HIDROCEPHALUS
OLEH:
DITA AYUHANA
15.20.016
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Resume pada pasien Poli Bedah di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Yang
Dilakukan Oleh:
Nama : Dita Ayuhana
NIM : 15. 20. 016
Prodi : Pendidikan Profesi Ners Program Profesi STIKes Kepanjen
Malang
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners
Departemen Keperawatan Medikal Bedah yang dilaksanakan pada tanggal 02
September 2019- 06 September 2019, yang telah disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
(................................) (................................)
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani:
"hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi
ini sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat
gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal atau CSS).
Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat
saraf yang vital. Hidrosefalus merupakan suatu keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh
produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah
disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran
ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis (Darto Suharso,2009)
Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi
dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder,
sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan
tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-
sutura dan ubun-ubun
1. 2 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi Hidrosefalus
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang etiologi Hidrosefalus
c. Mahasiswa dapat mengetahui tentang manifestasi klinik dari
Hidrosefalus
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang patofisiologi Hidrosefalus
e. Mahasiswa dapat mengetahui tentang klasifikasi Hidrosefalus
f. Mahasiswa dapat mengetahui tentang komplikasi Hidrosefalus
g. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pemeriksaan yang dilakukan pada
pasien Hidrosefalus
h. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penatalaksanaan Hidrosefalus
i. Mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan pada pasien
Hidrosefalus
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2. 1 Definisi
Hidrocephalus adalah suatu keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah
dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran
ruangan tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah,2005). Hidrocepalus adalah
akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel cerebral, ruang subarachnoid,
atau ruang subdural (Suriadi,2006)
Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi
yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam
sistem Ventricular. Ketika produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan
cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem Ventricular (Nining,2008).
2. 2 Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah
satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan
tempat absorbsi dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi
dilatasi ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada
bayi dan anak ialah:
1. Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim,atau
infeksi intrauterine meliputi :
a. Stenosis akuaduktus Sylvii
Merupakan penyebab terbanyak pada hidrosefalus bayi dan anak ( 60-
90%). Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali
atau abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala
hidrosefalus terlihat sejak lahit atau progresif dengan cepat pada
bulan-bulan pertama setelah kelahiran.
b. Spina bifida dan kranium bifida
Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya yang berhubungan dengan
sindrom Arnould-Jhiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan
medulla oblongata dan cerebellum letaknya lebih rendah dan
menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian
atau total.
c. Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang
menyebabkan hidrosefalus obtruktif dengan pelebaran system
ventrikel terutama ventrikel IV, yang dapat sedemikian besarnya
sehingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa pascaerior.
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder
suatu hematoma.
2. Didapat : disebabkan oleh infeksi, neoplasma, atau perdarahan
a. Infeksi : Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara
patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar
sisterna basalis dan daerah lain. penyebab lain infeksi adalah
toksoplasmosis.
b. Neoplasma : Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di
setiap tempat aliran CSS. pada anak yang terbanyak menyebabkan
penyumbatan ventrikel IV / akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya
suatu glioma yang berasal dari cerebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
c. Perdarahan : Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat
menyebabkan fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal
otak, selain penyumbatan yang terjakdi akibat organisasi dari darah itu
sendiri.
2. 3 Manifestasi Klinis
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada derajat
ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005).
Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi
intrakranial. Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu :
1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonates
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap
hidrosefalus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus
biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala
terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi
dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum
nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih
terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di
sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul
Rickham, 2003).
2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
a) Nyeri kepala
b) Muntah
c) Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
d) Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur
10 tahun
e) Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
f) Strabismus
g) Perubahan pupil
2. 4 Patofisiologi
Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal hidrosefalus secara
teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu:
1. Kongenital
Merupakan Hidrosephalus yang sudah diderita sejak bayi
dilahirkan, sehingga :
Pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil.
Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya
tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.
2. Didapat
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan
penyebabnya adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma, TBC
yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.
Pada hidrosefalus di dapat pertumbuhan otak sudah sempurna,
tetapi kemudian terganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan
intrakranial.Sehingga perbedaan hidrosefalus kongenital dengan di dapat
terletak pada pembentukan otak dan pembentukan otak dan
kemungkinan prognosanya.
2. 6 Komplikasi
Komplikasi sering terjadi karena pemasangan VP shunt adalah
infeksi dan malfungsi. Malfungsi disebakan oleh obstruksi mekanik atau
perpindahan didalam ventrikel dari bahan – bahan khusus ( jaringan
/eksudat ) atau ujung distal dari thrombosis sebagai akibat dari
pertumbuhan. Obstruksi VP shunt sering menunjukan kegawatan dengan
manifestasi klinis peningkatan TIK yang lebih sering diikuti dengan status
neurologis buruk. Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi VP shunt.
Infeksi umumnya akibat dari infeksi pada saat pemasangan VP shunt.
Infeksi itu meliputi septik, Endokarditis bacterial, infeksi luka, Nefritis
shunt, meningitis, dan ventrikulitis. Komplikasi VP shunt yang serius
lainnya adalah subdural hematoma yang di sebabkan oleh reduksi yang
cepat pada tekanan ntrakranial dan ukurannya. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah peritonitis abses abdominal, perforasi organ-organ abdomen
oleh kateter atau trokar (pada saat pemasangan), fistula hernia, dan ilius.
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004):
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. Kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit
menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
2. 7 Pemeriksaan Penunjang
Selain dari gejala-gejala klinik, keluhan pasien maupun dari hasil
pemeriksaan fisik dan psikis, untuk keperluan diagnostik hidrosefalus
dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yaitu :
1. Rontgen foto kepala
Dengan prosedur ini dapat diketahui:
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala,
adanya pelebaran sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial kronik berupa imopressio digitate dan erosi prosessus
klionidalis posterior.
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup
maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran
kenaikan tekanan intrakranial.
2. Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka,
pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah
pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai lampu senter
yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar halo
dari tepi sinar akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.
3. Lingkaran kepala
4. Ventrikulografi
5. Ultrasonografi
6. CT Scan kepala
2. 8 Penatalaksanaan
Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live
sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan
menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan
hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
2. 10 Diagnosa keperawatan
1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak bd meningkatnya volume
cairan serebrospinal dan meningkatnya TIK
2. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan penyakit yang di
derita oleh anaknya
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan pembesaran
kepala
4. Resiko tinggi infeksi bd pemasangan drain
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan muntah sekunder akibat kompresi serebral dan
iritabilitas.
6. Nyeri yang berhubungan dengan desakan pada jaringan otak dari
peningkatan tekanan intracranial.
7. Kerusakan intregritas kulit b.d penurunan mobilitas fisik, defisiensi
sirkulasi.
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Risiko ketidakefektifan Perfusi jaringan Kesadaran - Observasi ketat tanda-tanda peningkatan - Untuk mengetahui secara dini peningkatan
perfusi jaringan otak bd serebral adekuat Komposmetis TIK (Nyeri kepala, muntah, lethargi, lelah, TIK
meningkatnya volume Tidak terjadi nyeri apatis, perubahan personalitas, ketegangan
cairan serebrospinal kepala dari sutura cranial dapat terlihat pada anak
dan meningkatnya TIK TTV normal berumur 10 tahun, penglihatan ganda,
Tampak rileks, tidak kontruksi penglihatan perifer strabismus,
meringis kesakitan Perubahan pupil)
- Pantau terus tingkat kesadaran anak - Penurunan keasadaran menandakakan
adanya peningkatan TIK
- Pantau terus adanya perubahan TTV - Untuk mengetahui kondisi aliran darah dan
aliran oksigen ke otak
- Berkolaborasi dengan dokter untuk - Dengan dilakukan pembedahan, diharapkan
melakukan pembedahan, untuk mengurangi cairan cerebrospinal berkurang, sehingga
peningkatan TIK menurun, tidak terjadi penekanan pada
lobus oksipitalis dan tidak terjadi
pembesaran pada kepala
- Kaji pengalaman nyeri pada anak, minta - Membantu dalam mengevaluasi rasa nyeri.
anak menunjukkan area yang sakit dan
menentukan peringkat nyeri dengan skala
nyeri 0-5 (0 = tidak nyeri, 5 = nyeri sekali)
Rasional : Membantu dalam mengevaluasi
rasa nyeri.
- Bantu anak mengatasi nyeri seperti dengan - Pujian yang diberikan akan meningkatkan
memberikan pujian kepada anak untuk kepercayaan diri anak untuk mengatasi nyeri
ketahanan dan memperlihatkan bahwa nyeri dan kontinuitas anak untuk terus berusaha
telah ditangani dengan baik. menangani nyerinya dengan baik.
