Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ISCHIALGIA

Oleh :
MARLANO
I4B015044

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2016

A. Latar Belakang
Seiring dengan era yang semakin maju seperti saat ini ilmu
pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang cukup
pesat, antara lain bidang pertanian, bidang teknologi dan bidang
kesehatan. Tetapi dewasa ini dampak krisis multidimensi sangat
berpengaruh pada pelayanan

kesehatan dan kemampuan untuk

meningkatkan kesehatan bagi seluruh warga Negara Indonesia. Krisis


multidimensi tersebut mengakibatkan perubahan pola hidup dan
perilaku yang efektif dan efisien pada masyarakat. Upaya pelayanan
kesehatan awalnya hanya

difokuskan pada penyembuhan saja.

Kemudian berangsur angsur berkembang, sehingga mencakup upaya


peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
Salah satu diantara upaya pelayanan kesehatan tersebut adalah
fisioterapi.
Gangguan akibat keterbatasan fungsi dan gerakan merupakan
masalah utama bagi fisioterapi. Gangguan tersebut dapat terjadi oleh
karena kelainan neuromuskuloskletal termasuk ischialgia. Ischialgia
merupakan penyebab terbanyak terjadinya terbatasnya gerak dan
gangguan berjalan.
B. Pengertian
Ischialgia merupakan salah satu manisfestasi dari nyeri punggung
bawah yang dikarenakan karena adanya penjebitan nerves ischiadicus.
Ischialgia adalah nyeri yang menjalar kebawah sepanjang perjalanan
akar saraf ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah Sebuah gejala yaitu
bahwa pasien merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar
saraf kea rah distal perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai
bawah (Kurniawati 2010).
C. Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang
Anatomi tulang belakang perlu

diketahui

agar

klinisi

dapat

menentukan elemen apa yang terganggu pada timbulnya keluhan


nyeri punggung bawah. Tulang vertebrae merupakan struktur komplek
yang secara garis besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior
tersusun

atas

korpus

vertebra,

diskus

intervertebralis

(sebagai

artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale anterior dan

posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina,


kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang
menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale.
Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial
(faset).Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot
(aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas
daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan reflek otot-otot
sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring.
Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nucleus pulposusnya adalah
bangunan yang tidak peka nyeri.Dari gambar di atas, tampak bahwa yang merupakan
bagian peka nyeri adaalah :
1.
Lig. Longitudinale anterior
2.
Lig. Longitudinale posterior
3.
Corpus vertebra dan periosteumnya
4.
Articulatio zygoapophysea
5.
Lig. Supraspinosum.
6.
Fasia dan otot
D. Etiologi
Ischialgia muncul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik
dimana nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2,
S3. Penyebab ischialgia bisa dibagi dlm:
1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia
nukleus pulposus (HNP).
2. Ischialgia mekanik terbagi atas :
a. Spondiloarthrosis defermans.
b. Spondilolistetik.
c. Tumor caud.
d. Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.
e. Patah tulang corpus lumbosakral.
f. Patah tulang pelvis, pembengkakan/radang / neoplasma pada
alat-

alat

dlm

rongga

panggul

sehingga

tekanan pada pleksus lumbosakralis.


3. Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
a. Radikulitis tuberkulosa
b. Radikulitas luetika
c. Adhesi dlm ruang subarachnoidal
d. Penyuntikan obat-obatan dlm nervus ischiadicus
e. Neuropati rematik, diabetik & neuropati lainnya.

memunculkan

Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu


diantaranya: kontraksi/ pembengkakan/radang otot-otot daerah
bokong, adanya perkapuran tulang belakang / adanya keadann
yg

dijuluki

dgn

Herniasi

Nukleus

Pulposus

(HNP).

Buat

mengetahui penyebab pasti butuh dikerjakan pemeriksaan fisik


secara

seksama

pemeriksaan

karena

tambahan

dokter,
radiologi/

jika

butuh

Rontgen

dikerjakan

pada

tulang

belakang.
E. Klasifikasi
Menurut Sidharta (1999) dalam Hartanto Sumarno Ervan (2011), ischialgia dibagi
menjadi tiga yaitu:
1. Iskhialgia sebagai perwujudan neuritis iskhiadikus primer
Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika nervus iskhiadikus terkena
proses radang. Tanda dan gejala utama neuritis iskhiadikus primer adalah nyeri yang
dirasakan bertolak dari daerah sakrum dan sendi panggul, tepatnya di foramen infra
piriformis atau incisura iskhiadika dan menjalar sepanjang perjalanan nervus
iskhiadikus dan lanjutannya pada nervus peroneus dan tibialis. Nyeri tekan
ditemukan pada incisura iskhiadika dan sepanjangspasium poplitea pada tahap akut.
Juga tendon archiles dan otot tibialis anterior dan peroneus longus terasa nyeri pada
penekanan. Kelemahan otot tidak seberat nyeri sepanjang tungkai. Karena nyeri itu
maka tungkai di fleksikan, apabila diluruskan nyeri bertambah hebat. Tanda-tanda
skoliosis kompensatorik sering dijumpai pada iskhialgia jenis ini.Diagnosa neuritis
iskhiadikus primer ditetapkan apabila nyeri tekan pada otot tibialis anterior dan
peroneus longus. Dan pada neuritis sekunder nyeri tekan disepanjang nervus
iskhiadikus, tetapi di dekat bagian nervus iskhiadikus yang terjebak saja. Timbul
nyerinya akut dan tidak disertai adanya nyeri pada punggung bawah merupakan ciri
neuritis primer berbeda dengan iskhialgia yang disebabkan oleh problem diskogenik.
Reflek tendon archiles dan tendon lutut biasanya tidak terganggu.
2. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis atau radikulopati
Pada iskhialgia radikulopati merupakan akibat dari jebakan oleh tumor, nukleus
pulposus yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis maupun osteofit atau
peradangan (rematois spondilitis angkilopoetika, herpes zoster, tuberkulosa) yang
bersifat menindihi, menjerat dan sebagainya terjadi radikulopati. Pola umum
iskhialgia adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri hebat yang dirasakan bertolak dari

