PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien Kanker Rectal.
b. Mampu merumuskan diagnosa dan memprioritaskan masalah pada
pasien dengan Kanker Rectal.
c. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan pada pasien
dengan Kanker Rectal.
d. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien dengan Kanker Rectal.
C. Manfaat
1. Sebagai bahan evaluasi sejauh mana kemampuan mahasiswa
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien Kanker Rectal.
2. Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di Rumah Sakit dalam
melakukan tindakan asuhan kep-erawatan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan yang baik khususnya pada pasien dengan Kanker Rectal.
3. Sebagai salah satu sumber literature dalam pengembangan bidang
profesi keperawatan khususnya tentang Kanker Rectal.
4. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta menambah
ketrampilan atau kemampuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dengan Kanker rectal.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Karsinoma Recti (Kanker Recti) adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas
didalam permukaan usus besar atau rectum (Dyayadi,MT,2009).
Karsinoma recti merupakan salah satu dari keganasan pad kolon dan rectum
yang khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat timbulnya di
mukosa/epitel dimana lama kelamaan timbul nekrose dan ulkus (Taufan
Nugroho,2011).
Kanker Recti adalah pertumbuhan sel abnormal atau keganasan atau maligna
pada daerah rectum (Muhammad Shodikin,2011).
Kanker Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rectum(Brunner
&Suddarth,2005).
B. Etiologi
Penyebab Karisinoma Recti masih belum diketahui pasti,namun telah dikenali
beberapa faktor predisposisi.Faktor predisposisi lain mungkin berkaitan dengan
kebiasaan makan.Hal ini karena Karsinoma Recti terjadi serkitar sepuluh kali
lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang mengkonsumsi lebih banyak
makanan mengandung karbohidrat murni dan rendah serat,dibandingkan produk
primitif (Misalnya,di Afrika) yang mengkonsumsi makanan tinggi serat (Lorraine
M.Wilson,2006).
Menurut Brunner & Suddarth, penyebab Karisinoma Recti adalah :
1. Polip di usus (colorectal polyps)
Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rectum,dan sering
trjadi pada orang berusia 50 tahun keatas.sebagian besar polips bersifat jinak
(bukan kanker),tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
2. Colitis ulcerativa atau penyakit crohn
Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon
(misalnya Colitis ulcerativa atau penyakit crohn) selama bertahun- tahun
memiliki resiko yang lebih besar.
C. Patofisiologi
Karisinoma Recti terutama (95%) adenokarisinoma (muncul dari
lapisan epitel usus).Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas
dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam
struktur sekitarnya.Sel kanker deapat terlepas dari tumor primer dan
menyebar kebagian tubuh yang lain (paling sering ke hati). Aparies, 2013.
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi
penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus
serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan
abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain. Prognosis relativ baik
bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseks dilakukan,
dan jauh lebih jelek telah terjadi mestatase ke kelenjr limfe (Japaries,
2013).
Patway :
Diyono, Japaries, Kumar dkk, Muttaqin (2013).
D. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker,tahap penyakit,dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi.Gejala paling menonjol
adalah perubahan kebiasaan defekasi.Pasase darah dalam feses adalah
gejala paling umum.Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak
diketahui penyebabnya,anoreksia,penurunan berat badan,dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah
nyeri dangkal abdomen dan melena (feses berwarna hitam).Gejala yang
sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan
dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram,penipisan feses,konstipasi dan
distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses.Gejala yang
dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi,konstipasi dan diare bergantian,serta feses berdarah.
E. Klasifikasi
Dokter membagi kanker colorectal berdasarkan stadium berikut:
1. Stadium 0 : kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau
rektum.Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal
stadium 0
2. Stadium I : Tumor telah tumbuh kedinding dalam kolon atau rektum.Tumor
belum tumbuh menembus dinding.
3. Stadium II : Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding
kolom atau rektum.Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan
disekitarnya, tapi sel-sel kanker belu menyebar ke kelenjar getah bening.
4. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar pada mereka yang berusia
tua. Lebih dari 90% orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah
usia 50 tahun ke atas.
5. Stadium IV : kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain,misalnya hati
atau paru-paru.
6. Kambuh : Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh
kembali setelah periode tertentu,karena kanker itu tidak
terdeteksi.Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum,atau
dibagian tibuh yang lain.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur dignostik utama dan dapat dilakukan
dengan sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau dengan
kolonoskopi total.
2. Operasi Laparoskopi
Operasi laparoskopi cepat menjadi metode terpilih untuk operasi
bahkan operasi laparoskopi kini dikenal sebagai “standar emas” untuk
operasi kolorektal di Negara-negara maju.
Dibandingkan dengan operasi terbuka,irisan yang lebih kecil pada
operasi laparoskopi berarti lukanya lebih kecil dan nyeri yang dialami juga
lebih sedikit.Organ-organ bagian dalam juga lebih sedikit terpapar dengan
lingkungan karam operasi yang dingin, sehingga mengurangi risiko
terjadinya infeksi dan memungkinkan pasien untuk lebih cepat makan
setelah operasi.
Sama seperti operasi besar lainnya, terdapat risiko seperti misalnya
pendarahan dan infeksi.Ada pula risiko yang rendah untuk terjadinya
kebocoran pada bagian usus yang terhubung, yang dapat membutuhkan
perubahan menjadi operasi terbuka konvensional.
3. Intervensi
Sebenarnya, intervensi merupakan terapi.Namun yang membedakan
dengan kemoterapi konvensional, pada metode ini obat yang digunakan
langsung mengarah ke pusat sel-sel kanker lewat proses
kateterisasi.Metode ini yang di miliki St.Stamford Modern Cancer
Hospital Guangzhou.
Metode intervensi ini juga disebut sebagai kemo bertarge, karena
dilakukan berkali-kali hingga sel-sel kanker mengecil bahkan
hilang.Dengan cara kerja seperti itu, maka efek obat tidak mempengaruhi
bagian tubuh lainnya yang sehat, sebagaimana kerap terjadi pada
kemoterapi konvensional.
4. Imunoterapi
Imunoterapi merupakan terapi biologis dengan cara mengambil darah
pasien dan dikembangbiakkan Natural Killer Cell (NK Cell). NK Cell
merupakan teknologi yang mampu membersihkan sel kanker dalam tubuh
hingga ke pembuluh darah.
Selanjutnya,darah pasien yang dikembangbiakkan tadi kembali
disuntukkan ke dalam tubuh pasien.Tak hanya mematikan sel tumor secara
langsung, metode tersebut dapat pula merangsang tumbuhnya sel-sel
kekebalan tubuh yang berguna melawan sekaligus mencegah risiko
timbulnya kanker kembali.
Apalagi, nila imunoterapi diombinasikan dengan terapi intevensi maka
hasil pengobatan kanker kolorektal aakan lebih maksimal.
5. Cryosurgery
Metode ini memanfaatkanperalatan khusus seperti jarum, mesin
pencitraan, dan dua jenis gas.Cara kerjanya, dengan menggunakan
jarum,gas argon bersuhu kurang lebih 160 derajat celcius disuntikkan ke
sel kanker hingga beku menyurapai bola es.
Sel kanker yang beku tadi kemudian dipanaskan dengan gas helium
bersuhu lebih dari 40 derajat celcius hingga mati.Metode cryosurgery ini
dianggap lebih efektif mengobati kanker karena tidak membutuhkan
pembedahan besar seperti operasi konvensional.
Bahkan, waktu yang dihabiskan untuk menjalani pengobatanpun
terbilng cukup singkat, padahal stadiumnya cukup tinggi.
6. Regorafenib
Regorafenib merupakan satu-satunya pengobatan oral untuk kanker
kolorektal bagi stadium lanjut yang sudah refrakter dengan pengobatan
standar dan terapi target yang bekerja menghambat beberapa target kinase
seperti tumorigenase, angiogenase dan lingkungan mikro tumor.Di
samping itu, Regorafenib memungkinkan untuk dilakukan terapi oral
tunggal dengan pemberian obat atau substansi yang dapat menghambat
pertumbuhan dan penyebaran kanker dengan menghambat molekul
spesifik yang terlibat dalamnya.