2. Kurang pengetahuan Meningkatkan Kecemasan orang – Beri kesempatan orang tua untuk – Keluarga dapat mengemukakan perasaannya
orang tua berhubungan pengetahuan tua pada kondisi mengekspresikan kesedihannya sehinnga perasaan orang tua dapat lebih
dengan penyakit yang orang tua kesehatan anaknya lega
di derita oleh anaknya mengenai dapat berkurang
penyakit yang ü Orang tua – Beri kesempatan orang tua untuk bertanya – Pengetahuan orang tua bertambah mengenai
diderita anaknya mengungkapkan mengenai kondisi anaknya penyakit yang di derita oleh anaknya
pemahaman tentang sehinnga kecemasan orang tua dapat
penyakit, berkurang
pengobatan
dan perubahan – Jelaskan tentang kondisi penderita, – Pengetahuan kelurga bertambah dan dapat
pola hidup yang prosedur, terapi dan prognosanya mempersiapkan keluarga dalam merawat
dibutuhkan klien post operasi
.
- Ulangi penjelasan tersebut bila perlu – Keluarga dapat menerima seluruh informasi
dengan contoh bila keluarga belum agar tidak menimbulkan salah persepsi
mengerti
3. Gangguan pertumbuhan Klien tidak Pertumbuhan dan – Memberikan diet nutrisi untuk – Mempertahankan berat badan agar tetap
dan perkembangan mengalami perkembangan klien pertumbuhan ( asuh ) stabil
berhubungan gangguan tidak mengalami – Memberikan stimulasi atau rangsangan – Agar perkembangan klien tetap optimal
pembesaran kepala pertumbuhan dan keterlambatan dan untuk perkembangan kepada anak ( asah )
perkembangan sesuai dengan - Memberikan kasih sayang ( asih ) - Memenuhi kebutuhan psikologis
tahapan usia
4. Resiko tinggi infeksi Tidak terdapat TD dalam batas – Pantau tanda-tanda infeksi( letargi, nafsu – Mengetahui penyebab terjadinya infeksi
berhubungan dengan tanda-tanda normal makan menurun, ketidakstabilan,
pemasangan infeksi ( 3 x 24 Tidak terdapat perubahan warna kulit )
drain/shunt jam ) perdarahan – Lakukan rawat luka – Mencegah timbulnya ifeksi
Tidak terdapat – Pantau asupan nutrisi – Asupan nutrisi dapat membantu
kemerahan menyembuhkan luka
- Kolaborasi dalam pemberian antibiotik - Antibiotik dapat mencegah timbulnya
infeksi
5. Ketidakseimbangan Setelah Tidak terjadi – Pertahankan kebersihan mulut dengan baik – Mulut yang tidak bersih dapat
nutrisi kurang dari dilaksakan penurunan berat sebelum dan sesudah mengunyah makanan mempengaruhi rasa makanan dan
kebutuhan tubuh yang asuhan badan sebesar 10% . meninbulkan mual
berhubungan dengan keperawatan dari berat awal, – Tawarkan makanan porsi kecil tetapi sering – Makan dalam porsi kecil tetapi sering
muntah sekunder akibat diharapkan tidak adanya mual- untuk mengurangi perasaan tegang pada dapat mengurangi beban saluran
kompresi serebral dan ketidakseimbang muntah. lambung pencernaan. Saluran pencernaan ini dapat
iritabilitas. an nutrisi kurang mengalami gangguan akibat hidrocefalus
dari kebutuhan – Atur agar mendapatkan nutrien yang – Agar asupan nutrisi dan kalori klien
tubuh teratasi berprotein/ kalori yang disajikan pada saat adeakuat
dengan individu ingin makan
– Timbang berat badan pasien saat ia bangun – Menimbang berat badan saat baru bangun
dari tidur dan setelah berkemih pertama dan setelah berkemih untuk mengetahui
berat badan mula-mula sebelum
mendapatkan nutrient
- Konsultasikan dengan ahli gizi mengenai - Konsultasi ini dilakukan agar klien
kebutuhan kalori harian yang realistis dan mendapatkan nutrisi sesuai indikasi dan
adekuat. kebutuhan kalorinya.
6. Nyeri yang Setelah Pasien mengatakan - Kaji pengalaman nyeri pada anak, minta - Membantu dalam mengevaluasi rasa nyeri
berhubungan dengan dilaksakan nyeri kepala anak menunjukkan area yang sakit dan
desakan pada jaringan asuhan berkurang atau menentukan peringkat nyeri dengan skala
otak dari peningkatan keperawatan hilang (skala nyeri nyeri 0-5 (0 = tidak nyeri, 5 = nyeri sekali)
tekanan intracranial. 2x24 jam 0), dan tampak - Bantu anak mengatasi nyeri seperti dengan - Pujian yang diberikan akan meningkatkan
diharapkan nyeri rileks, tidak memberikan pujian kepada anak untuk kepercayaan diri anak untuk mengatasi
kepala klien meringis kesakitan, ketahanan dan memperlihatkan bahwa nyeri dan kontinuitas anak untuk terus
hilang. nadi normal dan RR nyeri telah ditangani dengan baik. berusaha menangani nyerinya dengan baik.
normal. - Pantau dan catat TTV. - Perubahan TTV dapat menunjukkan trauma
batang otak.
- Jelaskan kepada orang tua bahwa anak - Pemahaman orang tua mengenai pentingnya
dapat menangis lebih keras bila mereka kehadiran, kapan anak harus didampingi
ada, tetapi kehadiran mereka itu penting atau tidak, berperan penting dalam
untuk meningkatkan kepercayaan. menngkatkan kepercayaan anak.
- Gunakan teknik distraksi seperti dengan - Teknik ini akan membantu mengalihkan
bercerita tentang dongeng menggunakan perhatian anak dari rasa nyeri yang
boneka, nafas dalam, dll. dirasakan
7. Kerusakan intregritas Tissue Integrity : Integritas kulit yang- Monitor kondisi fontanella mayor tiap 4 - Kaji lokasi incisi adanya robekan
kulit b.d penurunan Skin and Mucous baik bisa jam. permukaan kulit, pus, darah.
mobilitas fisik, Membranes dipertahankan - Ubah posisi tiap 2 jam, pertimbangkan - Ukur vital sign tiap 4 jam.
defisiensi sirkulasi. (sensasi, elastisitas, perubahan posisi kepala tiap 1 jam. - Perhatikan teknik aseptik dan septik saat
temperatur, hidrasi,- Gunakan lotion atau minyak dan lindungi penggantian balutan.
pigmentasi) posisi daerah kepala dari penekanan. - Observasi tanda-tanda peningkatan TIK
Tidak ada luka/lesi- Letakkan kepala pada bantal karet atau karen infeksi akibat pemasangan infus.
pada kulit gunakan water bed jika perlu. - Jaga kebersihan kulit pasien tetap bersih dan
Perfusi jaringan baik - Gunakan penggantian alat tenun dari bahan kering
Menunjukkan yang lembut.
pemahaman dalam- Stimuli daerah kepala setiap perubahan
proses perbaikan kulit posisi.
dan mencegah- Pertahankan nutrisi sesuai program terapi.
terjadinya sedera- Memandikan pasien dengan sabun dan air
berulang hangat
Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah
dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran
ruangan tempat mengalirnya CSS.
Merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang
progresif pada sistem ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari
jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang
meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya
cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan
terjadinya peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor. Berdasarkan
letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam
dua bagian yaitu :
Hidrochepalus komunikan
Hidrochepalus non-komunikan
Hidrochepalus bertekanan normal
Insidens hidrosefalus pada anak-anak belum dapat ditentukan secara
pasti dan kemungkinan hai ini terpengaruh situasi penanganan kesehatan pada
masing-masing rumah sakit.
4.2 Saran
Tindakan alternatif selain operasi diterapkan khususnya bagi kasus-
kasus yang yang mengalami sumbatan didalam sistem ventrikel. Dalam hal
ini maka tindakan terapeutik semacan ini perlu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2019.http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/02/hidrosefalus/.Diaks
es tanggal 30 Agustus 2019
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Universitas Indonesia. Buku kuliah
2 Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Universitas Indonesia: Jakarta.
Suriadi, Rita Yuliani, Asuhan Keperawatan pada Anak edisi I. PT. Fajar
Interpratama
Ropper, Allan H. And Robert H. Brown. 2005. Adams And Victor’s Principles Of
Neurology: Eight Edition. USA.