Oleh:
Alfin Nugroho 2018204610111125
Farhanah 2018204610111096
Qorina Binadari 2018204610111106
Muhammad Amir 2018204610111110
Anisa Rizky Aulia 2018204610111117
Nur Ifni Azizah 2018204610111118
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat
bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan
bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa
permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi,
2008). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat
kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
(hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.
C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
F. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih
pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak,
tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk mandiri.
Oleh karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan
menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermiannya.
Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya di
bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan
keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan
menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah “sollitary play dan
parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak melakukan
permainan sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun
sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel karena sudah
dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena
kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat diberikan
adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-
macam.
A. SASARAN
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Anggrek
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi
proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang pensil warna
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
B. MEDIA
1. Pensil warna
2. Kertas bergambar
3. Lembar penilaian
C. STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan
dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua
2. 20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada
anak Bertanya
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum
Antusias saat
jelas
menerima peralatan
3. Membagikan kertas bergambar dan
Memulai untuk
crayon
mewarnai gambar
4. Fasilitator mendampingi anak dan
Menjawab
memberikan motivasi kepada anak
pertanyaan
5. Menanyakan kepada anak apakah
Mendengarkan
telah selesai mewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa waktuMemperhatikan
yang diberikan telah selesai
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
3. 10 menit Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk Menceritakan
menyebutkan apa yang diwarnai
Gembira
2. Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai dengan contoh Gembira
3. Membagikan reward kepada
seluruh peserta
4. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian Memperhatikan
Gembira
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain Mendengarkan
2. Mengucapkan terima kasih kepada
Menjawab salam
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Anggrek.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
E. PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing Pendidikan : Umi Aniroh S,Kep.Ns, M.Kes
2. Pembimbing Ruangan : Kasmirah S,Kep
3. Leader : Andriadi
4. Co Leader : Endah Zuni
5. Fasilitator : 1. Esthi Wahyuningsih
2. Nurul Chotimah
3. Ahmad Rozi Fahmi
4. Hilmiati
6. Observer : 1. Era Setiawati
2. Endang Dwi Rahayu
3. Amalia Nazimatul Uma
F. TUGAS MASING-MASING
1. Leader : Memimpin jalannya program terapi
2. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi
3. Observer : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
4. Anak : Mengikuti jalannya terapi bermain
G. PERKIRAAN HAMBATAN :
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
H. ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.
I. SETTING TEMPAT
2 1
Keterangan:
Leader Observer
Co Leader Anak
Fasilitator
DAFTAR PUSTAKA
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada :
http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company, Philadelpia USA
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC : Jakarta
www.Pediatrik.com Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25
Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year
Book. Toronto Canada