Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN GANGLION DI POLI

ORTHOPEDI RSD dr.SOEBANDI JEMBER

oleh
Kicha Kartini S
NIM 082311101035

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

LAPORAN PENDAHULUAN GANGLION


OLEH: KICHA KARTINI S
NIM.08231110101035
A. Pengertian
Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi. Kista ini
berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista
merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan.
Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan
tangan atau melekat pada suatu sendi. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki.
Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring
berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Kista ganglion dapat mengalami
inflamasi jika teriritasi. Konsistensi biasanya lunak, tetapi dapat juga keras
seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista. Ganglion timbul
pada tempat-tempat berikut ini:
a. Pergelangan tangan punggung tangan (dorsal wrist ganglion), telapak
tangan (volar wrist ganglion), daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah
satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada
pergelangan tangan.
b. Telapak tangan pada dasar jari-jari (flexor tendon sheath cyst). Kista ini
berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, terjadi
akibat iritasi pada tendon - tendinitis.
c. Bagian belakang tepi sendi jari (mucous cyst), terletak di sebelah dasar
kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dapat terinfeksi
dan menyebabkan infeksi sendi walaupun hal ini jarang terjadi.
B. Etiologi
Ganglion mewakili struktur degeneratif yang melingkupi perubahan
mukoid dari kolagen dan jaringan ikat. Teori yang lebih baru, yang
dipostulasikan oleh Angelides pada 1999, menjelaskan bahwa kista
terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi yang
menstimulasi produksi asam hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan
sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah sepanjang ligamentum
sendi serta kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus

kapsular dan kista utama. Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi
kista ganglion soliter yang besar. Penyebab ganglion tidak sepenuhnya
diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada
ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat
cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui
sebelumnya.
C. Tanda dan gejala
a. Keterbatasan gerak
b. Parestesia
c. Kelemahan
d. Nyeri
e. Adanya Benjolan pada bagian belakang pergelangan tangan, sisi telapak
pergelanagn tangan, sendi jari
D. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran
ganglion. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana
terdapat ganglion. Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah
menjadi ganas. Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak,
kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah
E. Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
kadang melalui pemeriksaan radiologik.
a. anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun kadang
ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan.
b. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri
tekan. Melalui transiluminasi diketahui bahwa isi benjolan bukan
merupakan massa padat tapi merupakan cairan. Pada aspirasi diperoleh
cairan dengan viskositas yang tinggi dan jernih. Sering juga ditemukan
adanya gangguan pergerakan dan parestesia dan kelemahan pada
pergelangan tangan ataupun lengan.
F. Diagnosis Banding

Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang mungkin


didapatkan di tangan seperti lipoma, kista sebasea dan nodul rheumatoid
arthritis.
G. Penatalaksanaan
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion.
a. Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan
keluhan

apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan diyakini massa

tersebut bukan kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan


segera, ganglion dibiarkan menetap hingga mengecil.
b. Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan, terdapat dua
pilihan penatalaksanaan yaitu aspirasi dan pengangkatan kista secara
bedah. Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan
mengeluarkan isinya setelah memberikan anastesi lokal di daerah
sekitar kista. Karena diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam
produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat anti inflamasi
(steroid) terkadang juga diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha
untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi
kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
menggunakan substansi lain seperti hialuronidase bersama dengan
steroid setelah aspirasi meningkatkan angka kesembuhan dari 57%
(aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan substansi tambahan.
c. Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, terjadi hambatan mekanis dan
komplikasi saraf (hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat
tekanan ganglion pada saraf) atau ganglion timbul kembali setelah
aspirasi, maka dianjurkan dilakukan eksisi bedah. Hal ini melibatkan
insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama
dengan sebagian selubung tendon atau kapsul sendi dari mana kista
tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi
kista ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit
tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat pada
struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.
H. Patofisiologi

Sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam
sebuah kompartemen kecil. Akibat dari arthritis, cedera atau sebab yang lain dapat
terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut. Cairan tersebut kental seperti madu,
dan jika kebocoran tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta gigi.
Jika pasta gigi ditekan, walaupun lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental,
maka akan mengalir keluar dan begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini
bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan mengisi ruang di luar area
lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas
dan menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan
tersebut ini dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga
sekeras

tulang.

Cairan

pelumas

mengandung

protein

khusus

yang

menyebabkannya kental dan pekat dan menyulitkan tubuh untuk mereabsorbsi


jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk menyerap kembali cairan
tersebut, tapi hanya sanggup menyerap air yang terkandung didalamnya sehingga
membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar untuk
dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.

Arthtritis/ cedera pada sendi atau tendon

Terjadi kebojoran kompartemen

Cairan sinovial keluar dari dalam kompartemen


(Tidak bias masuk kembali bersifat kental dan pekat)

Reabsobsi tubuh terganggu

Cairan sinovial menjadi sekental jelly


(mengisi ruang diluar area lubang kebocoran)

Saat tangan bekerja terjadi peremasan pada sendi

Terjadi peningkatan pada kompartemen yang berisi cairan sinovial

Benjolan terbentuk dengan tekanan yang besar (benjolan benjadi keras,


sekeras tulang/ ganglion)
I Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Identitas penderita meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama: Adanya rasa nyeri ketika digerakan, namun terkadang
asimtomatis. Ada terlihat suatu benjolan yang letaknya di dekat sendi.
c. Riwayat kesehatan sekarang: Berisi tentang kapan terjadinya benjolan,
penyebab lain yang menyertai terjadinya ganglion serta upaya yang telah
dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu, Adanya riwayat ganglion sebelumnya. Riwayat
aktifitas dan pekerjaan klien yang mungkin berhubungan dengan
terjadinya ganglion.
e. Riwayat kesehatan keluarga, adakah riwayat penyakit yang sama pada
keluarga dan penyakit keturunan ataupun penyakit menular.
f. Riwayat psikososial, Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan
emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum: Meliputi keadaan penderita secara umum, kesadaran,
tinggi badan, berat badan dan tanda tanda vital.
b. Kepala dan leher: Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran
pada leher, adakah gangguan pendengaran, keadaan lidah, gigi, gusi, dan
indra penglihatan.
c. Sistem integumen, Turgor kulit, adanya benjolan pada area sendi yang dapat
dipegang dan digerakan, kelembaban dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku.
d. Sistem pernafasan: Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
e. Sistem kardiovaskuler: Perfusi jaringan, nadi perifer, adakah
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal: apakah ada rasa mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.

g. Sistem urinary: keadaan umum sistem urinaria klien, adakah keluhan pada
sistem urinaria.
h. Sistem muskuloskeletal: Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn
tinggi badan.
i. Sistem neurologis: apakag ada terjadi penurunan sensoris, parasthesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
C. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan
radiologi untuk menentukan sebesar apa ganglion tersebut. Temuan radiografik
biasanya normal.
D. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan kista
ganglion baik pre operasi maupun post operasi adalah sebagai berikut :
1. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan
2. cemas berhubungan dengan ketidak tahuan klien tentang perjalanan
penyakit.
3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi.

e. Perencanaan Keperawatan
a.
cemas berhubungan dengan ketidak tahuan klien tentang perjalanan
penyakit.
Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang dan pasien memperoleh informasi
yang jelas dan benar tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
- Klien tidak terlihat cemas, emosi stabil, pasien tenang.
- Pasien mengetahui tentang proses operasi yang akan dilakukannya dan
mengetahui proses penyakit dan tahu mengenai perawatan dan
pengobatannya.
- Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan
yang diperoleh.
Rencana tindakan:
- Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.
Rasional : Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien
sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan
tepat.
- Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang Ganglion.
Rasional : Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat
perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang
diketahui pasien/keluarga.
- Kaji latar belakang pendidikan pasien.
Rasional : Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan
menggunakan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai
tingkat pendidikan pasien.
- Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya
Rasional : Dapat meringankan beban pikiran pasien
- Gunakan komunikasi terapeutik.
Rasional : Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga
pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
- Berikan informasi yang akurat tentang proses operasi, proses penyakit,
perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang
mudah dimengerti.
Rasional : Informasi yang akurat tentang penyakitnya dapat memberi
wawasan pada klien dan mengurangi beban pikiran pasien.
- Libatkan pasien didalam melakukan tindakan perawatan sesuai
kemampuan.
Rasional : Dengan ikut serta secara langsung dalam tindakan yang
dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemas berkurang.
- Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan
Rasional: gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang
telah diberikan.

Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim


kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik

dan seoptimal mungkin.


Rasional : Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan
kecemasan yang dirasakan pasien.
- Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara
bergantian.
Rasional : Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang
menunggu.
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional : lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu
mengurangi rasa cemas pasien.
b. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.
Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang
Kriteria hasil:
- Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang.
- Pasien dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau
mengurangi nyeri.
- Tanda- Tanda vital dalam batas normal.( S : 36 37,5 0C, N: 60 80
x /menit, T : 100 130 mmHg, RR : 18 20 x /menit ).
Rencana tindakan:
Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan
mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak
bekerjasama dalam melakukan tindakan.
Ciptakan lingkungan yang tenang.
Rasional : Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat
rasa nyeri.
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan pasien
Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan
pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
Rasional : Obat obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.

c.

Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi.


Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
- Tanda-tanda infeksi tidak ada.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal (S : 36 37,50C)
- Keadaan luka baik.
Rencana tindakan:
- Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.
Rasional : Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksi
dapat membantu menentukan tindakan selanjutnya.
- Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan
diri selama perawatan.
Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk
mencegah infeksi kuman.
- Lakukan perawatan luka secara aseptik.
Rasional : untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika.
Rasional : Antibiotika dapat menbunuh kuman sehingga mencegah infeksi
dan mempercepat proses penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai