Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

CA BULLI
DI RUANG EDELWEIS
RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

OLEH :
MAYRITA EKA SETYA WARDANI
190102031

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN II


STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA TIGA
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021/2022
A. DEFINISI
Kanker kandung kemih adalah suatu infiltrasi sel-sel ganas di dinding atau dalam lapisan
kandung kemih (Muttaqin dan Sari, 2011:215) .
Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang berusia diatas 50 tahun
dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita (3:1) (Suharyanto dan Majid, 2008:260).
Kanker kandung kemih adalah sekumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
heterogen yang pertumbuhannya tidak terkontrol di kandung kemih. Kanker kandung kemih
adalah kanker genitourinari kedua yang paling umum. Meskipun superfisial, stadium awal
kanker kandung kemih membawa risiko minimal jika diobati dengan segera, kanker kandung
kemih dapat menjadi keganasan agresif yang rentan terhadap kekambuhan, perkembangan cepat,
dan metastasis.
Kanker pada vesika urinaria (ca buli-buli/ kanker kandung kemih) merupakan penyakit
onkologis yang sering menyerang manusia pada usia 60 sampai 70 tahun dengan resiko tertinggi
pada pria dibanding dengan wanita. Selain di pengaruhi oleh faktor hormonal, kejadian kanker
pada vesika juga ditingkatkan dengan prilaku meroko (faktor utama terjadi kanker vesika
urinaria). Dari hasil pengamatan histologis, jenis karsinoma sel transisional (transisional
carsinoma cell) dan 10% merupakan karsinoma sel skuamosa (scuamos carsinoma cell)

B. ETIOLOGI
Etiologi menurut Broker Penyebab pasti dari kanker vesika urinaria belum diketahui secara
pasti. Namun ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko kejadian kanker vesika urinaria,
yaitu merokok, inflamasi vesika urinaria, paparan bahan kimia, dan obat-obatan.
Etiologi menurut (Suharyanto dan Majid) adalah:
Penyebab kanker kandung kemih tidak diketahui secara pasti. Faktor resiko kanker kandung
kemih yaitu:
1. Zat karsinogen dalam lingkungan kerja, seperti bahan pewarna, karet, bahan kulit, tinta
atau cat.
2. Infeksi bakteri kambuhan atau kronis pada saluran kemih
3. Kebiasaan merokok. Kanker kandung kemih dua kali lebih banyak menyerang perokok
daripada yang bukan perokok.
4. Kebiasaan minum kopi. Terdapat kemungkinan hubungan antara kebiasaan minum kopi
dan kanker kandung kemih
5. Skistosomiasis (infeksi parasit yang mengiritasi kandung kemih).

C. TANDA DAN GEJALA


Gambaran klinis dari kanker sebenarnya adalah dampak skunder dengan adanya peningkatan
kuantitas dan kualitas suatu jaringan. Begitu pula dengan kanker vesika urinaria yang memiliki
tanda dan gejala lokal serta sistemik. Berikut ini adalah tanda dan gejala dari kanker vesika
urinaria:
1. Spasme vesika urinaria
Penekanan jaringan tumor pada jaringa vesika dan sekitarnya akan meningkatkan
iritabilitas jaringan otot. Hal ini akan memicu adanya regangan konstaksi otot (spasme).
2. Hematuria
Jaringan tumor/ kanker sangat kaya akan pembuluh darah (hipervaskularisasi). Gesekan
minimal antar jaringan atau dengan material sekitar akan meningkatkan resiko robekan/
ruptur jaringan. Jika terjadi rupture, maka darah akan bercampur dengan urine
(hematuria).
3. Nyeri
Biasanya nyeri jaringan sekali timbul (10%), kecuali iritabilitas meningkan dan mengenai
ujung saraf sensoris pada vesika urinaria.
4. Frekuensi dan urgensi
Frekensi dan urgensi kadang-kadang terjadi pada klien kanker vesika urinaria
5. Infeksi
Gejala sistemik ini terjadi karena luka pada jaringan vesika urinaria dan terkontimasi
bakteri pathogen yang bisa berasal dari eksternal atau dari urine.

D. PATOFISIOLOGI
Tumor urothelial, lebih dari 90% adalah karsinoma sel transisional. Namun, sampai dengan
5% kanker kandung kemih berasal dari sel skuamosa dan 2% adalah adenokarsinoma.
Nonurothelial tumor kandung kemih primer sangat langka dan mungkin termasuk karsinoma sel
kecil, carcinosarcoma, limfoma primer dan sarkoma. Kanker kandung kemih sering digambarkan
sebagai mutasi poliklonial yang berpotensi tinggi untuk transformasi ganas. Namun, kanker
kandung kemih juga implantasi dan imigrasi dari kanker lain. Setelah muncul riwayat, 55-60%
pasien biasanya dirawat secara konservatif dengan reseksi transurethral dan cytoscopy berkala.
Sebanyak 40-45% pasien biasanya diperlakukan kistektomi radikal (Muttaqin da Sari,
2011:217).
Berbagai prekursor telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Initi dari penyakit kanker
adalah adanya perubahan struktur anatomi fisiologis dai sebuah organ atau jaringan. Kanker
pada vesika urinari dengan stadium awal biasanya tidak menimbulkan manifestasi klinis yang
berarti. Seiring dengan pertumbuhan jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan beberapa tanda
dan gejala (nyeri, hematuri). Pada kondisi inilah klien akan merasakan pada pola eliminasinya
(Judith, 2006)

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan utama pada klien kanker adalah pemeriksaaan histopatologis. Namun, ada
pemeriksaan penunjang yang dapat
digunakan untuk screening awal penegakan diagnosis kanker vesika urinaria
1. Sitologi urin
Untuk melihat adanya jaringan abnormal yang ikut dalam aliran urine(mukosa/ epitel dari
jaringan tumor).
2. IVU (intravenous Urethrography)
Dilakukan dan sangat menguntungkan jika tumor berada pada bagian atas (superior) yang
tidak mampu dilihat.
3. Sistouretroskopi
Menggunakan optik dan efektif untuk melihat secara jelas jaringan internal vesika urinaria di
superfisial.
4. DPL (Deep Peritoneal Lavage)
Mengetahui adanya internal bleeding di rongga peritoneal. Biasanya pada klien kanker
vesika urinari terjadi anemia.
5. Ureum kreatinin dan elektrolit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal.
6. USG (Ultrasonografii)
Melihat adanya karakteristik jaringan, estimasi ukuran dan ada/ tidaknya obstruksi.
7. CT Scan
Pemeriksaan yang lebih detil dan akrat untuk mengetahui invasi lokal jaringan kanker dan
melihat adanya metastase yang jauh
F. PENATALAKSANAAN UMUM
1. Transurethral Resection of Bladder Tumor (TUR-BT) tidak mebutuhkan insisi, jadi sangat
efisien untuk meminimalisir infeksi. Kelebihan dari tindakan ini adalah tidak terganggunya
fungsi vesika urinaria dan seksual klien. Tindakan ini memungkinkan jika insisi tumor
sederhana (non radical).
2. Radical atau partial cystectomy tindakan dindikasikan jika dimungkinkan tumor/ kanker
telah metastase pada jaringan sekitar, fungsi vesika urinaria yang sudah rusak dan
penyebaran tumor sangat cepat. Pada klien dengan tindakan sistektomi radikal terapi
sistoprostatektomi.
3. Radiasi digunakan untuk melokalisir pertumbuhan sel tumor dengan tindakan non invasif.
4. Kemoterapi secara langsung pada jaringan kanker (internal cavum vesika urinaria) biasanya
dilakukan pada tipe superfisial kanker dengan stadium awal. Obat yang digunakan biasanya
tiotepa, doksorubisin, mitomisin, dan BCG. Saat ini juga dikembangkan terapi interferon
yang memiliki banyak keuntungan dalam peranan mengatasi kanker

G. PATHWAY

CA BULI

Ulserasi Metastase

Infeksi Sekunder :
Invasi Pada Bladder
- Panas eaktu kencing
- Merasa panas dan tubuh
lemah
- Kencing bercampur
darah (hematuria) Retensio Urine :

- Sulit/sukar kencing
- BAK darah
NYERI

Gangguan Eliminasi Urine

Sosio ekonomi, perubahan


kesehatan, dan sistuasi klinis

Nafsu makan menurun,


Kurangnya Informasi
Imun menurun, Hb
tentang penyakit
menururn

kecemasan Intoleransi aktivitas


H. KOMPLIKASI
Kanker kandung kemih dapat menyebar ke organ lain di sekitarnya, seperti kelenjar getah bening
di panggul, hati, paru-paru dan tulang. Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah:
1. Kurang darah atau anemia
2. Disfungsi ereksi pada pria
3. Disfungsi seksual pada wanita
4. Buang air kecil tidak terkontrol (inkontinensia urine)
5. Pembengkakan ureter (hidronefrosis)
6. Penyempitan uretra (striktur uretra)

I. FOKUS PENGKAJIAN
a. Identitas
Kanker buli-buli (kanker vesika urinari) biasanya diderita oleh laki-laki (laki-laki :
wanita; 3:1)
b. Keluhan utama
Biasanya keluham yang dialami adalah hematuria intermitten, disuria, urgency,
frekuensi, nokturia, nyeri supra pubik, kelemahan, dan nyeri pinggang.
c. Pola Nutrisi dan Metabolik
Klien dengan kanker biasanya mengalami hipermetabolisme, sehingga sering terjadi
kelemahan, anoreksia, nausea dan vomiting. Selain itu, berat badan sering mengalami
penurunan akibat asupan (intake) yang tidak adekuat dan peningkatan energi sel.
d. Pola eliminasi
Eliminasi urin terjadi gangguan berupa hematuri (gross hematurial microscopic), disuria,
dan anuria.
e. Pola aktivitas istirahat
Klien sering mengalami kelemahan, masa otot mengecil, dan intoleransi aktivitas. Klien
sulit mengalami tidur karena adanya kecemasan akan kanker/ tindakan supportif pada
penyakitya.
f. Pemeriksaan Fisik
Dari hasil pemeriksaan Tanda- tanda vital biasanya ditemukan suhu badan sedikit
meningkat, tekanan darah relatif normal, nadi relatif normal (kecuali ada kecemasn) dan
penapasan normal. Dari inspeksi regio hipogastric ditemukan adana pembesaran
suprapubik. Palpasi menunjukan adanya masa suprapubic dan hasil pemeriksaan rectal
toucher/ vaginal toucher ditemukan adanya sensasi rabaan tumor pada vesika urinaria.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Agen Pencedera Fisiologis
2. Gangguan Eliminasi Urin b.d Iritasi Kandung Kemih
3. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan.

K. FOKUS INTERVENSI
1. Managemen Nyeri (I.08238)
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.Identifikasi skala nyeri.
b. Identifikasi factor yang memperat dan memperingan nyeri
c. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
e. Kolaborasi pemberian analgesic.
Pemantauan Nyeri (I.08242)
a. Identifikasi factor pencetus dam pereda nyeri
b. Monitor kualitas nyeri
c. Monitor durasi dan frekuensi nyeri.
2. Gangguan Eliminasi Urin b.d Iritasi Kandung Kemih
Dukungan Perawatan Diri : BAB/BAK(I.11349)
a. Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
b. Anjurkan BAB/BAK secara rutin
Managemen Eliminasi Urine (I.04152)
a. Identifikasi tanda dan gejala retensi/inkontenensia urine
b. Monitor eliminasi urine (mis, frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)
c. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
3. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan.
Managemen energy (I.05178)
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fis)
b. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
c. Monitor kelelahan fisik

L. DAFTAR PUSTAKA
1. Daneshmand S, Becker M. Epidemiology and etiology of urothelial (transitional cell)
carcinoma of the bladder. Rep´ er´e le. 2013;23.
2. Basuki B Purnomo. Dasar-dasar urologi. Jakarta: Sagung Seto. 2011;p. 6–9.
3. Kimberly B. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.
4. Syafaˆa AN, Maulani H, Suciati T, et al. Angka
KejadianKarsinomaUrothelialdiBagianPatologiAnatomiRSUPdr.MohammadHoesinPalemba
ngPeriode Tahun 2009-2013. Majalah Kedokteran Sriwijaya. 2015;47(1):10–16.
5. TanakaT,MiyazawaK,TsukamotoT,KunoT,Suzuki K. Pathobiology and chemoprevention of
bladder cancer. Journal of oncology. 2011;2011.
6. Cancer Reasearch UK. Bladder cancer statistics and outlook. Cancer Reasearch UK.
2014;Available from: https://www.cancerresearchuk. org/health-professional/ cancer-
statistics/ statistics-by-cancer-type/ bladder-cancer.
7. Primary Medical ReviewerE Gregory Thompson. MD - Internal Medicine Specialist Medical
ReviewerChristopher G. Wood, MD, FACS - Urology, Oncology Current as of November
20. 2015;.

Anda mungkin juga menyukai