A. PENGERTIAN
Tumor merupakan kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh (Kusuma, 2001). Tumor adalah
benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan pertumbuhan yang terbatas
dan lonjong (Oswari, 2000). Tumor adalah massa padat besar, meninggi dan
berukuran lebih dari 2 cm (Carwin, Elizabeth.J. 2000).
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini
mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi
ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan
struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi autonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
a. Karsinogen
b. Hormone
c. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan
yang kurang berserat.
d. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
e. Genetic
f. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
(Smelstzer, Suzanne C.2001)
Insiden tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskuler yang
menyebabkan kematian utama di Amerika Serikat. Lebih dari 496.000 orang
Amerika meninggal akibat proses maligna, setiap tahunnya. Memperlihatkan
frekuensinya, penyebab kematian akibat tumor di Amerika Serikat meliputi kanker
paru, prostate, dan area kolorektal pada pria dan pada tumor paru, payudara, dan area
kolorektal pada wanita.(Smelstzer, Suzanne C.2001)
C. MANIFESTASI KLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan
tanda selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan
tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau
pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak menunjukkan kelainan. Oleh karena
itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan tentang tanda dan
gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut “7-danfer warning
signals CAUTION”. Yayasan Kanker Indonesia menggunakan akronim WASPADA
sebagai tanda bahaya keganasan yang perlu dicurigai.
C = Change in bowel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficult
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai
mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor
abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi
harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan
disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat
dilakukan sedini mungkin.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak
membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan fisik dengan
hatihati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah
terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan demikian mudah ditentukan
pula apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tumor yang terlalu
besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang
berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga abdomen. Berbagai
pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan, seperti pemeriksaan darah tepi, laju
endap darah untuk menentukan tumor ganas atau tidak. Kemudian mengecek apakah
tumor telah mengganggu sistem hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau
metastasis ke sumsum tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaan
lainnya.
Tanda dan Gejala
a. Hiperplasia
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
c. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau
lunak.
d. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
e. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
f. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
g. Nyeri
h. Anoreksia, mual, muntah.
i. Penurunan berat badan. (Smeltzer, Suzanne C.2001).
D. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih
mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme
daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan
energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal
dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, 2001).
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar
dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh
darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini
dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan
suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu
kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab, metastase, pengobatan dan
prognosa yang berbeda. (Smelstzer, Suzanne C.2001).
PATHWAY
Oksidasi berkurang
Peregangan kapsula
hati Gangguan suplay darah
Hipertermi
normal pada sel-sel hepar
Hepatomegali
Kerusakan sel parenkim,
Perubahan kenyamanan sel hati dan duktus
Perasaan ketidaknyaman di intrahepatik
kuadran kanan atas
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni
subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.
Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh
harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah
pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang
berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran
anastomoisis. (Smeltzer, Suzanne C. 2001)
b. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel
tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi
yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik. (Smeltzer, Suzanne C.
2001)
c. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi
tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan
terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan
fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
(Smeltzer, Suzanne C. 2001)
d. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk
kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM)
berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon,
interleukin. (Danielle Gale. 2000).
G. PENGKAJIAN
a. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
c. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada
saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
e. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan
pengawet). Anoreksisa, mual/muntah.
Intoleransi makanan, perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat,
berkuranganya massa otot.
f. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
h. Pernafasan
Gejala : merokok(tembakau, mariyuana, hidup dengan sesoramh yang merokok.,
pemajanan asbes.
i. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari
lama/berlebihan.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
j. Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada
tingkat kepuasan.
Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
Multigravida, pasangan seks miltifel, aktivitas seksual dini.
k. Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung.
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau
bantuan).
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan sel tumor
b. Nyeri akut berhungan dengan proses penyakit
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
d. Keletihan berhubungan dengan penurunan kadar glukosa dalam darah
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan dengan Pain Level, Pain Management
proses penyakit Pain control, Lakukan pengkajian nyeri
Comfort level secara komprehensif
Kriteria Hasil : termasuk lokasi,
Mampu mengontrol karakteristik, durasi,
nyeri (tahu penyebab frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri, mampu presipitasi
menggunakan tehnik Observasi reaksi nonverbal
nonfarmakologi dari ketidaknyamanan
untuk mengurangi Gunakan teknik komunikasi
nyeri, mencari terapeutik untuk mengetahui
bantuan) pengalaman nyeri pasien
Melaporkan bahwa Kaji kultur yang
nyeri berkurang mempengaruhi respon nyeri
dengan menggunakan Evaluasi pengalaman nyeri
manajemen nyeri masa lampau
Mampu mengenali Evaluasi bersama pasien dan
nyeri (skala, tim kesehatan lain tentang
intensitas, frekuensi ketidakefektifan kontrol nyeri
dan tanda nyeri) masa lampau
Menyatakan rasa
Bantu pasien dan keluarga
nyaman setelah nyeri untuk mencari dan
berkurang menemukan dukungan
Tanda vital dalam
Kontrol lingkungan yang
rentang normal
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Hipertermi NOC NIC
berhubungan dengan Thermoregulation Fever treatment
peroses peradangan Kriteria Hasil: Monitor suhu sesering
Suhu tubuh dalam mungkin
rentang normal Monitor IWL
Nadi dan RR dalam Monitor warna dan suhu kulit
rentang normal Monitor tekanan darah, nadi
Tidak ada perubahan dan RR
warna kulit dan tidak Monitor penurunan tingkat
ada pusing kesadaran
Monitor WBC, Hb, dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik
Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Kolaborasi pemberian cairan
intravena
Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2
jam
Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negatif dan kedinginan
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dan
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan Vital sign
CITATIONS READS
0 8,083
1 author:
9 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Stefanus Mendes Kiik on 14 July 2018.
ABSTRACT
Early postoperative mobilization for the patient of abdominal surgery should be doing soon at the first of
24 hours postoperative to speed up time of intestine peristaltic recovery. This research was aimed to identify the
influence of early mobilization towards time of intestine peristaltic recovery. Design used in this research was pre
experimental i.e. one group pretest-posttest designed. Sample in this research amount 18 persons. The sample
was taken with non probability technique i.e. purposive sampling. The independent variable was early
mobilization. The dependent variable was time of intestine peristaltic recovery. The instrument of this research
used observation sheet, lytman stethoscope and watch. According to result of wilcoxon signed rank test with
errors level α=0,05 so p value = 0,005 (p<α) for the second of 4 hours postoperative and p value = 0,002 (p<α) for
the third of 4 hours postoperative. Meaning Ha was accepted. It can be concluded that early mobilization has
influence towards time of intestine peristaltic recovery. Further research involve larger respondents and better
measurement tool to ab- tain more accurate results of research.
Garrison, Susan J. (2001). Dasar-dasar Terapi dan Tim STIK GIA. (2004). Panduan Skripsi
Rehabilitasi Fisik. Hipokrates. Jakarta. 142. Mahasiswa STIK GIA. Makassar.
Jurnal Kesehatan (Health Journal) 14 Vol 1. No.1 November 2012 - Februari 2013