Disusun Oleh :
CANTIKA PUTRI DEWANTI
72020040372
Penyebab kanker kandung kemih tidak diketahui secara pasti. Faktor resiko kanker kandung
kemih yaitu:
a. Zat karsinogen dalam lingkungan kerja, seperti bahan pewarna, karet, bahan kulit,
tinta atau cat.
b. Infeksi bakteri kambuhan atau kronis pada saluran kemih
c. Kebiasaan merokok. Kanker kandung kemih dua kali lebih banyak menyerang
perokok daripada yang bukan perokok.
d. Kebiasaan minum kopi. Terdapat kemungkinan hubungan antara kebiasaan minum
kopi dan kanker kandung kemih
e. Skistosomiasis (infeksi parasit yang mengiritasi kandung kemih).
C. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis dari kanker sebenarnya adalah dampak skunder dengan adanya peningkatan
kuantitas dan kualitas suatu jaringan. Begitu pula dengan kanker vesika urinaria yang
memiliki tanda dan gejala lokal serta sistemik. Berikut ini adalah tanda dan gejala dari kanker
vesika urinaria(Carol, 2011)
1. Spasme vesika urinaria
Penekanan jaringan tumor pada jaringa vesika dan sekitarnya akan meningkatkan
iritabilitas jaringan otot. Hal ini akan memicu adanya regangan konstaksi otot
(spasme).
2. Hematuria
Jaringan tumor/ kanker sangat kaya akan pembuluh darah (hipervaskularisasi).
Gesekan minimal antar jaringan atau dengan material sekitar akan meningkatkan
resiko robekan/ ruptur jaringan. Jika terjadi rupture, maka darah akan bercampur
dengan urine (hematuria).
3. Nyeri
Biasanya nyeri jaringan sekali timbul (10%), kecuali iritabilitas meningkan dan
mengenai ujung saraf sensoris pada vesika urinaria.
4. Frekuensi dan urgensi
Frekensi dan urgensi kadang-kadang terjadi pada klien kanker vesika urinaria
5. Infeksi
Gejala sistemik ini terjadi karena luka pada jaringan vesika urinaria dan terkontimasi
bakteri pathogen yang bisa berasal dari eksternal atau dari urine.
D. PATOFISIOLOGI
Tumor urothelial, lebih dari 90% adalah karsinoma sel transisional. Namun, sampai dengan
5% kanker kandung kemih berasal dari sel skuamosa dan 2% adalah adenokarsinoma.
Nonurothelial tumor kandung kemih primer sangat langka dan mungkin termasuk karsinoma
sel kecil, carcinosarcoma, limfoma primer dan sarkoma. Kanker kandung kemih sering
digambarkan sebagai mutasi poliklonial yang berpotensi tinggi untuk transformasi ganas.
Namun, kanker kandung kemih juga implantasi dan imigrasi dari kanker lain. Setelah muncul
riwayat, 55-60% pasien biasanya dirawat secara konservatif dengan reseksi transurethral dan
cytoscopy berkala. Sebanyak 40-45% pasien biasanya diperlakukan kistektomi radikal
(Muttaqin da Sari, 2011:217)
E. PATHWAY
Vasokontriksi
vaskuler
Hematuria
Hipermetabolisme
Injuri Jaringan
Ketidakseimbangan
intake & output Resiko Infeksi
Stress psikologis
HCL meningkat
Sumber data:
Nursea, vomiting
Prabowo dan Pranata
(2014;96)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan utama pada klien kanker adalah pemeriksaaan histopatologis.
Namun, ada pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk screening awal
penegakan diagnosis kanker vesika urinaria (grace,2007)
1) Sitologi urin
Untuk melihat adanya jaringan abnormal yang ikut dalam aliran urine(mukosa/ epitel dari
jaringan tumor).
2) IVU (intravenous Urethrography)
Dilakukan dan sangat menguntungkan jika tumor berada pada bagian atas (superior) yang
tidak mampu dilihat.
3) Sistouretroskopi
menggunakan optik dan efektif untuk melihat secara jelas jaringan internal vesika
urinaria di superfisial.
4) DPL (Deep Peritoneal Lavage)
Mengetahui adanya internal bleeding di rongga peritoneal. Biasanya pada klien kanker
vesika urinari terjadi anemia.
5) Ureum kreatinin dan elektrolit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal.
6) (Ultrasonografii)
Melihat adanya karakteristik jaringan, estimasi ukuran dan ada/tidaknya obstruksi.
7) CT Scan
Pemeriksaan yang lebih detil dan akrat untuk mengetahui invasi lokal jaringan kanker dan
melihat adanya metastase yang jauh.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalakasanaan Medis menurut Lokeshwar (2011)
a) Transurethral Resection of Bladder Tumor (TUR-BT) tidak mebutuhkan insisi, jadi
sangat efisien untuk meminimalisir infeksi. Kelebihan dari tindakan ini adalah tidak
terganggunya fungsi vesika urinaria dan seksual klien. Tindakan ini memungkinkan
jika insisi tumor sederhana (non radical).
b) Radical atau partial cystectomy tindakan dindikasikan jika dimungkinkan tumor/
kanker telah metastase pada jaringan sekitar, fungsi vesika urinaria yang sudah rusak
dan penyebaran tumor sangat cepat. Pada klien dengan tindakan sistektomi radikal
terapi sistoprostatektomi.
c) Radiasi digunakan untuk melokalisir pertumbuhan sel tumor dengan tindakan non
invasif.
d) Kemoterapi secara langsung pada jaringan kanker (internal cavum vesika urinaria)
biasanya dilakukan pada tipe superfisial kanker dengan stadium awal. Obat yang
digunakan biasanya tiotepa, doksorubisin, mitomisin, dan BCG. Saat ini juga
dikembangkan terapi interferon yang memiliki banyak keuntungan dalam peranan
mengatasi kanker.
H. PENATALAKSAAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Menurut (Riyadi & Sukarmin, 2009), data pengkajian pada pasien dengan Diabetes
Mellitus meliputi :
a. Usia
b. Pendidikan dan pekerjaan
c. Keluhan utama : badan terasa sangat lemas sekali disertai dengan penglihatan kabur
d. Riwayat penyakit sekarang : polidipsia, polifagia dan poliuria
e. Riwayat kesehatan daahulu
f. Riwayat kesehatan keluarga
g. Pola pengkajian kebutuhan menurut Virginia Henderson
1) Kebutuhan napas : irama dalam dan cepat
2) Kebutuhan nutrisi : ingin selalu makan
3) Kebutuhan eliminasi : BAB normal, BAK >10x/hari
4) Kebutuhan gerak dan keseimbangan : penurunan gerak karena kelemahan
fisik
5) Kebutuhan istirahat dan tidur : penderita sering terbangun (insomnia)
6) Kebutuhan berpakaian : tidak terganggu kecuali bila terjadi kelemahan
7) Mempertahankan temperatur atau sirkulasi : kesemutan pada ekstremitas,
akral teraba dingin, suhu tubuh normal (36-37,50C)
8) Kebutuhan personal hygiene
9) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
10) Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi : emosi labil
11) Kebutuhan spiritual
12) Kebutuhan bekerja : mengalmi penurunan
13) Kebutuhan bermain dan rekreasi
14) Kebutuhan belajar
h. Pemeriksaan fisik
1) Status penampilan kesehatan : yang sering muncul kelemahan fisik
2) Tingkat kesadaran
3) Tanda-tanda vital : hipertensi, takikrdia
4) Berat badan melalui penampilan dan pengukuran
5) Kulit
6) Mata dan kepala
7) Telinga
8) Hidung
9) Mulut dan faring
10) Leher
11) Toraks dan paru (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
12) Dada
13) Aksila
14) Sistem kadiovakuler
15) Abdomen (inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi)
16) Ginjal (apakah ada nyeri tekan sudut kosta vertebral)
17) Genetalia
18) Sistem muskuloskeletal
19) Sistem neurosensory
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berikut ini adalah beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien
dengan kanker buli-buli. (NANDA 1 2012-2014):
1. Nyeri akut (00123)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa (international Association for the study of pain), awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantsipasi atau prediksi dan berlangsung < 6 bulan .
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Gangguan Eliminasi Urine (00016)
Definisi: Disfungsi pada eliminasi Urine.