Terapi target bekerja menghambat sinyal-sinyal antar sel agar sel tidak
mendapatkan asupan.Pemakaian obat pada terapi Regorafenib
menimbulkan efek smping antara lain berupa rasa lelah, kenaikan tekanan
darah, diare, kulit kemerahan, mual, sariawan dan menurunkan
trombosit.Keika keluhan tersebut muncul, maka dosis obat di turunkan
terlebih dahulu.
7. Ginseng
Menurut sebuah penelitian, tinngi konsentrasi dari antioksidan di
ginseng langsung menghambat proliferasi sel kanker.Dan bahkan dapat
menginduksi apoptosis (kematian sel otomatis) pada sel kanker.
8. Bawan Putih
Bawang putih direkomendasikan Michael J. Wargovich dalam sebuah
penelitian di Carcinogenesis Integrative Cancer Research
Journal.Penelitian tersebut menyatakan bahawa bawang putih
mengandung bahan aktif allicin yang kuat yang dapat digunakan untuk
mencegah penyebarann sel kanker dan meemperbaiki kerusakan
jaringan.Bawang putih juga dapat menetralkan sel kanker tanpa merusak
sel sehat di sekitarnya.
10. Bluberi
Sebuah penelitian menyatakan bahwa bluberi adalah cawan antioksida,
yang semuanya dapat memiliki positif pada sel kanker dan kekuata system
kekebalan tubuh.
11. Bayam
Sifat bayam yang padat nutrisi, serta kandungan seratnya yang tinggi,
menjadikannya obat yang ideal untuk kanker usus besar.
Penaggung Jawab
Nama : Ny.M
Hubungan Dengan Pasien : Anak Kandung
2. Keluhan Utama
Keluhan utama Klien mengatakan diantar ke rumah sakit karena
merasa lemah seluruh badan dan tidak ada keinginan untuk makan dan
BAB berwarna hitam serta sakit di area anus.
Bagian Dada :
Inspeksi :Simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi
dinding dada.
Palpasi :Saat bernapas teraba simetris, tidak ada massa, pernapasan
cepat dan dalam.
Bagian Abdomen :
Inspeksi :Warna kulit putih,ada luka dibagian punggung pasien.
Auskultasi :Suara bising usus 20x/menit. Perkusi: Suara timpani dan
ada acites.
Palpasi :tidak ada pembesaran hepar dan tidak ada distensi abdomen.
Ekstremitas :Terpasang infus di tangan kanan, dan ada edema pada tangan
kiri.
Integumen :Ada ulkus decubitus di bagian punggung pantat, serta turgor
kulit tidak elastis.
Genitalia :Terpasang pempers dan kateter atau penampung urin
Data Laboratorium dan Diagnostik
HB 8,7 gr%
MCV 23.5 L
MCH 24.4 H
RDW-SD 64.5 H
Jumlah lekosit 13.45
Glukosa sewaktu 285 H
Jumlah neutrofil 10.94 H
Jumlah monosit 1.13 H
Jumlah trombosit 425 H
MPV 8.9 L
PCT 0.38 H
Penatalaksanaan Pengobatan
Ranitidin 2x1
Omeperazol 2x1
Kalnex 3x1
Lefofloxcai 1x750 mg
Paracetamol infuse 3x1
Ds : Pasien nampak
lemah,konjungtifa
anemis,membran
mukosa dan
konjungtifa nampak
pucat,tonus otot
jelek,saat ini pasien
terpasang alat bantu
makan (NGT), HB
8,7 gr%
3 Ds : Kehilangan Defisit
mekanisme volume
Do :Pasien nampak regulasi Cairan
lemah,kulit nampak
kering,membran mukosa
nampak kering dean turgor
kulit jelek.
Hasil pengukuran TTV,
TD:130/80 mmhg, RR:
28x/menit, suhu: 37,0c,
nadi: 90x/menit.
4 Do :Keluarga pasien Tirah baring lama Kerusakan
mengatakan pasien tidak integritas kulit
pernah bangun dari tempat
tidur,dan pasien hanya
berbaring diatas tempat
tidur setiap harinya,dengan
posisi terlentang terus.
C. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan Penumpukan sekret
di jalan nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denganKurang asupan makanan
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan Kehilangan mekanisme regulasi
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kelemahan fisik
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
NOC NIC
keperawatan
1 Bersihan jalan napas - Respiratory status 1. Pastiakan
tidak :Ventilation kebutuhan
efektif berhubungan - Respiratory status: oral/tracheal
dengan Penumpukan Airway patency suctionin
sekret di jalan nafas - Aspiration control. 2. Informasikan
Kriteria hasil : kepada klien dan
1. Mendemonstrasi kan keluarga tentang
batuk efektif dan suara suctioning
napas yang bersih,tidak 3. Minta klien napas
da sianosis dan dyspneu dalam sebelum
(mampu mengeluarkan dilakukan
seputum,mampu bernafas 4. Monitor status
dengan mudah) oksigen pasien
2. Menunjukan 5. Posisikan pasien
jalan nafas yang paten untuk
(klien tidak merasa memaksimalkan
tercekik, irama dan ventilasi
frekuensi pernapasan 6. Keluarkan sekret
dalam rentang dengan batuk atau
normal,tidak ada suara suction
napas yang abnormal). 7. Auskultasi suara
nafas catat adanya
suara tambahan
2 Ketidakseimbangan - Nutritional - Nutrition
nutrisi status :food and management
kurang dari kebutuhan fluid intake 1. Kaji adanya
tubuh berhubungan Kriteria hasil : alergi makanan
dengan Kurang 1. Adanya peningkatan 2. Kolaborasi dengan
asupan makanan berat badan sesuai ahli gizi
dengan tujuan untuk menentukan
2. Berat badan ideal jumlah kalorti dan
sesuai dengan tinggi nutrisi yang
badan dibutuhkan pasien
3. Mampu 3. Anjurkan pasien
mengidentifikasi untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan
4. Tidak ada tanda- intake makanan
tanda malnutrisi 4. Anjurkan pasien
5. Tidak terjadi untik
penurunan berat meningkatkan
badan yang berarti protein dan
vitamin C
5. Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
6. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
7. Monitor adanya
penurunan berat
badan
8. Catat adanya
edema,hiperem
ik,hipertonik,p
apilia lidah
3 Defisit volume - Fluid balance - Fluid management
cairan berhubungan - Nutrition status 1. Timbang popok
dengan :food and fluid atau pembalut
Kehilangan intake Kriteria hasil joka diperlukan.
mekanisme regulasi 1. Mempertahanka n urine 2. Pertahankan
output sesuai dengan catatan intake
usia dan BB,BJ normal. dan output
2. Tekanan darah,nadi,suhu yang akurat.
tubuh dalam batas 3. Monitor status
normal hidrasi
3. Tidaka ada tanda- (kelembaban
tanda dehidrasi,turgor membran
kulit baik,membran mukosa,nadi
mukosa lembab,tidak adekuat,tekan
ada rasa haus yang darah ortostatik).
berlrbihan. 4. Monitor vital
sign.
5. Berikan diuretik
sesuai instruksi.
6. Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output.
4 Kerusakan integritas - Tissue integrity :Skin - Pressure
kulit and mucous Management
berhubungan dengan membranes 1. Anjurkan pasien
tirah baring lama Kriteria hasil : untuk
1. Integritas kulit yang menggunakan
baik bisa dipertahankan pakayan yang
(sensasi,elastisist longgar
as,temperatu,hidr 2. Hindari kerutan
asi,pigmentasi pada tempat tidur
2. Tidak ada luka/lesi 3. Jaga kebersihan
pada kulit kulit agar tetap
3. Perfusi jaringan baik bersih dan kering
4. Mampu melindungi kulit 4. Mobilisasi pasien
dan (ubah posisi
mempertahankankelemba pasien) setiap 2
ban kulit dan perawatan jam sekali
alami 5. Monitir kulit akan
adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau
minyak/baby oil
pada daerah yang
tertekan
7. Monitor aktifitas
dan mobilisasi
pasien
8. Monitor status
nutrisi pasien
5 Defisit perawawatan Self care :actifity of daily - Self care assistane
diri berhubungan living (ADLs) :ADLs
dengan Kriteria hasil: 1. Monitor
Kelemahan fisik 1. Klien terbebas dari bau kemampuan klien
badan untuk perawatan
2. Menyatakan kenyamanan diri yng mandiri
terhadap kemampuan 2. Monitor
untuk melakukan ADLs kebutahan
3. Dapat melakukan ADLs klien untuk
dengan bantuan alat-alat bantu
untuk kebersihan
diri,berpakyan,
toyleting dan
makan.
