Oleh :
Qorina Binadari
NIM. 201820461011106
2019
1. Konsep Teori
1.1 Pengertian
Hepatoma disebut juga dengan kanker hati atau karsinoma hepatoseluler
atau karsinoma hepar primer. Hepatoma merupakan pertumbuhan sel hati yang
tidak normal yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dalam hati yang
memiliki kemampuan membelah/mitosis disertai dengan perubahan sel hati yang
menjadi ganas. Kanker hati sering disebut dengan “penyakit terselubung”. Pasien
seringkali tidak mengalami gejala sampai kanker pada tahap akhir, sehingga
jarang ditemukan dini (Heimbach, et al., 2018). Hepatoma menjadi peringkat ke-6
besar penyebab kematian di dunia. Pasien yang terdiagnosa fibrosis, sirosis hati,
dan hepatitis B dapat berkembang menjadi kanker hati (Waller, Deshpande, &
Pyrsopoulos, 2015).
1.3 Patofisiologi
Secara makroskopis karsinoma hepatoseluler dapat muncul sebagai masa
soliter besar, sebagai nodul multipel atau sebagai lesi infiltratif difus. Secara
mikroskopis, neoplasma disusun oleh sel-sel hati abnormal dengan berbagai
diferensisasi. Tumor dengan diferensiasi yang lebih baik disusun oleh sel -sel
mirip sel hati yang teratur di dalam pita -pita yang terpisah oleh sinusoid-sinusoid
(Chedid, et al., 2017).
Sel-sel ini berinti besar yang memperlihat kan anak inti yang menonjol dan
hiperkromasi dan dapat mengandung empedu di dalam sitoplasmanya. Tumor-
tumor yang kurang berdiferensiasi baik mempunyai lembaran -lembaran sel-sel
anaplastik. Invasi pada radikulus vena hepatika merupakan gambaran khas yang m
embedakan dengan adenoma. Sulit membedakan karsinoma hepatoselular
berdiferensiasi buruk dengan karsinoma metastatic (Chedid, et al., 2017).
Pewarnaan imunohistokimia dapat memperlihatkan alfa -fetoprotein (AFP)
di dalam sel neoplasma. Karsinoma hepatoseluler juga mensekresi AFP ke dalam
darah, peningkatan kadar di jumpai pada 90% pasien, membuat pemeriksaan AFP
serum sebagai tes diagnostik yang penting. (Catatan : Kadar AFP juga dapat
sedikit meningkat pada beberapa kasus hepatitis dan sirosis, demikian juga pada
beberapa neoplasma sel germinal pada gonad). Karsinoma hepatoseluler
cenderung bermetastasis dini melalui pembuluh limfe ke kelenjar getah bening
regional dan melalui darah menimbulkan metastasis pada paru. Metastasis ke
tempat lain terjadi pada tahap akhir (Chedid, et al., 2017).
1.9 Pathway
2. Konsep Asuhan Keperawatan
2.1 Identitas
2.2 Keluhan Utama
2.3 Diagnosa Medis
2.4 Riwayat Kesehatan
2.5 Riwayat Keperawatan Klien
2.6 Konsep Diri
2.7 Pemeriksaan Fisik
2.8 Pemeriksaan Penunjang
2.9 Tindakan dan Terapi
2.10Asuhan Keperawatan
2.10.1 Ketidakefektifan Pola Napas
NOC : Respiratory Status: Ventilation, Respiratory Status: Airway
Patency, Vital Sign Status.
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
c. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
NIC : Airway Management
1.Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2.Auskultasi suara napas, catat bila ada suara tambahan
3.Monitor respirasi dan status O2
4.Pertahankan jalan napas yang paten
5.Observasi adanya tanda hipoventilasi
6.Monitor vital sign
7.Monitor pola napas
Chedid, M. F., Kruel, C. R., Pinto, M. A., Filho, T. J., Leipnitz, I., Kruel, C. D., et
al. (2017). Hepatocelluler Carcinoma: Diagnosis and Operative
Management. ABCD Arq Bras Cir Dig , 271-278.
Heimbach, J. K., Kulik, M. L., Finn, R. S., Sirlin, C. B., Abecassis, M. M.,
Roberts, L. R., et al. (2018). AASLD Guidelines for the Treatment of
Hepatocellular Carcinoma. Hepatology , 358-380.