4. Resiko Infeksi (00004)
Definisi: mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Berikut ini adalah intervensi yang dirumuskan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada klien dengan kanker buli-buli (NANDA 1, NIC NOC):
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera ( biologi, fisik, dan psikologis
Setelah dilakukan tintakan keperawatan selama ...x 24 jam, klien akan:
- 1605. Pain Control
- 2102. Pain Level
- 2101. Pain : Disruptive Effects yang dibuktikan dengan indikator
(1: Berat Sekali, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5: Tidak ada) Kriteria Hasil:
- Mampu mengenali serangan nyeri akut dan melaporkan faktor penyebab terjadinya
nyeri.
- Melakukan tabulasi gejala setiap saat yang terkait denagan nyeri untuk menuntukan
langkah penjegahans erangan nyeri
- Mampu menggunakan langkah non farmakologis untuk mengatasi nyeri dan
menggunakan obat-obatan (analgesik) sesuai dengan anjuran
- Melaporkan perubahan tingkatan nyeri (skal, intensitas, awitan, krakteristik)
- Menunjukan rasa nyaman dengan perbaikan istirahat dan aktivitas
- Tanda-tanda vital dalam batas Rentang normal
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji status nutrisi klien dan kemampuan untuk pemenuhan nutrisi klien
- Identifikasi klien tentang riwayat alergi makanan dan kaji makanan kesuskaan klien
- Intruksikan kepada klien tentang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal
(misalnya dengan pelaksanan diet sesuai anjuran)
- Hitung kebutuhan kalori klien setiap hari sediakan aneka ragam makanan sesuai
dengan keinginan klien
- Anjurkan klien/ keluarga untuk membantu klien melakukan perawatan rongga mulut
(sikat gigi) sebelum dan sesudah makan untuk meningkatkan kenyamanan
- Rencanakan pemberian obat untuk mengatasi gejala ynag menggangu nafsu makan
(nyeri, mual dan muntah)
- Sajikan makanan dengan menarik dan suhu hangat
- Atur diet makanan klien sesuai kondisi penyakit (indikasi dan kontraindikasi)
- Berikan nutrisi tinggi serat untuk memperlancar proses pencernaan
- Monitoring asupan nutrisi dan kalori tiap hari
- Monitoring trend penigkatan/ penurunan berat badan tiap hari
0503. Urinary elimination yang dibuktikan dengan indikator (1: Tidak pernah, 2: Jarang,
3: Kadang-kadang, 4: Sering, 5: Selalu) Kriteria Hasil:
- Kemampuan untuk menahan urine baik
- Pola BAK normal
- Haluaran urine sesuai dengan nilai normal
- Kemampuan mengeluarkan urine di toilet sewaktu ada keinginan untuk miksi
- Mampu menahan urine > 150 cc setiap kali berkemih
- Mampu memulai miksi danmenghentikan secara tiba-tiba dengan baik
- Pengosongan bladder komplet
- Asupan cairan adekuat
- Tidak adanya tetesan urine setelah berhenti miksi
- Tidak adanya tetesan urine dengan proses mengejan dan kontraksi abdomen
- Pola eliminasi normal
- Karakteristik urine (bau, jumlah, warna, sendimentasi) sesuai batas normal
- Tidak ada darah dalam urine
- Tidak ada endapan dalam urine
- Tidak ada rasa nyeri pada waktu miksi
- Tidak ada rasa terbakar pada waktu miksi
- Tidak ada hesistansi/ frekuensi/ urgensi/ retensi/ nokturia/inkotinensia
Aktifitas keperawatan:
- Monitor eliminasi urine termasuk frekuensi, konsistensi, bau, voleme, dan warna
urine
- Monitor tanda dan gejala dari retensi urin
- Identifikasi faktor penyebab inkontinensia
- Terangkan kepada pasien tanda dan gejala infeksi traktus urinarius
- Instruksikan pasien untuk mencatat output urine setiap berkemih
- Ambil urine bagian tengah periode untuk dilakukan urinalisis
- Bantu klien untuk melakukan toilet training
- Atur asupan cairan sesuai dengan kebutuhan
Liu, T., & Campbell, A. 2011. Case Files Ilmu Bedah. Jakarta: Karisma Publishing
Group.
Sjamsuhidajat & Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC