TINJAUAN TEORI
6
7
B. Konsep Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah Hasil pertemuan antara sel telur dengan
spermatozoa (konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan
psikologis (Mitayani, 2009). Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa
antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang dalam kandungan
dengan kehidupan nanti setelah anak itu lahir. Perubahan siklus radikal ini
dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk
menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal (Sukarni dan
Wahyu, 2013)
berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan
karena penyakit apendisitis, pielilitis, dan sebagainya (Nugroho, 2010).
2. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.
Beberapa teori menjelaskan penyebab terjadinya hiperemesis
gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses
terjadinya secara tepat teori tersebut antara lain:
1) Teori endokrin
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar proge
steroneestrogen, dan HCG dapat menjadi factor pencetus mual
muntah. Peningkatan hormone progesterone menyebabkan otot
polos pada system gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu
mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung melambat.
Reflex esophagus, penurunan motilitas lambung dan
penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi
terhadap terjadinya mual dan muntah. HCG juga menstimulasi
kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.
Hormon progesteron ini dihasilkan oleh korpus luteum
pada masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan
tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk saraf ibu hamil
sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi
untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga
plasenta di dalam rahim. Hormon ini juga berfungsi untuk
mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim.
Hormon ini dapat “mengembangkan” pembuluh darah sehingga
menurunkan tekanan darah.
2) Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6
dapat mengakibatkan mual dan muntah.
16
3) Teori alergi
Adanya histamine sebagai pemicu dari mual dan muntah
mendukung ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesis
gravidarum. Mual dan muntah berlebihan juga dapat terjadi pada
ibu hamil yang sangat sensitive terhadap sekresi dari korpus
luteum.
4) Teori infeksi
Infeksi helicobacter pylori pada ibu hamil hiperemesis
gravidarum disebabkan karena adanya perubahan keasaman
lambung yang berhubungan dengan perubahan sistem imun pada
ibu hamil hiperemesis gravidarum.
5) Teori psikosomatik
Menurut teori psikosomatik, hiperemesis gravidarum
merupakan keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam
bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak
diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan
terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan hal
tersebut dapat menjadi factor psikologiks penyebab hiperemesis
gravidarum.
Faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap kejadian
hiperemesis gravidarum terhadap kejadian hiperemesis gravidarum
meliputi:
a) Ibu primigravida belum mampu beradaptasi terhadap perubahan
hormone chorionic gonadotropin. Berhubungan dengan
kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru
pertama kali hamil akan mengalami stress yang lebih besar
dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum.
b) Diabetes mellitus hal ini disebakan oleh gangguan motilitas
usus atau keadaan pasca operasi vagotomi.
17
4. Patofisiologi
Patofisiologi hipermesis gravidarum masih belum jelas, namun
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesterone,
estrogen, dan HCG dapat menjadi factor pencetus mual muntah.
Peningkatan hormone progesterone menyebabkan otot polos pada
system gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan
penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung
melambat.
Refluks esophagus, penurunan motilitas lambung, dan
penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap
18
5) Woc/ Pathway
Kehamilan ganda
Antigen baru janin dan Stress
(Gemelli), molahidatidosa, Kurang suport sosial MK : Koping individu
primegravida plasenta, vebi choriolis
tidak efektif
5. Pemeriksaan penunjang
a. Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan dehidrasi meliputi
pemeriksaan keton, albumin,dan berat jenis urine.
b. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) menurun.
c. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi
muntah berlebihan meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida,
dan protein.
d. Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN) , nonprotein nitrogen, dan
kadar asam meningkat
e. Tiroid stimulating Hormon (TSH) untuk menentukan penyakit pada
tiroid.
f. Complete blood count (CBC), amylase, lipase, keadaan hati atau jika
diduga terjadi infeksi sebagai penyebab
g. Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.
h. Kadar Hormone chorionic gonadotropin(HCG) jika diduga
kehamilan multiple
6. Komplikasi
Menurut Manuaba (2010) didalam terdapapt beberapa komplikasi
yang dapat terjadi akibat adanya Hiperemesis Gravidarum pada
kehamilan diantaranya:
a. Komplikasi Ringan
1) Kehilangan Berat Badan
Diakibatkan ibu hamil yang mengalami Hiperemesis gravidarum
memuntahkan semua makanan yang telah dimakan dan diminum
yang dapat menyebabkan ibu tersebut kehilangan pemenuhan
nutrisi kehamilan sehingga mampu menyebabkan BB ibu turun
drastis.
2) Dehidrasi
Akibat rasa mual dan muntah berulang maka cairan yang
seharusnya diserap oleh tubuh ikut keluar bersama makanan yang
22
7. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum tingkat I
1) Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan dengan
maksud menghilangkan faktor psikis ibu terhadap rasa takut
2) Menganjurkan mengubah pola makan sehari-hari
3) Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5%, bila perlu ditambahkan vitamin B1
kompleks dan vitamin C (Prawirohardjo, 2006)
24
pada diet ini mencukupi kebutuhan energy dan semua zat gizi
(Runiari, 2010).
9) Riwayat psikologis
Riwayat psikologis penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa
ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa
ibu sangat labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan
persalinan, mudah menangis, sedih ,serta kekecewaan dapat
memperberat mual dan muntah. Ibu dapat mengalami kondisi psikis
bercampur aduk antara cemas, ragu dengan kehamilannya, dan rasa
tidak nyaman (Rudding, 2012)
b. Pola aktivitas sehari-hari
1. Pola nutrisi
Pada ibu hiperemesesis gravidarum sering mengeluhkan tidak nafsu
makan yang disebabkan karena mual muntah sehingga semua
makanan baik bentuk padat dan cair akan dimuntahkan oleh ibu.
2. Pola eliminasi
Kaji pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil
meliputi frekuensi, warna, jumlah. Pada kasus hiperemesis gravidarum
frekuensi urine berkurang diakibatkan karena adanya dehidrasi
(Manuaba, 2010).
3. Pola perceptual/kognitif
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap,
penciuman, persepsi nyeri, bahasa, memori, dan pengambilan
keputusan
4. Pola tidur dan istirahat
Untuk menggambar pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam tidur,
kebiasaan sebelum tidur, Pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang dikarenakan adanya
gangguan rasa nyaman ibu mual muntah, ibu dianjurkan untuk bedrest
total.
29
3. Antropometri
Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum berat badan menurun
sekitar 2,5-5 kg , kenaikan berat badan , berat badan sebelum hamil,
Lila ibu hamil normalnya 22,5 cm
d. Pemeriksaan fisik head to toe
1. Kepala, meliputi :
a. Rambut
Untuk mengetahui bersih atau kotor, pertumbuhan rambut dan
mudah rontok atau tidak. Tekstur rambut, warna rambut
b. Muka
wajah tampak pucat,simetris/tidak, ekspresi wajah,tidak ada
odema dan cloasma pada wajah
c. Mata
konjungtiva anemis, sklera anikterik dan mata cekung
d. Hidung
Untuk mengetahui ada polip atau tidak, kelainan dan kebersihan.
e. Telinga
Untuk mengetahui normal atau tidak , ada serumen atau tidak dan
bentuk simetris
f. Bibir dan Mulut
Mukosa bibir kering, warna bibir pucat, tidak ada caries gigi, lidah
kotor dan kering, nafas bau aseton.
g. Leher
Pemeriksaan palpasi pada leher ibu hipermesis gravidarum
kadang teraba pembengkakan kelenjar tiroid
2. Payudara
Pada payudara terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae dan
payudara tegang, bentuk puting menonjol.
3. Abdomen
a) Inspeksi
31
3. Perencanaan
Tabel 2.2 Perencanaan keperawatan pada pasien hiperemesis gravidarum
dari rentang normal 4. Beri sajian makanan yang 4. Penyajian makanan yang menarik akan
5 : Tidak menyimpang dari menarik dalam jumlah kecil dan dapat menstimulasi nafsu makan dan
normal disesuaikan dengan pilihan klien. setiap orang memiliki makanan favorit
Dibuktikan dengan yang berbeda-beda.
indicator : 5. Tingkatkan jumlah makanan 5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
1. Asupan gizi adekuat(1/ secara perlahan sesuai kemampuan pertumbuhan janin pada trimester I
2/3/4/5) toleransi klien. kehamilan. Pemberian makan dalam porsi
2. Asupan makanan kecil biasanya efektif.
adekuat(1/2/3/4/5) 6. Tentukan status gizi pasien dan 6. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang
3. Asupan cairan kemampuan untuk memenuhi dibutuhkan
adekuat(1/2/3/4/5) kebutuhan gizi.
4. Nafsu makan 7. Kaji motivasi klien untuk mengikuti 7. Keterlibatan ahli gizi sangat diperlukan
bertambah (1/2/3/4/5) dan mematuhi rencana pengaturan di untuk menyusun rencana -rencana
et yang diprogramkan. pengaturan menu yang sesuai
dengan diet klien hiperemesis gravidarum.
9. Pantau tinggi fundus uterus dan 9. Malnutri klien berdampak terhadap pertum
denyut jantung janin. buhan janin dan memperberat penurunan
komplemen sel otak pada janin yang meng
akibatkan kemunduran perkembangan
janin.
10. Pantau kadar hemoglobin dan 10. Mengidentifikasi adanya anemia dan
hematokrit. potensial penurunan kapasitas pembawa
oksigen.
11. Berikan makanan dalam 11. Makanan yang hangat dapat mengurangi r
keadaan hangat dan bervariasi asa mual,sedangkan makanan yang bervari
asi untuk menambah nafsu makan ibu, sehi
ngga diharapkan kebutuhan nutrisinya
akan terpenuhi.
36
9. Anjurkan istirahat dan tidur yang 9. Istirahat dan tidur yang cukup dapat
cuku mengurangi mual
10. Ajari penggunaan teknik nonfarmak 10. Akupresure dapat menstimulasi system
ologi yaitu akupresur(terapi pijat) regulasi serta mengaktifkan mekanisme
endokrin dan neurologi
39
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan: mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan dapat
dilaksanakan dengan baik jika klien mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Pelaksanaan yang
kemungkinan terjadi pada klien dengan hiperemesis gravidarum sesuai
dengan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan seperti turgor kulit,
membrane mukosa, dan tanda vital
2. Anjurkan dan beri makan dalam porsi kecil tapi sering.
3. Anjurkan pemberian terapi air jahe,daun mint untuk mengurangi mual
muntah
4. Jelaskan dan bombing klien untuk melakukan metode dalam
mengurangi mual mual muntah seperti metode penekanan(akupresur)
pada daerah P6 point yaitu tiga jari dibawah pergelangan tangan
selama 3 menit pada setiap tangan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan. Rencana tindakan,
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai berdasarkan tujuan yang telah
dibuat dalam perencanaan keperawatan.(Potter & Perry, 2005). Hal-hal
yang dievaluasi pada asuhan keperawatan klien dengan hiperemesis
gravidarum.
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Frekuensi dan beratnya muntah.
3. Intake oral
41