Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang
meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde, 1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng
berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker ganas ini dapat
menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan metastase secara
limfogen dan hematogen.
B. Etiologi
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang
terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan
tumor. Secara garis besar, etiologi kanker lidah:
1. Predisposisi genetik
2. Efek hormonal
3. Lesi prakanker
4. Iritasi kronis, trauma, dan inflamasi
5. Kegagalan fungsi sistem imun
6. Terapi obat
7. Faktor lingkungan
a. Radiasi pengion
b. Pemajanan sinar matahari
c. Efek radon dan medan elektromagnet
d. Polusi kimia
e. Polusi udara
8. Kebiasaan pola hidup
a. Rokok dan tembakau
b. Nutrisi
c. Konsumsi alkohol
d. Praktek seksual
9. Virus

C. Klasifikasi

Klasifikasi ca lidah terdiri dari :


a. Tumor primer
1) TIS adalah karsinoma in situ
2) T1 adalah tumor dengan penampang kurang kurang 2 cm.
3) T2 adalah tumor dengan penampang sama dengan 2 cm dengan infiltrasi dangkal.

4) T3 adalah tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi dalam.


5) T4 adalah tumor dengan penampang lebih dari 4 cm dan tumor tersebut sudah
sudah meluas disekelilingnya.
b. Pembesaran kelenjar limfe
1) N0 : Kelenjar-kelenjar leher yang palpable tidak ada.
2) N1 : Sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta holmolateral.
3) N2 : Kelenjar leher yang palpable, mobile serta heterolateral/bilateral.
4) N3 : Kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau bilateral.
c. Metastase
1) M0 = Metastase jauh tidak ada.
2) M1 = Metase jauh sudah ada.
D. Manifestasi Klinis
1. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh.
Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang
megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula (Suyatno,
2010).
2. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses
menelan bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi
jaringan sekitarnya seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan
tonsil (Suyatno, 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung
Seto).
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan,
kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu
darah atau terjadi pembesaran nodus limfe servikal. (Baughman Diane C, 2000)
E. Patofisiologi
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan
menjadi beberapa faktor, yaitu faktor luar, faktor heriditer dan faktor non heriditer.
Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non
heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus
(papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel
squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai
pelindung.
Di mukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi
secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix linguae biasanya
asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut hingga timbul nyeri menelan dan
pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix linguae) dominan

bermetastase ke colli/leher. Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling
sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian
bisa terbentuk ulkus yang mudah berdarah. Kanker pada anterior (corpus linguae)
dominan

metastase

pada

kelenjar limfe

submental

dan

submandibular.

Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi leher yang
dilanjutkan dengan kemoterapi.
F. Komplikasi
1. Komplikasi akut
a. Mukositis : Mukositis oral merupakan inflamasi pada mukosa mulut berupa
eritema dan adanya ulser yang biasanya ditemukan pada pasien yang
mendapatkan terapi kanker. Biasanya pasien mengeluhkan rasa sakit pada
mulutnya dan dapat mempengaruhi nutrisi serta kualitas hidup pasien.
b. Kandidiasis : Pasien radioterapi sangat mudah terjadi infeksi opurtunistik
berupa kandidiasis oral yang disebabkan oleh jamur yaitu Candida albicans.
Infeksi kandida ditemukan sebanyak 17-29% pada pasien yang menerima
radioterapi.
c. Dysgeusia adalah respon awal berupa hilangnya rasa pengecapan, dimana
salah satunya dapat disebabkan oleh terapi radiasi.
d. Xerostomia : Xerostomia atau mulut kering dikeluhkan sebanyak 80% pasien
yang menerima radioterapi. Xerostomia juga dikeluhkan sampai radioterapi
telah selesai dengan rata-rata 251 hari setelah radioterapi. Bahkan tetap
dikeluhkan setelah 12-18 bulan setelah radioterapi tergantung pada dosis
yang diterima kelenjar saliva dan volume jaringan kelenjar yang menerima
radiasi.
2. Komplikasi kronis
a. Karies gigi : Karies gigi dapat terjadi pada pasien yang menerima radioterapi.
Karies gigi akibat paparan radiasi atau yang sering disebut dengan karies
radiasi adalah bentuk yang paling destruktif dari karies gigi, dimana
mempunyai onset dan progresi yang cepat. Karies gigi biasanya terbentuk
dan berkembang pada 3-6 bulan setelah terapi radiasi dan mengalami
kerusakan yang lengkap pada semua gigi pada periode 3-5 tahun.
b. Osteoradionekrosis : Osteoradionekrosis (ORN) merupakan efek kronis yang
penting pada radioterapi. Osteoradionekrosis adalah nekrose iskemik tulang
yang disebabkan oleh radiasi yang menyebabkan rasa sakit karena
kehilangan banyak struktur tulang.

c. Nekrose pada jaringan lunak : Komplikasi oral kronis lain yang dapat terjadi
adalah

nekrose

pada

jaringan

lunak,

dimana

95%

kasus

dari

osteoradionekrosis berhubungan dengan nekrose pada jaringan lunak.


Nekrose jaringan lunak didefinisikan sebagai ulser yang terdapat pada
jaringan yang terradiasi, tanpa adanya proses keganasan (maligna). Evaluasi
secara teratur penting dilakukan sampai nekrose berkurang, karena tidak ada
kemungkinan terjadinya kekambuhan. Timbulnya nekrose pada jaringan
lunak ini berhubungan dengan dosis, waktu, dan volume kelenjar yang
terradiasi. Reaksi akut terjadi selama terapi dan biasanya bersifat reversibel,
sedangkan reaksi yang bersifat kronis biasanya terjadi menahun dan bersifat
irreversibel.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsi
a. Iincisional biopsy
Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang
sehat, sehingga diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya
adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan mempermudah
penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan keuntunganya dapat
mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).
Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil
dengan atau tanpa metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan
jarak 1 1,5 cm dari jaringan sehat. Hasil excisi diletakkan pada gabus
(maksudnya adalah untuk cukup bersih). Dengan kasa yang diberi formalin
diletakkan diatas preparat agar preparat tidak melengkung sehingga topograpi
tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi. Dipotong menjadi 7
preparat, dan dilihat bagian mana yang tidak bersih dapat diulang
excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas (incisional biopsi) baru
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas atau
bukan.
b. Brush biopsy
Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat
abnormal dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan
alat berbentuk sikat, menempatkan sampel dalam slide dan melakukan
tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke laboratorium.
Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum biopsi diindikasikan

pada kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat kecurigaan yang kuat terhadap
lesi atau lesi terdapat pada orang yang memiliki faktor-faktor resiko kanker
mulut. Sedangkan brush biopsi diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
2. Teknik cahaya khemoluminesen
Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen
setelah sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat
gambaran opak acetowhite pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan
yang abnormal.
H. Penatalaksanaan
Secara umum pengobatan kanker lidah meliputi: bedah atau operasi, terapi radiasi dan
terapi dengan obat kanker lidah (kemoterapi). Terapi mana yang akan dipakai
disesuaikan dengan derajat atau stadium kanker lidah, yang meliputi ukuran dan
perluasan area kanker apakah sudah menyebar ke kelenjar getah bening leher atau
menyebar jauh ke organ tubuh lainnya.
1. Terapi bedah (hemiglosectomy atau total glossectomy)
Terapi bedah di sini berupa operasi pengangkatan tumor lidah dan jaringan di
dekatnya, dan jika diperlukan kelenjar getah bening yang berada di dekatnya juga
diangkat. Terapi operasi ini dipilih ketika tumor pada lidah terlihat kurang dari 2 cm
dan ketika itu pada satu sisi dan tidak melibatkan pangkal lidah.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi diperlukan ketika kanker lidah sudah sampai pada
pangkal lidah atau belakang lidah. Terapi ini menggunakan radiasi untuk membunuh
sel kanker dan membuat tumor menyusut.
3. Kemoterapi
Kemoterapi yaitu menggunakan obat-obat kanker lidah, seringkali
dikombinasikan dengan terapi radiasi agar hasilnya lebih bagus. Kemoterapi
menggunakan obat anti kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker di seluruh tubuh.
Ini mungkin menjadi pilihan jika kanker telah menyebar ke kelnjar getah bening di
dekatnya dan pada kanker lidah yang sudah menyebar (metastase) jauh. Obat kanker
lidah kemoterapi yang berbeda dapat dikombinasikan untuk menyerang sel-sel kanker
pada berbagai tahap siklus pertumbuhan dan mengurangi kemungkinan resistensi
obat.

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register,
tanggal masuk, dan nama penanggung jawab pasien elama dirawat.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
b. Riwayat penyakit sekarang: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang
megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula.
3. Riwayat penyakit dahulu
a. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah
5-9 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
b. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya
sinergis dengan merokok.
c. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya
HPV 16 dan HPV 18.
d. Oral hygiene yang jelek.
4. Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breathing)
Sesak napas, RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.
b. B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
c. B3 (Brain)
Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII (gerakan lidah
terganggu).
d. B4 (Bladder)
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urine,
perubahan bising usus, distensi abdomen.
e. B5 (Bowel)
Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
f. B6 (Bone)
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
5. Pemeriksaan diagnostik
a. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi
tumor primer.
b. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis jauh.
c. Biopsi
1) FNAB ( Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang
metastasis ke kelenjar getah bening leher.
2) Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm).
3) Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Pola Nafas tidak efektif


berhubungan dengan :

Hiperventilasi

Penurunan
energi/kelelahan

Perusakan/pelemaha
n muskulo-skeletal

Kelelahan otot
pernafasan

Hipoventilasi
sindrom

Nyeri

Kecemasan

Disfungsi
Neuromuskuler

Obesitas

Injuri tulang
belakang
DS:

DO:

Dyspnea
Nafas pendek
Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
Penurunan
pertukaran udara per
menit
Menggunakan otot
pernafasan tambahan
Orthopnea
Pernafasan pursedlip
Tahap ekspirasi
berlangsung sangat
lama

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

NOC:

Respiratory status :
Ventilation

Respiratory status :
Airway patency

Vital sign Status

NIC:

Posisikan
pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi

Pasang mayo bila


perlu

Lakukan fisioterapi
dada jika perlu

Keluarkan
sekret
dengan
batuk
atau
suction

Auskultasi
suara
nafas, catat adanya suara
tambahan

Berikan
bronkodilator :
-..
.

Berikan pelembab
udara Kassa basah NaCl
Lembab

Atur intake untuk


cairan mengoptimalkan
keseimbangan.

Monitor
respirasi
dan status O2
o
Bersihkan
mulut, hidung dan secret
trakea
o
Pertahankan
jalan nafas yang paten
o
Observasi
adanya tanda tanda
hipoventilasi
o
Monitor
adanya
kecemasan
pasien
terhadap

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama ..pasien
menunjukkan
keefektifan pola nafas,
dibuktikan dengan
kriteria hasil:
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak
ada
sianosis
dan
dyspneu
(mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dg
mudah, tidakada pursed
lips)
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan
dalam
rentang normal, tidak
ada
suara
nafas
abnormal)
Tanda Tanda vital
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi,
pernafasan)

Penurunan kapasitas
vital
Respirasi: < 11 24
x /mnt

Nyeri akut berhubungan


dengan:
Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis), kerusakan
jaringan

NOC :

Pain Level,

pain control,

comfort level
Setelah
dilakukan
tinfakan
keperawatan
DS:
selama . Pasien tidak

Laporan secara
mengalami
nyeri,
verbal
dengan kriteria hasil:
DO:

Mampu mengontrol

Posisi untuk
nyeri (tahu penyebab
menahan nyeri
nyeri,
mampu

Tingkah laku berhatimenggunakan


tehnik
hati
nonfarmakologi untuk

Gangguan tidur
mengurangi
nyeri,
(mata sayu, tampak
mencari bantuan)
capek, sulit atau gerakan
Melaporkan bahwa
kacau, menyeringai)
nyeri berkurang dengan

Terfokus pada diri


menggunakan
sendiri
manajemen nyeri

Fokus menyempit

Mampu mengenali
(penurunan persepsi
nyeri (skala, intensitas,
waktu, kerusakan proses
frekuensi dan tanda
berpikir, penurunan
nyeri)
interaksi dengan orang

Menyatakan
rasa
dan lingkungan)
nyaman setelah nyeri

Tingkah laku
berkurang
distraksi, contoh : jalan-
Tanda vital dalam
jalan, menemui orang
rentang normal
lain dan/atau aktivitas,

Tidak
mengalami
aktivitas berulanggangguan tidur
ulang)

Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan nafas,
nadi dan dilatasi pupil)

oksigenasi
Monitor

o
vital sign

Informasikan
pada
pasien
dan
keluarga tentang tehnik
relaksasi
untuk
memperbaiki pola nafas.
o
Ajarkan
bagaimana batuk efektif
o
Monitor pola
nafas
NIC :

Lakukan pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
kualitas
dan
faktor
presipitasi

Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan

Bantu pasien dan


keluarga untuk mencari
dan
menemukan
dukungan

Kontrol lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan

Kurangi
faktor
presipitasi nyeri

Kaji tipe dan sumber


nyeri untuk menentukan
intervensi

Ajarkan
tentang
teknik non farmakologi:
napas dala, relaksasi,
distraksi,
kompres
hangat/ dingin

Berikan
analgetik
untuk mengurangi nyeri:
...

Tingkatkan istirahat

Berikan informasi
o

Perubahan
autonomic dalam tonus
otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke
kaku)
Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam
nafsu makan dan minum

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan untuk
memasukkan atau mencerna
nutrisi oleh karena faktor
biologis, psikologis atau
ekonomi.
DS:

Nyeri abdomen

Muntah

Kejang perut

Rasa penuh tiba-tiba


setelah makan
DO:

Diare

Rontok rambut yang


berlebih

Kurang nafsu makan

Bising usus berlebih

Konjungtiva pucat

Denyut nadi lemah

NOC:
1.
Nutritional
status: Adequacy of
nutrient
2.
Nutritional
Status : food and Fluid
Intake
3.
Weight
Control
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama.nutrisi kurang
teratasi dengan indikator:

Albumin serum

Pre albumin serum

Hematokrit

Hemoglobin

Total iron binding


capacity

Jumlah limfosit

tentang nyeri seperti


penyebab nyeri, berapa
lama
nyeri
akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan
dari
prosedur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali

Kaji adanya alergi


makanan
Kolaborasi dengan
ahli
gizi
untuk
menentukan
jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang
dimakan
mengandung
tinggi
serat
untuk
mencegah konstipasi
Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
catatan makanan harian.
Monitor
adanya
penurunan BB dan gula
darah
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan
muntah
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor
intake
nuntrisi

Informasikan pada
klien
dan
keluarga
tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan
dokter tentang kebutuhan
suplemen
makanan
seperti
NGT/
TPN
sehingga intake cairan
yang
adekuat
dapat
dipertahankan.
Atur posisi semi
fowler atau fowler tinggi
selama makan
Anjurkan
banyak
minum
Pertahankan terapi
IV line

Daftar Pustaka

Ackerman, Lauren Vedder (1989).Pathology Surgical,7th edition, The C.V.Mosby


company.Washington DC.

Baradero Mary, dkk. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta.

Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.

Roezin

Averdi.

2004.

Ilmu

Penyakit

Telinga-Hidung-Tenggorok.

Jakarta:

FKUI.

Roezin, Averdi. 2003. Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan Telinga-Hidung-Tenggorok.


Jakarta: FKUI.

Suyatno. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai