Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ISCHIALGIA

A. PENGERTIAN
Ischialgia merupakan salah satu manisfestasi dari nyeri punggung bawah yang dikarenakan karena
adanya penjebitan nerves ischiadicus. Ischialgia adalah nyeri yang menjalar kebawah sepanjang
perjalanan akar saraf ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah Sebuah gejala yaitu bahwa pasien
merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf kea rah distal perjalanan nervus
ischiadikus sampai tungkai bawah (Cailliet,1994 cit Kurniawati 2010).
Ischialgia adalah rasa nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadicus dan kedua
cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus tibialis. Keluhan yang khas adalah kram
atau nyeri di pantat atau di area otot hamstring, nyeri ischialgia di kaki tanpa nyeri punggung,
dan gangguan sensorik maupun motorik sesuai distribusi nervus ischiadicus. Keluhan pasien
dapat pula berupa nyeri yang semakin menjadi saat membungkuk, berlama-lama duduk, bangun
dari duduk, atau saat merotasi internal paha, juga nyeri saat miksi/defekasi dan
dispareunia.Ischialgia dalam istilah kedokteran merujuk pada keadaan jaringan yang abnormal
pada sarafischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa penyakit seperti trauma fisik,
elektris, infeksi, dan masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya
seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya
menginterpretasikanischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat (Minaryanti, 2009).
Ischialgia merupakan suatu mono neuritis, dimana ada rasa nyeri yang menjalar sepanjang
perjalanan N. ischialgia dan kedua cabangnya yaitu N. Peroneus Comunis dan N. Tibilais.
Akibat terjadi penekanan pada sarafnya diikuti adanya keterbatasan LGS pada trunk, adanya
spasme otot pada vertebara, adanya kelemahan otot yang disarafinya (Rois, 2007)
Ischialgia adalah nyeri redikular akibat iritasi pada radiks saraf yang dirasakan sepanjang tungkai
karena nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ischiadikus dan lanjutnya ke perifer. Nyeri
radikuler dirasakan sebagai nyeri tumpul, rasa terbakar/ tajam, disertai dengan sensasi tajam
seperti tersengat listrik yang intermiten. sedangkan jika iritasi saraf terletak di servikal
disebutbrachialgia karena nyeri dirasakan sepanjang lengan (Sylvia, 2007).
Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:
1. Nyeri radikuler (sering) Penderita dengan nyeri radikuler memperlihatkan low back pain serta
nyeri radikuler sepanjang nervus ischiadicus.
2. Nyeri alih (referet pain)
3. Nyeri tidak menjalar
B. KLASIFIKASI
Menurut Sidharta (1999) dalam Hartanto Sumarno Ervan (2011), ischialgia dibagi
menjadi tiga yaitu:
1. Iskhialgia sebagai perwujudan neuritis iskhiadikus primer
Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika nervus iskhiadikus terkena
proses radang. Tanda dan gejala utama neuritis iskhiadikus primer adalah nyeri yang dirasakan
bertolak dari daerah sakrum dan sendi panggul, tepatnya di foramen infra piriformis atau incisura
iskhiadika dan menjalar sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus dan lanjutannya pada nervus
peroneus dan tibialis. Nyeri tekan ditemukan pada incisura iskhiadika dan sepanjangspasium
poplitea pada tahap akut. Juga tendon archiles dan otot tibialis anterior dan peroneus longus
terasa nyeri pada penekanan. Kelemahan otot tidak seberat nyeri sepanjang tungkai. Karena nyeri
itu maka tungkai di fleksikan, apabila diluruskan nyeri bertambah hebat. Tanda-tanda skoliosis
kompensatorik sering dijumpai pada iskhialgia jenis ini.
Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila nyeri tekan pada otot tibialis
anterior dan peroneus longus. Dan pada neuritis sekunder nyeri tekan disepanjang nervus
iskhiadikus, tetapi di dekat bagian nervus iskhiadikus yang terjebak saja. Timbul nyerinya akut
dan tidak disertai adanya nyeri pada punggung bawah merupakan ciri neuritis primer berbeda
dengan iskhialgia yang disebabkan oleh problem diskogenik. Reflek tendon archiles dan tendon
lutut biasanya tidak terganggu.
2. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis atau radikulopati
Pada iskhialgia radikulopati merupakan akibat dari jebakan oleh tumor, nukleus pulposus
yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis maupun osteofit atau peradangan (rematois
spondilitis angkilopoetika, herpes zoster, tuberkulosa) yang bersifat menindihi, menjerat dan
sebagainya terjadi radikulopati.
Pola umum iskhialgia adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri hebat yang dirasakan
bertolak dari vertebra lumbosakralis dan menjalar menurut perjalanan nervus iskhiadikus dan
lanjutannya pada nervus peroneus atau nervus tibialis. Makin jauh ke tepi nyeri makin tidak
begitu hebat, namun parestesia atau hipoastesia sering dirasakan.
Pada data anamnestik yang bersifat umum antara lain : nyeri pada punggung bawah selalu
mendahului iskhialgia, kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan intra spinal seperti
batuk, bersin dan mengejan memprofokasi adanya iskhialgia, faktor trauma hampir selamanya
dapat ditelusuri, kecuali kalau proses neoplasmik atau infeksi yang bertanggung jawab. Adapun
data diagnostik non fisik yang bersifat umum adalah : kurva lordosis pada lumbosakral yang
mendatar, vertebra lumbosakral memperlihatkan fiksasi, nyeri tekan pada salah satu ruas
vertebra lumbosakralis hampir selalu ditemukan, test lasegue hampir selalu positif pada derajat
kurang dari 70, tesr naffziger dan valsava hampir selalu positif. Data anamnestik dan diagnostik
fisik yang bersifat spesifik berarti informasi yang mengarahkan ke suatu jenis proses patologik
atau yang mengungkapkan lokasi di dalam vertebra lumbosakralis atau topografi radiks terhadap
lesi yang merangsangnya.
3. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis
Unsur-unsur nervus iskhiadikus yang dibawakan oleh nervi L4, L5, S1, S2 dan S3
menyusun pleksus lumbosakralis yang berada di fasies pelvina os sakri. Di situ pleksus melintasi
garis sendi sakroiliaka dan sedikit lebih distal membentuk nervus iskhiadikus, yang merupakan
saraf perifer terbesar. Selanjutnya dalam perjalanannya ke tepi nervus iskhiadikus dapat terjebak
dalam bangunan-bangunan yang dilewatinya. Pada pleksus lumbosakral dapat diinfiltrasi oleh
sel-sel karsinoma ovarii, karsinoma uteri atau sarkoma retroperineal. Di garis persendian
sakroiliaka komponen-komponen pleksus lumbosakralis sedang membentuk nervus iskhiadikus
dapat terlibat dalam proses radang (sakroilitis). Di foramen infra piriformis nervus iskhiadikus
dapat terjebak oleh bursitis otot piriformis. Dalam trayek selanjutnya nervus iskhiadikus dapat
terlibat dalam bursitis di sekitar trochantor major femoris. Dan pada trayek itu juga, nervus
iskhiadikus dapat terganggu oleh adanya penjalaran atau metastase karsinoma prostat yang sudaj
bersarang pada tuber iskhii. Simtomatologi entrapment neuritis iskhiadika sebenarnya sederhana
yaitu pada tempat proses patologik yang bergandengan dengan iskhiagia

C. ETIOLOGI
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana nervus
ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3. Penyebab ischialgia dapat dibagi
dalam:
1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus pulposus (HNP).
2. Ischialgia mekanik terbagi atas :
Spondiloarthrosis defermans.
Spondilolistetik.
Tumor caud.
Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.
Fraktur corpus lumbosakral.
Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga panggul sehingga
menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.
3. Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
Radikulitis tuberkulosa
Radikulitas luetika
Adhesi dalam ruang subarachnoidal
Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain: kontraksi/ radang
otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau adanya keadaan yang disebut
dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP). Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan
pemeriksaan fisik secara seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan
radiologi/ Rontgen pada tulang belakang.

D. ANATOMI DAN FISIOLOGI TULANG BELAKANG


Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar klinisi dapat menentukan elemen apa yang
terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah. Tulang vertebrae merupakan struktur
komplek yang secara garis besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus
vertebra, diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale
anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis
vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan
pelindung kolumna vertebrale.
Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial
(faset).Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis
serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif). Untuk menahan
beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas daerah pinggang sangat bergantung
pada gerak kontraksi volunter dan reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus,
dan hamstring.
Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nucleus pulposusnya adalah
bangunan yang tidak peka nyeri. Dari gambar di atas, tampak bahwa yang merupakan bagian
peka nyeri adalah:
Lig. Longitudinale anterior
Lig. Longitudinale posterior
Corpus vertebra dan periosteumnya
Articulatio zygoapophyseal
Lig. Supraspinosum.
Fasia dan otot

E. PATOFISIOLOGI
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Bagian
vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 denagn discus
intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal
1-4 yang terdiri dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus
genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal4-
sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus ischiadicus,
nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus
adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen
infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks
spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan
nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari
radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus
ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai.
Kesalahan postur dan sikap dapat menyebabkan cedera pada tulang belakang yang lama-
kelamaan akan menyebabkan proses penulangan, oleh karena adanya proses degenerasi yang
terus menerus maka nucleus pulposus akan terhimpit, sehingga anolus fibrosus mengalami
penekanan dan sering menonjol ke bagian lateral. Penonjolan ini mengakibatkan penekana pada
medulla spinalis. Jika keadaan seperti ini tidak segera diobati maka lama kelamaan
akanmengakibatkan adanya nyeri menjalar pada sepanjang tungkai oleh karena adanya
penekanan pada nervus ischiadicus (Ischialgia). Ischialgia yang disebakan oleh beberapa factor
etiologi dan sindroma yang biasanya dikenal sebagai sindroma stenois lumbal dan
entropmentneuritis , nyeri yang bertolak dari vertebra lumbosakralis sesisi dan menjalar
sepanjang tungkai sampai ujung kaki harus dicurigai sebagai nyeri saraf akibat perangsangan di
dalam Vertebra Lumbosakralis. Nyeri saraf yang bertolak dari tuber

Pathway
F. GEJALA YANG DI TIMBULKAN ISCHIALGIA
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa menyebabkan
rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan
dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri
tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
Nyeri punggung bawah
Nyeri daerah bokong
Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah bokong menjalar ke
daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak
membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah/
tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.
Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan
Achilles (APR).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi
seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan
untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto rontgen lumbosakral
2. Elektromielografi
3. Myelografi
4. CT scan
5. MRI

H. CARA PENYEMBUHAN PENYAKIT ISCHIALGIA


Penatalaksanaan penyakit ischialgia yaitu sebagai berikut :
1. Obat obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
3. Operasi : di lakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana dengan obat
obatan dan Program Rehabilitasi Medik tidak membantu.
Program Rehabilitasi Medik bagi penderita adalah:
1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi, Exercise, dsb.
2. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.
4. Advis:
Hindari banyak membungkukkan badan.
Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang panjang, sehingga saat
menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.
Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut
untuk menggapai barang tersebut.
Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung sehingga mampu
menyanggah tulang belakang secara baik dan maksimal.

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT ISHIALGIA


A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan
keluarga.
Yang harus diperhatiakan dalam anamnesa antara lain:
a. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat, menekan, dll), penjalaran
nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat rasa
nyeri.
b. Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam subarachnoid seperti batuk, bersin dan
mengedan memprivakasi terasanya ischialgia diskogenik
c. Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma atau infeksi
2. Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya ahli fisioterapi
memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri
dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 70 derajat orang tersebut dikatakjan positif ischialgia.
Tes ini disebut Straight Leg Rising. Dan masih ada tes tes yang lain bisa dikonsultasi dengan
Kang Arjuno disini.
Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis, hiperlordosis atau lordosis
lumbal yang mendatar.
Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di samping tulang belakang.
Perkusi : Rasa nyeri bila prosesus diketok.
Reflek :
o KPR dan atau APR
o Laseque, patrick, antipatrick, naffziger.
3. pemeriksaan penunjang

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Nyeri akut/ kronis b.d Kompresi saraf, spasme otot.
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan
neuromuskulu.
3. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis dan tindakan
pengobatan.
RENCANA KEPERAWATAN

DIANGOSA
NO
KEPERAWATAN DAN TUJUAN (NOC) INTERV
DX
KOLABORASI
1 Nyeri akut/ kronis b.d NOC : NIC :
Kompresi saraf,
spasme
Pain Level,
otot Pain Management
Pain control, Lakukan pengkajian nyeri sec
Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, k
Kriteria Hasil : Observasi reaksi nonverbal dari ke
Mampu mengontrol nyeri (tahu Gunakan teknik komunikasi tera
penyebab nyeri, mampu menggunakan nyeri pasien
tehnik nonfarmakologi untukKaji kultur yang mempengaruhi re
mengurangi nyeri, mencari bantuan) Evaluasi pengalaman nyeri masa l
Melaporkan bahwa nyeri berkurang Evaluasi bersama pasien dan tim k
dengan menggunakan manajemen kontrol nyeri masa lampau
nyeri Bantu pasien dan keluarga untuk m
Mampu mengenali nyeri (skala, Kontrol lingkungan yang dapa
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) ruangan, pencahayaan dan kebisi
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri Kurangi faktor presipitasi nyeri
berkurang Pilih dan lakukan penanganan ny
Tanda vital dalam rentang normal inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk m
Ajarkan tentang teknik non farma
Berikan analgetik untuk menguran
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentan

Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik,
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergan
Tentukan analgesik pilihan, rute p
Pilih rute pemberian secara IV,
teratur
Monitor vital sign sebelum dan
kali
Berikan analgesik tepat waktu teru
Evaluasi efektivitas analgesik, tan

2 Gangguan mobilitas fisik NOC : NIC :


b.d nyeri, spasme otot, Joint Movement : Active Exercise therapy : ambulation
terapi restriktif dan Mobility Level Monitoring vital sign sebelm/ses
kerusakan neuromuskulu Self care : ADLs saat latihan
Transfer performance Konsultasikan dengan terapi fis
Kriteria Hasil : dengan kebutuhan
Klien meningkat dalam aktivitas fisik Bantu klien untuk menggunaka
Mengerti tujuan dari peningkatan terhadap cedera
mobilitas Ajarkan pasien atau tenaga keseha
Memverbalisasikan perasaan dalam Kaji kemampuan pasien dalam mo
meningkatkan kekuatan dan Latih pasien dalam pemenuhan k
kemampuan berpindah kemampuan
Memperagakan penggunaan alat Bantu Dampingi dan Bantu pasien saat m
untuk mobilisasi (walker) ADLs ps.
Berikan alat Bantu jika klien mem
Ajarkan pasien bagaimana meru
diperlukan

3 Kurang pengetahuan b.d NOC : NIC :


kurangnya Kowlwdge : disease process
informasi Teaching : Disease Process
mengenai Kowledge : health Behavior
kondisi, Berikan penilaian tentang tingka
prognosis dan tindakan Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
pengobatan Pasien dan keluarga menyatakan Jelaskan patofisiologi dari penyak
pemahaman tentang penyakit, kondisi, dengan anatomi dan fisiologi, de
prognosis dan program pengobatan Gambarkan tanda dan gejala yang
Pasien dan keluarga mampu cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang Gambarkan proses penyakit, deng
dijelaskan secara benar Identifikasi kemungkinan penyeba
Pasien dan keluarga mampu Sediakan informasi pada pasien te
menjelaskan kembali apa yang Hindari harapan yang kosong
dijelaskan perawat/tim kesehatan Sediakan bagi keluarga atau SO
lainnya dengan cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hid
mencegah komplikasi di masa
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau pen
Dukung pasien untuk mengeksplo
dengan cara yang tepat atau diind
Eksplorasi kemungkinan sumber a
Rujuk pasien pada grup atau ag
yang tepat
Instruksikan pasien mengenai tan
pemberi perawatan kesehatan, de
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, W. 2010. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia Dekstra Di RS Dr Ramelan


Surabaya. Surkarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River
Liswoko, G. 2012. Korelasi Lama Menyupir Dengan Terjadinya Ischialgia Et Causa Spasme Otot
Piriformis Pada Sopir Angkutan Umum Banyumanik Semarang. Surkarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Kurniawati. 2010. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Ischialgia Dextra Di Rumah Sakit Dr.
Soedjono Magelang. Surkarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Minaryanti, RN. 2009. Karya Tulis Ilmiah Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia Dengan Short Wave
Diathermy Dan Terapi Latihan Di RSUD Sragen. Surkarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai