HALAMAN JUDUL
PEMBERIAN BUBUR TEMPE TERHADAP PENURUNAN
FREKUENSI DIARE PADA ANAK DENGAN
KASUS GASTREONTERITIS AKUT
PROPOSAL
Oleh:
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh Pembimbing Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi Studi DIV Keperawatan Palu.
Nama : STEVEN KRISTIAN LAPANDIO
Nim : PO7120319107
Palu, Oktober 2020
Pembimbing I
Iwan, S.Kep,Ns,M.Kes.
NIP : 197703262003121004
Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Prodi D-IV Keperawatan
Iwan, S.Kep,Ns,M.Kes.
NIP : 197703262003121004
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................xii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................3
1. Tujuan Umum.......................................................................................3
2. Tujuan Khusus.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................3
1. Secara Teoritis.......................................................................................3
2. Secara Praktis........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Konsep Dasar Gastreonteritis.............................................................5
1. Pengertian..............................................................................................5
2. Etiologi gastroenteritis..........................................................................6
3. Manifestasi Klinik.................................................................................7
4. Patofisiologi..........................................................................................7
5. Pathway.................................................................................................9
6. Komplikasi..........................................................................................11
7. Penatalaksanaan medis........................................................................11
8. Pemeriksaan penunjang.......................................................................12
B. Konsep Dasar Bubur Tempe.............................................................13
1. Definisi................................................................................................13
2. Tujuan..................................................................................................14
3. Indikasi dan Kontradiksi.....................................................................15
4. Peneliti sebelumnya.............................................................................15
C. Kerangka Pikir..................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................17
A. Jenis Penelitian...........................................................................................17
B. Protokol dan Registrasi..............................................................................17
C. Database Pencaharian.................................................................................18
D. Kata Kunci..................................................................................................18
E. Kriteria Inklusi dan Ekslusi........................................................................19
F. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi..............................................................20
G. Pengumpulan Data.....................................................................................22
H. Penilaian Kualitas.....................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konsistensi tinja yang encer dan dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar
salah satu penyebab utama morbiditas dan mortabilitas pada anak di negara
berkembang. Anak usia 0-3 tahun rata-rata mengalami tiga kali diare pertahun
Pada umumnya, penyakit diare dapat terjadi karena konsumsi makanan maupun
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit (Dewi Kartika
Sari, 2019).
lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 1 kali dalam 24 jam.
anak kurang dari 5 tahun. Secara global terjadi peningkatan kejadian diare dan
kematian akibat diare pada balita dari tahun 2015-2017. Pada tahun 2015, diare
menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan 499.000 kematian pada anak-anak
dibawah 5 tahun. Sedangkan pada tahun 2017, hampir 1,7 miliar kasus diare
terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000 tiap tahunnya (WHO,
2017).
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekwensinya
2
lebih sering dari biasanya, biasanya tiga kali atau lebih dalam satu hari. Penyakit
Diare merupakan salah satu penyakit yang sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) sehingga dikatakan bahwa penyakit ini masih menjadi masalah
2018 KLB Diare sudah jarang terjadi, namun masih sering dilaporkan adanya
tertentu, misalnya pada pergantian musim ataupun pada saat musim buah tertentu
seperti buah rambutan, mangga, dll. (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,
2020)
penyakit Diare dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu pada balita dan semua umur.
Dari survei morbiditas yang dilaksanakan oleh Subdit HISP Kemenkes RI pada
akhir tahun 2014 diketahui angka kesakitan diare untuk semua umur adalah
270/1000 penduduk dan untuk balita sebesar 843/1000 balita. Trend Cakupan
pelayanan penderita diare semua umur selama 5 tahun berturut-turut sejak tahun
2015 - 2019 cenderung menurun dan belum mencapai target. Capaian cakupan
kasus diare dilayani tahun 2018 untuk semua umur dilayani sebesar 73,48 %
menurun menjadi 64,16% pada tahun 2019 (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah, 2020).
Pemberian oralit dan zinc pada semua umur maupun balita dicapai oleh
Kabupaten Morowali Utara dimana pemberian oralit pada semua umur mencapai
3
127,4% dan pada balita sebesar 116% serta pemberian zinc pada balita sebesar
112%. Cakupan pemberian oralit untuk semua umur 100% dicapai oleh
Kabupaten Tojo Unauna (62,5%). Demikian pula untuk pemberian oralit pada
Donggala, Tolitoli, Parigi Moutong dan Kota Palu) dan terendah cakupannya
adalah Kabupaten Buol yakni hanya sebesar 64,1%. Adapun cakupan pemberian
Zinc 100% pada kasus balita diare dicapai oleh Kabupaten Donggala, Tolitoli
dan Kota Palu, sedangkan capaian terendah oleh Kabupaten Morowali (49%)
dehidrasi berat yang diakibatkan oleh kehilangan banyak cairan yang berlebihan
dari dalam tubuh. Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap penyakit yang biasa
saja walaupun kondisi tersebut sangat umum terjadi. Pada anak-anak, gejala
penyakit diare biasanya akan hilang dalam waktu 5-7 hari atau kurang dari dua
minggu. Sedangkan pada orang dewasa, penyakit diare biasanya sembuh dalam
2-4 hari, karena sistem kekebalan tubuhnya yang akan melawan infeksi penyebab
penyakit diare secara alami. Walau demikian, penyakit diare bisa berlangsung
melalui tinja atau feses dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau karbohidrat lainnya. Selain itu, dapat di lakukan diet (pengaturan makanan)
4
nutrisi yang hilang akibat diare. Salah satu upaya penanganan penyakit diare
tekstur selluler yang mudah dicerna dan mengandung protein cukup tinggi serta
mempunyai zat yang bersifat anti bakteri. Pemberian bubur tempe terhadap
pasien diare ini karena yang berbahan dasar tempe dapat mempersingkat durasi
diare akut serta mempercepat pertambahan berat badan setelah menderita satu
episode diare akut. Tempe dipilih sebagai bahan dasar, karena tempe merupakan
bahan pangan tradisional yang mudah didapat dan murah, tempe mengandung
komponen fungsional probiotik dan prebiotik, serat l arut, asam lemak omega 3
mineral, beberapa protein, peptida dan asam amino seperti phospholipid (Dewi
diare pada anak usia 6-24 bulan yang dirawat mendapatkan hasil penelitian
bahwa formula tempe dapat dipakai sebagai pengganti formula Preda pada anak
dengan penyakit diare akut. Rata-rata lama penyakit diare pada pemberian
formula Preda adalah 4,95 hari dan pemberian bubur tempe adalah 4,21 hari
(Hartiningrum, 2010).
5
tempe berpengaruh baik terhadap kecepatan tumbuh pada anak penderita diare
tempe mengandung asam amino dan serat yang tinggi selain unsur prebiotik dan
membantu pasien mendapatkan diet yang tepat sesuai kondisi klien. Peran ini
sangat jarang perawat yang melakukan peran ini. Kebanyakan perawat lebih
B. Rumusan Masalah
tempe pada anak dapat menurukan frekuensi diare dengan kasus gastreonteritis
akut?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
frekuensi diare
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Penulis
3. Bagi Masyarakat
tentang apa dan bagaimana cara menurukan frekuensi diare pada anak.
7
sumbangan ilmu bagi profesi keperawatan dan sebagai bahan pedoman dalam
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Gastroenteritis
dengan konsisteni lembek atau cairbahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari
(DEPKES 2016)
(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat)
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200g atau
encer tersebut dapat atau tanpa di sertai lender dan darah . Jadi diare dapat
diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3
kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapatdi sertai atau tanpa di
sertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
2. Etiologi gastroenteritis
utama diare
Astrovirus
3. Manifestasi Klinik
tanda tandanya :
2) muntah
tandanya:
4. Patofisiologi
akibat dari gangguan absorbs dan ekskresi cairan dan elektrolit yang
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus sel dalam
intestinal dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit. Peredangan akan
dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom mal absorbs Meknisme
Gangguan osmotic akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus
bertambah)
3. Hipoglikemia
5. Pathway
Sumber : ( Nanda aplikasi, 2015)
6. Infeksi
infeksi Malabsorbsi Makanan
DIARE
anoreksia
Kemerahan dehidrasi BAB encer Suhu tubuh
dan gatal dengan atau meningkat
tanpa darah
Ketidakseim
Resiko Kekurangan bangan
kerusakan volume diare hipertermia nutrisi
integritas kulit cairan kurang dari
kebutuhan
11
7. Komplikasi
b. Hipokalsemia
d. Hiponatremi
e. Syok hipofolemik
f. Asidosis
g. Dehidrasi
8. Penatalaksanaan medis
menurut Rianto (2017) adalah pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan
pemberian cairan.
misalnya air putih, sari buah segar ,air teh, kuah sup ,air tajin
oral. Dibuat dengan mencampurkan garam rehidrasi kedalam satu liter air
besar
12
Pemeriksaan penunjang
(2011)
a. Laboratorium
penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare
b. Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, kultur darah tes
d. Tinja :
watery dan tampa mukus atau darah biasanya disebabkan oleh enterotosin
1. Definisi
degradasi dari komponen-komponen kedelai itu sendiri (Dewi & Aziz, 2011)
Vitamin B2, Vitamin B12, Niasin dan juga asam pantotenat,bahkan hasil
terdiri atas dua jenis yaitu yang larut di dalam air (Vitamin B kompleks) dan
ini hanya dimiliki oleh produk hewani, sehingga tempe memiliki potensial
2009).
peningkatan sebesar 2-3, asam folat 4-5 kali, dan asam pentatonat hanya
2010)
2. Tujuan
mencapai usus besar dapat terlindungi. Dengan demikian maka nutrisi dari
formula yang disajikan dapat dicerna dengan baik sehingga daya tahan tubuh
2002).
15
1. Pengertian Anak
Usia Dini Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun.
Menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010: 7), anak usia dini
adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini
kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan
yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi, peneliti
menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang
mental. Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau
masa emas. Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka
untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap
anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda.
Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat
bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan sering
16
sebagainya.
2. Karakteristik Anak
Usia Dini Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara
Pada usia ini anak paling peka dan potensial untuk mempelajari sesuatu,
rasa ingin tahu anak sangat besar. Hal ini dapat kita lihat dari anak sering
bertanya tentang apa yang mereka lihat. Apabila pertanyaan anak belum
yang berasal dari faktor genetik atau bisa juga dari faktor lingkungan. Faktor
D. Kerangka Pikir
Diare Anak
Bubur Tempe
1. Prinsip
Etiologi :
2. Strategi
1. Faktor infeksi 3. Infeksi pra rujukan
2. Faktor malabsorbsi 4. Infeksi untuk
3. Faktor makanan pemulasaraan jenazah
4. Faktor psikologis
Berkurangnya penularan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
literatur review. Review ilmiah adalah sebuah proses atau tulisan yang
disusun untuk membedah sebuah studi atau penelitian ilmiah. Membaca dan
menulis ulasan atau review karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis, buku,
hingga artikel penelitian merupakan salah satu skill yang wajib dimiliki
keilmuan yang dimiliki oleh civitas akademia. Artikel review adalah sebuah
artikel yang dibuat untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai suatu
studi atau penelitian, baik itu kelebihan atau kekurangan dari objek yang di
Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku,
pemberian bubur tempe pada anak dapat menurukan frekuensi diare dengan
telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literatur review (Nursalam,
2020).
C. Database Pencaharian
dilakukan pada bulan Agustus 2020. Data yang digunakan dalam peelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi
terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi
dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu Google scholar, Scopus,
D. Kata Kunci
Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan Medical Subject
l” +” Gastreonteritis or GEA”.
3. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu yang
4. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan
di review.
20
peneliti mendapatkan 2.310 artikel yang berkaitan dengan kata kunci tersebut.
terdapat 2.264 artikel yang sama dan tidak sesuai dengan judul sehingga
berdasarkan judul (n = 46), abstrak (n = 9) dan full text (n =2) yang disesuaikan
yang dipergunakan dalam literature review. Hasil seleksi artikel study dapat di
Pencaharian Literature di
Google Scholar (n=2.310)
Catatan setelah duplikasi,
tidak sesuai dengan judul
(n=2.264)
G. Pengumpulan Data
22
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi
kepustakaan atau studi literatur. Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dengan berupa bukti, catatan,
atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
H. Penilaian Kualitas
daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi.
Penilaian kriteria diberi nilai ‘ya’,’tidak’, ‘tidak jelas’ atau ‘tidak berlaku’, dan
setiap kriteria dengan skor ‘ya’ diberi satu point dan nilai lainnya adalah nol,
setiap skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan. Crittical appraisal untuk
menilai studi yang memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Jika skor
penelitian setidaknya 50% memenuhi kriteria Crittical appraisal dengan nilai titik
cut-off yang telah disepakati oleh peneliti, studi dimasukkan ke dalam kriteria
bias dalam validitas hasil dan rekomendasi ulasan. Dalam skrining terakhir,
delapan belas studi mencapai skor lebih tinggi dari 50% dan siap untuk
melakukan sintesis data, akan tetapi karena penilaian terhadap resiko bias, dua
studi dikeluarkan dan artikel yang digunakan dalam Lierature review terdapat 2
buah.
Risiko bias dalam Literature review ini menggunakan asesmen pada metode
1. Teori: teori yang tidak sesuai, sudah kadaluwarsa, dan kredibilitas yang
kurang
3. Sample: ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu populasi, sampel, sampling,
dan besar sampel yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan sampel.
dan validitas-reliablitas.
6. Analisis data: Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang sesuai
dengan standar.
18
BAB IV
A. Hasil Penilitian
1. Karakteristik Studi
studi (Ika purnamasari, Anisa Ell raharyani, 2020), (Ressa Andriyani Utami,
Ria Efkelin Mose, Martini, 2020) dan (Devi Pramita Sari, Nabila Sholihah
Depkes RI. 2007. Diagnosa Diare dan Klasifikasi Dehidrasi. Diakses dari:
http://www. medicastore.com/ med/index.php.
Juffrie, M.; Soenarto, S.S.Y.; Oswari, H.; Arief, S.; Rosalina, I.; & Mulyani,
N.S. 2010. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI.
Penelitian dilakukan terhadap semua penderita penyakit diare pada anak usia
6-24 bulan yang dirawat di RSU RA. Kartini Kabupaten Jepara.
Sampel diambil secara accidentaldari bulan Januari - Pebruari 2010.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa formula tempe dapat dipakai
sebagai pengganti formula Preda pada anak dengan penyakit diare
akut. Rata-rata lama penyakit diare pada pemberian formula Preda
adalah 4,95 hari dan pemberian bubur tempe adalah 4,21 hari.
20
Suryana. 2005. Berbagai Masalah Kesehatan Anak Dan Balita. Jakarta: Dani
Jaya Abadi.
Yonata, A & Farid, A.F. 2016. Penggunaan Probiotik Sebagai Terapi Diare.
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Majority Volume 5 Nomor 2.
Dari
21