Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

LOW BACK PAIN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :

ESTI RAHAYU

1911040031

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
LOW BACK PAIN

A. Definisi
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri didaerah lumbal sakral dan sakroiliakal,
nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. (Harsono,
2010).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat
pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya
tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada
laporan pasien. Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya
disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus, osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner, 2012). Low
back pain dapat terjadi pada siapa saja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut, ketidakmampuan ligamen
lumbosacral, kelemahan otot, osteoartritis, spinal stenosis serta masalh pada sendi
inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah
nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau
terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
pulposus, kelemahan otot, osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

B. Etologi
1. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
a. Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
b. Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis,
stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis.
2. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
3. Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
4. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi
5. Kegemukan
6. Mengangkat beban dengan cara yang salah
7. Keseleo
8. Terlalu lama pada getaran
9. Gaya berjalan
10. Merokok
11. Duduk terlalu lama
12. Kurang latihan (oleh raga)
13. Depresi /stress
14. Olahraga (golf, tennis, sepak bola)

C. Klasifikasi Low Back Pain


Klasifikasi Low back pain menurut waktu terjadinya nyeri berlangsung yaitu:
1. Nyeri akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba. Seorang tidak dapat
beristirahat dengan tenang dan setiap gerak bagian punggung yang terkena
bertambah nyeri yang terjadi selama kurang dari 8 minggu.
2. Nyeri kronis yang terus menerus dan cenderung tidak berkurang . Nyeri biasanya
terjadi dalam beberapa hari tetapi kadang kala membutuhkan waktu selama satu
atau bahkan beberapa minggu. Kadang-kadang nyeri berulang akan tetapi untuk
kekambuhan bisa ditimbulkan dariaktivitas fisik yang sederhana.

Klasifikasi Low back painmenurut penyebabnya yaitu :

1. Low back pain traumatic


Lesi traumatic dapat disamakan dengan lesi mekanik. Pada daerah punggung
bawah, semua unsur susunan neuromuskoletal dapat terkena oleh trauma. LBP ini
dibagi menjadi :
a. Trauma pada unsur miofasial
Hal ini akan terjadi pada keadaan tubuh yang tidak optimal karena
kegemukan, terlalu banyak duduk, dan terlalu kaku karena tidak mengadakan
gerakan-gerakan untuk mengendurkan ototnya.
b. Trauma pada komponen keras
Hal ini dapat terjadi akibat trauma berupa fraktur kompresi dapat terjadi di
vertebra torakal bawah atau vertebra lumbal atas. Fraktur kompresi dapat
terjadi juga pada kondisi tulang belakang yang patologik karena trauma ringan
(misal jatuh terduduk dari kursi pendek), kolumna vertebralisyang sudah
osteoporotik mudah mendapat fraktur kompresi.

2. Low back painakibat proses degeneratif


a. Spondilosis
Perubahan degeneratif pada vertebra lumbosakralis dapat terjadi pada corpus
vertebra berikut arcus dan processus artikularis serta ligament yang
menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain.
Pada proses spondilosis terjadi rarefikasi kortekstulang belakang, penyempitan
discus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan dari
foramina intervetebralis.

b. Hernia Nukleus Pulposus(HNP)


Perubahan degeneratif dapat juga mengenaiannulus fibrosus discus
intervertebralis yang bila pada suatu saat terobekdapat disusul dengan protusio
discus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus
pulposus(HNP). HNP paling sering mengenai discus intervertebralisL5-S1 dan
L4-L5.

c. Osteoatritis
Unsur tulang belakang lainyang sering dilanda proses degeneratif ialah
kartilago artikularisnya, yang dikenal sebagai osteoatritis. Pada osteoatritis
terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi berulang-ulang selama
bertahun-tahun.Terbatasnya pergerakan sepanjang columna vertebralis pada
osteoarthritis akan menyebabkan tarikan dan tekanan pada otot atau ligament
pada setiap gerakan sehingga menimbulkan nyeri punggung bawah.

3. Low back painakibat penyakit inflamasia.


a. Artritis rematoid termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian
tulang. Sendi yang terjangkit mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami kerusakan. Akibat
sinovitis(radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada
tulang rawan, sendi, tulang, tendon, dan ligament di sendi.
b. Spondilitis angkilopoetika, Kelainan pada artikus sakroiliaka yang merupakan
bagian dari poliartritis rematoid yang juga didapatkan di tempat lain. Rasa
nyeri timbul akibat terbatasnya gerakan pada kolumna vertebralis, artikulus
sakroiliaka, artikulus kostovertebralis dan penyempitan foramen
intervertebralis.
4. Low back pain akibat gangguan metabolisme seperti osteroporosis
5. Low back pain akibat neoplasma seperti : tumor benigna, tumor maligna,

D. Manifestasi klinis
Nyeri merupakan perasaan yang sangat subjektif dan tingkat keparahannya sangat
dipengaruhi oleh pendapat pribadi dan keadaan saat nyeri punggung dapat sangat
bervariasi dari satu orang ke orang lain. Gejala tersebut meliputi :
1) Sakit
2) Kekakuan
3) Rasa baal / mati rasa
4) Kelemahan
5) Rasa kesemutan (seperti ditusuk peniti dan jarum)
Nyeri tersebut bisa berawal dari pada punggung, namun nyeri dapat menjalar
turun ke bokong, tungkai bahkan ke kaki. Bila nyeri bertambah berat atau
berlangsung dalam waktu yang lama, maka anda dapat mengalami kesulitan
buang air kecil, kesulitan tidur, dan depresi.

E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain
Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam :
1. Nyeri Nosiseptif
Bagian peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3
bagian luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis)
ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut
mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus (mekanik, termal,
kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab
dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang
menyebabkan timbulnya persepsi nyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang
bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses
penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat
adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan
iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang
merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan
nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan
sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit
dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor,
langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau
disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan
pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia
Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio
atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis),
penekanan oleh tumor dan sebagainya.
F. Pathway

G. Dagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Nyeri akut b.d spasme otor, masalah muskuloskeletal, tekanan saraf
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal, kekakuan sendi,
kontraktur
3. Gangguan pola tidur b.d nyeri, ketidaknyamanan
4. Defisik perawatan diri b.d gangguan muskuloskeletal
H. Pemeriksaan diagnostik
Neurofisiologik
 Electromyography (EMG)
 Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4
minggu Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis,
pemeriksaan elektrofisiologik tidak dianjurkan.
 Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan
mielopati spinal.
Radiologik
 Foto polos.
 Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
 Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
 Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
 Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan
 Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
Laboratorium
 Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid,
fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
 Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
 Likuor serebrospinal (atas indikasi)

I. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan,
posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase,
traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang
(tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat).
2. NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal),
latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh
dan aktivitas.
3. Farmakoterapi : Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat),
injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler. Antidepresan
trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin,
fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan).
4. Bedah syaraf

J. Komplikasi
Nyeri punggung bawah kronis sudah merupakan salah satu komplikasi dari berbagai
etiologi. Berbagai etiologi ini juga memiliki komplikasi lain. Contoh: bila penyebab
nyeri adalah fraktur di sendi sakroiliak, dapat berlanjut ke fraktur komplit di panggul.
Herniasi diskus dapat menghasilkan komplikasi sindroma kauda equina dan dapat
menyebabkan gangguan permanen.
Terdapat juga beberapa komplikasi akibat tata laksana nyeri punggung bawah kronis.
Penggunaan obat-obatan seperti opioid dapat menyebabkan kecanduan. NSAIDs
dapat menyebabkan gangguan saluran cerna. Prosedur intervensi seperti injeksi
anastesi atau kortikosteroid dapat menyebabkan kelemahan ekstremitas bawah,
insomnia, nyeri kepala, gangguan elektrolit. Tidak sedikit jumlah komplikasi yang
dapat terjadi bila tindakan operasi dilakukan pada sistem saraf pusat dan sekitarnya,
misalnya cedera saraf, robekan pada duramater, infeksi, atau degenerasi diskus.

K. Prognosis

Nyeri punggung bawah jarang sekali mengancam nyawa, tetapi sangat mengganggu
kualitas hidup. Nyeri punggung bawah kronis sering fluktuatif dan memiliki episode
eksaserbasi akut yang rekuren. Prognosis jumlah episode eksaserbasi akan lebih buruk
pada pasien yang memiliki riwayat serangan akut yang sangat berat dan bertahan
lama.

Nyeri punggung bawah adalah salah satu alasan terbesar untuk izin dari kerja. Bila
pasien sudah lama izin, lebih kecil kemungkinan ia akan kembali ke pekerjaannya
[10]. Dari semua pasien yang sudah izin kerja selama enam bulan, hanya setengah
akan kembali berkerja. Setelah izin berkerja selama dua tahun, tidak ada pasien yang
kembali berkerja.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000
Askep LBP (Low Back Pain). http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. http://sedetik.multiply.com/journal
Wheeler S, Wipf J, Staiger T, Deyo R, Jarvik J. Evaluation of low back pain in adults.
[Online]. Uptodate. Available from: https://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-low-
back-pain-in-adults

Anda mungkin juga menyukai