OLEH KELOMPOK :
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya serta kerja keras penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn. S Dengan Anemia” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan tugas ini,
penulis mendapat banyak bantuan, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada :
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
menempuh pendidikan tinggi di ITEKES Bali.
2. Ibu I G A Puja Astuti Dewi, SKp.,M.Kep selaku Koordinator mata kuliah
Keperawtan Medical Bedah III.
3. Ibu Sri Dewi Megayanti,S.kep.,Ns.,M.Kep.SpKMB selaku dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Medical Bedah III yang memberikan tugas ini.
4. Teman-teman kelas A tk. III atas kerjasama, waktu dan ide-ide yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Penulis
berharap semoga gagasan pada tugas ini dapat bermanfaat bagi pendidikan khususnya pembaca
pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………….....…………1
B. Rumusan Masalah………………………………….....………………...2
C. Tujuan…………………………………………………………………..2
B. Epidemiologi anemia……………………………………………..…...3
D. Patofisiologi. …………………………………………………….……4
E. Klasifikasi anemia………………………………………………….…5
H. Komplikasi anemia……………………………………………….…..8
I. WOC……………………………………………………………….…9
A. Kesimpulan………………………………………………………….54
B. Saran…………………………………………………………………54
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama
negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia
banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja
putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World Health Organization (WHO)
(2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19
tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1%
perempuan (Kemenkes RI, 2013). Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi
anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar
26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia
pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja
putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19- 45 tahun sebesar 39,5%. Wanita
mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri (Kemenkes
RI, 2013).
Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari anemia ?
b. Bagaimana epidemiologi dari anemia ?
c. Apa etiologi dari anemia ?
d. Bagaimana patofisiologi dari anemia ?
e. Bagaimana klasifikasi dari anemia ?
f. Bagaimana gejala klinis dari anemia ?
g. Apa saja pemeriksaan penunjang pada anemia ?
h. Apa saja komplikasi dari anemia ?
i. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien anemia ?
Tujuan
1. Tujuan umum:
Untuk mengetahui tentang penyakit anemia dan asuhan keperawatan pada pasien
anemia
b. Epidemiologi anemia.
d. Patofisiologi.
e. Klasifikasi anemia.
h. Komplikasi anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Anemia.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan / atau hitung eritrosit lebih
rendah dari nilai normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl (normal : 14 –
16 g/dl) dan Ht < 40 % (normal : 40 – 48 vol %) pada pria atau Hb < 12 g/dl
(normal : 12 – 14 g/dl) dan Ht < 37% (normal : 37- 43 vol %) pada wanita (Mnsjoer,
2001).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass)
dan atau massa hemoglobin sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer ( penurunan oxygen
carrying capacity) ( Lubis, 2006).
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh (Handayani & Haribowo, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hb dan /
atau hitung eritrosit lebih rendah dari nilai normal yaitu Hb < 14 g/dl dan Ht < 40 %
pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan
perifer.
2. Epidemiologi Anemia.
Secara global, prevalensi anemia dari tahun 1993 – 2005 yang dilakukan
oleh WHO mengenai 1, 62 milyar orang. Prevalensi tertinggi pada anak- anak
sebelum sekolah (47, 4 %), dan terendah pada pria (12, 7%). Di Indonesia sendiri,
pada tahun 2006, dilaporkan angka anemia terjadi pada 9.608 ( Lubis, 2006).
3. Etiologi Anemia.
b. Perdarahan
4. Patofisiologi.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
5. Klasifikasi Anemia.
Menurut Mansjoer (2001) klasifikasi anemia yaitu :
Pada anemia hemolitik terjadi penurunn usia sel darah merah ( normal 120 hari).
Anemia terjadi hanya bila sumsum tulang telah tidak mampu mengatasinya
karena usia sel darah merah sangat pendek.
Gejala anemia disebut juga sebagai sindrom anemia atau Anemic syndrome.
Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua
jenis Anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa di
bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme
kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut apabila
diklasifikasikan menurut organ yang terkena adalah :
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan labolatorium
a. Tes penyaring tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen :
kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV dan MCHC), apusan darah tepi.
4. Pemeriksaan sitogenetik
8. Komplikasi Anemia
WOC Anemia
Penurunan Hb
Intoleransi aktivitas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN ANEMIA
DI PADUKUHAN GOMBANG RT 01 DESA TIRTOADI
MELATI SLEMAN YOGYAKARTA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 30 September 2018 pukul 12.30 di Ruang
Mawar RS Pati Rapih dengan metode oservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi
(rekam medis).
I. Identintas Diri Klien Penanggung
jawab
Nama : Tn. S Tn.B
Umur : 63 tahun 35 th
Jenis Kelamin : laki-laki laki-laki
Status Perkawinan : Kawin Kawin
Agama : Islam Islam
Suku : Jawa Jawa
Pendidikan : SD SMA
Alamat : Desa Tirtoadi Desa Tirtoadi
Sumber Informasi : Klien dan anak
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan pasien jarang untuk bermain
dan berekreasi
Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan pasien hanya bisa berada di
tempat tidur dan mengobrol dengan keluarga.
13) Belajar
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan mengerti dengan penyakitnya
Saat Pengkajian :Pasien mengatakan mengerti tentang penyakitnya.
Masalah keperawatan :
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasanya shollat 5 waktu
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan hanya bisa berdoa di tempat tidur.
h) Ukuran lain : BB : 50 kg
TB : 170 cm
LL : 20 cm
2) Kepala
a. Inspeksi : Kulit kepala bersih, tidak ada rambut rontok, warna rambut hitam
dan sedikit putih.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan.
3) Mata
a. Inspeksi : Konjungtiva pucat, sclera putih, adanya lingkar hitam dibawah
mata, reflek pupil baik,
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4) Hidung
a. Inspeksi : Hidung tampak simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada luka.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5) Telinga
a. Inspeksi : Telinga tampak bersih, tidak ada luka.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6) Mulut
a. Inspeksi : Mukosa bibir kering, gusi tidak berdahan, tongsil normal
b. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
7) Leher
a. Inspeksi : Keadaan normal, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembangkakan
8) Thorax
a) Paru-paru
Inspeksi : Tidak ada bekas luka, bentuk dada pasien simetris
Palpasi : Pengembangan dada simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikular
b) Jantung
Inspeksi : Tidak ada bekas luka
Palpasi : Adanya denyut nadi apical
Perkusi : Dullness
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal Reguler
c) Payudara
Inspeksi : Tidak ada bekas luka
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri teka
9) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada jaringan parut
Auskultasi : 20x/menit
Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan di perut
Perkusi : Timfani
10) Genetalia
a. Inspeksi : Persebaran rambut pubis merata, tidak ada luka, tidak ada kutu,
dan tidak terpasang dower cateter
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
11) Anus
a. Inspeksi : Anus Pasien terlihat bersihan dan tidak ada luka
b. Palpasi : Tidak ada benjolan.
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
a. Inspeksi : Tidak ada luka
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b) Ektremitas Bawah
a. Inspeksi : Tidak ada luka
b Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Kekuatan Otot
444 444
444 444
V. Pemeriksaan Penunjang
Hari tanggal Jenis Hasil Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan
Jumat 30 Hemoglobin 7,8 g/dl 11,7-15,5
september 2018
Eritrosit 3,3 106/ul 3,8-5,2
Netrofil 80 50-70
Limfosit 13 25-40
LED
1 jam 115 mm/jam <15
2jam 30 mm/jam <15
MCV 70 fi 82˗92
MCH 26 pg 27˗31
MCHC 30,1 g/dl 32˗36
Pasien tampak
menggunakan otot bantu Dypsnea
nafas
4 DS : Penurunan transport o2 Intoleransi aktivitas
pasien mengeluh lemah dan
mengatakan kepalanya Hipoksia
pusing
pasien mengeluh sesak saat Lemah Lesu
melakukan aktivitas ringan
DO :
pasien dalam beraktivitas
sebagian besar dibantu oleh
keluarganya
VIII. Intervensi
Rencana keperawatan Pada Pasien Tn. S dengan Anemia
Di Ruang Mawar RS Panti Ratih Tanggal 30 september 2018
IX. IMPLEMENTASI
NO Hari/tgl/ Dx Tindakan keperawatan Evaluasi respon paraf
Jam Keperawatan
1 Jumat, 30 1,2 Mengobervasi keadaan DS :pasien mengatakan
september umum pasien kepalanya sangat pusing
2018 DO : keadaan pasien tampak
Jam 12.30 lemah dan terlihat pucat
mengukur intake
Jm 13.30 2 DS :-
makanan dan timbang
DO : TB : 160 cm
berat badan
BB : 55 kg
Jam 15.00 2 berkolaborasi dengan DS :-
ahli gizi untuk DO : pasien tampak
menentukan diet yang kooperatif dalam
tepat bagi pasien menjalankan diet yang
diberikan oleh ahli gizi
menganjurkan pasien
DS :-
untuk menghindari
Jam 15.20 2 DO : pasien kooperatif untuk
makanan yang banyak
melakukan tindakan ini
mengandung gas
dengan tidak mengonsumsi
makanan yang banyak
menganjurkan pasien mengandung gas
untuk meningkatkan
Jam 15.30 2 intake Fe DS :-
DO : Pasien kooperatif untuk
melakukan tindakan ini
dengan mengonsumsi Fe (Zat
Besi)
mengatur posisi pasien
semi fowler DS : pasien mengatakan
Jam 16.25 3 nyaman dengan posisinya dan
sesaknya sedikit berkurang
DO : pasien tampak lebih
rileks dari sebelumnya
delegasi dalam
pemberian oksigen DS : Pasien mengatakan lebih
Jam 16.30 3 nyaman saat dipasangkan
oksigen
DO : pasien tampak lebih
Memonitoring ttv pasien nyaman
Jam 17.40 3 DS : Pasien mengatakan
sesaknya sudah mulai
berkurang
DO : S : 36,5 o C
N : 80x/mnt
RR : 22x/mnt
memberikan KIE TD : 130/60mmHg
tentang cara mengatasi
Jam 17.45 3 sesak DS : pasien mengatakan
mengerti cara mengetasi
sesak
DO : Pasien tampak lebih
mengerti cara mengstasi
menyajikan makanan sesaknya
yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, DS : pasien mengatakan tidak
Jam 18.00 2 tertutup, dan berikan nafsu makan
sedikit sedikit tapi sering DO : pasien
tidakmenghabiskan porsi
berkolaborasikan dengan makanannya
tenaga rehabilitasi medic
dalam merencanakan DS :-
Jam 20.30 4 program terapi yang DO : Pasien tampak tidak
tepat kooperatif pada terapi yang
diberikan
memberikan latihan
gerak aktif dan pasif
DS :-
Jam 21.00 4 DO : pasien tampak tidak
kooperatif dalam latihan
Memberikan KIE gerak aktif dan pasif
tentang cedera yang
mungkin terjadi jika DS : pasien mengatakan
Jam 21.30 4 pasien tersebut mengerti tentang KIE yang
melakukan aktivitas diberikan
yang berlebihan DO : pasien tampak paham
dengan KIE yang diberikan
Monitoring status
dehidrasi pasien
Jam 22.00 1 DS: Pasien mengatakan hanya
minum sekitar 4 gelas sehari
DO: Mukosa bibir pasien
Memonitoring ttv pasien tampak kering
X. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif
2. Evaluasi Sumatif
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh dari hasil wawancara, studi cacatan medis
dan laboratorium pasien anemia diperoleh bahwa masalah keperawatan anemia sesuai
dengan teori yang ada.
Perencaan yang dilakukan pada pasien anemia sesuia dengan teori yang ada dimana ada 4
diagnosa diantaranya: ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, ketidakseimbangan nutrisi
dari kebutuhan tubuh, ketidakefektifan pola nafas dan intoleransi aktivitas. Penatalaksaan
yang dilakukan pada pasien anemia telah sesuaidengan rencana yang ditemukan pada
rencana keperawatan yang telah dibuat evaluasi masalah yang tratsi pada pasien anemia.
B. Saran
1. Kepada perawat ruangan dan mahasiswa
Diharapkan untuk mempertahankan asuhan keperawatan yang sudah dilaksanakan
dengan baik dan tepat mempertahankan teknik keperawatan professional demi
kesembuhan pasien yang dirawat. Masih terdapat masalah keperawatan yang belum
tercapai pada kasus anemia ini. Diharapkan kepada perawat maupun mahasiswa yang
bertugas merawat pasien anemia untuk melalukan perawatannya dengan baik
sehingga tidak terjadi hal yg tidak diinginkan dan mutu pelayanan menjadi lebih baik
2. Kepada pasien anemia dan da kelurga
Diharapkan agar melaksanakan segala petunjuk dari petugas kesehatan dan apabila
sudah diijinkan pulang agar tetap melakukan perawatan dirumah dengan baik dan
pasien diharapkan melakukan control ke poli bedah atau IRD jika terjadi keluhan
seperti kepala pusing, wajah pucat, sesak nafas, detak jantung berdetak cepat.
DAFTAR PUSTAKA