Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya anak dengan tumor abdomen hampir tidak memberikan keluhan
apabila masih dini, bahkan tidak jarang keluhan tidak atau belum timbul walaupun tumor
telah dapat diraba. Hal ini mungkin karena sifat rongga perut yang yang longgar, sehingga
bila ada massa di dalamnya, dapat tumbuh sampai cukup besar tanpa mengganggu organ di
sekitarnya.
Gejala-gejala umum yang disebabkan oleh adanya kanker seperti lesu, lemah, badan
makin kurus, keringat berlebih, demam, pucat dan rasa nyeri dalam perut, perlu
mendapatkan perhatian seksama meskipun gejala seperti tersebut di atas dapat dijumpai
pula pada berbagai penyakit infeksi kronis yang masih banyak terdapat di Indonesia.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak membuncit
dan keras ataupun pada saat anak dimandikan. Apabila telah diketahui ada tumor dalam
abdomen, selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk
menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun
metastasis. Ditentukan apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tetapi
pada tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian tumor abdomen?
2. Apakah etiologi terjadinya tumor abdomen?
3. Bagaimana patofisiologi terjadinya tumor abdomen?
4. Bagaimana tanda dan gejala tumor abdomen?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik tumor abdomen?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis tumor abdomen?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien tumor abdomen?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian tumor abdomen
2. Untuk mengetahui etiologi terjadinya tumor abdomen
3. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya tumor abdomen
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala tumor abdomen

1
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik tumor abdomen
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis tumor abdomen
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien tumor abdomen

D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui pengertian tumor abdomen
2. Dapat mengetahui etiologi terjadinya tumor abdomen
3. Dapat mengetahui patofisiologi terjadinya tumor abdomen
4. Dapat mengetahui tanda dan gejala tumor abdomen
5. Dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik tumor abdomen
6. Dapat mengetahui penatalaksanaan medis tumor abdomen
7. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien tumor abdomen

2
BAB II
KONSEP DASAR TUMOR ABDOMEN

A. PENGERTIAN
1. Tumor adalah : merupakan kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. (Kusuma, Budi 2001)
2. Tumor adalah : benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan
pertumbuhan yang terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2000)
3. Tumor adalah : massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm.
(Carwin, Elizabeth.J. 2000)
4. Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan
ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi
ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan
menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi autonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1. Karsinogen
2. Hormone
3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan
yang kurang berserat.
4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
5. Genetic

3
6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
(Smelstzer, Suzanne C.2001)

Insiden tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskuler yang


menyebabkan kematian utama di Amerika Serikat. Lebih dari 496.000 orang
Amerika meninggal akibat proses maligna, setiap tahunnya. Memperlihatkan
frekuensinya, penyebab kematian akibat tumor di Amerika Serikat meliputi kanker
paru, prostate, dan area kolorektal pada pria dan pada tumor paru, payudara, dan area
kolorektal pada wanita.(Smelstzer, Suzanne C.2001)

C. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih
mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme
daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan
energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal
dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001).
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar
dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh
darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini
dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan
suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu
kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab, metastase, pengobatan dan
prognosa yang berbeda. (Smelstzer, Suzanne C.2001).

4
PATHWAY

Karsinogen, hormone, gaya hidup, parasit, genetik, infeksi, trauma, hipersensitivitas


tehadap obat-obatan

Abnormal dari DNA seluler diubah oleh mutasi genetik

Oksidasi berkurang

Neoplasma mendapat energi dari metabolisme anaerob

Neoplasma menginvasi sel dan mengubah jaringan sekitar

Masuk ke limfa dan pembuluh darah

Metastase/ penyebaran tumor

ke organ abdomen : hati, limfa, ginjal, pankreas, dll.

Metastase dan pembesaran sel, jaringan organ (hepar)

Peregangan kapsula
hati Hipertermi Gangguan suplay darah
normal pada sel-sel hepar
Hepatomegali

Perubahan kenyamanan Kerusakan sel parenkim,


Perasaan ketidaknyaman di sel hati dan duktus
kuadran kanan atas intrahepatik

Glukoneogenesis Gangguan metabolisme


menurun karbohidrat, lemak dan
protein
Nyeri Anoreksia Glikogenolisis
Glikogenesis
menurun
menurun
Perubahan nutrisi kurang
Glikogen dalam hepar berkurang
dari kebutuhan tubuh Glukosa dalam
darah berkurang
Cepat lelah
Keletihan
5
D. TANDA DAN GEJALA
1. Hiperplasia
2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau
lunak.
4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
5. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
6. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
7. Nyeri
8. Anoreksia, mual, muntah.
9. Penurunan berat badan. (Smeltzer, Suzanne C.2001).

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi
meliputi
1. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau
oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan
gambaran berbagai struktur tubuh.
3. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
4. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;
dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.
5. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.

6
6. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu
ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya
biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang
diikuti dengan pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope.
(Smeltzer, Suzanne C.2001).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni
subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien
dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus
menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien
harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan
tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer,
Suzanne C. 2001)
2. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.
Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy
tertinggi dalam spektrum elektromagnetik. (Smeltzer, Suzanne C. 2001)
3. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi
tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan
terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi
pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi. (Smeltzer,
Suzanne C. 2001)
4. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk
kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa
antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.
(Danielle Gale. 2000).

7
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR ABDOMEN

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupak dasar proses keperawatan
diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat
memberikan rah kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sanagat
tergantung kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian. Tahap pengkajian
ini terdiri dari empat komponen antara lain : pengelompokan data, analisa data,
perumusan diagnosa keperawatan. Data dasar pengkajian klien :
1. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
2. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
3. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat
berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksisa, mual/muntah.
6. Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa
otot.
7. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope.
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

8
9. Pernafasan
Gejala : merokok(tembakau, mariyuana, hidup dengan sesoramh yang merokok.,
pemajanan asbes.
10. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari
lama/berlebihan.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
11. Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada
tingkat kepuasan.
Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
Multigravida, pasangan seks miltifel, aktivitas seksual dini.
12. Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung.
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau
bantuan).

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Penentuan diagnosa keperawatan harus berdasarkan analisa data dari hasil
pengkajian, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokkan menjadi
diagnosa aktual, potensial dan kemungkinan. (Budianna Keliat, 1994,1). Beberapa
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan tumor abdomen
antara lain :
Pre operasi
1. Ansietas b/d perubahan status kesehatan.
2. Nyeri (akut) b/d proses penyakit
3. Resiko tinggi terhadap diare
4. Kurang pengetahuan mengenai prognisis dan kebutuhan pengobatan.

9
Post operasi
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
2. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
5. Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah.

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN


Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, dibuat rencana tindakan untuk
mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah klien (Budianna Keliat, 1994,
16)
A. Pre operasi
1. Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Kemungkinan dibuktikan oleh: peningkatan ketegangan, gelisah, mengekspresikan
masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup.
Hasil yang diharapkan :
1. Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut
2. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
3. Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif
dalam pengaturan obat.
Intervensi Rasional

1) Dorong klien untuk 1) Memberikan kesempatan untuk


mengungkapkan pikiran dan perasaan. memeriksa takut realistis serta
kesalahan konsep tentang diagnosis.
2) Berikan lingkungan terbuka dimana 2) Membantu klien untuk merasa
klien merasa aman untuk diterima pada adanya kondisi tanpa
mendiskusikan perasaannya. perasaan dihakimi dan meningkatkan
rasa terhormat.
5. Pertahankan kontak sesering 3) Memberikan keyakinan bahwa
mungkin dengan klien. klien tidak sendiri atau ditolak.

10
6. Bantu klien/keluarga dalam
mengenali dan mengklasifikasikan 4) Dukungan dan konseling sesering
rasa takut untuk memulai diperlukan untuk memungkinkan
mengembangkan strategi koping. individu mengenal dan menghadapi
rasa takut.
5) Berikan informasi yang akurat
5) Dapat menurunkan ansietas

2. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.


Kemungkinan dibuktikan oleh: keluhan nyeri, respon autonomic gelisah, perilaku
berhati-hati.
Hasil yang diharapkan :
1. Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang
2. Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
Intervensi Rasional

1) Tentukan riwayat nyeri misalnya 1) Informasi memberikan data dasar


lokasi, durasi dan skala. untuk mengevaluasi kebutuhan /
keefektifan intervensi.
2) Berikan tindakan kenyaman dasar 2) Dapat meningkatkan relaksasi
misal: massage punggung dan
aktivitas hiburan misalnya music.

3) Dorong penggunaan keterampilan 3) Memungkinkan klien untuk


penggunaan keterampilan manajement berpartisipasi secara aktif dalam
nyeri misalnya relaksasi napas dalam. meningkatkan rasa control.

4) Kolaborasi pemberian analgetik 4) Analgetik dapat menghambat


sesuai indikasi. stimulus nyeri.

11
3. Resiko tinggi terhadap diare b/d koping yang tidak adekuat
Tujuan : mempertahankan pola defekasi umum.
Intervensi Rasional

1) Kaji tingkat usus dan pantau/ 1) Mengidentifikasi masalah


catat gerakan usus termasuk misalnya misalnya diare, konstipasi.
frekuensi konsistensi.

2) Dorong masukan cairan 2) Dapat menurunkan potensial


adekuat(2000ml/jam)dan terhadap konstipasi dengan
peningkatan. memperbaiki konsistensi feces dan
merangsang peristaltic; dapat
mencegah dehidrasi.

3) Berikan makan sedikit tapi sering 3) Menurunkan iritasi gaster,


dengan makanan rendah serat ( bila penggunaan makanan rendah serat
tidak dikontraindikasi) dan dapat menurunkan iritabilitas dan
mempertahankan kebutuhan protein memberikan istirahat pada usus bila
karbohidrat. ada diare.

4) Pastikan diet yang tepat hindari 4) Stimulasi GI yang dapat


makanan tinggi lemak. meningkatkan motilitas/frekuensi
defekasi.

5) Pantau pemeriksaan laboratorium 5) Ketidakseimbangan elektrolit


sesuai indikasi. mungkin akibat dari/pemberat untuk
mengubah fungsi GI.

6) Pelunak feces, laksatif, enema 6) Penggunaan prolaktif mencegah


sesuai indikasi. koplikasi lanjut pada klien.

12
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
Tujuan : dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan
pengobatan.
Intervensi Rasional

1) Tinjau ulang dengan klien/orang 1) Memvalidasi tingkat pemahaman


tedekat pemahaman diagnose saat ini mengidentifikasi kebutuhan
khusus, alternative pengobatan dan belajar dan memberiakan dasar
sifat harapan. pengobatan dimana klien membuat
keputusan berdasarkan informasi.

2) Tentukan persepsi klien tentang 2) Membantu identifiokasi ide


kanker dan pengobatan kanker. ,sikap, rasa takut, kesalahan
konsepsi, dan kesenjanagan
pengetahaun tentang kanker.

3) Berikan informasi akurat dan jelas 3) Membantu penilaian diagnose


dalam cara yang nyata tetapi kanker, memberikan informasi yang
sensitive. diperlukan selama waktu
menyerapnya.

4) Tinjau ulang aturan pengobatan 4) Meningkatkan kemampuan untuk


khusus dan penggunaan obat yang mengatur perwatan diri dan
dijual bebas. menghindari potensial, komplikasi,
reaksi/interaksi obat.

5) Tinjau ulang dengan klien/orang 5) Meningkatkan kesejateraan,


terdekat pentingnya memudahkan pemulihan dan
mempertahankan status nutrisi memumgkinkan klien mentoleransi
optimal. pengobatan.

6) Anjurkan meningkatkan masukan 6) Meperbaiki konsistensi feces dan


cairan dan serta dalam diet serta merangsang peristaltic.
latihan teratur.

13
B. Post operasi
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
tindakan pembedahan.
Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat denga membrane mukosa
lembab, turgor kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan haluaran urien
adekuat.
Intervensi Rasional

1. Pantau tanda-tanda vital dengan 1. Tanda-tanda awal hemoragi usus


sering. Periksa balutan luka dengan dan pembentukan hematoma yang
sering selama 24 jam pertama dapat menyebabkan syok
terhadap tanda-tanda darah merah hepovelemik.
terang dan berlebihan.

2. Palpasi nadi periver. Evaluasi 2. Memberikan informasi tentang


pengisian kapiler turgor kulit, dan volume sirkulasi umum dan tingkat
status membrane mukosa. hidrasi.

3. Perhatikan adanya edema. 3. Edema dapat terjadi Karena


perpindahan cairan berkenaan dengan
penurunan kadar albumin (protein).

4. Pantau masukan dan haluaran. 4. Indikator langsung dari hidrasi


organ dan fungsi. Memberikan
pedoman untuk penggantian cairan.

5. Pantau suhu tubuh. 5. Demam rendah umum selama 24-


48 jam pertama dan dapat menambah
kehilangan cairan.

14
2. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan
operasi.
Tujuan : Nyeri dapat berkurang
Kriteria : Klien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspresi wajah normal.
Intervensi Rasional

1. Kaji karakteristik nyeri. 1. Mengetahui tingkat nyeri yang


dirasakan oleh klien sebagai acuan
untuk intervensi selanjutnya.

2. Ukur tanda-tanda vital. 2. Mengetahui kemajuan atau


penyimpangan dari hasil yang
diharapkan.

3. Ajarkan tehnik relaksasi. 3. Untuk merelaksasi otot sehingga


mengurangi rasa nyeri.

4. Ajarkan nafas dalam dan batuk yang 4. Dengan nafas dalam dan batuk yang
efektif. efektif dapat mengurangi tekanan darah
pada abdomen yang dapat menimbulkan
rangsangan nyeri.

5. Penatalaksanaan pemberian obat 5. Obat analgetik dapat mengurangi atau


analgetik. menghilangkan rasa nyeri.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.


Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi.
Kriteria : Luka sembuh dengan baik, verband tidak basah dan tidak ada tanda-tanda
infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor).
Intervensi Rasional

15
1. Kaji tanda-tanda infeksi dan vital 1. Mengetahui tanda-tanda infeksi dan
sign. menentukan intervensi selanjutnya.
2. Dapat mencegah terjadinya
2. Gunakan tehnik septik dan antiseptik. kontaminasi dengan kuman penyebab
infeksi.
3. Verban yang basah dan kotor dapat
3. Ganti verband. menjadi tempat berkembang biaknya
kuman penyebab infeksi.
4. Memberikan pengertian kepada klien
4. Berikan penyuluhan tentang cara agar dapat mengetahui tentang
pencegahan infeksi. perawatan luka.

5. Penatalaksanaan pemberian obat 5. Obat antibiotik dapat membunuh


antibiotik. kuman penyebab infeksi.

4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak


adekuat.
Tujuan : Nutrisi klien dapat terpenuhi.
Kriteria : Klien mengungkapkan nafsu makan baik, badan tidak lemah, dan HB
normal.
Intervensi Rasional

1. Kaji intake dan out put klien. 1. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi
dan merupakan asupan dalam tindakan
selanjutnya.

2. Timbang berat badan sesuai indikasi. 2. Mengidentifikasi status cairan serta


memastikan kebutuhan metabolic.
3. Identifikasi kesukaan/ketidak sukaan
diet dari pasien. Anjurkan pilihan 3. Meningkatkan kerja sama pasien
dengan aturan diet. Protein/ vitamin C

4. Berikan cairan IV. 4. Memperbaiki keseimbangan cairan

16
elektrolit. Kehilangan plasma;
penurunan albumin serum (edema) dan
dapat memperpanjang penyembuhan
luka.
5. Beriakan obat-obat sesuai indikasi.
5. Mencegah muntah dan menetralkan
atau menurunkan prmbentukan asam
untuk mencegah erosi mukosa.

5. Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah.


Tujuan : Mencapai pemulihan luka tepat waktu tanpa komplikasi.
Intervensi Rasional

1. Pantau tanda-tanda vital perhatikan 1. Pembentukan hematoma/terjadinya


demam, periksa luka dengan sering infeksi, yang menunjang lambatnya
terhadap bengkak insisi berlebihan pemulihan luka dan meningkatklan
resiko pemisahan luka.
2. Bebat insisi selama batuk dan latihan 2. Meminimalkan stress/tegangan pada
napas. Berikan pengikat atau penyokon tepi luka yang sembuh. Jaringan lemak
untuk pasien gemuk bila di indikasikan sulit menyatu, dan garis jahitan lebih
mudah terganggu.
3. Gunakan plester kertas untuk balutan 3. Pengantian balutan sering dapat
sesuai indikasi. mengakibatkan kerusakan kulit karena
perlekatan yang kuat.
4. Tinjau ulang nilai laboratorium 4. Anemia dan pembentukan edema
terhadap anemia dan penurunan dapat memenuhi pemulihan.
albumin serum.

17
(Marlyn E. Doenges 2000)

18
Perencanaan (NANDA NIC-NOC, 2013)
Nyeri NOC : NIC :
 Pain Level,
 Pain control, Pain Management
Definisi :
 Comfort level
Sensori yang tidak
Kriteria Hasil :  Lakukan pengkajian nyeri
menyenangkan dan
 Mampu mengontrol secara komprehensif
pengalaman
nyeri (tahu penyebab termasuk lokasi,
emosional yang
nyeri, mampu karakteristik, durasi,
muncul secara aktual
menggunakan tehnik frekuensi, kualitas dan
atau potensial
nonfarmakologi faktor presipitasi
kerusakan jaringan  Observasi reaksi nonverbal
untuk mengurangi
atau menggambarkan dari ketidaknyamanan
nyeri, mencari
adanya kerusakan  Gunakan teknik komunikasi
bantuan)
(Asosiasi Studi Nyeri terapeutik untuk
 Melaporkan bahwa
Internasional): mengetahui pengalaman
nyeri berkurang
serangan mendadak nyeri pasien
dengan
 Kaji kultur yang
atau pelan
menggunakan
mempengaruhi respon nyeri
intensitasnya dari
manajemen nyeri  Evaluasi pengalaman nyeri
ringan sampai berat  Mampu mengenali
masa lampau
yang dapat nyeri (skala,  Evaluasi bersama pasien
diantisipasi dengan intensitas, frekuensi dan tim kesehatan lain
akhir yang dapat dan tanda nyeri) tentang ketidakefektifan
 Menyatakan rasa
diprediksi dan dengan kontrol nyeri masa lampau
durasi kurang dari 6 nyaman setelah  Bantu pasien dan keluarga

bulan. nyeri berkurang untuk mencari dan


 Tanda vital dalam
menemukan dukungan
rentang normal  Kontrol lingkungan yang
Batasan karakteristik :
dapat mempengaruhi nyeri
 Laporan secara
seperti suhu ruangan,
verbal atau non
pencahayaan dan
verbal
 Fakta dari kebisingan
 Kurangi faktor presipitasi
observasi
 Posisi antalgic nyeri
 Pilih dan lakukan
untuk

19
menghindari nyeri penanganan nyeri
 Gerakan (farmakologi, non
melindungi farmakologi dan inter
 Tingkah laku
personal)
berhati-hati  Kaji tipe dan sumber nyeri
 Muka topeng
 Gangguan tidur untuk menentukan

(mata sayu, intervensi


 Ajarkan tentang teknik non
tampak capek,
farmakologi
sulit atau gerakan  Berikan analgetik untuk
kacau, mengurangi nyeri
menyeringai)  Evaluasi keefektifan kontrol
 Terfokus pada diri nyeri
sendiri  Tingkatkan istirahat
 Fokus menyempit  Kolaborasikan dengan
(penurunan dokter jika ada keluhan dan
persepsi waktu, tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien
kerusakan proses
berpikir, tentang manajemen nyeri

penurunan
interaksi dengan Analgesic Administration

orang dan  Tentukan lokasi,

lingkungan) karakteristik, kualitas, dan


 Tingkah laku derajat nyeri sebelum
distraksi, contoh : pemberian obat
jalan-jalan,  Cek instruksi dokter tentang

menemui orang jenis obat, dosis, dan


lain dan/atau frekuensi
 Cek riwayat alergi
aktivitas, aktivitas
 Pilih analgesik yang
berulang-ulang)
diperlukan atau kombinasi
 Respon autonom
dari analgesik ketika
(seperti
pemberian lebih dari satu
diaphoresis,
 Tentukan pilihan analgesik
perubahan
tergantung tipe dan beratnya
tekanan darah,
nyeri

20
perubahan nafas,  Tentukan analgesik pilihan,
nadi dan dilatasi rute pemberian, dan dosis
pupil) optimal
 Perubahan  Pilih rute pemberian secara
autonomic dalam IV, IM untuk pengobatan
tonus otot nyeri secara teratur
(mungkin dalam  Monitor vital sign sebelum

rentang dari dan sesudah pemberian


lemah ke kaku) analgesik pertama kali
 Tingkah laku  Berikan analgesik tepat

ekspresif (contoh : waktu terutama saat nyeri


gelisah, merintih, hebat
 Evaluasi efektivitas
menangis,
analgesik, tanda dan gejala
waspada, iritabel,
(efek samping)
nafas
panjang/berkeluh
kesah)
 Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

Faktor yang
berhubungan :
 Agen injuri
(biologi, kimia,
fisik, psikologis)

21
Kurang Pengetahuan NOC : NIC :
 Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
Definisi : process  Berikan penilaian tentang
Tidak adanya atau  Kowledge : health
tingkat pengetahuan pasien
kurangnya informasi Behavior
tentang proses penyakit
kognitif sehubungan Kriteria Hasil :
yang spesifik
dengan topic  Pasien dan keluarga  Jelaskan patofisiologi dari

spesifik. menyatakan penyakit dan bagaimana hal


pemahaman tentang ini berhubungan dengan

 Batasan penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi,

karakteristik : prognosis dan dengan cara yang tepat.


program pengobatan  Gambarkan tanda dan
memverbalisasik
 Pasien dan keluarga gejala yang biasa muncul
an adanya
mampu pada penyakit, dengan cara
masalah,
melaksanakan yang tepat
ketidakakuratan  Gambarkan proses
prosedur yang
mengikuti penyakit, dengan cara yang
dijelaskan secara
instruksi, tepat
benar
perilaku tidak  Pasien dan keluarga  Identifikasi kemungkinan
sesuai. mampu menjelaskan penyebab, dengna cara yang

kembali apa yang tepat


 Sediakan informasi pada
dijelaskan
 Faktor yang pasien tentang kondisi,
perawat/tim
dengan cara yang tepat
berhubungan : kesehatan lainnya
 Hindari harapan yang
keterbatasan
kosong
kognitif,  Sediakan bagi keluarga
interpretasi informasi tentang kemajuan
terhadap pasien dengan cara yang
informasi yang tepat
salah, kurangnya  Diskusikan perubahan gaya
keinginan untuk hidup yang mungkin
mencari diperlukan untuk mencegah
informasi, tidak komplikasi di masa yang
mengetahui akan datang dan atau proses

22
sumber-sumber pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi
informasi.
atau penanganan
 Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
 Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat

23
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan hospitalisasi
Definisi :
Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan
terhadap tindakan
Ditandai dengan
 Gelisah
 Insomnia
 Resah
 Ketakutan
 Sedih
 Fokus pada diri
 Kekhawatiran
 Cemas

Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaporesis

Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, keh

Batasan Karakteristik :
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Membran mukosa/kulit kering
Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi
Pengisian vena menurun
Perubahan status mental
Konsentrasi urine meningkat
Temperatur tubuh meningkat
Hematokrit meninggi
Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)
 Faktor-faktor yang berhubungan:
Kehilangan volume cairan secara aktif
Kegagalan mekanisme pengaturan

24
25
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik :
 Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
 Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
 Membran mukosa dan konjungtiva pucat
 Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
 Luka, inflamasi pada rongga mulut
 Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
 Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
 Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan makanan cukup
Keengganan untuk makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
Kurang berminat terhadap makanan
Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
Diare dan atau steatorrhea
Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi, misinformasi

 Faktor-faktor yang berhubungan :


 Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan

Resiko infeksi NOC : NIC :


 Immune Status Infection Control (Kontrol
Definisi :  Knowledge : infeksi)

Peningkatan resiko Infection control  Bersihkan lingkungan


 Risk control
masuknya organisme setelah dipakai pasien lain
Kriteria Hasil :  Pertahankan teknik isolasi
patogen
 Klien bebas dari  Batasi pengunjung bila

26
tanda dan gejala perlu
 Instruksikan pada
Faktor-faktor resiko : infeksi
 Mendeskripsikan pengunjung untuk mencuci
 Prosedur Infasif
 Ketidakcukupan proses penularan tangan saat berkunjung dan
pengetahuan penyakit, factor setelah berkunjung
untuk yang mempengaruhi meninggalkan pasien
menghindari penularan serta  Gunakan sabun

penatalaksanaannya, antimikrobia untuk cuci


paparan patogen
 Trauma  Menunjukkan tangan
 Kerusakan kemampuan untuk  Cuci tangan setiap sebelum
jaringan dan mencegah timbulnya dan sesudah tindakan
peningkatan infeksi kperawtan
paparan  Jumlah leukosit  Gunakan baju, sarung

dalam batas normal tangan sebagai alat


lingkungan
 Ruptur membran  Menunjukkan pelindung
perilaku hidup sehat  Pertahankan lingkungan
amnion
 Agen farmasi aseptik selama pemasangan
(imunosupresan) alat
 Malnutrisi  Ganti letak IV perifer dan
 Peningkatan line central dan dressing
paparan sesuai dengan petunjuk
lingkungan umum
patogen  Gunakan kateter intermiten
 Imonusupresi untuk menurunkan infeksi
 Ketidakadekuata
kandung kencing
n imum buatan  Tingktkan intake nutrisi
 Tidak adekuat  Berikan terapi antibiotik
pertahanan bila perlu
sekunder
(penurunan Hb,
Leukopenia, Infection Protection (proteksi
penekanan terhadap infeksi)
respon inflamasi)  Monitor tanda dan gejala
 Tidak adekuat
infeksi sistemik dan lokal
pertahanan tubuh  Monitor hitung granulosit,
primer (kulit WBC

27
tidak utuh,  Monitor kerentanan
trauma jaringan, terhadap infeksi
penurunan kerja  Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap
silia, cairan tubuh
penyakit menular
statis, perubahan
 Partahankan teknik aspesis
sekresi pH,
pada pasien yang beresiko
perubahan  Pertahankan teknik isolasi
peristaltik) k/p
 Penyakit kronik  Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
 Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari
infeksi
 Laporkan kecurigaan
infeksi
 · Laporkan kultur
positif

Kerusakan integritas kulit b/d penurunan imunitas

28
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik :
1. Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
2. Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
3. Membran mukosa dan konjungtiva pucat
4. Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
5. Luka, inflamasi pada rongga mulut
6. Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
7. Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
8. Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
9. Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
10. Miskonsepsi
11. Kehilangan BB dengan makanan cukup
12. Keengganan untuk makan
13. Kram pada abdomen
14. Tonus otot jelek

29
15. Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
16. Kurang berminat terhadap makanan
17. Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
18. Diare dan atau steatorrhea
19. Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
20. Suara usus hiperaktif
21. Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan :


Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan

30
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang tercantum pada rencana
keperawatan yang menetapkan waktu dan respon klien.

V. EVALUASI
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan semua tahap proses
keperawatan harus dievaluasi. Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai dengan
tujuan yang telah di tetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang di harapkan
atau perubahan yang terjadi pada klien.

31
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan
tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Ada beberapa factor
yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain: karsinogen, hormone, gaya
hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang
berserat. , parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler, genetic trauma dan infeksi.

Pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan marker tumor , CT Scan, MRI, ,


flouroskopi, ultrasound, pencitraan kedokteran nuklir dan endoskopi. Pentalaksanaan
medis dilakukan pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan bioterapi.

32
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan tumor
abdomen dibutuhkan ilmu pengetahuan yang tinggi tentang asuhan keperawatan tumor
abdomen dan keahlian atau dalam melaksanakan asuhan keperawatan tersebut
sehingga seorang perawat harus belajar dan mengikuti pelatihan ataupun seminar yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan khususnya tumor abdomen.

33
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Halimul Hidayat, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salema
Medika.

Budi Kusuma, 2001, Ilmu Patologi, Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2006. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi
6. Jakarta : EGC.

Ganong, F. William. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC.

Nuraarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Jilid 2. Yogyakarta: Med Action
Pulishing.

Smelster, Suzanne C. 2005. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. Jakarta : EGC.

34

Anda mungkin juga menyukai