PENEKANAN
Serabut Saraf
terjadinya keseimbangan
neuron sensorik melalui
perubahan molekuler.
Terganggunya
aktifitas serabut saraf aferen
(SSA)
Menurut Sidharta (1999) dalam Wibowo (2013)
ischialgia dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Iskhialgia sebagai perwujudan neuritis
iskhiadikus primer
2. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment
radikulitis atau radikulopati
3. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment
neuritis
1. Ischialgia sebagai perwujudan
neuritis ischiadikus primer
Beatty Sign :
Side Lying position 🡪
Abd Hip
PEMERIKSAAN
1.Anemasis : pasien merasakan nyeri pada pinggang bawah dan menjalar
pada kedua tungkai.
2.Pemeriksaan Inspeksi:
Inspeksi :
Statis: tampak ekpresi menahan nyeri,
Dinamis: Pada saat jalan tampak pincang atau melakukan aktivitas pasien
merasakan nyeri pada tungkai bawah.
Palpasi : Nyeri tekan, spasme otot, suhu lokal
3.Pemeriksaan fungsi :
⮚ Tes Straight leg raising atau Tes Lasegue
⮚ Tes neri
⮚ Tes bragard
PLF
TENS
SWD
MWD
Massage
Stretching
Strengthening
Neural Mobilisasi
Koreksi Postur
Neural
Mobilitation
Stretching
Sindrome Piriformis
MRT dan CRS
Sama efektif
https://damaacademia.com/dasjr/wp-content/uploads
/2019/03/DIJR-J-009.pdf
SARAN
Berjalan dengan posisi tegak
Jangan sering memakai sepatu hak tinggi
Bila akan mengambil benda dilantai jangan membungkuk tapi
menekuk lutut
Bila harus mengangkat barang berat regangkanlah kedua tungkai
lalu paha dan lutut ditekuk namun pinggang tetap lurus,
kemudian bawalah barang tersebut sedekat mungkin dengan
tubuh
Posisi tidur yang baik adalah terlentang dengan bantal dibawah
lutut sehingga sendi paha dan lutut dalam keadaan fleksi dan
pinggang mendatar
LESI SARAF PERONIUS
Pengertian
Lesi peroneal 🡪 kelainan yang ditandai
dengan penurunan fungsi sensorik
dan motorik pada tungkai bawah
dan kaki akibat lesi pada nervus
peroneal
ketidakmampuan untuk menaikkan
bagian depan kaki karena terlalu
lemah atau adanya kelemahan
pada M. Tibialis anterior yg berfungsi
sebagai dorso flexi 🡪 Kaki juga tidak
punya kekuatan untuk melangkah 🡪
kaki di seret
gaya berjalan 🡪 steppage 🡪 karena pasien
cenderung untuk berjalan dengan fleksi yang
berlebihan pinggul dan lutut untuk mencegah
jari-jari kaki dari penangkapan di tanah selama
fase ayunan.
ANATOMI
N. Peroneus
communis 🡪
dibentuk oleh
gabungan 4 divisi
postereor 🡪
bagian atas
pleksus sakral
yaitu 🡪 dari L4-5
dan S1-2.
Serabut saraf ini memulai perjalanannya
turun sepanjang batas posterior
m.bisesp femoralis lalu menyilang
diagonal pada dorsum sendi lutut
menuju bagian luar atas dari tungkai
di dekat caput fibula 🡪 dimana N.
Peronius communis berjalan sendiri
terus diantara N. Peronius longus
dan tulang serta bercabang menjadi
3 buah rami terminalis
Common peroneal nerve 🡪
Superficial peroneal nerve
dan deep peroneal nerve
ETIOLOGI
N.Peroneus communis mudah terkena cedera,
karena secara anatomi berjalan melingkar collum
fibula dekat periosteum yang hanya ditutupi oleh
kulit dan jaringan subcutaneous
Penyebab yang sangat sering adalah akibat tekanan
dari luar 🡪 seperti penekanan pada saraf selama
jongkok atau duduk bersilang kaki, trauma 🡪
terjepit antara caput fibula dan condylus femur
externa serta patella pada tungkai yang
berlawanan
Lanj. Etiologi
✔ HNP L4-5
✔ Fraktur pelvic
✔ Dislokasi hip
✔ Dislokasi Knee
✔ Fraktur Caput Fibula
Patofisiologi
Sel Schwann dari serabut saraf bermyelin
terutama rentan terhadap efek tekanan.
Pada stadium dini 🡪 nodes of Renvier pada
pinggir dari bagian serabut saraf yang tertekan
mengalami penyempitan
Pada stadium lanjut 🡪 seluruh internodal myelin
menipis atau hilang.
Klasifikasi Drop Foot
1. Neuropraksia 🡪 kompresi 🡪 terjadi paralisis motorik (tdk
ditemukan atrofi) dan dgn sedikit / tdk ada gangguan
sensorik
2. Axonotmesis 🡪 Cidera sel saraf disertai gangguan pd axon
tetapi selubung schwan tetap terpelihara 🡪 gangguan pd
motorik (atrofi) dan sensori (hipoanastesia)
3. Neurotmesis 🡪 sel saraf dan selubung mielin mengalami
gangguan 🡪 sensorik dan motorik 🡪 tampak flacid dan
atrofi
Chhabra A, Ahlawat S, Andreseik G. Peripheral nerve injury grading
simplified on MR neurography: as referenced to Seddon and Sunderland
classifications. Indian J Radiol Imaging. 2014;24(3):217-224.
Gejala Klinis
Gejala klinis peroneus neuropati dapat
dibedakan menurut level lesinya antara lain:
1. Lesi pada kaput fibula
2. Anterior tibial (deep peroneal) nerve
syndrome
3. Superficial peroneal nerve syndrome
1. Lesi pada caput fibula
Jika ke 2 cabang terkena (superfisial dan
profunda) menimbulkan parese jari kaki, dorso
fleksi kaki dan jari kaki, serta bagian lateral
distal dari tungkai bawah
Jika hanya cabang profunda yang terkena,
menimbulkan deep peroneal nerve syndrome
2. Anterior tibial (deep peroneal)
nerve syndrome
Kelainan ini menimbulkan parese jari kaki dan dorsofleksi
kaki
Gangguan sensoris terbatas pada kulit di sela jari-jari
antara jari kaki 1 dan 2
Saraf ini dapat juga tertekan pada pergelangan kaki,
sehingga menyebabkan anterior tarsal tunnel
syndrome yang menimbulkan gejala parese dan atropi
pada M.extensor digitorum brevis.
3. Superficial peroneal nerve
syndrome
Menimbulkan parese dan atropi pada M.Peronei
dan gangguan eversi kaki
Gangguan sensoris pada kulit bagian lateral
distal tungkai bawah dan dorsum kaki,
sedangkan kulit di sela jari-jari antara jari kaki
1 dan 2 masih baik
Diagnosa Banding
َالَّلُهَّم َأِرَنا اْلَح َّق َح ًّقا َو اْر ُز ْقَنا اِّتـَباَع هُ َو َأِرَنا اْلَباِط َل َباِط ًال َو اْر ُز ْقَنا اْج ِتَناَبُه