3. Sediakan bantuan
sampai klien
mampu secara
utuh untuk
melakukan self
care
4. Dorong klien
untuk melakukan
aktifats sehari-
hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki
5. Dorong untik
melakukan secara
mandiri,tapi
beri bantuan
ketika klien
tidak mampu
melakukanya
6. Ajarkan
klien/keluarga
untuk mendorong
kemandirian,untk
memberikan
bantuan hanya
jika pasien
tidak mampu
untuk
mrlakukanya
E. Implementasi keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tindakan
1. Bersihan jalan napas - Memberikan Informasi kepada klien
tidak efektif dan keluarga tentang suctioning
berhubungan dengan - Memonitor status oksigen pasien
penumpukan sekret di - Mendengar suara nafas dan mencatat
jalan nafas adanya suara tambahan
- Mengobservasi kebutuhan oxigen
pasien (oxsigen masker 6 liter per menit)
- Mengauskultasi bunyi nafas pasien
- Mengatur posisi pasien (posisi semi
fowler)
- Mengobservasi kebutuhan oxigen
pasien (oxsigen masker 6 liter per menit)
- Mengauskultasi bunyi nafas pasien
- Mengatur posisi pasien (posisi semi
fowler)
- Menghitung RR pasien
- Mendengar bunyi napas pasien
- Mengatur posisi pasien (posisi semi
fowler)
2 Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya edema,
nutrisi kurang dari hiperemik, hipertonik, papilia lidah
kebutuhan tubuh - Melayani pemberian susu per NGT
berhubungan dengan 300cc
Kurang asupan makanan - Menghitung tetesan infus
- Melayani injeksi Iv
- Melayani pemberian minum per
- NGT 250 cc
- Merawat selang NGT
- Mengobservasi tanda-tanda vital
- Melyani pemberian minum (susu)
per NGT 250 cc
- Melyani pemberian minum (susu)
per NGT 250 cc
3 Defisit volume - Melayani pemberian minum peroral
cairan berhubungan (susu 250 cc)
dengan Kehilangan - Mengobservasi masukan dan haluaran
mekanisme regulasi cairan
- Mengobservasi keadaan umum pasien
- Mengobservasi jumlah dan warna
urin
- Mengobserfasi TTV
- Mengobservasi jumlah dan warna
urin
- Melayani pemberian minum per NGT
- Mengobserfasi TTV
- Mengobservasi jumlah dan warna
urin pasien
- Melayani pemberian minum per NGT
4 Kerusakan integritas - Menghindari kerutan pada tempat
kulit berhubungan tidur
dengan tirah baring - Menjaga agar kulit tetap dalam keadan
lama kering
- Mengganti posisi tidur pasien
(ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali
- Memonitir kulit akan adanya kemerahan
- Merubah posisi pasien
- Merapikan tempat tidur pasien
- Merawat luka decubitus pasien
- Merubah posisi pasien
- Merawat luka decubitus
- Merawat luka decubitus pasien
- Merubah posisi tidur pasien
- Mengobservasi TTV
5 Defisit perawawatan - Memandikan pasien
diri - Menggunting kuku pasien
berhubungan dengan - Membersihkan mulut pasien
Kelemahan fisik - Merapikan tempat tidur pasien
- Memandikan pasien
- Membersihkan mulut pasien
- Mengukur TTV
F. Evaluasi keperawatan
No Diagnosa Hari/Tgl/ jam Evaluasi
keperawatan
1 Bersihan jalan Senin,25 Maret S: Keluarga mengatakan
napas tidak 2020 mengerti tentang tujuan
efektif berhubungan (13.20) dan manfaat tindakan
dengan penumpukan suction.
sekret di jalan nafas O: Ku:lemah (tampak sakit
berat),kesadaran menurun
(coma) keluarga menerima
penjelasan tentang
suction,terdengar bunyi
nafas weezing,
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Selasa,26 S:
Maret O : Keadaan umum
2020 (14.00) lemah.tingkat kesadaran
coma.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Rabu,27 Maret S:
2020 O: Terdengar bunyi
(12.00) weezing,RR 28x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Kamis,28 S:
Maret O : Pasien masih terlihat
2020 (12.00) sesak,terdengar bunyi
weezing dan rr 28x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Selasa,26 S:
Maret O : Pasien masih belum bisa
2020 (12.00) makan per oral,hanya
bisa makan dan minum
melalui selang NGT.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Rabu,27 S:
Maret2020 O : Pasien nampak
(12.00) lemah,mukosa bibir
kering,kulit kering
A : Masalh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Kamis,28
Maret S:
2020 (12.00) O : Pasien masih belum bisa
makan per oral,hanya bisa
makan dan minum
melalui selang NGT.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Selasa,26 S:
Maret O :Pasien nampak
2020 (12.00) pucat,membran mukosa
kering,kulit keringturgor kulit
jelek
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
Rabu,27 S:
Maret2020 O : Pasien nampak
(12.00) pucat,membran mukosa
kering,kulit keringturgor kulit
jelek
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
S :-
O :Keadaan umum
Kamis,28 lemah,jumlah urin output 200
Maret cc,warna kuning pekat.
2020 (12.00) A :Masalah belum tertasi
P :Lanjutkan intervensi
4 Kerusakan Senin,25 S:
integritas kuli Maret2020 O :Terdapat luka pada
berhubungan (13.20) punggung pasien
dengan tirah A :Masalah belum teratasi
baring lama P :Lanjutkan itervensi
S:
Selasa,26 O :Nampak luka pada bagian
Maret punggung pasien
2020 (14.00) A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
Rabu,27 S:
Maret2020 O :Nampak luka pada bagian
(12.00) punggung pasien
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
S:
Kamis,28 O :Terdapat luka pada
Maret punggung pasien
2020 (12.00) A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan itervensi
Defisit Senin,25 Maret S:
perawawatan diri 2020 O :Pasien nampak bersih,kuku
berhubungan (13.40) kaki dan kuku tangan pasien
dengan nampak bersih,mulut pasien
Kelemahan fisik nampak bersih.
A :Masalah teratasi
P :Pertahankan intervensi
Selasa,26 S:
Maret O : Pasien nampak
2020 (13.40) bersih,kuku kaki dan kuku
tangan pasien nampak
bersih,mulut pasien nampak
bersih.
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker kolorekral (colo-rectal carcinoma ) atau biasa disebut sebagai kanker
usus besar merupakan suatu tumor ganas terbanyak diantara tumor lainnya yang
menyerang saluran pencernaan. Lebih dari 60 persen tumor ganas kolorektal
berasal dari colon dan rectum.Colon merupakan bagian dari usus besar yang
terletak di atas pinggul.Rectum merupakan bagian 15 cm terakhir dari usus besar
dan terletak di dalam rongga panggul di tengah tulang pinggul.Colon dan rectum
adalah bagian dari usus besar pada system pencernaan yang disebut dengan
traktus gastrointestinal. Traktus gastrointestinal berfungsi sebagai penghasil
energy bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak diperlukan tubuh
B. Saran
Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami dan
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat
dilakukan jika menderita ca. kolorekral dan tindakan yang dilakukan untuk
mencegah penyakit ca. kolorekral dengan memakan makanan yang tidak
mengandung zat kimia yang berlebihan dengan mengkonsumsi makanan yang
seimbang
DAFTAR PUSTAKA