KISTA GANGLION
A. DEFINISI
Kista ganglion adalah tumor atau benjolan non-kanker yang tumbuh pada
tendon. Kista ini paling sering muncul pada tangan dan pergelangannya, tapi tidak
Kista ini umumnya berbentuk bulat oval kecil mirip menyerupai kacang
polong. Namun dapat juga membesar hingga ukurannya mencapai sekitar 2,5 cm.
Terkadang posisi kista menyebabkan pergerakan sendi menjadi lebih sulit. Kista
ganglion ini tidak menimbulkan rasa sakit, kecuali keberadaannya menekan saraf yang
B. ETIOLOGI
Hingga saat ini penyebab terbentuknya kista ganglion masih belum diketahui
secara pasti. Meski begitu, ada beberapa kondisi yang diduga meningkatkan risiko
2019).
Namun, ada beberapa faktor risiko yang membuat beberapa orang bisa
a. Usia dan jenis kelamin: ganglion dapat menyerang siapa saja, tapi paling sering
b. Cedera: sendi atau tendon yang pernah terluka di masa lalu lebih mungkin untuk
mengembangkan kista.
c. Aus karena penggunaan berlebih yaitu orang-orang yang terlalu sering
dekat kuku berada pada lebih risiko tinggi terkena kista di dekat persendian
tersebut.
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi kista ganglion masih tidak diketahui secara jelas. Saat ini, beberapa
peneliti menyetujui teori yang menyebutkan bahwa kista ganglion disebabkan oleh
berulang. Peregangan yang dilakukan berulang pada ligamen dan kapsul akan memicu
Reabsorbsi terganggu
Terputusnya
MKkontuinitas
Nyeri Tindakan invasif
jaringan Luka Post Op
Keterbatasan Gerak
Keterbatasan gerak
MK: Nyeri
MK : Resiko Iinfeksi
Luka Post Op
MK Gangguan Mobilitas
MK : Gangguan Mobilitas
belakang atau sejajar dengan pungggung tangan, namun juga bisa berkembang
pada pergelangan tangan sisi palmar atau sejajar dengan telapak tangan. Selain
di tempat tersebut, kista ganglion juga bisa terjadi pada sisi lainnya meskipun
a. Bagian dasar jari di atas telapak tangan, dimana kista ganglion muncul dalam
kista mukus.
(Team, 2019):
a. Massa menonjol
b. Hilang timbul
Benjolan bisa muncul dari waktu ke waktu atau muncul tiba – tiba,
ukurannya bisa mengecil dan hilang, namun bisa muncul kembali pada
waktu lain.
c. Teraba lunak
mengikuti trauma berulang atau akut, namun sekitar 35% muncul tanpa
gejala.
Jika nyeri muncul, biasanya bersifat kronik dan memburuk dengan gerakan
sendi.
f. Kelemahan gerak
Ketika kista berhubungan dengan tendon, pasien bisa merasa lemah pada jari
yang bermasalah.
F. KOMPLIKASI
itu, komplikasi juga dapat terjadi akibat penanganan yang dilakukan, baik akibat
c. Gangguan saraf.
kista.
akan menyarankan operasi. Terdapat dua jenis operasi untuk mengangkat kista
ganglion, yakni:
a. Artroskopi
(artroskop).
b. Pembedahan terbuka
Pada operasi ini, dokter akan melakukan sayatan sepanjang tusuk gigi di
pemeriksaan fisik saja. Dokter melihat kista ganglion bersadarkan bentuk dan
lokasinya, Benjolan juga akan diperiksa apakah terasa lunak ketika mendapatkan
tekanan. Jika diagnosis belum dapat dipastikan dari pemeriksaan fisik, maka
3. MRI, umumnya dilakukan jika kista ganglion memiliki bentuk yang kecil
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
a. Wawancara :
dekat sendi.
b. Pemeriksaan Fisik
nyeri dada.
disorientasi.
obstruksi jaringan saraf atau inflamasi, serta efek samping berbagai agen
terapi saraf
K. PERENCANAAN
M. PERENCANAAN
Teraupetik :
1. Pertahankan bedrest
selama perdarahan
2. Batasi tindakan invasif,
jika perlu
3. Gunakan kasur pencegah
dekubitus
4. Hindari pengukuran suhu
rektal
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
2. Anjurkan menggunakan
kaus kaki saat ambulasi
3. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
mencegah konstipasi
4. Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
5. Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan
vitamin K
6. Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
produk darah , jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
pelunak tinja , jika perlu
2 Risiko cidera Setelah diberikan tindakan 1. Periksa monitor isolasi
berhubungan keperawatan selama 2-3 utama
dengan jam, tingkat cedera 2. Siapkan alat dan bahan
perubahan menurun dengan kriteria oksigenasi dan ventilasi
sensasi hasil: buatan
1.Kejadian cedera 3. Periksa keadekuatan
menurun fungsi dari alat-alat
2. Luka/lecet menurun tersebut
(SLKI,2019) 4. Monitor aksesoris
spesifik yang
dibututhkan untuk posisi
bedah tertentu
5. Periksa persetujuan
bedah dan tindakan
pengobatan lain yang
diperlukan
6. Periksa bersama pasien
atau orang yang
berkepentingan lainnya
mengenai prosedur dan
area pembedahan.
7. Berpartisipasi dalam
fase “time out” dalam
pre operatif untuk
memeriksa terhadap
prosedur; benar pasien,
benar prosedur, benar
area pembedahan, sesuai
kebijakan instansi.
8. Dampingi pasien pada
fase transfer ke meja
operasi sambil
melakukan monitor
terhadap alat
9. Hitung kasa perban, alat
tajam dan instrumen,
sebelum, pada saat dan
setelah pembedahan
10. Sediakan unit
pembedahan elektronik,
alas lapang
pembedahan dan
elektroda aktif yang
sesuai
11. Periksa ketiadaan
pacemaker jantung,
implan elektrik
lainnya,atau prothesis
logam yang merupakan
kontaindikasi
electrosurgicalsurgery
12. Lakukan tindakan
pencegahan terhadap
radiasi ionisasi atau
gunakan alat pelindung
dalam situasi dimana
alat tersebut
dibutuhkan, sebelum
operasi dimulai
13. Sesuaikan koagulasi
dan arus pemotong
sesuai instruksi dokter
atau kebijakan institusi
14. Inspeksi kulit pasien
terhadap cedera setelah
menggunakan alat
pembedahan elektronik.
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN POST OPERASI
operasi.
(Nanda, 2010)
O. PERENCANAAN
P. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
Q. EVALUASI KEPERAWATAN
yaitu :
2. O (Objektif) merupakan data yang didapat dari hasil observasi perawat yang