LAPORAN PENDAHULUAN
oleh
Lailatul Munawaroh, S.Kep
NIM 192311101212
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN....................................................................................................... i
Halaman Judul................................................................................................................ ii
Lembar Pengesahan........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... v
A. Konsep Teori Penyakit.......................................................................................... 1
a. Anatomi Fisiologi Kepala............................................................................... 1
b. Defiinisi Hydrocephalus.................................................................................. 4
c. Epidemiologi .................................................................................................. 4
d. Etiologi ........................................................................................................... 4
e. Klasifikasi........................................................................................................ 5
f. Manifestasi Klinis........................................................................................... 6
g. Patofisiologi Hydrocephalus dan Clinical Pathway........................................ 7
h. Pemeriksaan Penunjang................................................................................... 10
i. Penatalaksanan Hydrocephalus....................................................................... 10
B. Proses Keperawatan.............................................................................................. 11
a. Pengkajian....................................................................................................... 11
b. Masalah Keperawatan yang mungkin Muncul................................................ 14
c. Perencanaan/Nursing Care Plan...................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 18
A. Konsep Tentang Penyakit
1. Anatomi Kepala
Tulang terngkorak adalah struktur yang melindungi serta menutup bagian otak, yang
terdiri dari tulang muka dan tulang cranium. Tulang cranium terdapat 3 lapisan: lapisan
pertama ialah lapisan luar, yang keuda letmoid dan yang terakhir lapisan dalam. Lapisan
dalam dan lapisan luar adalah struktur yang terkuat dan etmoid adalah struktur yang
B. Otak
a. Cerebrum
2
Otak atau cerebrum besar terbagi menjadi 2 bagian, hemispherium serebri kiri serta
kanan. Pada setiap bagian henispher dibagi menjadi 4 lobus terdiri dari lobus pariental,
b. Cerebellum
Cerebellum terdapat pada bagian belakang sophag yang menempati fosa serebri posterior
dibawah lapisan durameter. Cerebellum mempunyai fungsi sebagai pencetus rangsangan dan
penghambat serta mempunyai suatu tanggunag jawab yang besar terhadap pengaturan dan
sensorik halus, serta dapat mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan dalam berposisi
c. Brainstem
Batang otak terdiri dari beberapa bagian seperti otak tengah, pons dan sophag oblongata.
Otak tengah midbrain atau ensefalon berfungsi untuk menyatukan pons dan sereblum dengan
hemisfer sereblum. komponen ini terdapat jalur sensorik dan motorik, sebagai pusat reflek
Menurut Japardi (2002), cairan serebrospinal yang berada didalam bagian subarakhnoid
adalah salah satu dari proteksi dalam melindungi jaringan otak serta medula spinalis terhadap
trauma atau gangguan dari luar. Pada orang dewasa volume pada intracranial umumnya ±
1700 ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal sekitar ± 52-162 ml (rata-
3
rata 104 ml) dan darah sekitar 150 ml. Total jumlah 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan,
baik ekstra sel maupun intra sel. Cairan serebrospinal berkisar sekitar sebanyak 0,35 ml/menit
atau 500 ml/hari, sedangkan total volume cairan pada serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam
satu sewaktu. Untuk mempertahankan agar jumlah cairan serebrospinal tetap stabil dalam
waktu jangka panjang, maka cairan serebrospinal harus diganti 4-5 kali dalam sehari.
B. Definisi Hydrocephalus
pembentukan (produksi) dan penyerapan cairan tulang belakang atau obstruksi fisik atau
fungsional aliran CSF yang mengarah ke dilatasi ventrikel progresif yang menghasilkan
peningkatan ukuran rongga fluida di otak dan dalam beberapa situasi terdapat perluasan
ruang di luar otak, dengan atau tanpa peningkatan ukuran ventrikel (Urike dkk, 2017)
C. Epidemiologi
Penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmayani dkk (2017), di RSUD dr. Soetomo, bayi
sedangkan neonatus hanya mencapai 5%. Jenis kelamin yang lebih banyak mengalami
hydrocephalus adalah laki-laki dengan rasio 2,1:1. Penyebab utama dari hydrocephalus
D. Etiologi Hydrocephalus
1. Kelainan bawaan
a. Stenosis Aquaductus sylvii, salah satu penyebab utama pada bayi dan anak.
Umunya tanda hidrosefalus dapat dilihat sejak bayi baru lahir atau progresif
b. Cranium bifida dan Spina bifida, mulanya berkaitan dengan sindrom Arnold-
oblongata serta cerebelum, sehingga letaknya lebih rentah dan dapat menutupi
ventrikel.
d. Kista arachnoid, bisa terjadi dengan cara kongenital srta membelah penyebab
menurut usia.
mengakibatkan aliran CSS. Pada anak paling banyak membuat penyubatan pada
venntrikel IV atau aquaductus Sylvii sebelah akhir yang umumnya sebush glioma
E. Klasifikasi Hydrocephalus
cairan serebro spinal (CSS). Selain itu, terjadinya cedera kepala dapat
1. Pembesaran pada kepala yang tidak sesuai dengan tumbang bayi karena
2. Distansi aliran vena kuliat kepala karena terdapat peningkatan pada tekanan
cairan di serebrospinalis.
bedan.
4. Tangisandengan suara yang melengking dan nada yang tinggi, serta tous otot
tekanan intrakranial.
3. Gangguan intelektual.
G. Patofisiologi Hydrocephalus
perdarahan di bagian kepala serta faktor bawaan (stenosis aquaductus sylvii) sehingga
merobek dan mengkerut garis ependymal. Proses dilatasi tersebut dapat berupa suatu
6
proses yang sangat tiba-tiba dan dapat menjadi selektif tergantung pada posisi
penyumbatan.
Apabila fontanela anterior tidak dapat tertutup hal tersebut tidak akan mengembang dan
terasa tegang pada perabaan. Stenosis aquaductal menyebabkan suatu titik perluasan
pada ventrikel laterasl dan tengah, perluasan ini mengakibatkan kepala menjadi berbentuk
khas ialah perlihatan dahi yang menonjol dan dominan (dominan Frontal blow).
Syndroma dandy walkker dapat terjadi apabila obstruksi pada foramina di luar pada
ventrikel IV. Ventrikel pada IV meluas serta fossae posterior menonjol memenuhi
sebagian besar rongga dibawah tentorium. Klein dengan type hidrosephalus tersebut akan
mengalami pembengkakan cerebrum yang secara seimbang dan wajahnya jadi kecil
dengan disproporsional.
Pada orang yang lebih dewasa, sutura cranial sudah tertutup sehingga memisahkan
ekspansi masa otak, sebagai efeknya dapat menimbulkan gejala: Kenaikan ICP sebelum
ventrikel cerebral menjadi melebar. Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada
hidrosephalus tidak sempurna. CSF tidak normal pada sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan
Clinical Pathway
TIK
Hambatan
mobilitas fisik
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto kepala
3. Pemeriksaan CSS
4. Ventrikulografi
5. CT scan kepala
adanya pelebaran pada ventrikel lateralis dan ventrikel III. Hal ini bisa terjadi di
atasventrikel lebih besar dibandingkan dengan occipita horns pada anak yang besar.
6. USG
Tindakan ini dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. USG
I. Penatalaksanaan Hydrocephalus
a. Terapi Medikamentosa
tindakan operasi. Sebagai gantinya dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25-50
mg/kg BB. Asetazolamid dalam dosis 40-75 mg/kg 24 jam mengurangi sekitar
b. Operasi
9
shunt.
10
Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien:
1) Nama
2) Jenis kelamin
3) Umur:
menangis dengan suara ringgi, penurunana, nadi, peningkatan sistole pada tekanan
darah, peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil, alergi – stupor.
e. Riwayat Penyakit Keluarga: Anak dengan hidrosefalus biasanya pada ibunya pernah
menderita beberapa infeksi, infeksi ini dapat berpengaruh dalam masa perkembangan
normal otak. Infeksinya antara lain Cytomegalovirus, Rubella, Mumps, Sifilis, dan
Toksoplasmosis.
f. Riwayat perinatal :
a. Antenatal
Masalah selama masa kehamilan salah satunya yaitu infeksi pada rahim selama
b. Intra natal
Bayi dengan lahir prematur memiliki risiko yang lebih tinggi akan terjadinya
c. Post natal
Stenosis akuaduktus Sylvii yaitu suatu saluran buntu yang sama sekali tidak dapat
mempengaruhi timbulnya hidrosefalus pada bayi yaitu selama fase prenatal ibu kurang
h. Riwayat nutrisi: Ibu pada saat hamil kurang mengkonsumsi makanan yang
mengandung makanan bervitamin, berprotein tinggi, asam folat, kalsium, zat besi dan
makanan berserat.
hidroseflus dapat dikaji melalui tingkah laku pasien maupun informasi dari keluarga.
Ibu saat kehamilan tidak mengetahui kondisi apa saja yang dapat menyebabkan
2) Pola Nutrisi/Metabolisme
Ibu pada saat hamil kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung makanan
bervitamin, berprotein tinggi, asam folat, kalsium, zat besi dan makanan berserat.
3) Pola Eliminasi
12
Pola BAB dan BAK pada anak dengan hidrosefalus akan mengalami masalah apabila
4) Pola Aktivitas
Tidur tidak cukup karena nyeri yang diakibatkan oleh hydrocephalus yang rasakan
6) Pola Kognitif-Persepsi
Pola ini menyangkut mengenai pengetahuan orang tua tentang penyakit yang diderita
klien biasanya orang tua akan mulai kawatir ketika melihat tengkongrak anaknya
semakin membesar.
Peran orang tua pada tahap ini sangat dibutuhkan dan dianjurkan dalam merawat dan
8) Pola Seksualitas/Reproduksi
Pada anak yang mengalami hidrosefalus pada umunya tidak terdapat gangguan dalam
hal reproduksi.
Keluarga dapat memeberikan dukungan dan semangat untuk sembuh pada anaknya.
Respon keluarga (orang tua) terhadap penyakit yang diderita serta dampak yang
2. Diagnosa Keperawatan
b. Nyeri akut
c. Resiko infeksi
3. Rencana Keperawatan
Masalah Keperawatan
No Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Pre Operatif
1. Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC
3x24 jam diharapkan pasien dapat:
(00026) Indikator Skor Skor yang Manajemen cairan (4120)
saat ini ingin 1. Jaga intake dan output cairan
dicapai
Keseimbanga 1 5 2. Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi
n intake dan
output cairan cairan
Turgor kulit 1 5
3. Monitor status hemodinamik pasien
baik
Kelembaban 1 5 4. Monitor tanda-tanda vital
membran
mukosa 5. Monitor makanan atau cairan yang dikonsumsi dan hitung
Keterangan :
1. Sangat terganggu asupan kalori harian
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
Tidak terganggu
2. Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC
3x24 jam diharapkan pasien dapat:
Indikator Skor Skor yang Manajemen nyeri (1400)
saat ini ingin 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
15
3. Collaboration: