimbangkan sesuai dengan riwayat
klinis pasien.
 Pada hernia nukleus pulposus, nyeri yang dirasakan umumnya berupa
nyeri pada punggung bawah disertai nyeri yang menjalar seperti tersetrum.
Pada stenosis spinal lumbar, nyeri menjalar disertai kelemahan dan kebas
pada dermatoma yang mengalami stenosis.
 Pada sindrom cauda equina, sering terdapat gangguan buang air besar dan
gangguan berkemih, saddle anesthesia, bisa disertai paraparese atau
paraplegi.
 Pada diabetic emyotrophy, terdapat riwayat diabetes mellitus dengan
kelemahan dan diikuti oleh pengecilan otot-otot pelvifemoral, kelemahan
dapat terjadi unilateral atau bilateral dan disertai nyeri.
 Pada lumbosacral plexopathy, terdapat gangguan pada plexus lumbosakral
disertai nyeri yang sensasinya seperti terbakar atau tajam di daerah paha,
diikuti dengan kelemahan dan atrofi otot betis, terjadi secara unilateral.
1.9 Komplikasi
nyeri panggul akibat skiatika menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Di
antaranya adalah
1. kelemahan pada tungkai
2. usus besar dan kandung kemih tidak berfungsi
3. tungkai menjadi mati rasa.
4. kelumpuhan

1.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit ischialgia / skiatika yaitu sebagai berikut :
1. Obat ‟ obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
3. Operasi : di lakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas
dimana dengan obat obatan dan Program Rehabilitasi Medik tidak
membantu

Program Rehabilitasi Medik bagi penderita adalah:

1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,


fisioterapi

2. Exercise, di Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.

3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.

4. Terapi komplomenter seperti akupuntur untuk mengurangi nyeri


5. Advis:

 Hindari banyak membungkukkan badan.

 Hindari sering mengangkat barang-barang berat.

 Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.

 Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.

 Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak
membungkuk.

 Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus,


tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.

 Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot


punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan
maksimal.
1.11Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian
merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. Kemampuan
mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan
menentukan diagnosis keperawatan. Oleh karena itu, pengkajian harus dilakukan
secara teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan perawatan pada pasien dapat
diidentifikasi. Kegiatan dalam pengkajian adalah penumpulan data baik subyektif
maupun obyektif dengan tujuan menggali informasi tentang status kesehatan
pasien
A. Identitas Klien

Penyakit Ischialgia ini biasanya terkait dengan faktor usia dan riwayat trauma

B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien dengan Ischialgia/Skiatika biasanya mengeluh Nyeri dan
Rasa sakit Sensasi seperti tertusuk yang melibatkan kesemutan di jari-
jari kaki atau telapak dan punggung kaki, yang semakin memburuk saat
bergerak di bagian punggung atau pinggul bawah dan terus menjalar dari
bokong ke kaki. Mati rasa atau kelemahan pada kaki yang terasa di
sepanjang jalur saraf skiatik. Dalam kasus yang berat seseorang akan
mengalami kelumpuhan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri saat jalan dan duduk, kaki kesemutan hingga nyeri pada pinggang
dan bahkan Disfungsi ereksi
c. Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato
tidak biasanya ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah
satunya terapis mengagkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri
dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 — 70 derajat orang tersebut
dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.
 Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya
skoliosis, hiperlordosis atau lordosis lumbal yang mendatar.

 Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-


otot di samping tulang belakang.

 Perkusi : Rasa nyeri bila prosesus diketok.

 Reflek : Lasque, Patrick, Antipatrick, Naffziger


1.12 Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan kompresi saraf, spasme otot (D.0077)
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D0056)
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan imobilisasi (D. 0056)

1.13 Perencanaan Terapi Komplomenter

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Puspo Wardoyo,Lenny


Tandya,Ismiatun. 2017). Penanganan yang dapat dilakukan pada pasien
ischialgia yaitu dengan terapi alternatif dengan menggunakan terapi akupuntur
dimana dapat Mneurunksn intensitas nyeri pada pasien ischiagia.
1. Perencanaan

SDKI SLKI SIKI

Nyeri akut berhubungan Tujuan: Manegemen nyeri (I.08238)


dengan kompresi saraf, Setelah dilakukan tindakan Observasi
spasme otot (D.0077) keperawatan diharapkan bersihan 1. Identifikai lokasi nyeri,
jalan napas meningkat dengan karakteristik, durasi, frekuensi
kriteria hasil : dan kualitas nyeri
Tingkat nyeri (L.08066) 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non
Indikator SA ST verbal
Keluhan nyeri 2 4 4. Identifikasi faktor yang
Meringis 2 5 memperberat dan memperingan
Gelisah 2 5 nyeri
5. Monitor keberhasilan terapi
Ket:
komplementer yang sudah
1= menurun diberikan
2= cukup menurun 6. Monitor efek samping
penggunaan analgesik
3= sedang
Terapeutik
4= cukup meningkat 1. Berikan teknik non farmakologi
5= meningkat untuk mengurangi nyeri
(akupuntur)
2. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dan pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyeban pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim medis
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Dukungan mobilisasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam I.05173
ganguan spasme otot (D. gangguan mobilitas fisik menurun.
Tindakan:
0054) Kriteria hasil :
O:

Mobilitas fisik (L.05042)  Identifikasi adanya


nyeri atau keluhuan
fisik lainnya
Indikator SA ST
 Monitor TTV
Pergerakan 2 4 sebelum memulai
ekstremitas mmobilisasi
T:
Kekuatan otot 2 4
 Berikan posisi tubuh
Rentang gerak 2 4
optimaluntuk
(ROM)
gerakan sendi pasif
atau aktif
KET: E:

1= menurun  anjurka posisi tubuh


optimal untuk gerakan
2= cukup menurun
sendi pasif dan aktif
3= sedang C:

4= cukup meningkat  Kolaborasi dengan


fisioterapi dalam
5= meningkat
mengembangkan
dan melaksanakan
program latihan
Intoleransi aktifitas Manejemen Energi (I.05178)
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan O:
keperawatan selama 3x24
imobilitas (D. 0056)  identifikasi gangguan fungsi
jam, intoleransi aktifitas
tubuh yang mengakibatkan
teratasi dengan kriteria hasil:
kelelahan
Toleransi Aktifitas
T:
(L.05047)
 lakukan latihan rentang gerak
Indikator SA ST
pasif dan aktif
Perasaan lemah 2 3
E:
Aritmia saat 3 3
 anjurkan dan ajarkan melakukan
aktifitas
aktifitas secara bertahap
K:
KET:
 Kolaborasikan dengan ahli gizi
1. meningkat tentang cara meningkatkan

2. cukup meningkat asupan makanan

3. sedang

4. cukup menurun

5. menurun
DAFTAR PUSTAKA

Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Sciatica.

Department of pain Medicine. 2020. Low Back Pain: Predisposing Factor.

http://www.stoppain.org. Diakses tanggal 23 April 2019

Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Sciatica:.

Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Sciatica.

Medical News Today. Diakses pada 2023. Sciatica: What you need to know.

WebMD. Diakses pada 2023. Sciatica.

Meliala L. 2018. Nyeri Neuropatik. Yogyakarta : Medigma Press Yogyakarta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),

Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),

Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),

Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai