Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

SERVISITIS

Diajukan untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Maternitas di Poliklinik


Ginekologi RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat

Disusun oleh:
Suryadi Alamsah
402018036

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH BANDUNG
2018/2019
1. Definisi
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. karena
epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris
sehingga lebih mudah terinfeksi disbanding selaput lendir vagina. ( gynekologi . FK
UNPAD, 1998 ). Juga merupakan :

a. Infeksi non spesifik dari serviks

b. Erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi folikuler
( kistik )

c. Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior

2. Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida
dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti
streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus . kuman-kuman ini menyebabkan
deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan
serviks yang mengalami trauma.

Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan


ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seprti dilatasi, dan lain-
lain.

3. Klasifikasi
a. Servisitis Akut

Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe, infeksi


postabortum, postpartum, yang disebakan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-
lain. Dalam hal ini streptococcus merah dan membengkak dan mengeluarkan cairan
mukopurulent, akan tetapi gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa tampak
ditengah-tengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat
sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.

b. Servisitis Kronik

Penyakit ini dijumpai pada sebagisn wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka
kecil atau besar pada servik karena partus atau abortus memudahkan masuknya
kuman-kuman kedalam endoserviks serta keleenjer-kelenjernya sehingga
menyebabkan infeksi menahun.

Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :

1) Serviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan


infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Servicitis ini menimbulkan gejala,
kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning.

2) Terdapat portio uteri disekitar ostium uteri eksternum, tampak daerah kemerah-
merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel porsio disekitarnya, secret
yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.

3) Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mukosa endoserviks lebih
kelihatan dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah terkena
infeksi dari vagina. Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertropis dan
mengeras, secret mukopurulent bertambah banyak.

4. Tanda dan Gejala


a. Flour hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau
b.Sering menimbulkan erusio ( erythroplaki ) pada portio yang tampak seperti
daerah merah menyala.

b. Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulent


keluar dari kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion, maka
harus diingat kemungkinan gonorroe

c. Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis


d. Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput
lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulonobothi
dan akibat retensi kelenjer-kelenjer serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh
pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan.

e. Gejala-gejala non spesifik seperti dispareuni, nyeri punggung, dan gangguan


kemih

f. Perdarahan saat melakukan hubungan seks

5. emeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan dengan speculum

b. Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan

c. Pap smear

d. Biopsy

6. Penatalaksanaan

a. Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan gonococcus dalam secret

b. Kalau cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 %
dan irigasi.

c. Cervicis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi,
kalau sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.

d. Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO3 10 % atau Albothyl
yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian
diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak

e. Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi-


radial dengan termokauter atau dengan krioterapi.
B.ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian
a. Identitas klien.

b. Keluhan utama.

Flour yang purulent,pendarahan dan keputihan

c. Riwayat penyakit sekarang

Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau
tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya
keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit
dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.

d. Riwayat penyakit terdahulu.

Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal
yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit
infeksi.

e. Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau
penyakit menular lain.

f. Riwayat psikososial

Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan


bagaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit radang serviks.

g. Pemeriksaan fisik
2.Diagnosa keperawatan
a.Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi

b.Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubbungan dengan


terbatasnya informasi.

3.Perencanaan dan implementasi


a.Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
Tujuan:
Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :

1.Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.

2.Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.

3.Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan

4.Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan.

5.Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotika.

b.Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubungan


dengan terbatasnya informasi.

Tujuan :

Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi.


Intervensi:

1.Baringkan pasien diatas tempat tidur.

2.Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama pengobatan

3.Jelaskan pada pasien efek yang mungkin dapat terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2009/09/servisitis-dan-
adnexitis_13.html
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/08/askep-ca-serviks/
http://pro-iklan-gratis.blogspot.com/2009/10/servisitis-dan-adnexitis.html

Anda mungkin juga menyukai