Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Banyak kasus yang mengakibatkan kematian terutama oleh kanker.Kanker
adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang
berkembang secara tidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakan bentuk
dan fungsi dari organ sel tersebut untuk tumbuh. Empat belas juta kasus baru
kanker ditemukan pada tahun 2012 didunia dan ditemukan 8,2 juta kematian
akibat kanker dan 32,6 juta pasien kanker di seluruh duniajenis kanker yang
banyak menyerang pria dan wanita adalah kanker prostat dan kanker payudara,
kanker paru dan kanker kolorektal (Pusat data dan informasi Kementrian
Kesehatan RI 2015).
Kanker rectal adalah kanker ketiga yang banyak terjadi didunia dengan
presentasi 9,8% dari jumlah seluruh penderita kanker diseluruh dunia.
Berdasarkan jenis kelamin penderitanya diseluruh dunia kanker kolorektal
menempati posisi ketiga yang umum terjadi pada pria (746.000 kasus atau
sebesar 10%) dan posisi kedua pada wanita (614.000 kasus atau 9,2%).
Prevalensi Kanker Rectal yang makin meningkat diseluruh dunia menjadikanya
masalah kesehatan global yang serius.Pada tahun 2012, diperkirakan
ditemukan1,3 juta kasus baru dan sebanyak 694.000 kasus meninggal dunia
(Brunner & Suddarth; Edisi 8).
Di Indonesia, kanker rectal adalah kanker yang sering terjadi baik pada
pria dan wanita dengan presentase sebesar 11,5% dari jumlh seluruh pasien
kanker. Data kesehatan pada tahun 1996-2000 menunjukan bahwa puncak
insidensi kanker kolorektal di Jakarta terjadi pada usia 40-49 tahun dan 50-
69 tahun. Jumlah kasus dengan umur sekitar 45 tahun sekitar 47,85%kasus
ditemukan di Jakarata. Data lain ditemukan di kota Semarang, insidensi kanker
kolorektal meningkat pada usia 50-60 tahun dengan besar kasus sebesar 35%
(Riskesdas2020).
Penyebab nyata dari kanker rectal tidk diketahui, tetapi faktor resiko telah
teridentifikasi, termasuk riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat
penykit usus inflamasi kronis, dan diet tinggi lemak, protein, dan daging, serta
rendah serat (Brunner & Suddarth; Edisi 8).
Permasalahan terkait dengan kanker rectal perlu mendapat perhatian
khusus dan penanganan yang komprehensif dan efektif.Salah satu bentuk
penanganan yang dapat diberikan adalah memberi asuhan keperawatan. Perawat
perlu memberikan pelayanan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan yang di mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi
keperawatan. Dengan adanya asuhan keperawatan, diharapkan pasien yang
dirawat dengan kanker rectal mencapai status kesehatan yang optimal.
Di sini perawat berperan dalam memberikan layanan on-call, memantau
kondisi dan asupan nutrisi pasien, memberikan arahan dan saran untuk pasien
kanker, memberikan dukungan dan menyediakan fasilitas.

B. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Kanker Rectal

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien Kanker Rectal.
b. Mampu merumuskan diagnosa dan memprioritaskan masalah pada
pasien dengan Kanker Rectal.
c. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan pada pasien
dengan Kanker Rectal.
d. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien dengan Kanker Rectal.

C. Manfaat
1. Sebagai bahan evaluasi sejauh mana kemampuan mahasiswa
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien Kanker Rectal.
2. Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di Rumah Sakit dalam
melakukan tindakan asuhan kep-erawatan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan yang baik khususnya pada pasien dengan Kanker Rectal.
3. Sebagai salah satu sumber literature dalam pengembangan bidang
profesi keperawatan khususnya tentang Kanker Rectal.
4. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta menambah
ketrampilan atau kemampuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dengan Kanker rectal.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Karsinoma Recti (Kanker Recti) adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas
didalam permukaan usus besar atau rectum (Dyayadi,MT,2009).
Karsinoma recti merupakan salah satu dari keganasan pad kolon dan rectum
yang khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat timbulnya di
mukosa/epitel dimana lama kelamaan timbul nekrose dan ulkus (Taufan
Nugroho,2011).
Kanker Recti adalah pertumbuhan sel abnormal atau keganasan atau maligna
pada daerah rectum (Muhammad Shodikin,2011).
Kanker Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rectum(Brunner
&Suddarth,2005).

B. Etiologi
Penyebab Karisinoma Recti masih belum diketahui pasti,namun telah dikenali
beberapa faktor predisposisi.Faktor predisposisi lain mungkin berkaitan dengan
kebiasaan makan.Hal ini karena Karsinoma Recti terjadi serkitar sepuluh kali
lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang mengkonsumsi lebih banyak
makanan mengandung karbohidrat murni dan rendah serat,dibandingkan produk
primitif (Misalnya,di Afrika) yang mengkonsumsi makanan tinggi serat (Lorraine
M.Wilson,2006).
Menurut Brunner & Suddarth, penyebab Karisinoma Recti adalah :
1. Polip di usus (colorectal polyps)
Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rectum,dan sering
trjadi pada orang berusia 50 tahun keatas.sebagian besar polips bersifat jinak
(bukan kanker),tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.
2. Colitis ulcerativa atau penyakit crohn
Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon
(misalnya Colitis ulcerativa atau penyakit crohn) selama bertahun- tahun
memiliki resiko yang lebih besar.

3. Riwayat kanker pribadi


Orang sudah pernah terkena kanker kolorectal dapat terkena kanker
kolorectal untuk kedua kalinya.selain itu,wanita dengan riwayat kanker
diindung telur,uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkay
resiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker kolorektal.

4. Riwayat kanker kolorektal pada keluarga


Jika anda mempunyai riwayat kanker kolorektal pada
keluarga,maka kemungkinan nada terkena penyakit ini lebih
besar,khususnya jika saudara anda terkena kanker pada usia muda.

5. Faktor gaya hidup


Orang yang merokok,atau menjalani pola makan yang tinggi lemak
dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat resiko yang lebih
besar terkena kanker kolorektal pada mereka yang berusia lebih tua.lebih
dari 90% orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50
tahun keatas.

C. Patofisiologi
Karisinoma Recti terutama (95%) adenokarisinoma (muncul dari
lapisan epitel usus).Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas
dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam
struktur sekitarnya.Sel kanker deapat terlepas dari tumor primer dan
menyebar kebagian tubuh yang lain (paling sering ke hati). Aparies, 2013.
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi
penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus
serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan
abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain. Prognosis relativ baik
bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseks dilakukan,
dan jauh lebih jelek telah terjadi mestatase ke kelenjr limfe (Japaries,
2013).
Patway :
Diyono, Japaries, Kumar dkk, Muttaqin (2013).
D. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker,tahap penyakit,dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi.Gejala paling menonjol
adalah perubahan kebiasaan defekasi.Pasase darah dalam feses adalah
gejala paling umum.Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak
diketahui penyebabnya,anoreksia,penurunan berat badan,dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah
nyeri dangkal abdomen dan melena (feses berwarna hitam).Gejala yang
sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan
dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram,penipisan feses,konstipasi dan
distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses.Gejala yang
dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi,konstipasi dan diare bergantian,serta feses berdarah.

E. Klasifikasi
Dokter membagi kanker colorectal berdasarkan stadium berikut:
1. Stadium 0 : kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau
rektum.Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal
stadium 0
2. Stadium I : Tumor telah tumbuh kedinding dalam kolon atau rektum.Tumor
belum tumbuh menembus dinding.
3. Stadium II : Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding
kolom atau rektum.Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan
disekitarnya, tapi sel-sel kanker belu menyebar ke kelenjar getah bening.
4. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar pada mereka yang berusia
tua. Lebih dari 90% orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah
usia 50 tahun ke atas.
5. Stadium IV : kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain,misalnya hati
atau paru-paru.
6. Kambuh : Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh
kembali setelah periode tertentu,karena kanker itu tidak
terdeteksi.Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum,atau
dibagian tibuh yang lain.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur dignostik utama dan dapat dilakukan
dengan sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau dengan
kolonoskopi total.

2. Enema barium dengan kontras ganda


Pemeriksaan enema barium yang dipilih adalah dengan kontras
ganda karena memberikan keuntungan seperti tingkat kberhasilanya
sangat tinggi.

3. CT colonography (pneumocolon CT)


Keunggulan CT colonography adalah:memiliki sensifitas tinggi di
dalam mendiagnosis KKR dan dapat memberikan informasi keadaan
diluar kolon, termasuk untuk menentukan stadium melalui penilaian invasi
lokal, metastasis hepar, dan kelenjar getah bening.

G. Trend an Issu Kanker Kolorektal


Kanker merupakan salah satu penyakit tak menular yang mematikan di
seluruh dunia, selain penyakit jantung dan stroke. Penyakit kanker terjadi
ketika ada sel abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tak terkendali,
dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, sebanyak
8,8 juta orang di seluruh dunia meninggal dunia akibat kanker. Sementara
di Indonesia, prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur
sebesar 1,4 persen atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.
Salah satu jenis kanker yang menyumbang angka penderitanya
terbanyak adalah kolorektal.Kanker ini menyerang jaringan usus besar
(kolon) dan rektum atau bagian usus paling bawah sampai anus.
Data dari Globacan 2012 mengungkap, kanker kolorektal menjadi
jenis kanker keempat terbanyak dengan jumlah kasus baru sebanyak
17/100.000 penduduk atau sekira 1,3 juta dan menyebabkan 694 ribu
kematian.
Di Indonesia sendiri, kasus kanker kolorektal tertinggi terjadi pada
pria, yakni 16/100.000 dengan kematian 10/100.000 penduduk."Dulu
kanker kolorektal itu tidak ada.Sekarang, peningkatan ekonomi cenderung
membuat masyarakat makan berlebih, mendapat kalori yang banyak,
lemak banyak, dan obesitas mendadak. Kegemukan tiba-tiba ini bisa
membantu pertumbuhan sel kanker," kata Pakar Onkologi sekaligus Ketua
Perhimpunan Onkologi Indonesia Dr. Aru Wicaksono Sudoyo di acara
Konferensi Hari Kanker Indonesia di Gedung Kementerian Kesehatan RI,
Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2018).
Ada sederet faktor mengapa kanker kolorektal bisa terjadi. Selain
karena faktor usia 50 tahun ke atas, ada pula karena faktor gaya hidup. Di
antaranya pola makan tak sehat, sering makan daging olahan, kurang serat,
kurang aktivitas fisik, merokok, minum-minuman alkohol, dan menderita
gangguan pencernaan berulang."Dengarkan tubuh kita sendiri. Tandanya
apasih? Satu, kalau merasa lelah yang nggak hilang-hilang itu juga
biasanya kurang darah.Kedua, pola buang air besar yang berbeda-
beda.Ketiga, ada rasa perut tidak enak, nyeri, kembung.Satu lagi, tentunya
ada pendarahan dari dubur," jelas Dr. Aru.
Pendarahan dari dubur, sambung dia, 85 persen bisa terjadi karena
wasir.Tetapi tidak menutup kemungkinan ada tumor di dalam organ tubuh
yang menyebabkan kanker kolorektal."Cek ke dokter, tes darah sama pada
feses," imbuhnya.Namun, kanker kolorektal ini bisa dicegah dengan cara
mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah. Di antaranya melakukan
pola makan sehat, mempertahankan berat badan ideal, berhenti merokok
dan hindari asap rokok, rutin berolahraga, serta mengurangi konsumsi
alkohol.
Adapun beberapa trend cara untuk menangani kolorektal antara
lain sebagai berikut:
1. Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah perangkat skrining yang efektif untuk kanker
kolorektal, karena dapat memeriksa apakah ada yang tidak normal di
dalam usus besar dan rectum.Sebagai prosedur yang aman dan nyaman,
kolonoskopi dapat dilakukan dalam satu hari dan tidak membutuhkan
rawat inap di rumah sakit.
Pada malam sebelum kolonoskopi atau bahkan pad pagi di hari
kolonoskopi, pasien harus minum sebuah cairan untuk membersihkan tinja
dari dalam ususnya.Prosedur dilakukan dengan pasien dalam keadaan
disedasi dan tidur dengan nyaman tidak perlu dilakukan bius umum.Risiko
kolonoskopi bersifat minimal pendarahan atau perforasi usus namun risiko
terjadinya hanyalah satu banding 1000.

2. Operasi Laparoskopi
Operasi laparoskopi cepat menjadi metode terpilih untuk operasi
bahkan operasi laparoskopi kini dikenal sebagai “standar emas” untuk
operasi kolorektal di Negara-negara maju.
Dibandingkan dengan operasi terbuka,irisan yang lebih kecil pada
operasi laparoskopi berarti lukanya lebih kecil dan nyeri yang dialami juga
lebih sedikit.Organ-organ bagian dalam juga lebih sedikit terpapar dengan
lingkungan karam operasi yang dingin, sehingga mengurangi risiko
terjadinya infeksi dan memungkinkan pasien untuk lebih cepat makan
setelah operasi.
Sama seperti operasi besar lainnya, terdapat risiko seperti misalnya
pendarahan dan infeksi.Ada pula risiko yang rendah untuk terjadinya
kebocoran pada bagian usus yang terhubung, yang dapat membutuhkan
perubahan menjadi operasi terbuka konvensional.

3. Intervensi
Sebenarnya, intervensi merupakan terapi.Namun yang membedakan
dengan kemoterapi konvensional, pada metode ini obat yang digunakan
langsung mengarah ke pusat sel-sel kanker lewat proses
kateterisasi.Metode ini yang di miliki St.Stamford Modern Cancer
Hospital Guangzhou.
Metode intervensi ini juga disebut sebagai kemo bertarge, karena
dilakukan berkali-kali hingga sel-sel kanker mengecil bahkan
hilang.Dengan cara kerja seperti itu, maka efek obat tidak mempengaruhi
bagian tubuh lainnya yang sehat, sebagaimana kerap terjadi pada
kemoterapi konvensional.
4. Imunoterapi
Imunoterapi merupakan terapi biologis dengan cara mengambil darah
pasien dan dikembangbiakkan Natural Killer Cell (NK Cell). NK Cell
merupakan teknologi yang mampu membersihkan sel kanker dalam tubuh
hingga ke pembuluh darah.
Selanjutnya,darah pasien yang dikembangbiakkan tadi kembali
disuntukkan ke dalam tubuh pasien.Tak hanya mematikan sel tumor secara
langsung, metode tersebut dapat pula merangsang tumbuhnya sel-sel
kekebalan tubuh yang berguna melawan sekaligus mencegah risiko
timbulnya kanker kembali.
Apalagi, nila imunoterapi diombinasikan dengan terapi intevensi maka
hasil pengobatan kanker kolorektal aakan lebih maksimal.

5. Cryosurgery
Metode ini memanfaatkanperalatan khusus seperti jarum, mesin
pencitraan, dan dua jenis gas.Cara kerjanya, dengan menggunakan
jarum,gas argon bersuhu kurang lebih 160 derajat celcius disuntikkan ke
sel kanker hingga beku menyurapai bola es.
Sel kanker yang beku tadi kemudian dipanaskan dengan gas helium
bersuhu lebih dari 40 derajat celcius hingga mati.Metode cryosurgery ini
dianggap lebih efektif mengobati kanker karena tidak membutuhkan
pembedahan besar seperti operasi konvensional.
Bahkan, waktu yang dihabiskan untuk menjalani pengobatanpun
terbilng cukup singkat, padahal stadiumnya cukup tinggi.
6. Regorafenib
Regorafenib merupakan satu-satunya pengobatan oral untuk kanker
kolorektal bagi stadium lanjut yang sudah refrakter dengan pengobatan
standar dan terapi target yang bekerja menghambat beberapa target kinase
seperti tumorigenase, angiogenase dan lingkungan mikro tumor.Di
samping itu, Regorafenib memungkinkan untuk dilakukan terapi oral
tunggal dengan pemberian obat atau substansi yang dapat menghambat
pertumbuhan dan penyebaran kanker dengan menghambat molekul
spesifik yang terlibat dalamnya.
Terapi target bekerja menghambat sinyal-sinyal antar sel agar sel tidak
mendapatkan asupan.Pemakaian obat pada terapi Regorafenib
menimbulkan efek smping antara lain berupa rasa lelah, kenaikan tekanan
darah, diare, kulit kemerahan, mual, sariawan dan menurunkan
trombosit.Keika keluhan tersebut muncul, maka dosis obat di turunkan
terlebih dahulu.

7. Ginseng
Menurut sebuah penelitian, tinngi konsentrasi dari antioksidan di
ginseng langsung menghambat proliferasi sel kanker.Dan bahkan dapat
menginduksi apoptosis (kematian sel otomatis) pada sel kanker.

8. Bawan Putih
Bawang putih direkomendasikan Michael J. Wargovich dalam sebuah
penelitian di Carcinogenesis Integrative Cancer Research
Journal.Penelitian tersebut menyatakan bahawa bawang putih
mengandung bahan aktif allicin yang kuat yang dapat digunakan untuk
mencegah penyebarann sel kanker dan meemperbaiki kerusakan
jaringan.Bawang putih juga dapat menetralkan sel kanker tanpa merusak
sel sehat di sekitarnya.

9. Minyak Biji Rami


Sebuah studi yang diterbitkan oleh tim peneliti Kanada menyatakan
bahwa minyak rami adalah kaya asam lemak omega-3.Omega-3
merupakan bentuk dari kolesterol baik yang mengurangi atau menghambat
molekul proinflamasi di seluruh tubuh, termasuk usus besar, sehingga
mencegah penyebaran kanker.

10. Bluberi
Sebuah penelitian menyatakan bahwa bluberi adalah cawan antioksida,
yang semuanya dapat memiliki positif pada sel kanker dan kekuata system
kekebalan tubuh.

11. Bayam
Sifat bayam yang padat nutrisi, serta kandungan seratnya yang tinggi,
menjadikannya obat yang ideal untuk kanker usus besar.

12. Minyak Zaitun


Minyak nabati adalah obat yang baik karena kandungan fenoliknya
yang kaya yang berfungsi untuk menghilangkan kanker.
Para peneliti dari Harvard School Of Public Health menerbitkan
sebuah studi yang menyakatan produksi enzim penting dalam usus untuk
meningkatkan penyerapan nutrisi dan melidungi terhadap invasi kanker.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.U
Umur : 52 Tahun
Alamat : Matang Bayu
Suku : Aceh
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Kanker Kolorektal

Penaggung Jawab
Nama : Ny.M
Hubungan Dengan Pasien : Anak Kandung

2. Keluhan Utama
Keluhan utama Klien mengatakan diantar ke rumah sakit karena
merasa lemah seluruh badan dan tidak ada keinginan untuk makan dan
BAB berwarna hitam serta sakit di area anus.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Riwayat keluhan utama keluarga pasien mengatakan pasien datang
dengan keluhan lemas seluruh badan sejak dua hari sebelum masuk
Rumah Sakit serta tidak ada nafsu makan dan BAB dengan konstensi
cair.Kemudian pada tanggal 11 Maret2020 keluarga mengantarkan pasien
ke Rumah Sakit.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah
mengalami penyakit yang sama.
5. Pemeriksaaan Fisik
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik hasil yang didapatkan yaitu:
kesadaran semi coma dengan GCS : ( E/M/V ) 2/1/1. Pasien tampak sakit
berat. Pasien nampak lemah, konjungtifa anemis, membran mukosa pucat
dan konjungtifa nampak anemis, tonus otot jelek, kulit kering terdapat
luka dibagian punggung belakang pasien. Pasien juga nampak kotor,
kuku kaki dan kuku tangan nampak kotor dan panjang.

6. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


Tanda-tanda Vital :
 TD :130/80 mmHg.
 Pernapasan :28x/menit.
 Nadi :90x/menit.
 suhu tubuh :37 0C.

Bagian Dada :
 Inspeksi :Simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi
dinding dada.
 Palpasi :Saat bernapas teraba simetris, tidak ada massa, pernapasan
cepat dan dalam.

Bagian Abdomen :
 Inspeksi :Warna kulit putih,ada luka dibagian punggung pasien.
 Auskultasi :Suara bising usus 20x/menit. Perkusi: Suara timpani dan
ada acites.
 Palpasi :tidak ada pembesaran hepar dan tidak ada distensi abdomen.
 Ekstremitas :Terpasang infus di tangan kanan, dan ada edema pada tangan
kiri.
 Integumen :Ada ulkus decubitus di bagian punggung pantat, serta turgor
kulit tidak elastis.
 Genitalia :Terpasang pempers dan kateter atau penampung urin
Data Laboratorium dan Diagnostik
 HB 8,7 gr%
 MCV 23.5 L
 MCH 24.4 H
 RDW-SD 64.5 H
 Jumlah lekosit 13.45
 Glukosa sewaktu 285 H
 Jumlah neutrofil 10.94 H
 Jumlah monosit 1.13 H
 Jumlah trombosit 425 H
 MPV 8.9 L
 PCT 0.38 H

Penatalaksanaan Pengobatan
 Ranitidin 2x1
 Omeperazol 2x1
 Kalnex 3x1
 Lefofloxcai 1x750 mg
 Paracetamol infuse 3x1

Untuk menemukan masalah yang terjadi pada klien maka perlu


dilakukan analisa data yang telah diperoleh diperoleh melalui pengkajian
(wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang) yang
dilakukan pada tanggal 25 Maret2020.Dari data-data itu dapat dirumuskan
masalah keperawatan yaitu :
B. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
1 Do : Penumpuka Bersihan
Ds :Pasien nampak n sekret jalan
menggunakan alat di jalan nafas napas tidak efektif
bantu pernapasan
(oxigen masker 6
liter per
menit),terdengar
bunyi weezing saat
pasien bernapas.
Hasil pengukuran
TTV, TD :130/80
mmhg, RR:
28x/menit, suhu: 37,oc,
nadi: 90x/menit.
2 Do : Keluarga pasien Kurang Ketidakseimbangan
mengatakan pasien tidak asupan nutrisi kurang dari
bisa makan melalui oral makanan kebutuhan
karena saat ini pasien tubuh
dalam kondisi tidak
sadar,pasien hanya bisa
makan yang di berikan
melalui selang NGT.

Ds : Pasien nampak
lemah,konjungtifa
anemis,membran
mukosa dan
konjungtifa nampak
pucat,tonus otot
jelek,saat ini pasien
terpasang alat bantu
makan (NGT), HB
8,7 gr%

3 Ds : Kehilangan Defisit
mekanisme volume
Do :Pasien nampak regulasi Cairan
lemah,kulit nampak
kering,membran mukosa
nampak kering dean turgor
kulit jelek.
Hasil pengukuran TTV,
TD:130/80 mmhg, RR:
28x/menit, suhu: 37,0c,
nadi: 90x/menit.
4 Do :Keluarga pasien Tirah baring lama Kerusakan
mengatakan pasien tidak integritas kulit
pernah bangun dari tempat
tidur,dan pasien hanya
berbaring diatas tempat
tidur setiap harinya,dengan
posisi terlentang terus.

Ds :Pasien nampak lemah


dan hanya terbaring diatas
tempat tidur,terdapat luka di
bagian punggung pasien
(grade 1).
5 Do :Keluarga pasien Kelemahan fisik Defisit
mengatakan selama sakit perawatan
pasien belum pernah mandi. diri
Ds :Pasien nampak lemah
dan hanya terbaring diatas
tempat tidur,kuku pasien
nampak panjang dan
kotor,mulut nampak
kotor.pasien tidak mampu
untuk mandi,makan serta
berpakyan secara mandiri.

C. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan Penumpukan sekret
di jalan nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denganKurang asupan makanan
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan Kehilangan mekanisme regulasi
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kelemahan fisik

D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
NOC NIC
keperawatan
1 Bersihan jalan napas - Respiratory status 1. Pastiakan
tidak :Ventilation kebutuhan
efektif berhubungan - Respiratory status: oral/tracheal
dengan Penumpukan Airway patency suctionin
sekret di jalan nafas - Aspiration control. 2. Informasikan
Kriteria hasil : kepada klien dan
1. Mendemonstrasi kan keluarga tentang
batuk efektif dan suara suctioning
napas yang bersih,tidak 3. Minta klien napas
da sianosis dan dyspneu dalam sebelum
(mampu mengeluarkan dilakukan
seputum,mampu bernafas 4. Monitor status
dengan mudah) oksigen pasien
2. Menunjukan 5. Posisikan pasien
jalan nafas yang paten untuk
(klien tidak merasa memaksimalkan
tercekik, irama dan ventilasi
frekuensi pernapasan 6. Keluarkan sekret
dalam rentang dengan batuk atau
normal,tidak ada suara suction
napas yang abnormal). 7. Auskultasi suara
nafas catat adanya
suara tambahan
2 Ketidakseimbangan - Nutritional - Nutrition
nutrisi status :food and management
kurang dari kebutuhan fluid intake 1. Kaji adanya
tubuh berhubungan Kriteria hasil : alergi makanan
dengan Kurang 1. Adanya peningkatan 2. Kolaborasi dengan
asupan makanan berat badan sesuai ahli gizi
dengan tujuan untuk menentukan
2. Berat badan ideal jumlah kalorti dan
sesuai dengan tinggi nutrisi yang
badan dibutuhkan pasien
3. Mampu 3. Anjurkan pasien
mengidentifikasi untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan
4. Tidak ada tanda- intake makanan
tanda malnutrisi 4. Anjurkan pasien
5. Tidak terjadi untik
penurunan berat meningkatkan
badan yang berarti protein dan
vitamin C
5. Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
6. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
7. Monitor adanya
penurunan berat
badan
8. Catat adanya
edema,hiperem
ik,hipertonik,p
apilia lidah
3 Defisit volume - Fluid balance - Fluid management
cairan berhubungan - Nutrition status 1. Timbang popok
dengan :food and fluid atau pembalut
Kehilangan intake Kriteria hasil joka diperlukan.
mekanisme regulasi 1. Mempertahanka n urine 2. Pertahankan
output sesuai dengan catatan intake
usia dan BB,BJ normal. dan output
2. Tekanan darah,nadi,suhu yang akurat.
tubuh dalam batas 3. Monitor status
normal hidrasi
3. Tidaka ada tanda- (kelembaban
tanda dehidrasi,turgor membran
kulit baik,membran mukosa,nadi
mukosa lembab,tidak adekuat,tekan
ada rasa haus yang darah ortostatik).
berlrbihan. 4. Monitor vital
sign.
5. Berikan diuretik
sesuai instruksi.
6. Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output.
4 Kerusakan integritas - Tissue integrity :Skin - Pressure
kulit and mucous Management
berhubungan dengan membranes 1. Anjurkan pasien
tirah baring lama Kriteria hasil : untuk
1. Integritas kulit yang menggunakan
baik bisa dipertahankan pakayan yang
(sensasi,elastisist longgar
as,temperatu,hidr 2. Hindari kerutan
asi,pigmentasi pada tempat tidur
2. Tidak ada luka/lesi 3. Jaga kebersihan
pada kulit kulit agar tetap
3. Perfusi jaringan baik bersih dan kering
4. Mampu melindungi kulit 4. Mobilisasi pasien
dan (ubah posisi
mempertahankankelemba pasien) setiap 2
ban kulit dan perawatan jam sekali
alami 5. Monitir kulit akan
adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau
minyak/baby oil
pada daerah yang
tertekan
7. Monitor aktifitas
dan mobilisasi
pasien
8. Monitor status
nutrisi pasien
5 Defisit perawawatan Self care :actifity of daily - Self care assistane
diri berhubungan living (ADLs) :ADLs
dengan Kriteria hasil: 1. Monitor
Kelemahan fisik 1. Klien terbebas dari bau kemampuan klien
badan untuk perawatan
2. Menyatakan kenyamanan diri yng mandiri
terhadap kemampuan 2. Monitor
untuk melakukan ADLs kebutahan
3. Dapat melakukan ADLs klien untuk
dengan bantuan alat-alat bantu
untuk kebersihan
diri,berpakyan,
toyleting dan
makan.
3. Sediakan bantuan
sampai klien
mampu secara
utuh untuk
melakukan self
care
4. Dorong klien
untuk melakukan
aktifats sehari-
hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki
5. Dorong untik
melakukan secara
mandiri,tapi
beri bantuan
ketika klien
tidak mampu
melakukanya
6. Ajarkan
klien/keluarga
untuk mendorong
kemandirian,untk
memberikan
bantuan hanya
jika pasien
tidak mampu
untuk
mrlakukanya
E. Implementasi keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tindakan
1. Bersihan jalan napas - Memberikan Informasi kepada klien
tidak efektif dan keluarga tentang suctioning
berhubungan dengan - Memonitor status oksigen pasien
penumpukan sekret di - Mendengar suara nafas dan mencatat
jalan nafas adanya suara tambahan
- Mengobservasi kebutuhan oxigen
pasien (oxsigen masker 6 liter per menit)
- Mengauskultasi bunyi nafas pasien
- Mengatur posisi pasien (posisi semi
fowler)
- Mengobservasi kebutuhan oxigen
pasien (oxsigen masker 6 liter per menit)
- Mengauskultasi bunyi nafas pasien
- Mengatur posisi pasien (posisi semi
fowler)
- Menghitung RR pasien
- Mendengar bunyi napas pasien
- Mengatur posisi pasien (posisi semi
fowler)
2 Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya edema,
nutrisi kurang dari hiperemik, hipertonik, papilia lidah
kebutuhan tubuh - Melayani pemberian susu per NGT
berhubungan dengan 300cc
Kurang asupan makanan - Menghitung tetesan infus
- Melayani injeksi Iv
- Melayani pemberian minum per
- NGT 250 cc
- Merawat selang NGT
- Mengobservasi tanda-tanda vital
- Melyani pemberian minum (susu)
per NGT 250 cc
- Melyani pemberian minum (susu)
per NGT 250 cc
3 Defisit volume - Melayani pemberian minum peroral
cairan berhubungan (susu 250 cc)
dengan Kehilangan - Mengobservasi masukan dan haluaran
mekanisme regulasi cairan
- Mengobservasi keadaan umum pasien
- Mengobservasi jumlah dan warna
urin
- Mengobserfasi TTV
- Mengobservasi jumlah dan warna
urin
- Melayani pemberian minum per NGT
- Mengobserfasi TTV
- Mengobservasi jumlah dan warna
urin pasien
- Melayani pemberian minum per NGT
4 Kerusakan integritas - Menghindari kerutan pada tempat
kulit berhubungan tidur
dengan tirah baring - Menjaga agar kulit tetap dalam keadan
lama kering
- Mengganti posisi tidur pasien
(ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali
- Memonitir kulit akan adanya kemerahan
- Merubah posisi pasien
- Merapikan tempat tidur pasien
- Merawat luka decubitus pasien
- Merubah posisi pasien
- Merawat luka decubitus
- Merawat luka decubitus pasien
- Merubah posisi tidur pasien
- Mengobservasi TTV
5 Defisit perawawatan - Memandikan pasien
diri - Menggunting kuku pasien
berhubungan dengan - Membersihkan mulut pasien
Kelemahan fisik - Merapikan tempat tidur pasien
- Memandikan pasien
- Membersihkan mulut pasien
- Mengukur TTV
F. Evaluasi keperawatan
No Diagnosa Hari/Tgl/ jam Evaluasi
keperawatan
1 Bersihan jalan Senin,25 Maret S: Keluarga mengatakan
napas tidak 2020 mengerti tentang tujuan
efektif berhubungan (13.20) dan manfaat tindakan
dengan penumpukan suction.
sekret di jalan nafas O: Ku:lemah (tampak sakit
berat),kesadaran menurun
(coma) keluarga menerima
penjelasan tentang
suction,terdengar bunyi
nafas weezing,
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Selasa,26 S:
Maret O : Keadaan umum
2020 (14.00) lemah.tingkat kesadaran
coma.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Rabu,27 Maret S:
2020 O: Terdengar bunyi
(12.00) weezing,RR 28x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Kamis,28 S:
Maret O : Pasien masih terlihat
2020 (12.00) sesak,terdengar bunyi
weezing dan rr 28x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

2. Ketidakseimbangan Senin,25 S: Keluarga pasien


nutrisi Maret2020 mengatakan saat ini
kurang dari (12.30) pasien hanya bisa makan
kebutuhan tubuh dan minum melalui
berhubungan selang NGT
dengan Kurang O : Ku:lemah,makan minum
asupan makanan per NGT
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Selasa,26 S:
Maret O : Pasien masih belum bisa
2020 (12.00) makan per oral,hanya
bisa makan dan minum
melalui selang NGT.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Rabu,27 S:
Maret2020 O : Pasien nampak
(12.00) lemah,mukosa bibir
kering,kulit kering
A : Masalh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Kamis,28
Maret S:
2020 (12.00) O : Pasien masih belum bisa
makan per oral,hanya bisa
makan dan minum
melalui selang NGT.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

3. Defisit volume Senin,25 S :-


cairan Maret2020 O : Keadaan umum
berhubungan (13.00) lemah,jumlah urin output 200
dengan Kehilangan cc,warna kuning pekat.jumlah
mekanisme regulasi cairan input,susu 250 cc,infus
500 cc/24 jam,dan jumlah
cairan output,urin 300 cc/24
jam
A : Masalah belum tertasi
P : Lanjutkan intervensi

Selasa,26 S:
Maret O :Pasien nampak
2020 (12.00) pucat,membran mukosa
kering,kulit keringturgor kulit
jelek
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi

Rabu,27 S:
Maret2020 O : Pasien nampak
(12.00) pucat,membran mukosa
kering,kulit keringturgor kulit
jelek
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi

S :-
O :Keadaan umum
Kamis,28 lemah,jumlah urin output 200
Maret cc,warna kuning pekat.
2020 (12.00) A :Masalah belum tertasi
P :Lanjutkan intervensi
4 Kerusakan Senin,25 S:
integritas kuli Maret2020 O :Terdapat luka pada
berhubungan (13.20) punggung pasien
dengan tirah A :Masalah belum teratasi
baring lama P :Lanjutkan itervensi

S:
Selasa,26 O :Nampak luka pada bagian
Maret punggung pasien
2020 (14.00) A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi

Rabu,27 S:
Maret2020 O :Nampak luka pada bagian
(12.00) punggung pasien
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi

S:
Kamis,28 O :Terdapat luka pada
Maret punggung pasien
2020 (12.00) A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan itervensi
Defisit Senin,25 Maret S:
perawawatan diri 2020 O :Pasien nampak bersih,kuku
berhubungan (13.40) kaki dan kuku tangan pasien
dengan nampak bersih,mulut pasien
Kelemahan fisik nampak bersih.
A :Masalah teratasi
P :Pertahankan intervensi

Selasa,26 S:
Maret O : Pasien nampak
2020 (13.40) bersih,kuku kaki dan kuku
tangan pasien nampak
bersih,mulut pasien nampak
bersih.
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker kolorekral (colo-rectal carcinoma ) atau biasa disebut sebagai kanker
usus besar merupakan suatu tumor ganas terbanyak diantara tumor lainnya yang
menyerang saluran pencernaan. Lebih dari 60 persen tumor ganas kolorektal
berasal dari colon dan rectum.Colon merupakan bagian dari usus besar yang
terletak di atas pinggul.Rectum merupakan bagian 15 cm terakhir dari usus besar
dan terletak di dalam rongga panggul di tengah tulang pinggul.Colon dan rectum
adalah bagian dari usus besar pada system pencernaan yang disebut dengan
traktus gastrointestinal. Traktus gastrointestinal berfungsi sebagai penghasil
energy bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak diperlukan tubuh

B. Saran
Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami dan
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat
dilakukan jika menderita ca. kolorekral dan tindakan yang dilakukan untuk
mencegah penyakit ca. kolorekral dengan memakan makanan yang tidak
mengandung zat kimia yang berlebihan dengan mengkonsumsi makanan yang
seimbang
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2005 . Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.Jakarta : EGC


Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi
8.Jakarta :EGC.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2015.

Nanda.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnosa medis Nanda


Nic dan Noc.Jilid 1.Mediaction Jakarta.

Taufan Nugroho. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.Jakarta : EGC.


Lorraine M. Wilson. 2006. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8.Jakarta : EGC.

Mohamad Shodikin,2011. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi


8.Jakarta : EGC.

Diyono.(2013). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai