A. DEFINISI
Karsinoma sel basal (BCC) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari
sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut.
BCC merupakan kanker kulit neomelanoma dengan insiden tertinggi dan diharapkan akan terus
meningkat dengan semakin meningkatnya radiasi oleh UV di bumi. Biasanya terjadi pada
daerah yang terekspos matahari meskipun daerah yang tertutup juga meningkat risikonya.
Hidung atau “ daerah T “ pada wajah merupakan tempat predileksi untuk terjadinya BCC.BCC
tumbuh lambat meskipun pada keadaan “lanjut” dapat menginvasi jaringan sekitar, seperti
kartilago, tulang, dan menyebabkan “ kecacatan “. BCC jarang metastasis, dikatakan metastasis
terjadi kurang dari 0,05 % kasus (Feig et al., 2006).
Karsinoma sel basal (BCC) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari
sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut
(Manuaba, 2010).
Karsinoma sel basal merupakan suatu tumor ganas kulit yang berasal dari pertumbuhan
neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit (Harahap, 2000).
B. KLASIFIKASI
a) Nodular BCC : tipe klasik, berbentuk “pink” nodul (pada kulit putih ), pada kulit
bewarna akan terjadi pingmentasi, “pearly” dan kadang terjadiulserasi.
b) Superficial BCC : banyak dijumpai pada ekstremitas atau daerah yang terkena
eksposur sinar matahari, ber-squama (scaly) sering sulit dibedakan dengan SCC
ataupun Bowen disease.
c) Sclerosing or Morphea Form BCC : jarang dijumpai, dan berbentuk nodul yang
induratif dan tidak terbatas jelas, sering didiagnosa sebagai jaringan “parut”
(Manuaba, 2010).
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik yang
melanoma maupun yang non melanoma.Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh
binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling efektif adalah UVB. Hal
ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu sendiri untuk menembus kedalam
lapisan ozon dan juga startum korneum yang akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA. Langkah
pertama dari proses karsinogenik ini adalah penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon
UVB ini biasanya akan diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan
menyebabkan terbukanya ikatan tersebut. Sebagai hasilnya akan terbentuk cyclobutane
dimmer atau pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya menyebabkan struktur DNA
yang abnormal.
Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel tumor
epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara komponen stroma
menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen, fibroblast dan subtansia dasar
yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa aminoglikans (GAGs). Kedua komponen
ini saling ketergantungan sehingga tidak bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya.
Hubungan ketergantungan ini sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan
mengapa basalioma sangat jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan basalioma pada
kultur sel dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar
dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki system limfatik ataupun
system vascular.Dan inilah yang membedakan antara basalioma dengan melanoma maligna
dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering mengadakan metastase.
Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi sel-sel lain)
yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan follikuler. Sel ini diproduksi sepanjang
hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan apokrin.Tumor tumbuh dari epidermis dan
muncul dibagian luar selubung akar rambut, khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat
dibawah duktus glandula sebacea.Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor
tumor p53, yang terletak pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor
pada lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan autosomal
dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi pada gen supresi tumor
p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus karsinoma sel basal secara sporadic.
Kebanyakan dari mutasi ini adalah translasi dari C → T dan CC → TT pada susunan
dipyrimidine, yang merupakaan mutasi khas yang mengindikasikan bahwa adanya paparan
terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-akhir ini terdapat nucleus β-catenin yang
menunjukkkan hubungannya dengan peningkatan proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari
gen-gen ini masih belum diketahui.
Pathway
Acral
Karsinoma Sel Basal
Lantiginous
Nyerikanker
Bagian tubuh yang terserang Akut sel basal biasanya Gangguan Mobilitas
wajah, leher FIsik
dan kulit
kepala.Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat,
kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti
jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC yang besar dan luas untuk melihat
adanya inflitrasi sel tumor pada tulang di bawahnya.
2. CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan
pembedahan.
G. KOMPLIKASI
1. Sebuah risiko kekambuhan karsinoma basal. Sel umumnya kambuh. Bahkan
setelah pengobatan berhasil, mereka mungkin kambuh, sering di tempat yang
sama.
2. Peningkatan risiko jenis lain kanker kulit. Sebuah sejarah karsinoma sel basal juga
dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan jenis lain kanker kulit, seperti
karsinoma sel skuamosa dan melanoma.
3. Kanker yang menyebar di luar kulit. Langka, bentuk agresif karsinoma sel basal
dapat menyerang dan merusak otot di dekatnya, saraf dan tulang. Sangat jarang,
karsinoma sel basal dapat menyebar ke area lain dari tubuh.
H. PENATALAKSANAAN
1. BiodataPasien
a. Data Demografi
b. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
c. Faktor Lingkungan
2. PolaKesehatanFungsional Gordon
a. Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan – penanganan kesehatan
Pola sehat – sejahtera yang dirasakan, Pengetahuan tentang gaya hidup dan
berhubungan dengan sehat, Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif, Ketaatan
pada ketentuan medis dan keperawatan.
b. Riwayat keperawatan untuk pola nutrisi – metabolik
Pola makan biasa dan masukan cairan, Tipe makanan dan cairan,
Peningkatan/penurunan berat badan, Nafsu makan, pilihan makanan.
c. Riwayat keperawatan untuk pola eliminasi
Defekasi, berkemih, Penggunaan alat bantu, Penggunaan obat-obatan.
d. Riwayat keperawatan untuk pola aktifitas
Pola aktivitas, latihan dan rekreasi, Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas
sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll).
e. Riwayat keperawatan untuk pola istirahat – tidur
Pola tidur – istirahat dalam 24 jam, Kualitas dan kuantitas tidur.
f. Riwayat keperawatan untuk pola kognitif perseptual
Penglihatan, perasa, pembau, Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan
keputusan.
g.Riwayat keperawatan untuk pola konsep diri
Sikap klien mengenai dirinya, Persepsi klien tentang kemampuannya, Pola
emosional, Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri.
h. Riwayat keperawatan untuk pola peran / hubungan
Persepsi klien tantang pola hubungan, Persepsi klien tentang peran dan tanggung
jawab.
i. Riwayat keperawatan seksualitas / reproduksi
Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya, Tahap
dan pola reproduksi, termasukdidalamnyapenggunaanalatkontrasepsi.
j.Riwayat keperawatan untuk koping / toleransi stress
Kemampuan mengendalian stress, sumber pendukung.
k.Riwayat keperawatan untuk nilai / kepercayaan
Nilai, tujuan dan keyakinan, spiritual/agama, konflik.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut bersih atau kotor, warna rambut, ada lesi atau tidak
b. Mata dantelinga
Konjungtiva anemis atau tidak, pupil isokor anisokor, lubang telinga kotor atau tidak
c.Hidung
Lubang hidung sama besar atau tidak, sekitar hidung kotor atau bersih, ada polip
atau tidak.
d. Mulut
Sianosis atau tidak, sekitar mulut kotor atau bersih.
e. Kulit
Inspeksi : ada perubahan warna atau tidak, ada lesi, warna lesi, luas lesi, banyak area
yang terkena
Palpasi : kering atau lembab, halus atau kasar, nyeri atau tidak saat ditekan, teraba
hangat atau dingin, acral dingin atau panas.
f.Dada/jantung/paru
Paru-paru :
Inspeksi : Bagaimana kembang kempis dada, simetris atau tidak
Palpasi : Bagaimana sterfimitus kanan kiri samaatau tidak
Perkusi : Pekak seluruh lapang paru atau tidak
Auskultasi : Suara cordius tampak atau tidak
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tampak atau tidak
Palpasi : Ictus cordis teraba atau tidak
Perkusi : Konfigurasi normal atau tidak
Auskultasi :Terdapat suara abnormal atau tidak
g. Perut
Inspeksi : Tidak asites
Auskultasi : Terdengar bising usus
Palpasi : Ada nyeri atau tidak
Perkusi : kembung atau tidak
h. Genitalia
Apakah terpasang kateter atau tidak, bersih atau tidak.
i. Extremitas
Atas : oedem atau tidak, terpasang infus atau tidak
Bawah : oedem atau tidak
B. Diagnosa Keperawatan
E. Evaluasi
1. Nyeri berhubungan dengan lesi pada sel basal.
Evaluasi :
a. Pasien terlihat nyaman
b. Nyeri berkurang dengan skala 0
c. Pasien dapat beristirahat dengan tenang
d. TTV normal ( T: 36ᵅ C, N : 96 X/menit, RR : 20 X/menit).
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kanker sel basal.
Evaluasi :
a. Integritas kulit terlihat normal atau elastis
b. Tidak adanya lesi jaringan pada kulit
c. Tidak ada ruam
d. Tidak ada eritema disekitar luka.
3. Mobilitas fisik berhubungan dengan post op pembedahan dan penyebaran kanker sel
basal
Evaluasi :
a. Pasien dapat melakukan mobilitas fungsional yang optimal
b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri
c. Pasien terlihat berjalan dengan menggunakan langkah – langkah yang benar
d. Pasien dapat menggunakan alat bantu secara benar tanpa pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA