Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


1. Struktur Interna
Struktur interna dari sistem reproduksi wanita adalah meliputi
ovarium, tuba falofi, uterus, vagina, serviks yang dapat dilihat pada
gambar berikut: :

Gambar 2.1 Anatomi sistem reproduksi interna (Indriyani, 2013)


a. Ovarium
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk kelenjar dan tempat
menghasilkan ovum yang berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan
dan kiri uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang
ligamentum latum uteri. Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan
diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di
dalamnya terdiri dari stroma serta folikel primordial dan medula
sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh
darah, serabut saraf dan sedikit otot polos. Fungsi ovarium adalah:
1) Memproduksi ovum
Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior
mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon ovarium.

6
7

Hormon perangsang folikel (FSH) penting untuk awal pertumbuha


folikel de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui
lutenizing Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus luteum.
2) Memproduksi hormon estrogen
Hormon estrogen dikeluarkan oleh ovarium dari mulai
anak-anak sampai sesudah menopause (hormon folikuler) karena
terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium dan seperti
hormon beredar dalam aliran darah.
3) Memproduksi hormon progesteron
Hormon progesteron disekresi oleh luteum dilanjutkan oleh
estrogen terhadap endometrium yang menyebabkan endometrium
menjadi tebal, lembut dan siap untuk penerimaan ovum yang telah
dibuahi.
b. Tuba falopi (Tuba Uterin)
Tuba falopii yang jumlahnya sepasang melekat pada fundus uteri
dengan panjang tuba kira-kira 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Tuba
falopi di sepanjang strukturnya berubah yang terdiri dari infundibulum,
ampula,istmus dan interstisial infundibulum. Muaranya seperti terompet
dikelilingi oleh fimbria. Fimbrae terletak di atas ovarium dan mengarah
ke rongga panggul, dan makin dekat ke ovarium saat ovulasi tiba. Lumen
tuba uterine membuka ke rongga panggul dan fimbria. Ovum yang
dilepaskan saat ovulasi akan tersapu masuk oleh fimbria ke dalam tuba
falopi dan akan berjalan menuju uterus.
Tuba falopi sangat sempit dan dilapisi oleh epitel bersilia, setelah
memasuki tuba fallopi ovum akan didorong oleh silia di sepanjang
lumen, dan lipatan epitel bersilia akan memperlambat proses ini sehingga
ovum selama mungkin tetap berada di dalam tuba falopi sehingga
memperbesar kemungkinan terjadi fertilisasi di ampula. Setelah dibuahi
ovum akan didorong ke uterus. Perjalanan ini juga berlangsung lambat
untuk memberi waktu bagi ovum untuk mencapai tingkat kematangan
sebelum tertanam ke endometrium uterus, jika fertilisasi tidak terjadi,
8

perjalanan ini memerlukan waktu beberapa hari. Ovum yang tidak


dibuahi akan ikut meluruh dalam aliran menstruasi. (Diyan, 2013)
a. Uterus
Uterus merupakan organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung
mirip dengan buah pir terbalik. Pada orang dewasa yang belum pernah
hamil beratnya sekitar 60 gram. Uterus terdiri dari 3 bagian yaitu fundus,
korpus dan isthmus. Fungsi utama dari uterus adalah sebagai berikut:
1) Tempat pertumbuhan dan perkembangan dari hasil pembuahan sel
ovum oleh sel sperma.
2) Mengalirkan darah ke organ seksual selama berhubungan intim.
3) Mempermudah proses persalinan dengan kontraksi otot-otot
penyusunnya.
4) Membantu organ lain seperti kandung kemih, usus, tulang pelvis
untuk menjalankan fungsinya dengan normal.
b. Serviks
Serviks merupakan bagian paling bawah dari uterus, tempat perlek
atan serviks dengan vagina membagi serviks menjadi bagian vagina yang
panjang dan bagian vagina yang lebih pendek. Karakteristik serviks yang
paling signifikan adalah memiliki kemampuan meregang pada saat
melahirkan pervaginam, elastisitas servik didukung oleh jaringan ikat,
kandungan serabut elastic, lipatan didalam endoserviks dan 10%
kandungan serabut otot.
c. Vagina
Vagina merupakan struktur tubular yang terletak didepan rectum
dan di belakamg kandung kemih dan uretra, berdinding tipis yang dapat
melipat dan mampu meregang secara luas serta memanjang dari introitus
sampai serviks. Vagina berfungsi sebagai organ untuk koitus dan jalan
lahir.
9

B. Konsep Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah Hasil pertemuan antara sel telur dengan
spermatozoa (konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan
psikologis (Mitayani, 2009). Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa
antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang dalam kandungan
dengan kehidupan nanti setelah anak itu lahir. Perubahan siklus radikal ini
dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk
menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal (Sukarni dan
Wahyu, 2013)

2. Tanda dan gejala kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan ada 3 yaitu tanda presumtif, probable dan pasti.
a. Tanda presumtif :
1) Amenorea (tidak haid).
Konsepsi dan implantasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de graaf dan ovulasi.
2) Emesis (mual dan muntah).
Pengaruh estrogen-progesteron menyebabkan pengeluaran asam
lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari
menyebabkan nafsu makan berkurang disebut morning sickness.
3) Ngidam.
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu yang disebut
ngidam.
4) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
5) Sering berkemih.
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering kemih. Pada trimester kedua gejala ini akan
menghilang.
10

6) Konstipasi atau obstipasi.


Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
7) Merasa lemas dan letih
8) Berat badan naik
b. Tanda probable
1. Pemeriksaan dalam
a) Tanda hegar terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan,
meningkatnya ukuran uterus terutama terbatas pada diameter
anteroposterior, tetapi pada masa gestasi selanjutnya, korpus uterus
hampir membulat garis tengah uterus rata-rata 8 cm dicapai pada
minggu ke-12. Pembuluh darah dalam serviks bertambah dan
karena terjadinya odema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-
kelenjar serviks sehingga serviks menjadi lunak (Cunningham,
2005).
b) Ballottement (balottmen) sekitar pertengahan kehamilan, volume
janin lebih kecil disbanding volume cairan amnion. Tekanan
mendadak pada uterus dapat menyebabkan janin tenggelam dalam
cairan amnion dan kemudian memantul kesisi semula, benturan
yang ditimbulkan ballottement dapat dirasakan oleh jari-jari tangan
pemeriksa (Cunningham, 2005)
c) Tanda goodel, di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya
seperti kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi
lunak pada perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun telinga.
d) Tanda braxton hicks, bila uterus dirangsang akan mudah
berkontraksi, waktu palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang
tadinya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi.
e) Tanda chadwick, hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide) Warna
porsio pun tampak livide yang disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen.
11

f) HCG adalah hormone yang dihasilkan selama kehamilan ,yang


dapat dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil sesudah
kurang lebih 0 hari sesudah pembuahan. HCG ini dapat
menstimulasi terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil.
2. Pembesaran uterus.
c. Tanda pasti
1) Denyut jantung janin
Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan
diagnosa kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diidentifikasi
dengan auskultasi dengan menggunakan fetoskop khusus,
ultrasonograf dengan prinsip doppler dan sonografi.
2) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan.
3) Adanya gerakan janin terlihat dari visualisasi USG

3. Adaptasi fisiologis dan psikologi pada kehamilan


1. Adaptasi fisiologis
a. Adaptasi fisiologis sistem endokrin
Beberapa perubahan utama pada system endokrin, yaitu:
1) Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan,terutama
akibat produksi estrogen, progesterone, plasenta dan hormone
yang dikeluarkan oleh janin.
2) Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100x sebelum hamil.
3) Progesterone akan menyebabkan tonus otot polos menurun dan
dieresis
4) Human chorionick gonadotropin (HCG) dapat dideteksi
beberapa hari pasca pembuahan dan merupakan dasar tes
kehamilan. Puncak sekresinya terjadin lebih kurang 60 hari
setelah konsepsi. Fungsi utamannya mempertahankan korpus
luteum.
12

5) Human placental lactogen (HPL) memiliki hormone


pertumbuhan, dan bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan
insulin wanita hamil meningkat.
6) Follicle stimulating hormone(FSH) dan Luteinizing hormone LH
sangat rendah selama kehamilan karena ditekan estrogen dan
progesterone plasenta.
7) Prolaktin produksinya terus meningkat sampai aterm.
b. Adaptasi fisiologis sistem pencernaan
Progesteron merelaksasi otot polos, sehingga mempengaruhi
seluruh saluran gastrointestinal selama kehamilan. Pengosongan
lambung menjadi lambat,begitu juga pergerakan zat-zat yang dicerna
disepanjang saluran gastrointestinal. Pengosongan kandung empedu dan
cairan empedu menjadi lebih lama untuk mengendap didalam saluran
empedu dan duktus koledukus. Gangguan ringan pada saluran
gastrointestinal sangat sering dijumpai dalam kehamilan. Gangguan ini
meliputi mual, muntah, konstipasi, dan nyeri dada.
Gusi menjadi lebih hiperemesis, edema dan spongi karena efek
estrogen pada aliran darah dan konsistensi jaringan lunak. Gusi menjadi
mudah berdarah dan lebih peka terhadap makanan yang kasar dan
tindakan menggosok gigi yang kuat. Kadang timbul nyeri pada ulu hati
(heartburn), suatu rasa/ sensasi panas atau terbakar di midsternum,
sering terjadi pada 30-70% wanita hamil. Efek progesteron pada tonus
sfingter esophagus bawah menyebabkan kompetensi sfingter
terganggu,sehingga meningkatkan kemungkinan regurgitasi asam
lambung ke esophagus. Sekresi HCL lambung cenderung menurun,
sehingga kadang terjadi remisi/perbaikan gejala ulkus peptikum selama
kehamilan. Sekresi pepsin juga menurun, begitupun tonus dan motilitas
lambung juga menurun pada kehamilan.
Beberapa hal yang terjadi pada system gastrointestinal ini antara lain:
a. Pengosongan lambung dan peristaltic usus melambat karena faktor
hormonal maupun mekanik
13

b. Perasaan tidak diulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambung


dan aliran balik asam lambung ke esofagus bagian bawah
c. Nausea dan muntah pada trimester I karena pengaruh HCG
d. Kadang ditemukan adanya hemoroid. Konstipasi karena pengaruh
progesterone.
c. Adaptasi fisiologis sistem ekskresi pada kehamilan
Selama kehamilan, ginjal meningkatkan ekskresi produk sisa sebagai
respons terhadap peningkatan metabolime ibu dan janin, sementara
retensi cairan cairan dan elektrolit berubah sebagai respon terhadap
perubahan kardiovaskuler. Peningkatan volume darah sirkulasi dan
hemodilusi pada kehamilan dicapai melalui peningkatan reabsorpsi
natrium di tubulus ginjal.
Pada kehamilan, anatomi makroskopik system ginjal mengalami
perubahan. Ginjal membesar akibat peningkatan aliran darah ginjal dan
volume vaskuler. Peningkatan aliran darah menyebabkan peningkatan
laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate) sejak awal
kehamilan. Peningkatan GFR menyebabkan peningkatan kadar natrium,
glukosa, dan asam amino di dalam filtrate, namun reabsorpsi tubulus
ginjal juga meningkat sehingga sebagian besar beban natrium yang
meningkat tersebut direabsorpsi. Retensi natrium menyebabkan retensi
cairan (penimbunan air).
Selama kehamilan, fungsi vesica urinaria juga terpengaruh. Frekuensi
berkemih meningkat pada awal kehamilan karena uterus yang sedang
tumbuh di dalam cavum pelvis menimbulkan tekanan pada vesica
urinaria di bawahnya. Dinding vesica urinaria menjadi lebih edema dan
hiperemesis, yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan
trauma. Beberapa hal yang terjadi pada system urinaria lainya yaitu :
1) Peningkatan filtrasi glomerular dan aliran darah renal hingga 50%
sebagai akibat kenaikan cardiac output.
2) Secara normal bisa terjadi glukosuria
14

3) Hidronefrosis/hidroureter ringan karena menurunnya tonus otot


atau karena penekanan uterus.
4) Stress inkontinensia karena perubahan posisi angulus
vesikouretralis sebagi akibat naiknya kandung kencing.
2. Adaptasi psikologis pada kehamilan
Perubahan psikologis pada trimester I (periode penyesuaian), perubahan
psikologis pada trimester I adalah:
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2) Kadang muncul penolakan,kecemasan dan kesedihan, ibu bahkan
kadang berharap agar dirinya tidak hamil
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.

B. Konsep Hiperemesis Gravidarum


1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
yangterjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketid
akseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5%
berat badan awal), dehidrasi , ketosis, dan kekurangan nutrisi yang
terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan
selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu,
namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada
kehamilan tahap berikutnya (Runiari, 2010).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi
sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana
segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari,
15

berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan
karena penyakit apendisitis, pielilitis, dan sebagainya (Nugroho, 2010).
2. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.
Beberapa teori menjelaskan penyebab terjadinya hiperemesis
gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses
terjadinya secara tepat teori tersebut antara lain:
1) Teori endokrin
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar proge
steroneestrogen, dan HCG dapat menjadi factor pencetus mual
muntah. Peningkatan hormone progesterone menyebabkan otot
polos pada system gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu
mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung melambat.
Reflex esophagus, penurunan motilitas lambung dan
penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi
terhadap terjadinya mual dan muntah. HCG juga menstimulasi
kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.
Hormon progesteron ini dihasilkan oleh korpus luteum
pada masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan
tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk saraf ibu hamil
sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi
untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga
plasenta di dalam rahim. Hormon ini juga berfungsi untuk
mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim.
Hormon ini dapat “mengembangkan” pembuluh darah sehingga
menurunkan tekanan darah.
2) Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6
dapat mengakibatkan mual dan muntah.
16

3) Teori alergi
Adanya histamine sebagai pemicu dari mual dan muntah
mendukung ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesis
gravidarum. Mual dan muntah berlebihan juga dapat terjadi pada
ibu hamil yang sangat sensitive terhadap sekresi dari korpus
luteum.
4) Teori infeksi
Infeksi helicobacter pylori pada ibu hamil hiperemesis
gravidarum disebabkan karena adanya perubahan keasaman
lambung yang berhubungan dengan perubahan sistem imun pada
ibu hamil hiperemesis gravidarum.
5) Teori psikosomatik
Menurut teori psikosomatik, hiperemesis gravidarum
merupakan keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam
bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak
diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan
terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan hal
tersebut dapat menjadi factor psikologiks penyebab hiperemesis
gravidarum.
Faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap kejadian
hiperemesis gravidarum terhadap kejadian hiperemesis gravidarum
meliputi:
a) Ibu primigravida belum mampu beradaptasi terhadap perubahan
hormone chorionic gonadotropin. Berhubungan dengan
kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru
pertama kali hamil akan mengalami stress yang lebih besar
dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum.
b) Diabetes mellitus hal ini disebakan oleh gangguan motilitas
usus atau keadaan pasca operasi vagotomi.
17

c) Mola hidatidosa dan kehamilan ganda disebabkan oleh jumlah


hormone HCG yang dikeluarkan terlalu tinggi dari kehamilan
biasa (Mitayani, 2009)
3. Manifestasi klinis
Berdasarkan berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dibagi
menjadi tiga tingkatan:
a. Tingkat I
Muntah terus-menerus mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan
rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, nyeri
epigastrium, frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100 kali/menit,
tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering, dan
mata cekung.
b. Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor,nadi kecil dan cepat, suhu
tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik, berat badan ibu turun,
timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan nafas
bau aseton
c. Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti,
nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, tekanan darah semakin turun.

4. Patofisiologi
Patofisiologi hipermesis gravidarum masih belum jelas, namun
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesterone,
estrogen, dan HCG dapat menjadi factor pencetus mual muntah.
Peningkatan hormone progesterone menyebabkan otot polos pada
system gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan
penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung
melambat.
Refluks esophagus, penurunan motilitas lambung, dan
penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap
18

terjadinya mual dan muntah. HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid


yang dapat mengakibatkan mual dan muntah. Teori metabolik
menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan mual
dan muntah. Teori alergi menyatakan adanya histamine sebagai
pemicu dari mual dan muntah. Dan diperberat dengan adanya
penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual,
lingkungan, dan sosiokultural.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada
hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis hipokloremik,serta
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Oksidasi lemak yang tidak sempurna
menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam aseto asetik, asam
hidroksi butirik, dan aseton dalam darah.
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urine
turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya eksresi lewat ginjal
berakibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat
merusak hati dan terjadilah’’lingkaran setan’’ yang sulit dipatahkan.
Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan
penurunan berat badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan
beratnya penyakit. Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi
lain yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk
mempertahankan panas dan energy tubuh. Jika tidak ada karbohidrat
maka lemak digunakan untuk menghasilkan energy, akibatnya
beberapa hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam
darah urine.
19

Keterlambatan pertumbuhan janin didalam


kandungan Diakibatkan pemenuhan nutrisi pada plasenta janin
mengalami gangguan, sehingga proses pertumbuhan janin mengalami
keterlambatan (usia kandungan 16 minggu belum merasakan
pergerakan janin) Kematian janin diakibatkan oleh kondisi ibu muntah
berat sehingga plasenta janin kurang asupan nutrisi dan cairan. Jika
terjadi dalam waktu yang lama janin mengalami defisiensi nutrisi dan
akhirnya dapat menyebabkan kematian. (Runiari, 2010)
20

5) Woc/ Pathway

Endokrin Alergi Psikosomatik

Kehamilan ganda
Antigen baru janin dan Stress
(Gemelli), molahidatidosa, Kurang suport sosial MK : Koping individu
primegravida plasenta, vebi choriolis
tidak efektif

HCG dan estrogen meningkat


menyebabkan otot polos GI Berlawanan dengan antigen
relaksasi dan motilitas turun ibu yang menyebabkan
pengeluaran histamin
Output meningkat
Intake menurun
Merangsang mual dan muntah
dehidrasi

Absorbsi Hiperemesis gravidarum (mual muntah berlebihan)


MENURUN
HCL Sensasi asam
Penurunan cairan
KH dan lemak
Dampak MK: Mual
pada bayi ekstrasel dan
Muntah
plasma
Iritasi saluran
cerna Nafsu makan
Kelemahan menurun
MK:Defisit MK: Resiko
nutrisi pertumbuhan MK:hipovolemia
MK:Intoleransi MK :Nyeri Akut janin terhambat
Epigastrium BB menurun
aktivitas
21

5. Pemeriksaan penunjang
a. Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan dehidrasi meliputi
pemeriksaan keton, albumin,dan berat jenis urine.
b. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) menurun.
c. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi
muntah berlebihan meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida,
dan protein.
d. Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN) , nonprotein nitrogen, dan
kadar asam meningkat
e. Tiroid stimulating Hormon (TSH) untuk menentukan penyakit pada
tiroid.
f. Complete blood count (CBC), amylase, lipase, keadaan hati atau jika
diduga terjadi infeksi sebagai penyebab
g. Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.
h. Kadar Hormone chorionic gonadotropin(HCG) jika diduga
kehamilan multiple
6. Komplikasi
Menurut Manuaba (2010) didalam terdapapt beberapa komplikasi
yang dapat terjadi akibat adanya Hiperemesis Gravidarum pada
kehamilan diantaranya:
a. Komplikasi Ringan
1) Kehilangan Berat Badan
Diakibatkan ibu hamil yang mengalami Hiperemesis gravidarum
memuntahkan semua makanan yang telah dimakan dan diminum
yang dapat menyebabkan ibu tersebut kehilangan pemenuhan
nutrisi kehamilan sehingga mampu menyebabkan BB ibu turun
drastis.
2) Dehidrasi
Akibat rasa mual dan muntah berulang maka cairan yang
seharusnya diserap oleh tubuh ikut keluar bersama makanan yang
22

dimuntahkan, sehingga tubuh tidak memiliki banyak cairan untuk


menjalankan fungsi normalnya
3) Asidosis dari kekurangan gizi
Disebabkan karena rasa mual yang berlebihan meyebabkan kondisi
lambung tidak adekuat dalam memproses nutrisi makanan sehingga
terjadi peningkatan asam pada tubuh sehingga tubuh mencerna
asam atau zat yang dapat diubah menjadi asam.
4) Alkalosis hipokalemia
Diakibatkan karena rasa mual dan muntah berlebih sehingga kadar
cairan dalam tubuh berkurang (hilangnya Na dan K) yang dapat
menyebabkan ketidakseimbangan pH dalam tubuh.
5) Kelemahan otot
Diakibatkan karena nutrisi makanan banyak yang terbuang dalam
proses muntah sehingga proses pembentukan energi terganggu dan
akibatnya sel-sel otot tidak menerima asupan nutrisi dengan baik.
6) Kelainan elektrokardiografik
7) Diakibatkan oleh makanan yang tidak termetabolisme dengan baik
atau dimuntahkannya makanan yang dapat menyebabkan
perfusi jaringan tidak adekuat menerima nutrisi dan mendistribusik
an bahan-bahan makanan dari pengambilan sisa-sisa metabolisme.
8) Gangguan psikologi
Diakibatkan oleh rasa mual dan muntah yang diderita terjadi
berkali-kali dalam kurun waktu 24 jam mampu memicu terjadinya
stress dalam menangani hal tersebut, gelisah, tegang, dan
ketakutan.
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan
a. Ruptur esophageal
Hal ini berkaitan dengan muntah berat, jika terlalu sering muntah
maka secara tidak langsung memberikan tekanan pada esopagus
untuk mengeluarkan kembali makanan yang telah dimakan.
Sehingga mampu menimbulkan nyeri pada esopagus dan
23

menimbulkan jejas yang dapat menyebakan dinding esopagus


ruptus secara bertahap.
b. Encephalophaty wernike’s mielinolisis pusat pontine
Dapat diakibatkan kehilangan cairan yang berlebih dari proses
muntah. Sehingga, terjadi kerusakan ginjal yang memicu terjadinya
gangguan regulasi vaskuler oleh ginjal. Hal ini dapat menyebabkna
nyeri kepala berat pada ibu hamil.
c. Kerusakan ginjal
Akibat hilangnya nutrisi dan cairan berlebih menyebabkan ginjal
tidak dapat mensekresi dan ekskresi cairan di dalam tubuh dengan
baik. Sehingga jika terjadi dalam waktu yang lama ginjal akan
mengalami kolaps.
d. Keterlambatan pertumbuhan janin didalam kandungan
Diakibatkan pemenuhan nutrisi pada plasenta janin mengalami
gangguan, sehingga proses pertumbuhan janin mengalami
keterlambatan (usia kandungan 16 minggu belum merasakan
pergerakan janin).
e. Kematian janin
Diakibatkan oleh kondisi ibu muntah berat sehingga plasenta janin
kurang asupan nutrisi dan cairan. Jika terjadi dalam waktu yang
lama janin mengalami defisiensi nutrisi dan akhirnya dapat
menyebabkan kematian.

7. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum tingkat I
1) Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan dengan
maksud menghilangkan faktor psikis ibu terhadap rasa takut
2) Menganjurkan mengubah pola makan sehari-hari
3) Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5%, bila perlu ditambahkan vitamin B1
kompleks dan vitamin C (Prawirohardjo, 2006)
24

b) Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan Tingkat III


1) Ibu diisolasi didalam kamar yang tenang dan cerah dengan
pertukaran udara yang baik
2) Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa
penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan perasaan
takut akan kehamilan dan koflik yang melatarbelakangi
hiperemesis
3) Pada keadaan yang lebih berat, berikan antiemetic seperti
metoklopramid, disiklomin hidroklorida, atau klorpromazin.
c) Terminasi kehamilan
Sebagian kecil kasus hiperemesis tidak membaik bahkan
mengalami kemunduran, dalam keadaan demikian perlu perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil karena di satu sisi
hal tersebut tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi di sisi lain tidak
boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversible pada organ vital.
Gejala-gejala untuk mempertimbangkan abortus terapeutik:
1) Ikterus
2) delirum atau koma
3) nadi yang naik bertahap sampai diatas 130x/menit
4) suhu meningkat diatas 38 derajat celcius
5) perdarahan diretina
6) uremia,proteinnuria, dan silinder urine yang merupakan tanda-
tanda intoksikasi.
d) Diet dan terapi nutrisi
Diet hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti
persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis, dan secara
berangsur akan diberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Karbohidrat tinggi, sebesar 75-80% dari kebutuhan energi total.
25

2. Lemak rendah, yaitu , < 10% dari kebutuhan energy total.


3. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total.
4. Makanan diberikan dalam bentuk kering.
5. Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan klien yaitu 7-10
gelas per hari
6. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan
diberikan dalam porsi kecil tapi sering.
7. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan
pada makan malam dan selingan pada malam hari.
8. Pemberian makanan ditingkatkan secara bertahap dalam porsi dan
nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi klien.
Ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum:
a) Diet hiperemesis I
Diberikan kepada klien dengan hiperemesis gravidarum berat.
Makanan hanya terdiri atas roti kering, singkong bakar atau rebus,
ubi bakar atau rebus dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena pada
diet ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.
b) Diet hiperemesis II
Diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara bertahap dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tetap tidak diberikan
bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanann yang
tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energy. Jenis makanan ini rendah kandungan gizinya,
kecuali vitamin A dan D.
c) Diet hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada klien hiperemesis
gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kemampuan klien, dan
minuman boleh diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan
26

pada diet ini mencukupi kebutuhan energy dan semua zat gizi
(Runiari, 2010).

D. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan
data, mengelompokkan, dan menganalisis sehingga didapatkan masalah
dan kebutuhan untuk perawatan ibu.
a. Pengumpulan data subjektif
Pengumpulan data ibu dengan hiperemesis gravidarum terdiri dari :
1) Identitas klien terdiri dari : nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis,
penanggung jawab
2) Keluhan utama : klien mengatakan mual, muntah-muntah yang hebat
secara terus menerus, lemas, pusing, nyeri area lambung, terasa rasa
panas di lambung, tidak nafsu makan, merasa haus, tidak bisa
mencium bau-bauan, kadang dapat ditemukan muntah bercampur
darah.
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
keluhan yang dirasakan meliputi lemas, pusing, nyeri area
lambung, terasa rasa panas di lambung, tidak nafsu makan, merasa
haus, tidak bisa mencium bau-bauan, kadang dapat ditemukan
muntah bercampur darah.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
kaji apakah ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum dan
kaji apakah ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual dan muntah
seperti gastritis, ulkus peptikum, thypoid, diabetes mellitus
27

c. Riwayat kesehatan keluarga


Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai faktor resiko
hiperemesis gravidarum yaitu kemungkinan anggota keluarga
pernah/tidak mengalami kehamilan ganda, di dalam anggota
keluarganya ada/tidak yang menderita hamil anggur (mola
hidatidosa), riwayat hiperemesis pada anggota keluarga.
4) Riwayat menstruasi
kaji tentang menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, bau,
warna dan adanya dismenorhea, hari pertama haid terakhir (HPHT)
5) Riwayat obstetri
a) Riwayat kehamilan saat ini meliputi kehamilan keberapa,
persalinan keberapa, pernah aborsi (GPA), riwayat pemeriksaan
antenatal dan komplikasi, imunisasi, apakah kehamilan
direncanakan atau tidak, umur kehamilan, kapan taksiran
persalinan,
b) Riwayat persalinan dan nifas yang lalu :
Dikaji untuk mengetahui jumlah paritas, cara persalinan,
penolong persalinan, penyulit yang menyertai persalinan dan
nifas yang lalu, jumlah anak yang hidup, jumlah anak yang
mati/keguguran, jenis kelamin.
6) Riwayat ginekologi
Kaji apakah pernah menderita penyakit sistem reproduksi.
7) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang dipakai dan berapa lama
memakai alat kontrasepsi dan apakah ada keluhan selama memakai
alat kontrasepsi (Astuti,2012).
8) Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda, lama
perkawinan,menikah berapa kali.
28

9) Riwayat psikologis
Riwayat psikologis penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa
ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa
ibu sangat labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan
persalinan, mudah menangis, sedih ,serta kekecewaan dapat
memperberat mual dan muntah. Ibu dapat mengalami kondisi psikis
bercampur aduk antara cemas, ragu dengan kehamilannya, dan rasa
tidak nyaman (Rudding, 2012)
b. Pola aktivitas sehari-hari
1. Pola nutrisi
Pada ibu hiperemesesis gravidarum sering mengeluhkan tidak nafsu
makan yang disebabkan karena mual muntah sehingga semua
makanan baik bentuk padat dan cair akan dimuntahkan oleh ibu.
2. Pola eliminasi
Kaji pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil
meliputi frekuensi, warna, jumlah. Pada kasus hiperemesis gravidarum
frekuensi urine berkurang diakibatkan karena adanya dehidrasi
(Manuaba, 2010).
3. Pola perceptual/kognitif
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap,
penciuman, persepsi nyeri, bahasa, memori, dan pengambilan
keputusan
4. Pola tidur dan istirahat
Untuk menggambar pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam tidur,
kebiasaan sebelum tidur, Pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang dikarenakan adanya
gangguan rasa nyaman ibu mual muntah, ibu dianjurkan untuk bedrest
total.
29

5. Pola konsep diri


Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap
kemampuan, harga diri, gambaran diri dan perasaan terhadap diri
sendiri.
6. Pola personal hygiene
Untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia
7. Pola aktivitas
Aktivitas adalah gambaran pola aktivitas ibu sehari-hari. Pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum aktivitas menjadi terganggu
8. Pola peran dan tanggung jawab
pasien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosional, dan kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
9. Aktivitas seksual
Pada ibu hiperemesis gravidarum akan mengalami penurunan aktivitas
seksual disebabkan oleh muntah terus-menerus
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Pada hiperemesis gravidarum Keadaan umum ibu tampak pucat dan
lesu.
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah ibu hamil hiperemesis gravidarum tingkat I,II,III ≤
100/80 mmHg. Nadi pada ibu hamil hiperemesis gravidarum tingkat I
:100x/menit, Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III :100-
140X/menit. Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum pernafasan akan
lebih cepat 16-24x/menit. Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum
keadaan suhu badan mengalami kenaikan dari batas normal karena
dehidrasi.
30

3. Antropometri
Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum berat badan menurun
sekitar 2,5-5 kg , kenaikan berat badan , berat badan sebelum hamil,
Lila ibu hamil normalnya 22,5 cm
d. Pemeriksaan fisik head to toe
1. Kepala, meliputi :
a. Rambut
Untuk mengetahui bersih atau kotor, pertumbuhan rambut dan
mudah rontok atau tidak. Tekstur rambut, warna rambut
b. Muka
wajah tampak pucat,simetris/tidak, ekspresi wajah,tidak ada
odema dan cloasma pada wajah
c. Mata
konjungtiva anemis, sklera anikterik dan mata cekung
d. Hidung
Untuk mengetahui ada polip atau tidak, kelainan dan kebersihan.
e. Telinga
Untuk mengetahui normal atau tidak , ada serumen atau tidak dan
bentuk simetris
f. Bibir dan Mulut
Mukosa bibir kering, warna bibir pucat, tidak ada caries gigi, lidah
kotor dan kering, nafas bau aseton.
g. Leher
Pemeriksaan palpasi pada leher ibu hipermesis gravidarum
kadang teraba pembengkakan kelenjar tiroid
2. Payudara
Pada payudara terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae dan
payudara tegang, bentuk puting menonjol.
3. Abdomen
a) Inspeksi
31

Bentuk abdomen membusung atau datar, striae, warna,


ketebalan lemak, apakah ada luka bekas operasi ,tonus otot
perut kendor
b) Auskultasi
Auskultasi perut di 4 kuadran, dengar peristaltic usu,
normalnya 5-35 kali dalam satu menit, pada ibu hamil
hiperemesis gravidarum bising usus(+), auskultasi djj
c) Perkusi
Perkusi abdomen: massa padat atau cair akan menimbulkan
suara pekak.
d) Palpasi
Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum ada nyeri tekan
epigastrium, pada pemeriksaan Leopold I TFU teraba ≤ 3 jari
diatas simpisis, ballottement(+) atau ballottement(-).
4. Kulit
Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum akan menyebabkan
dehidrasi yang mempunyai tanda dan gejala turgor kulit kembali > 2
detik
5. Ekstremitas
Pada ekstremitas bawah dan atas biasanya lemah yang diakibatkan
muntah yang terus menerus sehinggaa tidak terdapat cadangan
karbohidrat dalam tubuh.
6. Genetalia eksterna dan anus
a) Inspeksi vulva
adakah cairan pervaginaan(secret),amati warna dan bau.
b) Palpasi
Adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris, uretra,
kelenjar skene, kelenjar bartholini
7. Data laboratorium
a. Proteinuria
b. Ketonuria
32

c. Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein


d. Kadar vitamin menurun
e. Peningkatan Hb dan Ht
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif akibat muntah
ditandai dengan merasa haus, merasa lemah, frekuensi nadi meningkat,
tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
volume urin menurun, berat badan turun tiba-tiba.
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
makanan akibat mual muntah terus menerus ditandai dengan nafsu
makan menurun, membrane mukosa pucat, berat badan menurun, bising
usus hiperaktif
c. Nyeri akut pada epigastrium berhubungan dengan muntah yang berulang
ditandai dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah, nafsu makan
berubah,frekuensi nadi meningkat.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat tidak
adekuatnya nutrisi dan peningkatan energy yang dibutuhkan selama
kehamilan ditandai dengan mengeluh lelah, merasa lemah, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas,tekanann darah berubah.
e. Resiko pertumbuhan janin terhambat berhubungan dengan
ketidakadekuatan nutrisi pada ibu
f. Mual muntah berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan mengeluh
mual, merasa ingin muntah, tidak berminat makan, merasa asam dimulut,
pucat, saliva meningkat.
g. Koping tidak efektif berhubungan perubahan psikologis kehamilan
ditandai dengan tidak mampu mengatasi masalah, tidak mampu memenu
hi peran yang diharapkan,kekuatiran kronis.
33

3. Perencanaan
Tabel 2.2 Perencanaan keperawatan pada pasien hiperemesis gravidarum

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
1. Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan NIC:
berhubungan dengan keperawatan ….. jam Manajemen cairan :
kehilangan cairan NOC : 1. Kaji turgor kulit,membrane 1. Pengkajian status cairan dan elektrolit
aktif akibat muntah a. Hidrasi mukosa,tanda-tanda vital yang akurat menjadi dasar rencana asuhan
ditandai dengan Ditingkatkan ke level.. keperawatan dan evaluasi intervensi .
merasa haus,merasa Dipertahankan dilevel ..
lemah, frekuensi nadi Keterangan level: 2. Monitor hasil laboratorium yang relevan 2. Mendeteksi situasi potensial risiko tinggi
meningkat, tekanan 1 : Sangat terganggu dengan retensi cairan (misalnya tes urine seperti ketidakadekuatan intake
darah menurun, 2 : Banyak terganggu terhadap aseton, albumin, dan glukosa) karbohidrat, diabetik ketoasidosis, dan
turgor kulit menurun, 3 : Cukup terganggu hipertensi kehamilan
membrane mukosa 4 : Sedikit terganggu
kering, volume urin 5 : Tidak terganggu 3. Timbang berat badan setiap hari 3. Penimbangan BB perlu dilakukan secara
menurun, berat badan Kriteria hasil: rutin untuk mengetahui kesesuaian BB
turun tiba-tiba. 1. Membrane mukosa dengan umur kehamilan.
lembab(1/2/3/4/5) 4. Kaji dan laporkan warna, jumlah, dan 4. Memberikan data berkenaan dengan
2. Turgor kulit baik frekuensi muntah semua kondisi. Peningkatan kadar
(1/2/3/4/5) hormone korionik gonadotropin (Hcg),
3. Tanda-tanda vital perubahan metabolism karbohidrat, dan
normal(1/2/3/4/5) penurunan motilitas lambung.
4. Serum elektrolit 5. Catat intake dan output secara akurat 5. Mempertahankan keseimbangan asam dan
normal(1/2/3/4/5) basa dan keadaan elektrolit yang tidak
5. Hematokrit seimbang.
normal(1/2/3/4/5) 6. Istirahatkan klien ditempat yang nyaman. 6. Istirahat menurunkan kebutuhan energy
6. Keseimbangan intake yang menyebabkan metabolisme
dan output 24 jam(1/2/ meningkat,sehingga tidak merangsang
3/4/5) mual dan muntah.
34

b. Keparahan mual dan


muntah 7. tawarkan cairan yang klien sukai 7. Setiap individu biasanya menunjukkan
Ditingkatkan ke level…. selera yang berbeda terhadap makanan dan
Dipertahankan di level…. minuman tertentu.
Keterangan level : 8. Anjurkan klien mengonsumsi cairan per 8. Pemberian cairan dan makanan sesuai
1: berat oral dengan perlahan. dengan toleransi klien.
2:Cukup berat 9. Kaji makanan yang disukai atau tidak 9. Makanan yang disukai atau tidak dapat
3: Sedang disukai klien meningkatkan selera makan dan
4: Ringan mengurangi muntah
5: Tidak ada Kolaborasi
Dibuktikan dengan 10. pemberian cairan intravena seperti yang
indikator : ditentukan yang terdiri atas elektrolit, 10. Mencegah kekurangan cairan dan
1. frekuensi mual glukosa, dan vitamin. memperbaiki keseimbangan asam
berkurang(1/2/3/4/5) basa,perubahan kadar elektrolit, dan
2. frekuensi muntah 11. Pemberian terapi nutrisi parenteral sesuai hipovitaminosis.
berkurang(1/2/3/4/5) program yang ditetapkan dan pantau 11. Mencegah komplikasi yang berat seperti
3. berat badan bertamba aliran infuse dengan cermat. asidosis metabolic serta kematian janin
h (1/2/3/4/5) dan ibu.
4. rasa panas dalam
perut hilang
(1/2/3/4/5)
2. Defisit nutrisi berhub Setelah dilakukan tindakan NIC:
ungan dengan ketidak keperawatan …jam Manajemen nutrisi
mampuan mencerna NOC : 1. Batasi intake oral selama 24-48 jam. 1. Pembatasan dianjurkan untuk klien agar
makanan akibat mual Status nutrisi lambung istirahat dan iritasi pada mukosa
muntah terus menerus Ditingkatkan ke level …. lambung mengalami penyembuhan.
ditandai dengan nafsu Dipertahan dilevel …..
makan menurun, 1 : Sangat menyimpang 2. Anjurkan klien menghindari 2. Makanan berlemak dapat menstimulasi
membrane mukosa dari rentang normal makanan berlemak. mual dan muntah
pucat, berat badan 2 :Banyak menyimpang 3. Anjurkan untuk makan selingan 3. Makanan selingan dapat mengurangi atau
menurun, bising usus dari rentang normal seperti biscuit, roti, dan teh hangat. menghindari rangsangan mual dan muntah
hiperaktif. 3 : Cukup menympang dari yang berlebihan serta mencegah hipoglike
rentang normal mia.
4 : Sedikit menyimpang
35

dari rentang normal 4. Beri sajian makanan yang 4. Penyajian makanan yang menarik akan
5 : Tidak menyimpang dari menarik dalam jumlah kecil dan dapat menstimulasi nafsu makan dan
normal disesuaikan dengan pilihan klien. setiap orang memiliki makanan favorit
Dibuktikan dengan yang berbeda-beda.
indicator : 5. Tingkatkan jumlah makanan 5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
1. Asupan gizi adekuat(1/ secara perlahan sesuai kemampuan pertumbuhan janin pada trimester I
2/3/4/5) toleransi klien. kehamilan. Pemberian makan dalam porsi
2. Asupan makanan kecil biasanya efektif.
adekuat(1/2/3/4/5) 6. Tentukan status gizi pasien dan 6. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang
3. Asupan cairan kemampuan untuk memenuhi dibutuhkan
adekuat(1/2/3/4/5) kebutuhan gizi.
4. Nafsu makan 7. Kaji motivasi klien untuk mengikuti 7. Keterlibatan ahli gizi sangat diperlukan
bertambah (1/2/3/4/5) dan mematuhi rencana pengaturan di untuk menyusun rencana -rencana
et yang diprogramkan. pengaturan menu yang sesuai
dengan diet klien hiperemesis gravidarum.

8. Monitor kecenderungan terjadinya p 8. Mengetahui berat badan sebelum sakit dan


enurunan dan kenaikan berat badan. saat sakit.

9. Pantau tinggi fundus uterus dan 9. Malnutri klien berdampak terhadap pertum
denyut jantung janin. buhan janin dan memperberat penurunan
komplemen sel otak pada janin yang meng
akibatkan kemunduran perkembangan
janin.

10. Pantau kadar hemoglobin dan 10. Mengidentifikasi adanya anemia dan
hematokrit. potensial penurunan kapasitas pembawa
oksigen.
11. Berikan makanan dalam 11. Makanan yang hangat dapat mengurangi r
keadaan hangat dan bervariasi asa mual,sedangkan makanan yang bervari
asi untuk menambah nafsu makan ibu, sehi
ngga diharapkan kebutuhan nutrisinya
akan terpenuhi.
36

3 Nyeri akut pada Setelah dilakukan tindakan NIC:


epigastrium berhubun keperawatan …. jam Manajemen nyeri
gan dengan muntah NOC: 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat
berulang ditandai den kontrol nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,k nyeri pada ibu dan menentukan tindakan
gan mengeluh nyeri, ditingkatkan ke level.. arakteristik, onset/durasi, frekuensi, selanjutnya.
tampak meringis, dipertahankan dilevel … kualitas, intensitas atau beratnya nye
gelisah, nafsu makan 1 : Berat ri dan factor pencetus.
berubah, frekuensi 2 : Cukup berat 2. Atur posisi semifowler selama 30 2. Posisi semi fowler dapat mengurangi
nadi meningkat 3 : Sedang menit setelah makan. tekanan pada gastrointestinal, sehingga
4 : Ringan dapat mencegah muntah yang berulang.
5 : Tidak ada 3. Catat munculnya rasa cemas/takut 3. Rasa cemas/ takut dapat memperburuk
persepsi pasien akan rasa takut
Dibuktikan dengan 4. Ajarkan melakukan teknik 4. Dengan mengalihkan perhatian diharapkan
indicator : distraksi(pengalihan). klien dapat melupakan rasa nyeri.
1. mampu mengontrol nye 5. Kontrol lingkungan yang dapat 5. Istirahat yang cukup dan pembatasan
ri mempengaruhi nyeri seperti pengunjung dapat menambah
(tahu, penyebab nyeri, suhu, pencahayaan dan kebisingan. ketenangan dan rasa nyaman pada klien.
mampu menggunakan t
eknik 6. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam 6. Teknik relaksasi dapat menghilangkan rasa
nonfarmakologi, untuk . nyeri.
mengurangi 7. Berikan kompres hangat pada area 7. Kompres hangat dapat menghilangkan
nyeri)(1/2/3/4/5) epigastrium nyeri
2. melaporkan bahwa nye 8. Jelaskan dan ajarkan metode dalam 8. Akupresur dapat menstimulasi system regu
ri berkurang dengan mengurangi mual dan muntah antara lasi serta mengaktifkan mekanisme endokr
menggunkakn manaje lain metode penekanan (akupresur) in dan neurologi yang merupakan
men nyeri(1/2/3/4/5) pada daerah P6 point, yaitu tiga jari mekanisme fisiologi dalam mempertahank
3. menyatakan rasa nyam di bawah pergelangan tangan selama an keseimbangan.
an ketika nyeri berkura 3 menit pada masing-masing tangan.
ng mampu mengenali n
yeri (skala, intensitas, f 9. Kolaborasi dalam pemberian 9. Obat antiemetic mengurangi muntah dan
rekuensi, dan tanda antiemetic dan sedatif. obat sedative membuat tenang sehingga
nyeri)n (1/2/3/4/5) dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
oleh klien.
37

4 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan NIC


berhubungan dengan keperawatan …. jam Terapi aktivitas
kelemahan akibat tida NOC 1. Monitor respon kardiovaskuler terhadap 1. Mengetahui asupan nutrisi untuk kebutuhan
k adekuatnya nutrisi d Toleransi terhadap aktivitas (takikardi, distrimia, sesak nafas, tubuh.
an peningkatan energi aktivitas diaphoresis,pucat, perubahan
yang dibutuhkan sela Ditingkatkan ke level.. hemodinamik)
ma kehamilan Dipertahankan dilevel … 2. Anjurkan klien membatasi aktivitas denga 2. Menghemat energi dan menghindari
ditandai dengan 1 : Sangat terganggu n istirahat cukup. pengeluaran tenaga terus-menerus dapat
mengeluh lelah, 2 : Banyak terganggu meminimalkan kelelahan uterus.
merasa lemah, merasa 3 : Cukup terganggu 3. Anjurkan klien untuk menghindari menga 3. Aktivitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin
tidak nyaman setelah 4 : Sedikit terganggu ngkat berat. tidak dimodifikasi untuk klien beresiko
beraktivitas, tekanan 5 :Tidak terganggu
darah berubah. 4. Bantu klien beraktivitas secara bertahap ji 4. Aktivitas bertahap meminimalkan terjadinya
Dibuktikan dengan ka muntah berkurang. trauma serta meringankan klien dalam
indicator : memenuhi kebutuhannya.
1. Berpartisipasi
dalam aktivitas 5. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi 5. Tingkat aktivitas mungkin perlu dimodifikasi
fisik tanpa sesuai indikasi sesuai indikasi
disertai peningkatan tek 6. Bantu klien memenuhi kebersihan 6. Kebersihan diri dapat meningkatkan
ananan darah, nadi dan diri seperti mandi, mengganti pakaian, dan kenyamanan dan menumbuhkan kesehatan
pernafasan(1/2/3/4/5) kebersihan mulut
2. Kecepatan 7. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivit 7. Membantu pasien agar tidak melakukan aktivita
berjalan(1/2/3/4/5) as yang mampu dilakukan s yang terlalu berat, dan untuk mengurangi resik
3. Kekuatan tubuh bagian o dampak yang lainnya
atas dan bawah(1/2/3/4/ 8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifi 8. Untuk membantu pasien melakukan aktivitas
5) kasi kekurangan dalam beraktivitas ringan
38

5. Mual muntah Setelah dilakukan tindakan NIC


berhubungan dengan keperawatan ….. jam Manajemen Mual
kehamilan ditandai NOC 1. Berikan informasi mengenai mual, 1. Dapat mengetahui penyebab mual dan
dengan mengeluh Kontrol mual dan munta seperti penyebab mual dan berapa berapa lama berlangsung
mual, merasa ingin h lama berlangsung
muntah, tidak bermin Ditingkatkan ke level… 2. Anjurkan untuk mengonsumsi air 2. Air jahe dan air jeruk dapat mengurangi
at makan, merasa Dipertahankan dilevel … jahe, air jeruk mual
asam dimulut, pucat, Keterangan level: 3. Anjurkan ibu hamil hiperemesis 3. Makanan tinggi karbohidrat dapat
saliva meningkat 1: sangat terganggu gravidarum untuk mengonsumsi mengurrangi mual
2:banyak terganggu makanan tinggi karbohidrat seperti
3:cukup terganggu roti,biskuit, kacang-kacangan.
4:sedikit terganggu 4. Hindari mengonsumsi makanan 4. Makanan berminyak dapat meingkatkan
5:tidak terganggu berminyak seperti mentega, margari rasa mual
Dibuktikan dengan n, saus, salad,kuah daging
indicator: 5. Hindari aromaterapi yaitu aroma 5. Aroma mawar dapat merangsang mual
1. Dapat menghindari mawar, melati dan kenanga
bau yang tidak 6. Tingkatan istirahat dan tidur yang 6. Istirahat yang cukup dapat membuat mual
menyenangkan(1/2/3/4 cukup untuk memfasilitasi penguran berkurang
/5) gan mual
2. Dapat mengenali onset 7. Anjurkan menjaga kebersihan mulut 7. Meningkatkan kenyamanan jika tidak
mual(1/2/3/4/5) merangsang muntah
3. Mengenali pencetus
muntah (1/2/3/4/5) 8. Lakukan pengkajian menggunakan 8. Pengakajian PUQE dapat mengetahui
PUQE (Pregnant unique skala/tingkat mual muntah
quantification of emesis).

9. Anjurkan istirahat dan tidur yang 9. Istirahat dan tidur yang cukup dapat
cuku mengurangi mual

10. Ajari penggunaan teknik nonfarmak 10. Akupresure dapat menstimulasi system
ologi yaitu akupresur(terapi pijat) regulasi serta mengaktifkan mekanisme
endokrin dan neurologi
39

11. Kolaborasi pemberian antiemetik 11. Obat antiemetic mengurangi mual


sehingga dapat mengurangi mual
6 Koping tidak efektif Setelah dilakukan tindakan NIC
berhubungan dengan keperawatan….jam 1. Bina hubungan saling percaya 1. Hubungan saling percaya dapat
perubahan psikologi Tingkat stress mempermudah proses dalam pemberian
kehamilan ditandai Ditingkatkan ke level.. informasi dan meningkatkan tanggung
dengan tidak mampu Dipertahankan di level… jawab.
mengatasi masalah, Keterangan level 2. Kaji persiapan, pengetahuan dan 2. Membantu menentukan kebutuhan akan
tidak mampu memen 1: Berat harapan yang dimilki informasi/belajar
uhi peran yang dihara 2: Besar
pkan, kekuatiran 3: Sedang 3. Kontrol lingkungan dan batasi 3. Mencegah dan mengurangi kecemasan
kronis. 4:Ringan pengunjung
5:Tidak ada 4. Berikan support psikologis 4. Meringankan pengaruh psikologis akibat
Dibuktikan dengan kehamilan
indicator: 5. Berikan pelayanan kesehatan yang 5. Pemberian pelayanan maksimal
1. TTV kembali normal maksimal diharapakan dapat meningkatakan
(1/2/3/4/5) kesehatan mental klien.
2. Kondisi emosional ke
mbali stabil(1/2/3/4/5)
3. Mampu beradaptasi
terhadap perubahan
selama kehamilan
(1/2/3/4/5)
4. Gelisah berkurang
(1/2/3/4/5/6)
Sumber: Bulechek, Butcher, Dochterman, Wagner 2016 Nursing interventions classification,edisi ke-6. Elsevier: Indonesia
Moorhead, Johnson, Maas, Swanson 2016. Nursing outcomes classification. Edisi ke-6. Elsevier: Indonesia
40

5. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan: mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan dapat
dilaksanakan dengan baik jika klien mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Pelaksanaan yang
kemungkinan terjadi pada klien dengan hiperemesis gravidarum sesuai
dengan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan seperti turgor kulit,
membrane mukosa, dan tanda vital
2. Anjurkan dan beri makan dalam porsi kecil tapi sering.
3. Anjurkan pemberian terapi air jahe,daun mint untuk mengurangi mual
muntah
4. Jelaskan dan bombing klien untuk melakukan metode dalam
mengurangi mual mual muntah seperti metode penekanan(akupresur)
pada daerah P6 point yaitu tiga jari dibawah pergelangan tangan
selama 3 menit pada setiap tangan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan. Rencana tindakan,
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai berdasarkan tujuan yang telah
dibuat dalam perencanaan keperawatan.(Potter & Perry, 2005). Hal-hal
yang dievaluasi pada asuhan keperawatan klien dengan hiperemesis
gravidarum.
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Frekuensi dan beratnya muntah.
3. Intake oral
41

4. Tingkat nyeri epigastrium


5. Kemampuan dalam beraktivitas

Anda mungkin juga menyukai