PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya anak dengan tumor abdomen hampir tidak memberikan keluhan
apabila masih dini, bahkan tidak jarang keluhan tidak atau belum timbul walaupun tumor
telah dapat diraba. Hal ini mungkin karena sifat rongga perut yang yang longgar, sehingga
bila ada massa di dalamnya, dapat tumbuh sampai cukup besar tanpa mengganggu organ di
sekitarnya.
Gejala-gejala umum yang disebabkan oleh adanya kanker seperti lesu, lemah, badan
makin kurus, keringat berlebih, demam, pucat dan rasa nyeri dalam perut, perlu
mendapatkan perhatian seksama meskipun gejala seperti tersebut di atas dapat dijumpai
pula pada berbagai penyakit infeksi kronis yang masih banyak terdapat di Indonesia.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak membuncit
dan keras ataupun pada saat anak dimandikan. Apabila telah diketahui ada tumor dalam
abdomen, selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk
menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun
metastasis. Ditentukan apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tetapi
pada tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian tumor abdomen?
2. Apakah etiologi terjadinya tumor abdomen?
3. Bagaimana patofisiologi terjadinya tumor abdomen?
4. Bagaimana tanda dan gejala tumor abdomen?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik tumor abdomen?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis tumor abdomen?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien tumor abdomen?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian tumor abdomen
2. Untuk mengetahui etiologi terjadinya tumor abdomen
3. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya tumor abdomen
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala tumor abdomen
1
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik tumor abdomen
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis tumor abdomen
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien tumor abdomen
D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui pengertian tumor abdomen
2. Dapat mengetahui etiologi terjadinya tumor abdomen
3. Dapat mengetahui patofisiologi terjadinya tumor abdomen
4. Dapat mengetahui tanda dan gejala tumor abdomen
5. Dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik tumor abdomen
6. Dapat mengetahui penatalaksanaan medis tumor abdomen
7. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien tumor abdomen
2
BAB II
KONSEP DASAR TUMOR ABDOMEN
A. PENGERTIAN
1. Tumor adalah : merupakan kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. (Kusuma, Budi 2001)
2. Tumor adalah : benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan
pertumbuhan yang terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2000)
3. Tumor adalah : massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm.
(Carwin, Elizabeth.J. 2000)
4. Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan
ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi
ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan
menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi autonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1. Karsinogen
2. Hormone
3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan
yang kurang berserat.
4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
5. Genetic
3
6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
(Smelstzer, Suzanne C.2001)
C. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih
mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme
daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan
energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal
dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001).
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar
dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh
darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini
dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan
suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu
kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab, metastase, pengobatan dan
prognosa yang berbeda. (Smelstzer, Suzanne C.2001).
4
PATHWAY
Oksidasi berkurang
Peregangan kapsula
hati Hipertermi Gangguan suplay darah
normal pada sel-sel hepar
Hepatomegali
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi
meliputi
1. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau
oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan
gambaran berbagai struktur tubuh.
3. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
4. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;
dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.
5. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.
6
6. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu
ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya
biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang
diikuti dengan pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope.
(Smeltzer, Suzanne C.2001).
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni
subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien
dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus
menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien
harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan
tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer,
Suzanne C. 2001)
2. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.
Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy
tertinggi dalam spektrum elektromagnetik. (Smeltzer, Suzanne C. 2001)
3. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi
tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan
terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi
pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi. (Smeltzer,
Suzanne C. 2001)
4. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk
kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa
antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.
(Danielle Gale. 2000).
7
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR ABDOMEN
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupak dasar proses keperawatan
diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat
memberikan rah kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sanagat
tergantung kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian. Tahap pengkajian
ini terdiri dari empat komponen antara lain : pengelompokan data, analisa data,
perumusan diagnosa keperawatan. Data dasar pengkajian klien :
1. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
2. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
3. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat
berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksisa, mual/muntah.
6. Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa
otot.
7. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope.
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
8
9. Pernafasan
Gejala : merokok(tembakau, mariyuana, hidup dengan sesoramh yang merokok.,
pemajanan asbes.
10. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari
lama/berlebihan.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
11. Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada
tingkat kepuasan.
Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
Multigravida, pasangan seks miltifel, aktivitas seksual dini.
12. Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung.
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau
bantuan).
9
Post operasi
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
2. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
5. Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah.
10
6. Bantu klien/keluarga dalam
mengenali dan mengklasifikasikan 4) Dukungan dan konseling sesering
rasa takut untuk memulai diperlukan untuk memungkinkan
mengembangkan strategi koping. individu mengenal dan menghadapi
rasa takut.
5) Berikan informasi yang akurat
5) Dapat menurunkan ansietas
11
3. Resiko tinggi terhadap diare b/d koping yang tidak adekuat
Tujuan : mempertahankan pola defekasi umum.
Intervensi Rasional
12
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
Tujuan : dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan
pengobatan.
Intervensi Rasional
13
B. Post operasi
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
tindakan pembedahan.
Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat denga membrane mukosa
lembab, turgor kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan haluaran urien
adekuat.
Intervensi Rasional
14
2. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan
operasi.
Tujuan : Nyeri dapat berkurang
Kriteria : Klien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspresi wajah normal.
Intervensi Rasional
4. Ajarkan nafas dalam dan batuk yang 4. Dengan nafas dalam dan batuk yang
efektif. efektif dapat mengurangi tekanan darah
pada abdomen yang dapat menimbulkan
rangsangan nyeri.
15
1. Kaji tanda-tanda infeksi dan vital 1. Mengetahui tanda-tanda infeksi dan
sign. menentukan intervensi selanjutnya.
2. Dapat mencegah terjadinya
2. Gunakan tehnik septik dan antiseptik. kontaminasi dengan kuman penyebab
infeksi.
3. Verban yang basah dan kotor dapat
3. Ganti verband. menjadi tempat berkembang biaknya
kuman penyebab infeksi.
4. Memberikan pengertian kepada klien
4. Berikan penyuluhan tentang cara agar dapat mengetahui tentang
pencegahan infeksi. perawatan luka.
1. Kaji intake dan out put klien. 1. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi
dan merupakan asupan dalam tindakan
selanjutnya.
16
elektrolit. Kehilangan plasma;
penurunan albumin serum (edema) dan
dapat memperpanjang penyembuhan
luka.
5. Beriakan obat-obat sesuai indikasi.
5. Mencegah muntah dan menetralkan
atau menurunkan prmbentukan asam
untuk mencegah erosi mukosa.
17
(Marlyn E. Doenges 2000)
18
Perencanaan (NANDA NIC-NOC, 2013)
Nyeri NOC : NIC :
Pain Level,
Pain control, Pain Management
Definisi :
Comfort level
Sensori yang tidak
Kriteria Hasil : Lakukan pengkajian nyeri
menyenangkan dan
Mampu mengontrol secara komprehensif
pengalaman
nyeri (tahu penyebab termasuk lokasi,
emosional yang
nyeri, mampu karakteristik, durasi,
muncul secara aktual
menggunakan tehnik frekuensi, kualitas dan
atau potensial
nonfarmakologi faktor presipitasi
kerusakan jaringan Observasi reaksi nonverbal
untuk mengurangi
atau menggambarkan dari ketidaknyamanan
nyeri, mencari
adanya kerusakan Gunakan teknik komunikasi
bantuan)
(Asosiasi Studi Nyeri terapeutik untuk
Melaporkan bahwa
Internasional): mengetahui pengalaman
nyeri berkurang
serangan mendadak nyeri pasien
dengan
Kaji kultur yang
atau pelan
menggunakan
mempengaruhi respon nyeri
intensitasnya dari
manajemen nyeri Evaluasi pengalaman nyeri
ringan sampai berat Mampu mengenali
masa lampau
yang dapat nyeri (skala, Evaluasi bersama pasien
diantisipasi dengan intensitas, frekuensi dan tim kesehatan lain
akhir yang dapat dan tanda nyeri) tentang ketidakefektifan
Menyatakan rasa
diprediksi dan dengan kontrol nyeri masa lampau
durasi kurang dari 6 nyaman setelah Bantu pasien dan keluarga
19
menghindari nyeri penanganan nyeri
Gerakan (farmakologi, non
melindungi farmakologi dan inter
Tingkah laku
personal)
berhati-hati Kaji tipe dan sumber nyeri
Muka topeng
Gangguan tidur untuk menentukan
penurunan
interaksi dengan Analgesic Administration
20
perubahan nafas, Tentukan analgesik pilihan,
nadi dan dilatasi rute pemberian, dan dosis
pupil) optimal
Perubahan Pilih rute pemberian secara
autonomic dalam IV, IM untuk pengobatan
tonus otot nyeri secara teratur
(mungkin dalam Monitor vital sign sebelum
Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri
(biologi, kimia,
fisik, psikologis)
21
Kurang Pengetahuan NOC : NIC :
Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
Definisi : process Berikan penilaian tentang
Tidak adanya atau Kowledge : health
tingkat pengetahuan pasien
kurangnya informasi Behavior
tentang proses penyakit
kognitif sehubungan Kriteria Hasil :
yang spesifik
dengan topic Pasien dan keluarga Jelaskan patofisiologi dari
22
sumber-sumber pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi
informasi.
atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
23
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan hospitalisasi
Definisi :
Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan
terhadap tindakan
Ditandai dengan
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas
Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaporesis
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, keh
Batasan Karakteristik :
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Membran mukosa/kulit kering
Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi
Pengisian vena menurun
Perubahan status mental
Konsentrasi urine meningkat
Temperatur tubuh meningkat
Hematokrit meninggi
Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:
Kehilangan volume cairan secara aktif
Kegagalan mekanisme pengaturan
24
25
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Batasan karakteristik :
Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
Membran mukosa dan konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada rongga mulut
Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan makanan cukup
Keengganan untuk makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
Kurang berminat terhadap makanan
Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
Diare dan atau steatorrhea
Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi, misinformasi
26
tanda dan gejala perlu
Instruksikan pada
Faktor-faktor resiko : infeksi
Mendeskripsikan pengunjung untuk mencuci
Prosedur Infasif
Ketidakcukupan proses penularan tangan saat berkunjung dan
pengetahuan penyakit, factor setelah berkunjung
untuk yang mempengaruhi meninggalkan pasien
menghindari penularan serta Gunakan sabun
27
tidak utuh, Monitor kerentanan
trauma jaringan, terhadap infeksi
penurunan kerja Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap
silia, cairan tubuh
penyakit menular
statis, perubahan
Partahankan teknik aspesis
sekresi pH,
pada pasien yang beresiko
perubahan Pertahankan teknik isolasi
peristaltik) k/p
Penyakit kronik Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
· Laporkan kultur
positif
28
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Batasan karakteristik :
1. Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
2. Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
3. Membran mukosa dan konjungtiva pucat
4. Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
5. Luka, inflamasi pada rongga mulut
6. Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
7. Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
8. Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
9. Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
10. Miskonsepsi
11. Kehilangan BB dengan makanan cukup
12. Keengganan untuk makan
13. Kram pada abdomen
14. Tonus otot jelek
29
15. Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
16. Kurang berminat terhadap makanan
17. Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
18. Diare dan atau steatorrhea
19. Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
20. Suara usus hiperaktif
21. Kurangnya informasi, misinformasi
30
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang tercantum pada rencana
keperawatan yang menetapkan waktu dan respon klien.
V. EVALUASI
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan semua tahap proses
keperawatan harus dievaluasi. Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai dengan
tujuan yang telah di tetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang di harapkan
atau perubahan yang terjadi pada klien.
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan
tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Ada beberapa factor
yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain: karsinogen, hormone, gaya
hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang
berserat. , parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler, genetic trauma dan infeksi.
32
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan tumor
abdomen dibutuhkan ilmu pengetahuan yang tinggi tentang asuhan keperawatan tumor
abdomen dan keahlian atau dalam melaksanakan asuhan keperawatan tersebut
sehingga seorang perawat harus belajar dan mengikuti pelatihan ataupun seminar yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan khususnya tumor abdomen.
33
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Halimul Hidayat, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salema
Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi
6. Jakarta : EGC.
Ganong, F. William. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC.
Nuraarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Jilid 2. Yogyakarta: Med Action
Pulishing.
Smelster, Suzanne C. 2005. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. Jakarta : EGC.
34