I. KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Tumor menurut Unchiel (2016) adalah kumpulan sel abnormal yang
tumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
Tumor intra abdomen menurut (Poetris, 2015) adalah pembengkakan
atau tonjolan yang disebabkan oleh neoplasma, infeksi yang disebabkan
oleh pertumbuhan baru massa abnormal di sel-sel yang berpoloferasi yang
bersifat : autonom (tidak terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan),
dan tidak berguna.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang
abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan
dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya
mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Ada beberapa
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor menurut Unchiel (2017)
antara lain:
1. Karsinogen
2. Hormon
3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan
makanan yang kurang berserat.
4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan
karsinoma planoseluler.
5. Genetik
6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obat-obatan
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan menurut Smeltzer (2016) yaitu:
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya
gastereksoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan
maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsi dan tidak
ada bukti metastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau
seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur
kuratif atau paliatif. Masalah yang berkaitan dengan tindakan adalah
injeksi, pendarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.
2. Radioterapi
Penggunaan partikel energi tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan
RNA sel tumor. Bentuk energi yang digunakan pada radioterapi
adalah ionisasi radiasi yaitu energi tertinggi dalam spektrum
elektromagnetik.
3. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk
reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada
kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses
pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani
lebih efektif dengan kemoterapi.
4. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat
untuk kanker dengan menstimulasi system imun (biologic response
modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, faktor stimulasi
koloni, interferon, interleukin.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada tumor intra abdomen menurut Smeltzer
(2014) yaitu:
1. Marer tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang
dibentuk oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk
menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh.
3. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk meminai susunan
lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
4. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan ketebalan antar jaringan,
dapat mencakup penggunaan bahan kontras.
5. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer
penerima, digunakan untuk mengkaji jaringan yang dalam didalam
tubuh.
6. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan
memasukkan suatu kedalam rongga tubuh atau ostium tubuh,
memungkinkan dilakukannya biopsi jaringan, aspirasi dan eksisi
tumor yang kecil.
7. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikn intravena atau menelan bahan radiosisotope
yang diikuti dengan pencitraan yang menkaji tempat berkumpulnya
radioisotope.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien tumor intra abdomen yaitu:
1. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
2. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
3. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces,
nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri
atau ras terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan
pengawet). Anoreksisa, mual/muntah. Intoleransi makanan. Perubahan
pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa
otot.
Tanda : perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.
6. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya
ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses
penyakit)
8. Pernafasan
Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang
yang merokok), pemajanan asbes.
9. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik, karsinogen, pemajanan
matahari lama/berlebihan
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
10. Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan
perubahan pada tingkat kepuasan, nuligravida lebih besar dari usia 30
tahun, multigravida, pasangan seks miltifel, aktivitas seksual dini.
11. Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung, riwayat
perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau
bantuan).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan pembesaran pada abdomen
2. Pola nafas tidak efektif b/d peningkatan tekanan intra abdomen
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
tidak adekuat.
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Nyeri Akut NOC : NIC :
Pain Level 1) Kaji nyeri
Pain control secara
Comfort level komprehensif
Setelah dilakukan tindakan termasuk lokasi,
keperawatan nyeri skala,
berkurang atau hilang karakteristik ,
dibuktikan dengan kriteria durasi.
hasil : 2) Monitor vital
Mampu mengontrol sign
nyeri 3) Berikan posisi
Melaporkan bahwa nyeri nyaman
berkurang dengan skala 4) Ajarkan teknik
nyeri 1 (NRS) relaksasi
Tanda vital dalam 5) Kolaborasi
rentang normal. dalam
pemberian
analgetik.
2. Pola Nafas tidak NOC : NIC :
efektif Respiratory status 1) Monitor pola
Respiratory status: napas
Airway patency (misalnya :
Setelah dilakukan tindakan bradipneu,
keperawatan pola napas takipneu,
tidak efektif dibuktikan hiperventilasi,
dengan kriteria hasil : pernapasan
Tingkat pernapasan kusmaul,
spontan pernapasan
Irama pernapasan 1:1,).
spontan 2) Catat
Tidak ada Penggunaan pergerakan
otot bantu pernapasan dada, catat
ketidaksimetris
an, penggunaan
otot-otot bantu
napas, dan
retraksi pada
otot
supraclavikulas
dan interkosta
3) Berikan klien
posisi
semifowler.
4) Kolaborasi
dalam
pemberian O2
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G., Butcher, H., Dochterman, J., dan Wagner, C. (2015). Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Keenam. Singapore: Elsevier
Herdman, T., dan Kamitsuru, S. (2016). Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., dan Swanson, E. (2015). Nursing
Outcomes Classification (NOC) Edisi Kelima. Singapore: Elsevier
Poetris. (2011). https://www.scribd.com/doc/69563924/Tumor-Intra-Abdomen
diperoleh pada tanggal 29 Agustus 2016
Smelster, S.C. (2017). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2..Jakarta :
EGC.
Unchiel. (2015). https://www.scribd.com/doc/129871401/Laporan-Pendahuluan-
Tia. diperoleh pada tanggal 29 Agustus 2016