Anda di halaman 1dari 63

DOA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
PROSES FISIOTERAPI PADA
KASUS
ISCHIALGIA DAN
LESI PERONEUS

Dika Rizki Imania, SSt.Ft.,M.Fis


PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2023
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami tentang definisi, etiologi,
patofisiologi serta pemeriksaan dan proses FT pada
Ischialgia dan Lesi Peroneus
PENDAHULUAN
Nyeri pinggang bawah merupakan suatu gejala berupa rasa nyeri di
daerah lumbosakral dan sakroiliaka yang dapat ditimbulkan oleh
berbagai sebab ,kadang-kadang disertai dengan penjalaran nyeri ke
arah tungkai dan kaki.

Gangguan pada nerves ichiadicus akan mengakibatkan nyeri yang


menjalar dari pinggang sampai ketungkai kanan dan kiri yang
disebut dengan ischialgia.
Faktor penyebabnya adalah dari trauma, HNP atau dislokasi sendi
panggul.
PENGERTIAN

Ischialgia atau Sciatic Pain


kondisi dimana ada rasa sakit, rasa lemah,
rasa panas, dan kesemutan di sepanjang
kaki bagian belakang (sepanjang
persyarafan Ischiadicus) yang disebabkan
oleh kompresi atau kecelakaan (Wibowo,
2013)
.
ANATOMI
Nerves ischiadikus
Berasal dari saraf spinalis
L4,L5 dan S1-3
Nerves ischiadikus
meninggalkan pelvis lewat
foramen ischiadikus major
dibawah m. firiformis dan
berjalan turun diantara
trocantor mayor dan tuberositas ischiadica turun kebawah
melalui belakang femur keruang poplitea dan akhirnya
bercabang menjadi nerves tibialis dan nerves peroneus
comunis
Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3,
dan saraf ini memiliki percabangan antara lain:

N. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula


N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal
N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah
Nyang terdapat pada tendon ascilles
N. Plantaris Ya. Suralis/Saphenus ng berada pada telapak kaki
Etiologi
• prolapse discus intervertebralis dengan
tekanan pada satu atau dua akar nervus
spinalis lumbalis bawah dan nervus
sacralis,
• tekanan pada plexus sacralis atau nervus
ischiadicus oleh tumor intrapelvis,
• peradangan pada nervus ischiadicus atau
ramus terminalisnya (Snell, 2014)
Tanda dan Gejala umum
✔ Nyeri punggung bawah
✔ Nyeri daerah bokong yang menjalar
✔ Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau
banyak berdiri dan berjalan serta mengangkat berat
✔ Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
✔ Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya
refleks tendon patella dan Achilles
✔ Nyeri bertambah dengan batuk, bersin,
✔ Keterbatasan LGS
✔ Adanya Spasme otot
✔ Kelemahan Otot
Menurut Kuntono (2009) patofisiologi
Nyeri neuropatik terhadap SST 🡪 serabut saraf 🡪
injuri/cedera 🡪 lalu terjadi oedema dan
gumpalan darah terjadi pada interface topis lesi
dan selanjutnya letak cedera pada intraneural
atau ekstraneural.
Fungsi dari serabut saraf akan terganggu oleh
karena kerusakan sistem vaskuler (hipoksia pada
akson, oedema dan deterioration pada kapiler
endothelium, dan fibrotik serabut saraf).
Lanj. Patofisiologi
Pada penderita ischialgia nyeri umumnya 🡪
adanya iritasi atau kompresi radiks dorsalis di
daerah lumbal
Kompresi atau iritasi juga menyebabkan nyeri
inflamasi yang kemudian diikuti oleh
penekanan akson dan berakibat munculnya
nyeri neuropatik (Meliala, 2005).
Nyeri neuropatik 🡪

PENEKANAN
Serabut Saraf

terjadinya keseimbangan
neuron sensorik melalui
perubahan molekuler.

Terganggunya
aktifitas serabut saraf aferen
(SSA)
Menurut Sidharta (1999) dalam Wibowo (2013)
ischialgia dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Iskhialgia sebagai perwujudan neuritis
iskhiadikus primer
2. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment
radikulitis atau radikulopati
3. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment
neuritis
1. Ischialgia sebagai perwujudan
neuritis ischiadikus primer

ketika nervus ischiadikus terkena proses radang.


Tanda dan gejala utama 🡪 nyeri yang dirasakan bertolak dari
daerah sakrum dan sendi panggul 🡪 tepatnya di foramen
infra piriformis atau incisura iskhiadika dan menjalar
sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus dan lanjutannya
pada nervus peroneus dan tibialis.
Nyeri tekan 🡪 ditemukan pada incisura iskhiadika dan sepanjang
spasium poplitea pada tahap akut 🡪 tendon archiles dan otot
tibialis anterior dan peroneus longus terasa nyeri pada
penekanan.
Kelemahan otot tidak seberat nyeri sepanjang tungkai 🡪 Karena
nyeri itu maka tungkai di fleksikan, apabila diluruskan nyeri
bertambah hebat.
Tanda-tanda skoliosis kompensatorik sering dijumpai pada
iskhialgia jenis ini.
Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila nyeri
tekan 🡪 pada otot tibialis anterior dan peroneus longus.
Dan pada neuritis sekunder 🡪 nyeri tekan disepanjang nervus
iskhiadikus, tetapi di dekat bagian nervus iskhiadikus yang
terjebak saja.

Timbul nyerinya akut dan tidak disertai adanya nyeri pada


punggung bawah merupakan ciri neuritis primer berbeda
dengan ischialgia yang disebabkan oleh problem
diskogenik.
Reflek tendon archiles dan tendon lutut biasanya tidak
terganggu.
2. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment
radikulitis atau radikulopati
Pada iskhialgia radikulopati 🡪 merupakan
akibat dari jebakan oleh tumor, nukleus
pulposus yang menjebol ke dalam kanalis
vertebralis maupun osteofit atau peradangan
(rematois spondilitis angkilopoetika, herpes
zoster, tuberkulosa) yang bersifat menindihi,
menjerat dan sebagainya terjadi radikulopati.
data anamnestik yang bersifat umum 🡪 nyeri pada punggung
bawah selalu mendahului ischialgia,
kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan intra spinal 🡪
batuk, bersin dan mengejan memprofokasi adanya
ischialgia,
nyeri tekan pada salah satu ruas vertebra lumbosakralis hampir
selalu ditemukan,
Pemeriksaan
test lasegue hampir selalu positif pada derajat kurang dari 70˚,
test naffziger dan valsava hampir selalu positif.
Naffziger Test 🡪 yaitu kedua vena jugularis
ditekan kemudian penderita disuruh
mengejan. Hasil tes positif bila timbul rasa
nyeri yang dijalarkan.
Valsava Test 🡪 yaitu penderita disuruh
mengejan dengan epiglotis tertutup. Hasil tes
positif bila timbul rasa nyeri yang dijalarkan
3. Iskhialgia sebagai perwujudan
entrapment neuritis
Di garis persendian sakroiliaka komponen-komponen pleksus
lumbosakralis sedang membentuk nervus iskhiadikus dapat
terlibat dalam proses radang (sakroilitis).
Di foramen infra piriformis nervus iskhiadikus dapat terjebak
oleh otot piriformis.
Simtomatologi entrapment neuritis iskhiadika sebenarnya
sederhana yaitu 🡪 pada tempat proses patologik yang
bergandengan dengan iskhiagia.
Test Spesifik Sindrom Piriformis:
Piriformis Sign
Fair test 🡪Flexi Hip, Flexi Knee
Add Hip, Internal Rotasi Hip

Freiberg Sign 🡪Endorotasi Hip

Pace Sign 🡪 Flexi Hip, flexi


knee, endorotasi hip
Flexi Hip 🡪 60 ˚-70˚

Beatty Sign :
Side Lying position 🡪
Abd Hip
PEMERIKSAAN
1.Anemasis : pasien merasakan nyeri pada pinggang bawah dan menjalar
pada kedua tungkai.
2.Pemeriksaan Inspeksi:
Inspeksi :
Statis: tampak ekpresi menahan nyeri,
Dinamis: Pada saat jalan tampak pincang atau melakukan aktivitas pasien
merasakan nyeri pada tungkai bawah.
Palpasi : Nyeri tekan, spasme otot, suhu lokal
3.Pemeriksaan fungsi :
⮚ Tes Straight leg raising atau Tes Lasegue
⮚ Tes neri
⮚ Tes bragard
PLF
TENS
SWD
MWD
Massage
Stretching
Strengthening
Neural Mobilisasi
Koreksi Postur
Neural
Mobilitation
Stretching
Sindrome Piriformis
MRT dan CRS
Sama efektif

https://damaacademia.com/dasjr/wp-content/uploads
/2019/03/DIJR-J-009.pdf
SARAN
Berjalan dengan posisi tegak
Jangan sering memakai sepatu hak tinggi
Bila akan mengambil benda dilantai jangan membungkuk tapi
menekuk lutut
Bila harus mengangkat barang berat regangkanlah kedua tungkai
lalu paha dan lutut ditekuk namun pinggang tetap lurus,
kemudian bawalah barang tersebut sedekat mungkin dengan
tubuh
Posisi tidur yang baik adalah terlentang dengan bantal dibawah
lutut sehingga sendi paha dan lutut dalam keadaan fleksi dan
pinggang mendatar
LESI SARAF PERONIUS
Pengertian
Lesi peroneal 🡪 kelainan yang ditandai
dengan penurunan fungsi sensorik
dan motorik pada tungkai bawah
dan kaki akibat lesi pada nervus
peroneal
ketidakmampuan untuk menaikkan
bagian depan kaki karena terlalu
lemah atau adanya kelemahan
pada M. Tibialis anterior yg berfungsi
sebagai dorso flexi 🡪 Kaki juga tidak
punya kekuatan untuk melangkah 🡪
kaki di seret
gaya berjalan 🡪 steppage 🡪 karena pasien
cenderung untuk berjalan dengan fleksi yang
berlebihan pinggul dan lutut untuk mencegah
jari-jari kaki dari penangkapan di tanah selama
fase ayunan.
ANATOMI
N. Peroneus
communis 🡪
dibentuk oleh
gabungan 4 divisi
postereor 🡪
bagian atas
pleksus sakral
yaitu 🡪 dari L4-5
dan S1-2.
Serabut saraf ini memulai perjalanannya
turun sepanjang batas posterior
m.bisesp femoralis lalu menyilang
diagonal pada dorsum sendi lutut
menuju bagian luar atas dari tungkai
di dekat caput fibula 🡪 dimana N.
Peronius communis berjalan sendiri
terus diantara N. Peronius longus
dan tulang serta bercabang menjadi
3 buah rami terminalis
Common peroneal nerve 🡪
Superficial peroneal nerve
dan deep peroneal nerve
ETIOLOGI
N.Peroneus communis mudah terkena cedera,
karena secara anatomi berjalan melingkar collum
fibula dekat periosteum yang hanya ditutupi oleh
kulit dan jaringan subcutaneous
Penyebab yang sangat sering adalah akibat tekanan
dari luar 🡪 seperti penekanan pada saraf selama
jongkok atau duduk bersilang kaki, trauma 🡪
terjepit antara caput fibula dan condylus femur
externa serta patella pada tungkai yang
berlawanan
Lanj. Etiologi
✔ HNP L4-5
✔ Fraktur pelvic
✔ Dislokasi hip
✔ Dislokasi Knee
✔ Fraktur Caput Fibula
Patofisiologi
Sel Schwann dari serabut saraf bermyelin
terutama rentan terhadap efek tekanan.
Pada stadium dini 🡪 nodes of Renvier pada
pinggir dari bagian serabut saraf yang tertekan
mengalami penyempitan
Pada stadium lanjut 🡪 seluruh internodal myelin
menipis atau hilang.
Klasifikasi Drop Foot
1. Neuropraksia 🡪 kompresi 🡪 terjadi paralisis motorik (tdk
ditemukan atrofi) dan dgn sedikit / tdk ada gangguan
sensorik
2. Axonotmesis 🡪 Cidera sel saraf disertai gangguan pd axon
tetapi selubung schwan tetap terpelihara 🡪 gangguan pd
motorik (atrofi) dan sensori (hipoanastesia)
3. Neurotmesis 🡪 sel saraf dan selubung mielin mengalami
gangguan 🡪 sensorik dan motorik 🡪 tampak flacid dan
atrofi
Chhabra A, Ahlawat S, Andreseik G. Peripheral nerve injury grading
simplified on MR neurography: as referenced to Seddon and Sunderland
classifications. Indian J Radiol Imaging. 2014;24(3):217-224.
Gejala Klinis
Gejala klinis peroneus neuropati dapat
dibedakan menurut level lesinya antara lain:
1. Lesi pada kaput fibula
2. Anterior tibial (deep peroneal) nerve
syndrome
3. Superficial peroneal nerve syndrome
1. Lesi pada caput fibula
Jika ke 2 cabang terkena (superfisial dan
profunda) menimbulkan parese jari kaki, dorso
fleksi kaki dan jari kaki, serta bagian lateral
distal dari tungkai bawah
Jika hanya cabang profunda yang terkena,
menimbulkan deep peroneal nerve syndrome
2. Anterior tibial (deep peroneal)
nerve syndrome
Kelainan ini menimbulkan parese jari kaki dan dorsofleksi
kaki
Gangguan sensoris terbatas pada kulit di sela jari-jari
antara jari kaki 1 dan 2
Saraf ini dapat juga tertekan pada pergelangan kaki,
sehingga menyebabkan anterior tarsal tunnel
syndrome yang menimbulkan gejala parese dan atropi
pada M.extensor digitorum brevis.
3. Superficial peroneal nerve
syndrome
Menimbulkan parese dan atropi pada M.Peronei
dan gangguan eversi kaki
Gangguan sensoris pada kulit bagian lateral
distal tungkai bawah dan dorsum kaki,
sedangkan kulit di sela jari-jari antara jari kaki
1 dan 2 masih baik
Diagnosa Banding

Guillain-Barre Syndrome (GBS)


Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
Pemeriksaan Spesifik
• Berkurangnya reflek patela
• MMT
Problematika FT
✔ Adanya Kelemahan otot
✔ Adanya Atrofi otot
✔ Adanya Kontraktur
✔ Adanya gangguan sensorik 🡪 kesemutan, rasa
baal, mati rasa
✔ Adanya gangguan motorik 🡪 gerakan dorso
flexi, eversi, ekstensi jari2
✔ Pola jalan🡪 steppage gait
Penatalaksanaan Fisioterapi
Infra Red (IR)
Neuro Muscular Electrical Stimulation (NMES)
Latihan Pasif dan aktiv Moc
forced passive exc
Isometrik/Statik kontransi
Resisted active exc
Penggunaan AFO (Ankle Foot Orthosis)
Jurnal

Recommended 🡪perangkat stimulasi listrik


fungsional (FES) jika kelemahannya lebih parah.
https://link.springer.com/content/pdf/ Intervensi FES efektif untuk
10.1007/s41315-019-00088-1.pdf memberikan perawatan non-invasif
bahkan pada kasus foot drop yang parah.
Excercise
Ankle Foot
Orthosis
https://www.youtube.com/watch?v=ccWF14pU
CKs
TERIMAKASIH
DOA SESUDAH BELAJAR
‫ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح يِم‬

‫َالَّلُهَّم َأِرَنا اْلَح َّق َح ًّقا َو اْر ُز ْقَنا اِّتـَباَع هُ َو َأِرَنا اْلَباِط َل َباِط ًال َو اْر ُز ْقَنا اْج ِتَناَبُه‬

Ya Alloh Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami


dapat mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan
sehingga kami dapat menjauhinya

Anda mungkin juga menyukai