vertebra lumbosakralis dan menjalar menurut perjalanan nervus iskhiadikus dan


lanjutannya pada nervus peroneus atau nervus tibialis. Makin jauh ke tepi nyeri
makin tidak begitu hebat, namun parestesia atau hipoastesia sering dirasakan.
Pada data anamnestik yang bersifat umum antara lain : nyeri pada punggung
bawah selalu mendahului iskhialgia, kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan
intra spinal seperti batuk, bersin dan mengejan memprofokasi adanya iskhialgia,
faktor trauma hampir selamanya dapat ditelusuri, kecuali kalau proses neoplasmik
atau infeksi yang bertanggung jawab. Adapun data diagnostik non fisik yang bersifat
umum adalah : kurva lordosis pada lumbosakral yang mendatar, vertebra lumbosakral
memperlihatkan fiksasi, nyeri tekan pada salah satu ruas vertebra lumbosakralis
hampir selalu ditemukan, test lasegue hampir selalu positif pada derajat kurang dari
70, tesr naffziger dan valsava hampir selalu positif. Data anamnestik dan diagnostik
fisik yang bersifat spesifik berarti informasi yang mengarahkan ke suatu jenis proses
patologik atau yang mengungkapkan lokasi di dalam vertebra lumbosakralis atau
topografi radiks terhadap lesi yang merangsangnya.

3. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis


Unsur-unsur nervus iskhiadikus yang dibawakan oleh nervi L4, L5, S1, S2 dan S3
menyusun pleksus lumbosakralis yang berada di fasies pelvina os sakri. Di situ
pleksus melintasi garis sendi sakroiliaka dan sedikit lebih distal membentuk nervus
iskhiadikus, yang merupakan saraf perifer terbesar. Selanjutnya dalam perjalanannya
ke tepi nervus iskhiadikus dapat terjebak dalam bangunan-bangunan yang
dilewatinya. Pada pleksus lumbosakral dapat diinfiltrasi oleh sel-sel karsinoma
ovarii, karsinoma uteri atau sarkoma retroperineal. Di garis persendian sakroiliaka
komponen-komponen pleksus lumbosakralis sedang membentuk nervus iskhiadikus
dapat terlibat dalam proses radang (sakroilitis). Di foramen infra piriformis nervus
iskhiadikus dapat terjebak oleh bursitis otot piriformis. Dalam trayek selanjutnya
nervus iskhiadikus dapat terlibat dalam bursitis di sekitar trochantor major femoris.
Dan pada trayek itu juga, nervus iskhiadikus dapat terganggu oleh adanya penjalaran
atau metastase karsinoma prostat yang sudaj bersarang pada tuber iskhii.
Simtomatologi entrapment neuritis iskhiadika sebenarnya sederhana yaitu pada
tempat proses patologik yang bergandengan dengan iskhiagia
F. Tanda dan Gejala

Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi.


Yang bisa menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging,
atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan
pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki
memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk
punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
1. Nyeri punggung bawah
2. Nyeri daerah bokong
3. Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
4. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan
daerah bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai
kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
5. Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau
banyak berdiri dan berjalan.
6. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang
yang berat.
7. Jika dibiarkan

maka

lama

kelamaan

akan

mengakibatkan

kelemahan anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai


dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.
8. Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
9. Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya
refleks tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
10. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan
defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan
kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan
untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
11. Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangka
G. Patofisiologi
Vertebrae manusia tersusun dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, & koksigis. Bagian
vertebrae yg membentuk punggung bagian bawah ialah lumbal 1-5 denagn discus
intervertebralis & pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari
lumbal 1-4 yg tersusun dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus
femoralis, nervus genitofemoralis, & nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis
keluar dari lumbal4-sakral4 yg tersusun dari nervus gluteus superior, nervus gluteus
inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, & ramus

muskularis. Nervus ischiadicus ialah berkas saraf yg meninggalkan pleksus


lumbosakralis & menuju foramen infrapiriformis & keluar pada permukaan tungkai di
pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang
menjadi dua yaitu nervus perineus komunis & nervus tibialis. Ischialgia muncul dampak
perangsangan serabut-serabut sensorik yg berasal dari radiks posterior lumbal 4 hingga
sakral 3, & ini bisa terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum hingga pada
permukaan belakang tungkai.
Kesalahan postur & sikap bisa menyebabkan cedera pada tulang belakang yg lamakelamaan mau menyebabkan proses penulangan, karena karena adanya proses degenerasi
yg terus menerus kian nucleus pulposus mau terhimpit, sehingga anolus fibrosus
mengalami penekanan & kerap kali menonjol ke bagian lateral. Penonjolan ini membuat
dampak penekana pada medulla spinalis. Jika keadann seperti ini tak segera diobati kian
lama kelamaan akanmengakibatkan adanya nyeri menjalar pada sepanjang tungkai
karena karena adanya penekanan pada nervus ischiadicus (Ischialgia). Ischialgia yg
disebakan karena beberapa factor etiologi & sindroma yg biasanya dikenal sebagai
sindroma stenois lumbal & entropmentneuritis , nyeri yg bertolak dari vertebra
lumbosakralis sesisi & menjalar sepanjang tungkai hingga ujung kaki wajib dicurigai
sebagai nyeri saraf dampak perangsangan di dlm Vertebra Lumbosakralis. Nyeri saraf yg
bertolak dari tuber
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto rontgen lumbosakral
2. Elektromielografi
3. Myelografi
4. CT scan
5. MRI

I. Pathway

J. Pengkajian

1. Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan
dahulu, Riwayat kesehatan keluarga. Yg wajib diperhatiakan dlm
anamnesa diantaranya:
a. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri
(menyayat, menekan, dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri,
pinggang terfiksir, faktor pencetus, & faktor yg memperberat
rasa nyeri.
b. Kegiatan yg memunculkan peninggian tekanan didalam
subarachnoid

seperti

batuk,

bersin

&

mengedan

memprivakasi terasanya ischialgia diskogenik


c. Faktor trauma hampir kerap kali diketemukan kecuali pada
proses neoplasma / infeksi
2. Pemeriksaan fisik
Buat mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tak
biasanya ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya
terapis mengagkat kaki yg mengalami nyeri jika nyeri dirasakan
bertambah hebat pada sudut 60 70 tataran manusia tersebut
dikatakjan positif ischialgia. Tes ini dijuluki Straight Leg Rising.
a. Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis,
hiperlordosis / lordosis lumbal yg mendatar.
b. Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang / pada otot-otot di
samping tulang belakang.
c. Perkusi : Rasa nyeri kalau/jika prosesus diketok.
d. Reflek :
e. KPR & / APR
f. Laseque, patrick, antipatrick, naffziger.
3. pemeriksaan penunjang
K. Diagnosa
1. Nyeri akut/ kronis b.d Kompresi saraf, spasme otot.
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif
& kerusakan neuromuskulu.
3. Deficit pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai
prognosis & tindakan pengobatan (Santosa,2007).
L. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan penyakit ischialgia yaitu sebagai berikut :
1. Obat obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
Program Rehabilitasi Medik bagi penderita ialah:

keadann,

a. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi


manipulasi, Exercise, dsb.
b. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
c. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan,
dsb.
d. Advis:
1) Hindari berlimpah membungkukkan badan.
2) Hindari kerap kali mengangkat barang-barang berat.
3) Segera istirahat jika sudah merasakan nyeri saat
berdiri / berjalan.
4) Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian
kanan

&

kiri

memanfaatkan kursi kecil buat menumpu kedua kaki.


5) Saat menyapu / mengepel lantai pergunakan gagang
sapu / pel yg panjang, sehingga saat menyapu /
mengepel punggung tak membungkuk.
6) Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan
punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut buat
menggapai barang tersebut.
7) Lakukan Back Exercise secara rutin, buat memperkuat
otot-otot punggung sehingga mampu menyanggah
tulang belakang secara baik & maksimal.
3. Operasi : di lakukan pada kasus yg berat/ sangat mengganggu
aktifitas dimana dgn obat obatan & Program Rehabilitasi Medik
tak membantu (Anggraini, 2010).

Daftar Pustaka

Anggraini, W. (2010). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia Dekstra Di RS Dr


Ramelan Surabaya. Surkarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Liswoko, G. (2012). Korelasi Lama Menyupir Dgn Terjadinya Ischialgia Et
Causa Spasme Otot Piriformis Pada Sopir Angkutan Umum
Banyumanik Semarang. Surkarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Kurniawati. (2010). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Keadann Ischialgia Dextra Di Rumah
Sakit Dr. Soedjono Magelang. Surkarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Mansjoer, A dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius
Minaryanti, RN. (2009). Karya Tulis Ilmiah Penatalaksanaan Fisioterapi
Pada Ischialgia Dgn Short Wave Diathermy & Terapi Latihan Di
RSUD Sragen. Surkarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Santosa, Budi. (2007). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 20052006. Jakarta: Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai