KEPERAWATAN ANAK
ASKEP HIDROSEFALUS
Disusun Oleh :
KELOMPOK VI
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenaan-
Nyalah sehingga kelompok bisa menyelesaikan tugas Keperawatan Anak
“ASKEP HIDROSEFALUS”. Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kemajuan dalam makalah kelompok kami ini.
Tak lupa pula kelompok mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing Keperawatan Anak yang telah memberi ilmu dan memberi tugas
ini Semoga dapat memberi manfaat dan pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hidrosefalus telah dikenal sajak 1aman Hipokrates saat itu
hidrosefalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. di saat ini
dengan teknologi yang semakin berkembangmaka mengakibatkan
polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya
menjadi,factor penyebab suatu penyakit yang mana kehamilan
merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat
mempengaruhi janinnya salah satunya adalah hidrosefalus. Saat ini
secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per
seribu kehamilan hidup menderita hidrosefalus. hidrosefalus
merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan
yang khusus.hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling
banyak pada bayi yangditandai dengan membesarnya kepala melebihi
ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak
sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa
hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga
lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi
ubun2nya masih terbuka sehingga adanya penumpukan Cairan otak
dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang
pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar.
B. Tujuan
1. Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan hidrosefalus dan
dapat meransang berbagai cara untuk mengantisipasi masalah serta
dapat melakukan asuhan pada kasus hidrosefalus.
2. Khusus
a) Mengetahui pengrtian dari Hidrosefalus.
b) Mengetahui etiologi dan Patofisiologi dari hidrosefalus.
c) Mengetahui Tanda dan gejala hidrosefalus.
d) Mengetahui Pemeriksaan diagnostik dan komplikasi pada
hidrosefalus.
e) Mengetahui Penatalaksanaan dari hidrosefalus.
f) Mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien hidrosefalus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan cerebrospinal (CSS) dalam
ventrikel serebral, ruang subacarhnoid, atau ruang sub dural. (NANDA,
NIC-NOC, 2012)
Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik
oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan
atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi
pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis (Darto
Suharso,2009)
1. Hidrosefalus Komunikans
Hidrosefalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara CSS
sistem ventrikel dan CSS dari ruang subarakhnoidalis
terhambat.Gangguan absorbsi CSS dapat disebabkan sumbatan
sisterna subaroknoid disekeliling batang otak atau obliterasi
ruang subarakhnoid sepanjang otak, seluruh sistem ventrikel
terdistensi
C. Etiologi
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi
(NANDA, NIC-NOC, 2012) adalah:
1. Kelainan bawaan
a. Stenosis Aquaductus sylvii
merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak
(60-90%) Aquaductus dapat berubah saluran yang buntu sama
sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari biasanya. Umumnya
gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif dengan cepat
pada bulan-bulan pertama setelah lahir.
D. Patofisiologi
Hidrocephalus ini bisa terjadi karena konginetal (sejak
lahir), infeksi (meningitis, pneumonia, TBC), pendarahan di kepala
dan faktor bawaan (stenosis aquaductus sylvii) sehingga
menyebabkan adanya obstruksi pada system ventrikuler atau
pada ruangan subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan
permukaan ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White
mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita
yang tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat
selektif, sehingga walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran
gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat
merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga selektif
tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu
merupakan kasus emergency.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Skan temografi komputer (CT-Scan) mempetegas adanya dilatasi
ventrikel dan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan
penyebabnya (neoplasma, kista, malformasi konginetal atau perdarahan
intra kranial)
2. Pungsi ventrikel kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra
kranial, mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan
untuk pengulangan pengaliran)
3. EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
4. Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelanian dalam kepala
5. MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai
struktur otak tanpa kena radiasi
G. Komplikasi
1. Peningkatan TIK
2. Kerusakan otak
3. Infeksi: septisemia, infeksi luka nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses
otak
4. Emboli otak
5. Obstruksi vena kava superior
6. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik
7. Fisik dan intelegent kurang dari normal, gangguan penglihatan
8. Kematian
Komplikasi hidrocefalus menurut Prasetio (2004)
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. Kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit
menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
B. Diagnosa Keperawatan
Pada pasien anak dengan Hydrocephalus diagnosa yang dapat muncul,
yaitu :
1. Perfusi jaringan cerebral
tidak efektif berhubungandenganpeningkatanvolumecairan
serebrospinal.
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kelemahan.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan.
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan besar (Status kesehatan)
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Perfusi jaringan cerebral Status Sirkulasi a. Pantau tanda – tanda vital
tidak efektif berhubunga Kriteria hasil: b. Pemantauan TIK dan respon
n a. TD sistolik dan diatolik dalam rentang neurologis pasien terhadap
dengan peningkatan vol yang diharapkan aktivitas perawatan
ume cairan b. Tidak ada hipotensi ortostatik c. Pantau tekanan perfusi jaringan
serebrospinal c. Tidak ada tanda-tanda peningkatan d. Perhatikan perubahan pasien
tekanan intrakranial sebagai
d. Tidak ada bising pembuluh darah besar respon terhadap stimulus
Menunjukkan kemampuan kognitif, ditand e. Pantau status cairan termasuk
ai dengan indikator: asupan dan haluaran
a. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai Aktivitas Kolaboratif:
dengan usia serta kemampuan a. Berikan obat-obatan untuk
b. Menunjukkan perhatian, konsentrasi meningkatkan volume
serta orientasi intravaskuler
b. Tinggikan bagian kepala
tempat tidur 0 sampai dengan
45 derajat, tergantung pada
kondisi pasien
dan permintaan medis
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B. SARAN
http//haris63;.blogspot.com.askep-hidrose,alus-pada-anak.html
http//nuzulul-fkp09.we.unair.id/artikel.askep20hidrosefalus.html
http://nerskece.blogspot.com/2013/06/askep-hidrosefalus-pada-anak.html