Anda di halaman 1dari 8

ASKEP KANKER GINJAL

1. 1. KONSEP MEDIS

A. Defenisi
Carsinoma sel ginjal ( renal cell carcinoma ) adalah tumor malignansi renal tersering, dua
kali lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita.

Kanker ginjal menyebabkan 2% dari semua penyakit kanker yang menyerang orang
dewasa di Amerika serikat. Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak dari
pada wanita dan umumnya mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun. Insidensi carsinoma sel
ginjal ( kanker ginjal ) mengenai 3 per 1000 orang dan ditemukan sekitar 31.000 kasus baru
ditemukan disetiap tahun , serta 12.000 orang meninggal karena kanker ginjal di AS.

B. Etiologi
Tidak semua tumor merupakan kanker ( keganasan ). Tumor yang ganas disebut tumor
maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan disekitarnya. sel-sel ini juga
keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah tau system getah bening, dan akan terbawa
ke bagian tubuh lainnya ( proses ini dikenal sebagai metastase tumor ).

Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Namun, penelitian telah


menemukan factor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal.
Risiko terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker ini
paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki risiko 2 kali lebih besar dibandingkan
wanita.

Factor risiko lainnya, yaitu:


Merokok;
Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Lingkungan kerja ( pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja
yang terpapar oleh asbes );
Dialisa ( penderita gagal jantung kronik yang menjalani dialisa menahun, memiliki risiko tinggi )
Penyinaran
C. Manifestasi Klinis
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala
yang paling banyak ditemukan adalah hematuria ( adanya darah di dalam air kemih). Hematuria
bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisis air kemih.

Nyeri tumpul pada daerah punggung terjadi sebagai akibat dari tekanan balik yang
ditimbulkan oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau perdarahan ke dalam
jaringan ginjal.

Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuandarah atau massa sel tumor bergerak turun
melalui ureter.

Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau
seluruh ginjal sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan
tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormone eritropoietin, yang
merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah.

Tanda-tanda lain dari Carsinoma ginjal adalah;


Warna urin abnormal ( gelap atau coklat ) karena terdapat darah dalam urin.
Kehilangan berat badan lebih dari 5%
Kebanyakan Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada saat pemeriksaan diagnostic
abdomen seperti CT-scan
Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor seperti fraktur patologi pada
paha.

D. Pengobatan
Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah
pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi radikal).

Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal diatasnya,
jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening. Pada nefrektomi simplek,
dilakukan pengangkatan ginjal saja.

Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam pembuluh darah
yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor akan kekurangan oksigen dan
zat gizi lainnya.

Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri
dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan. Embolisasi arteri bisa menyebabkan
mual, muntah atau nyeri yang bersifat sementara.
Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker yang telah
menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di tempat penyinaran
menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.

Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Diberikan


suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya interferon atau interleukin-2.
Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan juga dibuat di laboratorium untuk
membantu mengobati penyakit. Efek samping yang timbul berupa menggigil, demam, mual,
muntah dan penurunan nafsu makan.

E. Prognosis

Jika kanker belum menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan pengangkatan
kelenjar getah bening akan memberikan peluang untuk sembuh.

Jika tumor telah menyusup ke dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena kava,
tetapi belum menyebar sisi tubuh yang jauh, maka pembedahan masih bisa memberikan harapan
kesembuhan. Tetapi kanker ginjal cenderung menyebar dengan cepat, terutama ke paru-paru.

Jika kanker telah menyebar ke tempat yang jauh, maka prognosisnya jelek karena tidak
dapat diobati dengan penyinaran, kemoterapi maupun hormon.

F. Pencegahan

Ambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan Anda dapat membantu mengurangi


risiko kanker ginjal. Untuk mengurangi risiko Anda, cobalah untuk:

1. Berhenti merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Banyak pilihan untuk berhenti
termasuk program-program dukungan, obat-obatan dan produk-produk pengganti nikotin.
Beritahu dokter Anda Anda ingin berhenti, dan diskusikan pilihan Anda bersama-sama.

2. Makan lebih banyak buah dan sayuran. Tambahkan lebih banyak buah dan sayuran
untuk diet Anda. Berbagai buah-buahan dan sayuran membantu memastikan bahwa Anda
memperoleh semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda. Mengganti beberapa camilan Anda dan
lauk pauk dengan buah-buahan dan sayur-sayuran dapat membantu Anda menurunkan berat
badan.

3. Menjaga berat badan yang sehat. Bekerja untuk mempertahankan berat badan yang
sehat. Jika Anda kelebihan berat badan atau kegemukan, mengurangi jumlah kalori yang
dikonsumsi setiap hari dan mencoba untuk melaksanakan sebagian besar hari dalam seminggu.
Tanyakan kepada dokter Anda tentang strategi lain yang sehat untuk membantu Anda
menurunkan berat badan.

4. Kontrol tekanan darah tinggi. Mintalah dokter Anda untuk memeriksa tekanan darah
Anda pada pertemuan berikutnya. Jika tekanan darah Anda tinggi, Anda dapat mendiskusikan
pilihan-pilihan untuk menurunkannya. Langkah-langkah gaya hidup seperti berolahraga,
penurunan berat badan dan perubahan diet dapat membantu. Beberapa orang mungkin perlu
menambahkan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah mereka. Diskusikan pilihan
dengan dokter Anda.

5. Kurangi atau hindari paparan racun lingkungan. Jika Anda bekerja dengan bahan
kimia beracun, ambil tindakan pengamanan khusus seperti memakai masker dan sarung tangan
tebal. Di Amerika Serikat, perusahaan diwajibkan untuk memberi tahu Anda apa bahan kimia
Anda mungkin terpapar pada pekerjaan. Mengikuti prosedur keselamatan kerja, dan bertanya
kepada dokter Anda jika ada cara lain untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia.

2. 2. KONSEP ASKEP

A. Pengkajian
Merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan dari proses keperawatan.
Pengkajian harus dilakukan secara teliti sehingga didapatkan informasi yang tepat. Adapun hal-
hal yang dikaji dalam kasus ini :
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan klien
Riwayat kesehatan masa lalu seperti penyakit yang pernah diderita, riwayat pembedahan,
penyakit keturunan, kelainan pembekuan darah, riwayat alergi & trauma.
Riwayat kesehatan sekarang: meliputi alasan MRS.
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Berat badan
Pengkajian head to toe
TTV
Kaji pola nutrisi
Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen bawah
Periksa adanya benjolan pada perut
Adanya perdarahan per uretra

B. Diagnosa keperawatan
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran,
perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi
kanker ditandai dengan pasien mngatakan nyeri, pasien sulit tidur, tidak mampu memusatkan
perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik
yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,
iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri ditandai dengan pasien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap,
kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot
dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan


dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering
bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping
kemotherapi dan radiasi/radiotherapi
6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

C. Intervensi

1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran,
perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.

Tujuan :
- Pasien dapat mengurangi rasa cemasnya
- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif
- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

Tindakan :
- Tentukan pengalaman pasien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya
- Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
- Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri
informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai
- Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu pasien mempersiapkan diri dalam
pengobatan
- Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll
- Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Pertahankan kontak dengan pasien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan


syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi
kanker ditandai dengan pasien mngatakan nyeri, pasien sulit tidur, tidak mampu memusatkan
perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.

Tujuan :
- Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
- Melaporkan nyeri yang dialaminya
- Mengikuti program pengobatan
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin

Tindakan :
- Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
- Evaluasi therapi : pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan pasien dan keluarga
tentang cara menghadapinya
- Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik
atau nonton TV
- Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan
berikan sentuhan therapeutik.
- Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
Kolaboratif:
- Disusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan pasien
- Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narcotik dll

3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik


yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,
iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri ditandai dengan pasien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap,
kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot
dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.

Tujuan :
- Pasien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
- Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya.

Tindakan :
- Monitor intake makanan setiap hari, apakah pasien makan sesuai dengan kebutuhannya
- Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan
- Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis
- Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk pasien.
- Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu
manis, berlemak dan pedas.
- Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga
- Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan
- Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami pasien
Kolaboratif :
- Amati study laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
- Berikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacid
- Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan


dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering
bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.

Tujuan :
- Pasien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada tingkatan siap
- Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut
- Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan
- Bekerjasama dengan pemberi informasi

Tindakan :
- Review pengertian pasien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya
- Tentukan persepsi pasien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada pasien tentang
pengalaman pasien lain yang menderita kanker
- Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi
yang tidak diperlukan
- Berikan bimbingan kepada pasien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy
yang lama, komplikasi. Jujurlah pada pasien.
- Anjurkan pasien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang
penyakitnya
- Review pasien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal
- Anjurkan pasien untuk mengkaji membran mukosa mulut secara rutin, perhatikan adanya
eritema, ulcerasi
- Anjurkan pasien memelihara kebersihan kulit dan rambut

5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping
kemotherapi dan radiasi/radiotherapy

Tujuan :
- Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan ulcerasi
- Pasien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal
- Pasien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga kebersihan rongga mulut.

Tindakan :
- Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan pasien dan secara periodik
- Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati tanda terbakar di
mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah
- Diskusikan dengan pasien tentang metode pemeliharan oral hygine
- Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas, pedas, asam, hindarkan
makanan yang keras
- Amati dan jelaskan pada pasien tentang tanda superinfeksi oral
Kolaboratif :
- Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi
- Berikan obat sesuai indikasi
Anagetik, topikal lidocaine, antimikrobial mouthwash preparation.
- Kultur lesi oral

6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

Tujuan :
- Pasien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik
- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan.

Tindakan :
- Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan
luka.
- Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal
- Ubah posisi pasien secara teratur
- Berikan advise pada pasien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa
rekomendasi dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Surharyanto. toto Toto dan Abdul Madjid, 2009 . Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
gangguan system perkemihan, Jakarta : TIM
Dr. Nursalam, M.Nurs. ( Hons ), 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan, Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai