Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Definisi Penyakit
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya
serta tidak berguna bagi tubuh. Tumor intra abdomen merupakan massa yang padat
dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal,
sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. (Putri &
Titania, 2022)
B. Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain
1. Karsinogen
a. Kimiawi : Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau
memerlukan aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan
neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan bahan alami atau bahan
sintetik/semisintetik.
b. Fisik : Radiasi gelombang radioaktif seiring menyebabkan keganasan. Sumber
radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan
hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa
yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan
terjadinya neoplasma.
c. Viral : Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya: virus
DNA serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antara
human papiloma virus (HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV),
dan hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik a/ human T-cell
leukemia virus I (HTLV-I)
2. Hormon
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
3. Faktor gaya hidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan yang kurang
berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari lemak binatang, dan
kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko berbagai keganasan,
seperti karsinoma payudara dan karsinoma kolon.
C. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim
yang lengkap untukoksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi untuk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan
energi dengan jalan kata bolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma
dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal
dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran tumor) pada bagian tubuh yanglain.
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan,
namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih
kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab, metastase, pengobatan dan
prognosa yang berbeda.
D. Manifestasi Klinik
Adapun tanda dan gejala yang sering ditemui pada tumor abdomen (Dimu & Yonathan,
2019) :
1. Hiperplasia
2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor berasal
dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal atau lunak
4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor
5. Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi
6. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa
7. Konstipasi
8. Nyeri
9. Anoreksia, mual, lesu
10. Penurunan berat badan
11. Pendarahan
E. Komplikasi
1. Perdarahan
2. Ileus
3. Kebocoran anastomoisis
F. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penangan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau
total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor
lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastasis jauh harus menjalani laparatomi
eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur
kuratif atau paliatif
2. Radioterapi
Penggunaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan
tumor dapat menyebabkan perubahan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.
Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy
tertinggi dalam spectrum elektromagnetik.
3. Kemoterapi
Kemotari sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,
untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi
radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan yang tinggi ditangani lebih
efektif dengan kemoterapi.
4. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker
dengan menstimulasi system imun.
G. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan
diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien/pasien agar dapat
memberikan tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sangat penting dalam
pengkajian. Tahap pengkajian ini terdiri dari komponen antara lain (Samudera, 2022):
a. Anamnesis
Identitas pasien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia muda), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku, bangsa, tanggal dan masuk
RS, No Register dan diagnose medis
b. Riwayat kesehatan
Perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST), Pola eliminas terdahulu dan saat ini,
deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya darah dan
mucus
c. Riwayat masa lalu
Tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolon, riwayat keluarga dari
penyakit kolon dan terapi obat saat ini. kebiasaan diet diidentifikasi mencakup
masukan lemak dan atau serat serta jumlah konsumsi alcohol. Penting dikaji
riwayat penurunan berat badan
d. Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan pada kuadran kiri
bawah, distensidan masa padat. Specimen feses di inspeksi terhadap karakter dan
adanya darah dan perkusi apakah ada abnormal
e. Aktivitas dan istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur
semalaman karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja
sehubunga dengan efek proses penyakit.
f. Sirkulasi
Tanda : takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri)
kemerahan area akimosis (kekurangan vit K). tekanan darah hipotensi termasuk
postural. Kulit/membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah
(dehidrasi/malnutrisi)
g. Integritas ego
Gejala: ansietas, ketakutan misalnya : perasaan tak berdaya/ taka da harapan.
Faktor stress akut/kronis misalnya : hubungan dengan keluarga dan pekerjaan,
pengobatan yang mahal
Tanda: menolak, perhatian menyempit, depresi.
h. Eliminasi
Gejala: tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau berair. Episode diare
berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat di control
(sebanyak 20-30 kali defekasi/hari); defekasi darah/pus/mukosa dengan atau tanpa
keluar feses. Pendarahan per rektal. Riwayat batu ginjal (dehidrasi). Tanda:
menurunnya bising usus, tak adanya peristaltic atau adanya peristaltic yang dapat
dilihat dihemoroid, fisura anal (25%), fistula perinial.
i. Makan dan cairan
Penurunan lemak, otot dan turgor kulit buruk. Membrane mukosa bibir pucat, luka
inflamasi rongga mulut. Tanda : anoreksia, mual dan muntah. Penurunan berat
badan, tidak toleran terhadap diit/sensitive, buah segar/sayur, produk susu,
makanan berlemak
j. Hygiene
Ketidak mampuan perawatan diri. Sitomatitis menunjukkan kekurangan vitamin.
bau badan.
k. Interaksi social
l. Masalah/hubungan/peran sehubungan dengan kondisi. Ketidak mampuan aktif
dalam social
m. Penyuluhan dan pembelajaran
Pemeriksaan fisik persistem :
1) Breathing (pernapasan) : biasanya ditandai dengan napas pendek dyspnea,
ditandai dengan takipne dan frekuensi napas menurun.
2) Blood (sirkulasi/kardio) : terdapat takikardi, perubahan perfusi ditandai
dengan turgor kulit buruk, kulit pucat.
3) Brain (persarafan) : kesadaran composmentis-coma refluks menurun
4) Blader (perkemihan) : oliguria, inkontenensia, penrunan jumlah urin akibat
kurangnya intake cairan, dehidrasi
5) Bowel (pencernaan) : ditandai dengan anoreksia, mual, muntah, penurunan
BB, tidak toleran terhadap diet, kehilangan nafsu makan, feses bervariasi dari
bentuk lunak sampai keras, diare, feses berdarah, menurunnya bising usus
6) Bone (musculoskeletal): penurunan kekuatan otot, kelemahan, dan malaise.
2. Diagnosa Keperawatan (SDKI, 2018)
a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
(D.0019) ditandai dengan :
Data Mayor :
1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Data Minor :
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
4) Bising usus hiperaktif
5) Otot pengunyah lemah
6) Otot menelan lemah
7) Membran mukosa pucat
8) Sariawan
9) Serum albumin turun
10) Rambut rontok berlebihan
11) Diare
Kriteria hasil : status nutrisi (L.03030)
1) Porsi makan dihabiskan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
(D.0077):
Data Mayor :
1) Mengeluh nyeri
2) Tampak meringis
3) Bersikap protektif (posisi menghindari nyeri, atau waspada)
4) Gelisah
5) Frekuensi nadi meningkat
6) Sulit tidur
Data minor :
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola nafas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berfikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaphoresis
Kriteria hasil tingkat nyeri (L.08066) :
1) Keluhan nyeri menurun
2) Meringis menurun
3) Sikap protektif menurun
4) Gelisah menurun
5) Kesulitan tidur menurun
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
Data Mayor :
1) Mengeluh lelah
2) Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
Data Minor :
1) Dyspnea saat/setelah aktivitas
2) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3) Merasa lemah
4) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
5) Gambaran EKG meunjukkan iskemia
6) Sianosis
Kriteria hasil : toleransi aktivitas (L.05047)
1) Keluhan lelah menurun
2) Dyspnea saat aktivitas menurun
3) Dyspnea setelah aktivitas menurun
4) Frekuensi nadi membaik
d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (D.0005)
ditandai dengan :
Data Mayor :
1) Dispnea
2) Penggunaan otot bantu
3) Fase ekspirasi memanjang
4) Pola napas abnormal (takipnea, bradipnea, hiperventilisasi, kussmaul, cheyne-stokes)
Data Minor :
1) Ortopnea
2) Pernapasan pursed-lip
3) Pernapasan cuping hidung
4) Diameter thorax anterior-posterior meningkat
5) Ventilasi semenit menurun
6) Kapasietas vital menurun
7) Tekanan inspirasi menurun
8) Ekskursi dada berubah
Kriteria hasil : Pola napas (L.01004)
1) Dyspnea menurun
2) Penggunaan otot bantu napas menurun
3) Pemanjangan fase ekspirasi menurun
4) Frekuensi napas membaik
Kedalaman napas membaik
3. Rencana Keperawatan (SIKI, 2018)
a. Manajemen Nutrisi (1.03119)
Observasi
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi alergi dan toleransi makanan
3) Identifikasi makanan yang disukai
4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
5) Identifiasi penggunaan selang nasogastritik
6) Monitor asupan makanan
7) Monitor berat badan
8) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terpeutik
1) Lakukan oral hygiene sebelum makan
2) Fasilitasi menentukan pedman diet
3) Sajikan makan secara menarik dan suhu yang sesuai
4) Berikan makanan yang tinggi serat untu mencegah konstipasi
5) Berikan makanan tinggi protein dan kalori
6) Berikan suplemen makan
7) Hentikan makanan melalui selangn nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk
1) Anjurkan
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
b. Manajemen nyeri (1.08238)
Observasi :
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri nonverbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperringan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
1) Berikan teknin non farmakologis untuk mengurangi nyeri
2) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis sumber nyeridalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
1) Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Anjurkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1) Kolaborasipemberian analgetik jika perlu
c. Manajemen Energi (1.05178)
Observasi :
1) Identifikasi gangguanfungsi tubuh
2) Monitor kelelahan fisik dan emosional
3) Monitor pola dan jam tidur
4) Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
1) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan)
2) Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
3) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4) Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi :
1) Anjurkan tirah baring
2) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3) Anjurkan mengunjungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
4) Ajarkan strategi kopig
d. Manajemen jalan napas (1.01011)
Observasi :
1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2) Monitor bunyi napas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronkhi)
3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik :
1) Pertahankan kepatenan jalan napas
2) Posisikan semi fowler atau fowler
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan fisioterapi dada
Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
2) Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik

e. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
perawatan . tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi
f. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk dapat
menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya adalah
mmembandingkan status keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil
yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dimu, & Yonathan. (2019). Asuhan Keperawatan pada ny. P.B.N dengan Post Op Tumor
Abdomen di Ruangan Asoka RSUD. PROF.DR.W.Z.Johannes Kupang. 11.

Putri, & Titania. (2022). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tumor Intra
Abdomen Diruangan Seruni Rumah Sakit M. Yunus Kota Bengkulu. 3.

Samudera, M. H. D. (2022). Asuhan keperawatan medikal bedah pada Tn. M dengan diagnosa
medis post operation Tumor abdomen s di ruang H1 RSPAL dr. Ramelan Surabaya.
http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/311/1/KTI Ca Caput Pankreas (M.Harya Damar S
1920023).pdf#

SDKI,P. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed). Jakarta : DPP PPNI.

SIKI, P. (2018) ). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed). Jakarta : DPP PPNI.

SLKI,P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed). Jakarta : DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai