Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. S DENGAN PENYAKIT ANEMIA

OLEH KELOMPOK :

1. NI KOMANG PRIMAYANTI (17C10046)

2. BAGUS WITA DHARMA SUTA A. (17C10047)

3. NI LUH NIA PRATAMI (17C10048)

4. PUTU DIAH PURNAMAWATI (17C10049)

KELAS A TINGKAT III


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya serta kerja keras penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn. S Dengan Anemia” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan tugas ini,
penulis mendapat banyak bantuan, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada :

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
menempuh pendidikan tinggi di ITEKES Bali.
2. Ibu I G A Puja Astuti Dewi, SKp.,M.Kep selaku Koordinator mata kuliah
Keperawtan Medical Bedah III.
3. Ibu Sri Dewi Megayanti,S.kep.,Ns.,M.Kep.SpKMB selaku dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Medical Bedah III yang memberikan tugas ini.
4. Teman-teman kelas A tk. III atas kerjasama, waktu dan ide-ide yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Penulis
berharap semoga gagasan pada tugas ini dapat bermanfaat bagi pendidikan khususnya pembaca
pada umumnya.

Denpasar, 25 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………….....…………1

B. Rumusan Masalah………………………………….....………………...2

C. Tujuan…………………………………………………………………..2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi penyakit anemia………………………………………..…….3

B. Epidemiologi anemia……………………………………………..…...3

C. Etiologi penyakit anemia. ………………………………………….…4

D. Patofisiologi. …………………………………………………….……4

E. Klasifikasi anemia………………………………………………….…5

F. Gejala klinis anemia……………………………………………….….6

G. Pemeriksaan penunjang pada anemia………………………………...7

H. Komplikasi anemia……………………………………………….…..8

I. WOC……………………………………………………………….…9

J. Asuhan Keperawatan yang diberikan pada klien dengan anemia…...10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………….54

B. Saran…………………………………………………………………54

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama
negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia
banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja
putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World Health Organization (WHO)
(2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19
tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1%
perempuan (Kemenkes RI, 2013). Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi
anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar
26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia
pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja
putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19- 45 tahun sebesar 39,5%. Wanita
mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri (Kemenkes
RI, 2013).

Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh beberapa faktor


diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya seperti vitamin A, C, folat,
riboplafin dan B12 untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam seharinya bisa dilakukan
dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salah satu sumber zat besi yang
mudah diserap, mengkonsumsi sumber makanan nabati yang merupakan sumber zat besi
yang tinggi tetapi sulit diserap (Briawan, 2014). Asupan gizi besi yang kurang pada
masyarakat dapat disebabkan pengetahuan masyarakat yang kurang tentang pangan
sumber zat besi dan peran zat besi bagi remaja. Berdasarkan hal ini maka peningkatan
pengetahuan melalui pendidikan gizi dapat memperbaiki perilaku masyarakat untuk
mengonsumsi pangan sumber zat besi sesuai dengan kebutuhan gizinya. Berbagai riset
telah membuktikan bahwa pendidikan gizi dapat mengubah perilaku yang baik. Goldberg
(2015)

 Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari anemia ?
b. Bagaimana epidemiologi dari anemia ?
c. Apa etiologi dari anemia ?
d. Bagaimana patofisiologi dari anemia ?
e. Bagaimana klasifikasi dari anemia ?
f. Bagaimana gejala klinis dari anemia ?
g. Apa saja pemeriksaan penunjang pada anemia ?
h. Apa saja komplikasi dari anemia ?
i. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien anemia ?
 Tujuan

1. Tujuan umum:

Untuk mengetahui tentang penyakit anemia dan asuhan keperawatan pada pasien
anemia

2. Tujuan khusus: Untuk mengetahui

a. Definisi penyakit anemia.

b. Epidemiologi anemia.

c. Etiologi penyakit anemia.

d. Patofisiologi.

e. Klasifikasi anemia.

f. Gejala klinis anemia.

g. Pemeriksaan penunjang pada anemia.

h. Komplikasi anemia.

i. Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan anemia.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi Anemia.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan / atau hitung eritrosit lebih
rendah dari nilai normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl (normal : 14 –
16 g/dl) dan Ht < 40 % (normal : 40 – 48 vol %) pada pria atau Hb < 12 g/dl
(normal : 12 – 14 g/dl) dan Ht < 37% (normal : 37- 43 vol %) pada wanita (Mnsjoer,
2001).

Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass)
dan atau massa hemoglobin sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer ( penurunan oxygen
carrying capacity) ( Lubis, 2006).

Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh (Handayani & Haribowo, 2008).

Dapat disimpulkan bahwa anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hb dan /
atau hitung eritrosit lebih rendah dari nilai normal yaitu Hb < 14 g/dl dan Ht < 40 %
pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan
perifer.

2. Epidemiologi Anemia.

Secara global, prevalensi anemia dari tahun 1993 – 2005 yang dilakukan
oleh WHO mengenai 1, 62 milyar orang. Prevalensi tertinggi pada anak- anak
sebelum sekolah (47, 4 %), dan terendah pada pria (12, 7%). Di Indonesia sendiri,
pada tahun 2006, dilaporkan angka anemia terjadi pada 9.608 ( Lubis, 2006).

3. Etiologi Anemia.

a. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)

b. Perdarahan

c. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)

d. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,


piridoksin, vitamin C dan copper
Anemia terjadi sebagai akibat gangguan, atau rusaknya mekanisme produksi
sel darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya produksi sel-sel darah merah
karena kegagalan dari sumsum tulang, meningkatnya penghancuran sel-sel darah
merah, perdarahan, dan rendahnya kadar ertropoetin, misalnya pada gagal ginjal yang
parah. Gejala yang timbul adalah kelelahan, berat badan menurun, letargi, dan
membran mukosa menjadi pucat. Apabila timbulnya anemia perlahan (kronis),
mungkin hanya timbul sedikit gejala, sedangkan pada anemia akut yang terjadi adalah
sebaliknya (Fadil, 2005).

4. Patofisiologi.

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau


kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada


kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria) (Fadil, 2005).

5. Klasifikasi Anemia.
Menurut Mansjoer (2001) klasifikasi anemia yaitu :

5.1 Anemia Mikrositik Hipokrom :

a. Anemia Defisiensi Besi.

Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia


paling banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis).
Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak
akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi
anemia.

b. Anemia Penyakit Kronik.

Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi,


seperti infeksi ginjal, paru-paru (abses, empiema dll), inflamasi kronik
(artritis reumatoid) dan neoplasma.

5.2 Anemia Makrositik :

a. Defisiensi Vitamin B12.

Kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik terjadi karena gangguan


absorpsi vitamin yang merupakan penyakit herediter autoimun, namun di
Indonesia penyebab anemia ini adalah karena kekurangan masukan
vitamin B12 dengan gejala-gejala yang tidak berat.

b. Defisiensi Asam Folat.

Anemia defisiensi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di


seluruh saluran cerna. Gejalanya yaitu perubahan megaloblastik pada
mukosa, mungkin dapat ditemukan gejala-gejala neurologis, seperti
gangguan kepribadian.

5.3 Anemia karena perdarahan.

a. Perdarahan akut akan timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup


banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari
kemudian.
b. Perdarahan Kronik biasanya sedikit - sedikit sehingga tidak diketahui
pasien. Penyebab yang sering adalah ulkus peptikum dan perdarahan
saluran cerna karena pemakian analgesik.

5.4 Anemia Hemolitik.

Pada anemia hemolitik terjadi penurunn usia sel darah merah ( normal 120 hari).
Anemia terjadi hanya bila sumsum tulang telah tidak mampu mengatasinya
karena usia sel darah merah sangat pendek.

5.5 Anemia Aplastik.

Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah.


Hal ini bisa karena kongenital namun jarang terjadi. Anemia Aplastik. Terjadi
karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah. Hal ini
bisa karena kongenital namun jarang terjadi.

6. Gejala Klinis Anemia.

Menurut Handayani & Haribowo (2008) tanda-tanda Anemia meliputi :

6.1 Gejala Umum anemia

Gejala anemia disebut juga sebagai sindrom anemia atau Anemic syndrome.
Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua
jenis Anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa di
bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme
kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut apabila
diklasifikasikan menurut organ yang terkena adalah :

a. Sistem Kardiovaskuler : lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas


saat beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.

b. Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-


kunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada
ekstremitas.

c. Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.


d. Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
rambut tipis dan halus.

6.2 Gejala Khas Masing-masing anemia

Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai
berikut :

a. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.

b. Anemia defisisensi asam folat: lidah merah (buffy tongue)

c. Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.

d. Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi.

7. Pemeriksaan Penunjang Pada Anemia.

1. Pemeriksaan labolatorium

a. Tes penyaring tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen :
kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV dan MCHC), apusan darah tepi.

b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap


darah (LED), dan hitung retikulosit.

c. Pemeriksaan sumsum ulang belakang : pemeriksaan ini memberikan


informasi mengenai keadaan system hematopoiesis.

d. Pemeriksaan atas indikasi kasus : pemeriksaan ini untuk


menginformasikan dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut ini :

 Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferrin, dan


ferritin serum.

 Anemia megaloblastik : asa, folat darah/eritrosit, vitamin B12.


 Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan
elektroforesis Hb.

 Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan


sitokimia.

2. Pemeriksaan labolatorium nonhemotologis : faal ginjal, faal endokrin, asam


urat, faal hati, biakan kuman.

3. Radiologi : torax, bone survey, USG, atau linfangiografi.

4. Pemeriksaan sitogenetik

5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH =


fluorescence in situ hybridization).

8. Komplikasi Anemia

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita


anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena
harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat
ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin.
Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Fadil, 2005).

WOC Anemia

Defisiensi nutrient Hemolisis (Eritrosit Penekanan sumsum Perdarahan


mudah pecah) tulang (misalnya:
kanker)
Rusaknya mekanisme produksi sel darah

Penurunan jumlah eritrosit

Penurunan Hb

Penurunan kadar oksigen ke Kompensasi paru Efek GI


jaringan

Peningkatan frekuensi nafas Gangguan penyerapan


nutrisi & defisiensi folat
perubahan fungsi tubuh
akibat mekanisme Dyspnea
Glositis berat ( lidah
kompensasi terhadap anemia meradang), diare,
penurunan transport O2 kehilangan nafsu makan

Pucat, akral dingin


Hipoksia Ketidakeseimbangan nutrisi
dari kebutuhan
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer

Lemah lesu, parestesia, Ketidakefektifan pola


mati rasa, ataksia, gangguan nafas
koordinasi, bingung

Intoleransi aktivitas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN ANEMIA
DI PADUKUHAN GOMBANG RT 01 DESA TIRTOADI
MELATI SLEMAN YOGYAKARTA

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 30 September 2018 pukul 12.30 di Ruang
Mawar RS Pati Rapih dengan metode oservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi
(rekam medis).
I. Identintas Diri Klien Penanggung
jawab
Nama : Tn. S Tn.B
Umur : 63 tahun 35 th
Jenis Kelamin : laki-laki laki-laki
Status Perkawinan : Kawin Kawin
Agama : Islam Islam
Suku : Jawa Jawa
Pendidikan : SD SMA
Alamat : Desa Tirtoadi Desa Tirtoadi
Sumber Informasi : Klien dan anak

II. Riwayat Penyakit


a. Keluhan utama
Pasien mengeluh pusing
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan pusing dari 5 hari yang lalu, keadaan pasien memberat pada
pada tanggal 30 september 2018 lalu pasien diantar ke UGD RS Pati Rapih. Di
UGD tanggal 30 september 2018 pukul 09.00 pasien mengatakan pusing yang
sangat hebat, pasien mengatakan mual dan pasien terlihat pucat. Pasien
mengatakan sebelumnya pernah masuk RS dan kurang lebih 5 kantong darah
ditambahkan kebadannya selama 5 kali di Rs dalam kurun waktu 4 tahun yaitu
tahun 2013 sampai 2017. Pasien mengatakan sebelum, sakit berat badannya 60kg
setelah sakit menjadi 50kg. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TTV 130/70 mmHg,
nadi : 78x/menit, RR : 25x/menit, suhu : 36,8 C, BB 50kg, TB 170cm dan akral
dingin dari hasil pemeriksaan dokter mendiagnosa pasien mengalami Anemia. Di
UGD pasien mendapatkan terapi IVFD Furosemit 20 tetes/menit, pemberian IV zat
besi (Fe), dan pemberian vitamin B12. Sehingga dokter menyarankan pasien rawat
inap di Ruangan Mawar agar mendapatkan perawatan lebih lanjut. Di Ruangan
Mawar dilakukan pengkajian pada pukul 12.30 WITA tanggal 30 September 2018
didapatkan TTV 130/70 mmHg, nadi : 78x/menit, RR : 25x/menit, suhu : 36,8 o C.
c. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RS dengan penyakit yang sama.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit anemia,
penyakit menural maupun penyakit keturunan.
III. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian : Sebelum pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami
masalah dalam bernafas.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan sesak dan dari hasil pemeriksaan
didapatkan RR : 25x/menit, pasien tidak mengalami batuk, tidak ada nyeri saat
bernafas
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas.
2) Makan dan minum
Sebelum Pengkajian :
-Makan : Pasien makan 3-4 kali sehari habis satu porsi setiap makan
dengan menu nasi, tempe, daging babi, daging ayam,
pindang.
-Minum : Pasien biasa minum es, dan kopi 4 kali per hari.
Saat Pengkajian :
-Makan : Pasien mengatakan makan 2 kali sehari habis setengah
porsi setiap makan. Jenis makanan sesuai diet yang
ditentukan. Pasien mengatakan mual tetapi tidak sampai
muntah sehingga makannya sedikit dan nafsu makan
menurun. Dan pasien mengatakan merasa cepat kenyang
-Minum : Minuman yg biasa diminum air putih 3-4gelas / hari
Data lainnya : pasien mengatakan tidak merokok, tidak meminum minuman
beralkohol, tidak ada kesulitan dalam mengunyah makanan.
Masalah Keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian :
-BAB : Pasien mengatakan biasanya BAB 2 sekali setiap hari
dengan konsistensi lembek
-BAK : Pasien mengatakan kencing 4-5 kali sehari dengan volume
kurang lebih 1400cc, kencing berwarna jernih.
Saat Pengkajian :
-BAB : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek,tidak ada darah dan lendir, nau khas feses
-BAK : Pasien BAK 3 sampai 4 kali dalam sehari, tidak ada nyeri
saat kencing, bau khas urine, tidak ada darah saat kencing,
tidak ada secret, pasien tidak terpasang dower kateter.
Masalah Keperawatan :

4) Gerak dan aktivitas


Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan pekerjaannya sebagai petani.

Saat Pengkajian : Pasien mengatakan, tidak dapat melakukan aktivitasnya


karena pasien merasa pusing dan lemas

Masalah Keperawatan : intoleransi aktivitas


5) Istirahat dan tidur
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasanya tidur 7-8 jam perhari
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada tidurnya,
pasien juga mengatakan pasien biasa tidur siang 1sampai 2
jam/hari
Masalah Keperawatan :
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasanya mandi 2x sehari, keramas 2
hari sekali dan gosok gigi 2x sehari
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan hanya dilap saja dengan dibantu oleh
keluarga
Masalah Keperawatan :
7) Pengaturan suhu tubuh
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan suhu tubuhnya normal, kalaupun
hangat tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan badannya tidak panas dan didapatkan
hasil suhu 36,8 ºC
Masalah Keperawatan:
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak merasakan nyeri ataupun gatal
yang mengganggu kenyamanannya.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada nyeri ataupun gatal.
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak mengalami kecemasan atau rasa
takut
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan merasa aman, karena selalu
didampingi keluarganya
10) Data sosial
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan memiliki hubungan baik
dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tersebut
sebagai kepala keluarga dan mempunyai hubungan baik
dengan keluarga, masyarakat, dan juga perawat.
11) Prestasi dan produktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan bahwa pasien hanya tamatan SD
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan bahwa pasien hanya tamatan SD

12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan pasien jarang untuk bermain
dan berekreasi
Saat Pengkajian : Keluarga pasien mengatakan pasien hanya bisa berada di
tempat tidur dan mengobrol dengan keluarga.
13) Belajar
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan mengerti dengan penyakitnya
Saat Pengkajian :Pasien mengatakan mengerti tentang penyakitnya.
Masalah keperawatan :
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasanya shollat 5 waktu
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan hanya bisa berdoa di tempat tidur.

IV. Pemeriksaan Fisik


1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Composmentis/sadar penuh
b) Bangun Tubuh : Normal IMT 20,7 (18,5-22,9)
c) Postur Tubuh : Tegak
d) Cara Berjalan : Terganggu
e) Gerak Motorik : Terganggu
f) Keadaan Kulit
Warna : Pucat
Turgor : Kurang elastis
Kuku : CRT > 2 detik
Kebersihan: Bersih
Luka : Tidak ada
g) Gejala Kardinal : TD : 130/70mmHg
N : 78x/mnt
S : 36,8oC
RR : 25x/mnt

h) Ukuran lain : BB : 50 kg
TB : 170 cm
LL : 20 cm
2) Kepala
a. Inspeksi : Kulit kepala bersih, tidak ada rambut rontok, warna rambut hitam
dan sedikit putih.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan.
3) Mata
a. Inspeksi : Konjungtiva pucat, sclera putih, adanya lingkar hitam dibawah
mata, reflek pupil baik,
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4) Hidung
a. Inspeksi : Hidung tampak simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada luka.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5) Telinga
a. Inspeksi : Telinga tampak bersih, tidak ada luka.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6) Mulut
a. Inspeksi : Mukosa bibir kering, gusi tidak berdahan, tongsil normal
b. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
7) Leher
a. Inspeksi : Keadaan normal, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembangkakan

8) Thorax
a) Paru-paru
 Inspeksi : Tidak ada bekas luka, bentuk dada pasien simetris
 Palpasi : Pengembangan dada simetris
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : Vesikular
b) Jantung
 Inspeksi : Tidak ada bekas luka
 Palpasi : Adanya denyut nadi apical
 Perkusi : Dullness
 Auskultasi : S1 dan S2 tunggal Reguler
c) Payudara
 Inspeksi : Tidak ada bekas luka
 Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri teka
9) Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada jaringan parut
 Auskultasi : 20x/menit
 Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan di perut
 Perkusi : Timfani
10) Genetalia
a. Inspeksi : Persebaran rambut pubis merata, tidak ada luka, tidak ada kutu,
dan tidak terpasang dower cateter
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
11) Anus
a. Inspeksi : Anus Pasien terlihat bersihan dan tidak ada luka
b. Palpasi : Tidak ada benjolan.
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
a. Inspeksi : Tidak ada luka
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b) Ektremitas Bawah
a. Inspeksi : Tidak ada luka
b Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Kekuatan Otot
444 444
444 444

V. Pemeriksaan Penunjang
Hari tanggal Jenis Hasil Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan
Jumat 30 Hemoglobin 7,8 g/dl 11,7-15,5
september 2018
Eritrosit 3,3 106/ul 3,8-5,2
Netrofil 80 50-70
Limfosit 13 25-40
LED
1 jam 115 mm/jam <15
2jam 30 mm/jam <15
MCV 70 fi 82˗92
MCH 26 pg 27˗31
MCHC 30,1 g/dl 32˗36

VI. Analisa Data


No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS : pasien mengatakan kepalanya absorbsi nutrient Ketidakefektifan perfusi
pusing berkurang jaringan perifer
DO :
 pasien terlihat memegangi berkurangnya volume
kepalanya, ekspresi darah, Hb/eritrosit
menahan sakit
 Pasien tampak pucat, akral kadar Hb turun
dingin
 Hb : 7,8 g/dl penurunan kadar oksigen
ke jaringan
perifer

perubahan fungsi tubuh


akibat mekanisme
kompensasi terhadap
anemia

pucat, akral dingin

2 DS : pasien mengatakan nafsu Efek GI Ketidakseimbangan


makannya berkurang, pasien Gangguan penyerapan nutrisi kurang dari
mengatakan cepat kenyang, dan nutrisi kebutuhan tubuh
pasien mengeluh mual
DO : Glositis berat
 porsi makan hanya habis
setengah porsi Intake nutrisi menurun
 tidak ada muntah
 BB : 50kg dan TB 170cm
 Pasien mengalami
penurunan berat badan dari
55kg menjadi 50kg
 pasien tampak kurus
3 DS : pasien mengatakan sesak Kompensasi paru Ketidakefektifan pola
DO : napas
 pasien tampak sesak Peningkatan frekuensi
 RR : 25x/mnt napas

 Pasien tampak
menggunakan otot bantu Dypsnea

nafas
4 DS : Penurunan transport o2 Intoleransi aktivitas
 pasien mengeluh lemah dan
mengatakan kepalanya Hipoksia
pusing
 pasien mengeluh sesak saat Lemah Lesu
melakukan aktivitas ringan
DO :
 pasien dalam beraktivitas
sebagian besar dibantu oleh
keluarganya

VII. Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi ditandai
dengan dypsnea
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan konsentrasi haemoglobin ditandai dengan takikardia
3. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan nafsu makan
menurun dan cepat kenyang setelah makan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemhan ditandai dengan
pasien merasa lemah dan lesu

VIII. Intervensi
Rencana keperawatan Pada Pasien Tn. S dengan Anemia
Di Ruang Mawar RS Panti Ratih Tanggal 30 september 2018

No Hari Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional Paraf


/tgl/jam keperawatan hasil
1 Jumat 30 Ketidakefektif Setelah dilakukan Mandiri : 1. Untuk mengetahui TTV
septermber an pola napas asuhan 1. Menitoring pasien.
2019 berhubungan keperawatan TTV 2. Tinggikan bed di bagian
dengan 1x60mnt 2. berikan posisi kepala pasien untuk
hiperventilasi diharapkan pola yang nyaman memudahkan fungsi
ditandai nafas tidak efektif pada pasien pernafasan .
dengan dari pasien dapat misalnya 3. Agar pasien bisa
dypsnea teratasi dengan memberikan mengatasi sesaknya.
kriteria hasil : semi fowler Untuk mengurasi sesak
1. 3. Berikan KIE dirasakan pasien.
Pasien tampak tentang cara
tidak mengatasi
menggunakan sesak
otot bantu Kolaborasi :
pernafasan 4. Kolaborasi
2. dalam
Pasien tampak pemberian
tidak kesulitan oksigen
dalam bernafas
(sesak)
3.
Pasien dapat
bernafas dengan
pola teratur
(20x/menit)
4.
TTV pasien normal
TD :
120/80mmHg
Suhu : 36,5° C
RR : 20x/menit
Nadi : 60-
100x/menit
2 Jumat, 30 Ketidakefektif Selama dilakukan 1. Observasi 1. Mengupayakan keadaan
sepetember an perfusi tindakan keadaan umum pasien
2018 jaringan keperawatan umum pasien composmetis
2. Monitor ttv 2. Mengupayakan TTV
perifer selama 3x24 jam,
pasien pasien tetap stabil
diharapkan
3. Mengetahui ada tidaknya
seperti,
Ketidakefektifan
tanda tanda dehidrasi dari
tekanan
perfusi jaringan
klien
darah, suhu,
perifer pada klien
nadi, dan
teratasi dengan
respirasi
kriteria hasil :
3. Monitor
1. Suhu kulit
status hidrasi
klien di
kisaran
normal
2. Integritas kulit
yang baik bias
dipertahankan
3. Melaporkan
adanya
gangguan
sensasi atau
nyeri pada
daerah kulit
yang
mengalami
gangguan
4. Suhu
ekstremitas
kulit normal
3 30 Ketidakseimba Selama dilakukan Mandiri : 1. Mengupayakan
September ngan nutrisi tindakan 1. Observasi keadaan umum pasien
2018 kurang dari keperawatan KU composmetid
2. Sajikan 2. Meningkatkan selera
kebutuhan selama 3x24 jam,
makanan makan dan intake
tubuh diharapkan
yang mudah makan
ketidakseimbanga
3. Observasi kebutuhan
dicerna,
n nutrisi kurang
nutrisi
dalam
dari kebutuhan 4. Mengurangi gangguan
keadaan
tubuh dapat raasa nyaman seperti
hangat,
teratasi dengan perut kembung
tertutup, dan 5. Untuk meningkatkan
kriteria hasil :
berikan intake Fe dari pasien
1. Berat badan
6. Diet sesuai dengan
sedikit
ideal sesuai
kebutuhan nutrisi
sedikit tapi
dengan tinggi
pasien
sering
badan
3. Ukur intake
2. Tidak ada
makanan dan
tanda tanda
timbang
malnutrisi
3. Menunjukan berat badan
4. Anjurkan
peningkatan
pasien untuk
fungsi
menghindari
pengecap dari
makanan
menelan yang banyak
4. Tidak terjadi
mengandung
peningkatan
gas
yang berarti 5. Anjurkan
pasien untuk
meningkatka
n intake Fe
Kolaborasi :
6. Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
diet yang
tepat bagi
pasien
Jumat 30 Intoleransi Setelah dilakukan Mandiri : 1. Untuk mengetahui TTV
septermber aktivitas asuhan 1. Monitoring pasien
2019 berhubungan keperawatan TTV 2. Memperbaiki mekadina
dengan 3x24jam 2. Berikan tubuh dan pasiem mampu
kelemahan diharapkan pasien latihan gerak melakukan gerakan aktif
ditandai bisa melakukan aktif dan dan pasif
dengan pasien aktivitasnya pasif 3. Mencegah terjadinya
merasa lemah sendiri dengan 3. Memberikan cedera
dan lesu. kriteria hasil : KIE tentang 4. Memberikan program
1. Pasien mampu cedera yang terapi yang tepat untuk
melakukan mungkin pasien.
ADL secara terjadi jika
mandiri. pasien
2. Pasien dapat tersebut
berpindah melakukan
tempat tanpa aktivitas
bantuan alat yang
berlebihan
Kolaborasi
4. Kolaborasika
n dengan
tenaga
rehabilitasi
medic dalam
merencanaka
n program
terapi yang
tepat.

IX. IMPLEMENTASI
NO Hari/tgl/ Dx Tindakan keperawatan Evaluasi respon paraf
Jam Keperawatan
1 Jumat, 30 1,2 Mengobervasi keadaan DS :pasien mengatakan
september umum pasien kepalanya sangat pusing
2018 DO : keadaan pasien tampak
Jam 12.30 lemah dan terlihat pucat

Jam 13.00 1,3,4 Memonitoring ttv pasien DS : Pasien mengatakan ada


sesak
DO : S : 36,8 o C
N : 78x/mnt
RR : 25x/mnt
TD : 130/70mmHg

mengukur intake
Jm 13.30 2 DS :-
makanan dan timbang
DO : TB : 160 cm
berat badan
BB : 55 kg
Jam 15.00 2 berkolaborasi dengan DS :-
ahli gizi untuk DO : pasien tampak
menentukan diet yang kooperatif dalam
tepat bagi pasien menjalankan diet yang
diberikan oleh ahli gizi

menganjurkan pasien
DS :-
untuk menghindari
Jam 15.20 2 DO : pasien kooperatif untuk
makanan yang banyak
melakukan tindakan ini
mengandung gas
dengan tidak mengonsumsi
makanan yang banyak
menganjurkan pasien mengandung gas
untuk meningkatkan
Jam 15.30 2 intake Fe DS :-
DO : Pasien kooperatif untuk
melakukan tindakan ini
dengan mengonsumsi Fe (Zat
Besi)
mengatur posisi pasien
semi fowler DS : pasien mengatakan
Jam 16.25 3 nyaman dengan posisinya dan
sesaknya sedikit berkurang
DO : pasien tampak lebih
rileks dari sebelumnya
delegasi dalam
pemberian oksigen DS : Pasien mengatakan lebih
Jam 16.30 3 nyaman saat dipasangkan
oksigen
DO : pasien tampak lebih
Memonitoring ttv pasien nyaman
Jam 17.40 3 DS : Pasien mengatakan
sesaknya sudah mulai
berkurang
DO : S : 36,5 o C
N : 80x/mnt
RR : 22x/mnt
memberikan KIE TD : 130/60mmHg
tentang cara mengatasi
Jam 17.45 3 sesak DS : pasien mengatakan
mengerti cara mengetasi
sesak
DO : Pasien tampak lebih
mengerti cara mengstasi
menyajikan makanan sesaknya
yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, DS : pasien mengatakan tidak
Jam 18.00 2 tertutup, dan berikan nafsu makan
sedikit sedikit tapi sering DO : pasien
tidakmenghabiskan porsi
berkolaborasikan dengan makanannya
tenaga rehabilitasi medic
dalam merencanakan DS :-
Jam 20.30 4 program terapi yang DO : Pasien tampak tidak
tepat kooperatif pada terapi yang
diberikan

memberikan latihan
gerak aktif dan pasif
DS :-
Jam 21.00 4 DO : pasien tampak tidak
kooperatif dalam latihan
Memberikan KIE gerak aktif dan pasif
tentang cedera yang
mungkin terjadi jika DS : pasien mengatakan
Jam 21.30 4 pasien tersebut mengerti tentang KIE yang
melakukan aktivitas diberikan
yang berlebihan DO : pasien tampak paham
dengan KIE yang diberikan
Monitoring status
dehidrasi pasien
Jam 22.00 1 DS: Pasien mengatakan hanya
minum sekitar 4 gelas sehari
DO: Mukosa bibir pasien
Memonitoring ttv pasien tampak kering

Jam 5.00 1,3,4 DS: Pasien mengatakan tidak


ada sesak
DO: S: 36 o C
RR: 20 x / menit
Nadi: 76 x / menit
TD: 120/80 mmHg
2 Sabtu, 31 1,2 Mengobervasi keadaan DS : pasien mengatakan
september umum pasien kepalanya masih pusing
2018 DO : keadaan pasien sedikit
Jam 08.30 tampak lemah dan sudah
tidak terlihat pucat
Jam 09.00 1,4 Memonitoring ttv pasien DS :-
DO : S : 36,5 o C
N : 78x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg

Jam 12.00 2 menyajikan makanan DS : pasien mengatakan nafsu


yang mudah dicerna, makannya sedikit
dalam keadaan hangat, DO : pasien tidak
tertutup, dan berikan menghabiskan porsi
sedikit sedikit tapi sering makanannya

Jam 13.00 2 Mengukur intake DS :-


makanan dan timbang DO : TB : 160 cm
berat badan BB : 55 kg

Jam 15.00 1,4 Memonitoring ttv pasien DS: -


DO: S: 36,4 o C
RR: 19 x / menit
Nadi: 80 x / menit
TD: 120/60 mmHg

Jam 16.00 4 berkolaborasikan dengan DS :-


tenaga rehabilitasi medic DO : Pasien tampak sedikit
dalam merencanakan kooperatif pada terapi yang
program terapi yang diberikan
tepat

Jam 16.30 4 memberikan latihan DS :-


gerak aktif dan pasif DO : pasien tampak sedikit
kooperatif dalam latihan
gerak aktif dan pasif

Jam 18.00 2 menyajikan makanan DS : pasien mengatakan nafsu


yang mudah dicerna, makannya sedikit
dalam keadaan hangat, DO : pasien tidak
tertutup, dan berikan menghabiskan porsi
sedikit sedikit tapi sering makanannya

Jam 21.30 1 Monitoring status DS: Pasien mengatakan hanya


dehidrasi pasien minum sekitar 6 gelas sehari
DO: Mukosa bibir pasien
tampak kering

Jam 5.30 1,4 Memonitoring ttv pasien DS: -


DO: S: 36,2 o C
RR: 20 x / menit
Nadi: 80 x / menit
TD: 130/60 mmHg
3 Minggu, 1,2 Mengobervasi keadaan DS :pasien mengatakan masih
1 oktober umum pasien sedikit pusing
209 DO : keadaan pasien tampak
Jam 08.00 memegangi kepalanya

Jam 09.30 1,4 Memonitoring ttv pasien DS :-


DO : S : 36,5 o C
N : 78x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg

Jam 12.00 2 menyajikan makanan DS : pasien mengatakan nafsu


yang mudah dicerna, makannya sedikit
dalam keadaan hangat, DO : pasien hanya mampu
tertutup, dan berikan menghabiskan setengah porsi
sedikit sedikit tapi sering
Jam 13.30 2 mengukur intake DS :-
makanan dan timbang DO : TB : 160 cm
berat badan BB : 55 kg

Jam 15.30 1,4 memonitoring ttv pasien DS: -


DO: S: 36 o C
RR: 20 x / menit
Nadi: 76 x / menit
TD: 130/60 mmHg

Jam 16.30 4 berkolaborasikan dengan DS :-


tenaga rehabilitasi medic DO : Pasien tampak
dalam merencanakan kooperatif pada terapi yang
program terapi yang diberikan
tepat

Jam 17.00 4 memberikan latihan DS :-


gerak aktif dan pasif DO : pasien tampak
kooperatif dalam latihan
gerak aktif dan pasif.

Jam 21.30 1 Monitoring status DS: Pasien mengatakan hanya


dehidrasi pasien minum sekitar 8 gelas sehari
DO: Mukosa bibir pasien
tampak lembab

Jam 5.30 1,4 Memonitoring ttv pasien DS:-


DO: S: 36,2 o C
RR: 20 x / menit
Nadi: 80 x / menit
TD: 130/60 mmHg

4 Senin, 2 1,2 Mengobervasi keadaan DS :Pasien mengatakan


oktober umum pasien kepalanya sudah tidak pusing
2019 lagi wajah tidak terlihat pucat
Jam 08.00 DO : keadaan pasien tampak
membaik

Jam 9.00 1 Memonitoring ttv pasien DS :-


DO : S : 36,5 o C
N : 78x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg

Jam 12.00 2 menyajikan makanan DS : pasien mengatakan nafsu


yang mudah dicerna, makannya meningkat
dalam keadaan hangat, DO : pasien tampak
tertutup, dan berikan menghabiskan porsi
sedikit sedikit tapi sering makanannya

Jam 12.30 2 mengukur intake DS :-


makanan dan timbang DO : TB : 160 cm
berat badan BB : 56 kg

X. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif

Catatan Perkembangan Keperawatan Pada Pasien Tn. S dengan Anemia


Di Ruang Mawar RS Panti Ratih Tanggal 30 September s/d 2 Oktober 2018

NO Hari/tgl Dignosa Evaluasi Respon Paraf


/jam keperawatan
1 Jumat, 30 Ketidak efektifan S : pasien mengatakan ada sesak
september pola nafas O : pasien tampak menggunakan otot
2018 bantu nafas dan menggunakan oksigen
Jam 13.30 TTV : S : 36,8 o C
(Dinas Pagi) N : 78x/mnt
RR : 25x/mnt
TD : 130/70mmHg
A : Tujuan 1,2,3,4 belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV
2. berikan posisi yang nyaman pada
pasien misalnya memberikan posisi
semi fowler
3. Berikan KIE tentang cara mengatasi
sesak
4. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
2 Jumat, 30 Ketidak efektifan S : pasien mengatakan masih sedikit sesak
september pola nafas O : pasien tampak menggunakan oksigen
2018 TTV : S : 36,5 o C
Jam 19.30 N : 80x/mnt
(Dinas Sore) RR : 22x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1 belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV
3 Jumat, 30 Ketidak efektifan S : pasien mengatakan sudah tidak ada
september pola nafas sesak
2018 O : pasien tampak lebih rileks dan tidak
Jam 7.30 mengunakan oksigen
(Dinas TTV : S: 36 o C
malam) RR: 20 x / menit
Nadi: 76 x / menit
TD: 120/80 mmHg
A : Tujuan 1,2,3 tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien
4 Jumat, 30 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
september perfusi jaringan pusing
2018 perifer O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 13.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(Dinas Pagi) mukosa bibir kering
TTV : S : 36,8 o C
N : 78x/mnt
RR : 25x/mnt
TD : 130/70mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P: lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
3.Monitor status hidrasi
5 Jumat, 30 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
september perfusi jaringan pusing
2018 perifer O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 19.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(Dinas Sore) mukosa bibir kering
TTV :S : 36,5 o C
N : 80x/mnt
RR : 22x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P: lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
3.Monitor status hidrasi
6 Jumat, 30 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
september perfusi jaringan pusing
2018 perife O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 7.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(Dinas mukosa bibir kering
Malam) TTV :S: 36 o C
RR: 20 x / menit
Nadi: 76 x / menit
TD: 120/80 mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
3.Monitor status hidrasi
7 Jumat, 30 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya
september nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 13.30 habis
(Dinas Pagi) TTV : TD : 130/70mmHg
S : 36,8 o C
N : 78x/mnt
RR : 25x/mnt
A : Tujuan 1,2,3,4,5,6 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
4. Anjurkan pasien untuk menghindari
makanan yang banyak mengandung
gas
5. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan diet yang tepat bagi
pasien
8 Jumat, 30 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya
september nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 19.30 habis
(Dinas Sore) TTV : S : 36,5 o C
N : 80x/mnt
RR : 22x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan

9 Jumat, 30 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya


september nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 7.30 habis
(Dinas TTV : S: 36 o C
Malam) RR: 20 x / menit
Nadi: 76 x / menit
TD: 120/80 mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
10 Jumat, 30 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
september O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 13.30 TTV :S : 36,5 o C
(Dinas pagi) N : 80x/mnt
RR : 22x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3,4 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
Mandiri :
1. Monitoring TTV
2. Berikan latihan gerak aktif dan pasif
3. Memberikan KIE tentang cedera yang
mungkin terjadi jika pasien tersebut
melakukan aktivitas yang berlebihan
4. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
11 Jumat, 30 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
september O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 19.30 TTV : S : 36,5 o C
(Dinas Sore) N : 80x/mnt
RR : 22x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3,4 belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV
2. Berikan latihan gerak aktif dan pasif
3. Memberikan KIE tentang cedera yang
mungkin terjadi jika pasien tersebut
melakukan aktivitas yang berlebihan
4. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
12 Jumat, 30 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
september O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 7.30 TTV : S: 36 o C
(Dinas RR: 20 x / menit
Malam) Nadi: 76 x / menit
TD: 120/80 mmHg
A : Tujuan 1,2,3,4
P : lanjutkan intervensi
1. Monitoring TTV
2. Berikan latihan gerak aktif dan pasif
3. Memberikan KIE tentang cedera yang
mungkin terjadi jika pasien tersebut
melakukan aktivitas yang berlebihan
4. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
1 Sabtu, 31 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
september perfusi jaringan pusing
2018 perifer O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 13.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(Dinas pagi) mukosa bibir kering
TTV : TD : 130/60 mmHg
S : 36,2 o C
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
3.Monitor status hidrasi
2 Sabtu, 31 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
september perfusi jaringan pusing
2018 perifer O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 19.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(dinas sore) mukosa bibir kering
TTV : TD : 120/60mmHg
S : 36,4 o C
N : 80x/mnt
RR : 19x/mnt
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
3.Monitor status hidrasi
3 Sabtu, 31 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
september perfusi jaringan pusing
2018 perifer O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 7.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(dinas mukosa bibir kering
malam) TTV : TD : 130/60mmHg
S : 36,5 o C
N : 78x/mnt
RR :20x/mnt
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
3.Monitor status hidrasi
4 Sabtu, 31 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya
september nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 13.30 habis
(Dinas pagi) TTV : S : 36,2 o C
N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
5 Sabtu, 31 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya
september nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 19.30 habis
(dinas sore) TTV : S : 36,4 o C
N : 80x/mnt
RR : 19x/mnt
TD : 120/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
6 Sabtu, 31 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya
september nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 7.30 habis
(dinas TTV : S : 36,5 o C
malam) N : 78x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
7 Sabtu, 31 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
september O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 13.30 TTV :S : 36,2 o C
(Dinas pagi) N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3,4 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
Mandiri :
1. Monitoring TTV
2. Berikan latihan gerak aktif dan pasif
3. Memberikan KIE tentang cedera yang
mungkin terjadi jika pasien tersebut
melakukan aktivitas yang berlebihan
4. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
8 Sabtu, 31 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
september O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 19.30 TTV :S : 36,4 o C
(dinas sore) N : 80x/mnt
RR : 19x/mnt
TD : 120/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3,4 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
Mandiri :
1. Monitoring TTV
2. Berikan latihan gerak aktif dan pasif
3. Memberikan KIE tentang cedera yang
mungkin terjadi jika pasien tersebut
melakukan aktivitas yang berlebihan
4. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
9 Sabtu, 31 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
september O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 7.30 TTV :S : 36,5 o C
(dinas N : 78x/mnt
malam) RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,4 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
Mandiri :
1. Monitoring TTV
2. Berikan latihan gerak aktif dan pasif
4. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
1 Minggu, 1 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
Oktober perfusi jaringan pusing
2018 perifer O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 13.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(dinas pagi) mukosa bibir kering
TTV : TD : 130/60mmHg
S : 36,5 o C
N : 78x/mnt
RR : 20x/mnt
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
3.Monitor status hidrasi
2 Minggu, 1 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
Oktober perfusi jaringan pusing
2018 perifer O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 19.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(dinas sore) mukosa bibir kering
TTV : TD : 130/60mmHg
S : 36 o C
N : 76x/mnt
RR :20x/mnt
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
3.Monitor status hidrasi
3 Minggu, 1 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan kepalanya masih
Oktober perfusi jaringan pusing
2018 perifer O : pasien tampak memegangi kepalanya,
Jam 7.30 dan wajahnya tampak menahan sakit dan
(dinas mukosa bibir lembab
malam) TTV : TD : 130/60mmHg
S : 36,2 o C
N : 80x/mnt
RR :20x/mnt
A : Tujuan 1,2 belum tercapai
P lanjutkan intervensi
1.Observasi keadaan umum pasien
2.Monitor ttv pasien seperti, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi
4 Minggu, 1 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya
Oktober nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 13.30 habis
(dinas pagi) TTV : S : 36,5 o C
N : 78x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
5 Minggu, 1 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya
Oktober nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 19.30 habis
(dinas sore) TTV : S : 36 o C
N : 76x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
6 Minggu, 1 Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan nafsu makannya
Oktober nutrisi kurang dari berkurang
2018 kebutuhan tubuh O : porsi makan yang disediakan tidak
Jam 7.30 habis
(dinas TTV : S : 36,2 o C
malam) N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi KU
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna,
dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit sedikit tapi sering
3. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
7 Minggu, 1 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
Oktober O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 13.30 TTV :S : 36,5 o C
(dinas pagi) N : 78x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,4 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
Mandiri :
1. Monitoring TTV
2. Berikan latihan gerak aktif dan pasif
4. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
8 Minggu, 1 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
Oktober O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 19.30 TTV : S : 36 o C
(dinas sore) N : 76x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,4 belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
Mandiri :
1. Monitoring TTV
2. Berikan latihan gerak aktif dan pasif
4. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medic dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
9 Minggu, 1 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
Oktober O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 S : 36,2 o C keluarga
Jam 7.30 N : 80x/mnt TTV : S : 36,2 o C
(dinas RR : 20x/mnt N : 80x/mnt
malam) TD : RR : 20x/mnt
130/60mmHg TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3,4 sudah tercapai
P : pertahankan kondisi pasien
Senin , 2 Ketidakefektifan S: pasien mengatakan kepalanya sudah
Oktober perfusi jaringan tidak pusing lagi
2018 perifer O: pasien tidak memegangi kepalnya dan
Jam 12.30 wajah pasien tidak terlihat pucat lagi
(dinas pagi) TTV : S : 36,5 o C
N: 78x/mnt
RR:20x/mnt
TD:130/60mmHg
A: Tujuan 1,2,3 sudah tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien
Senin , 2 Ketidakseimbangan S: pasien mengatakan nafsu makannya
Oktober nutrisi kurang dari sudah meningkat
2018 kebutuhan tubuh O: pasien tampak menghabiskan porsi
Jam 12.30 makannya
(dinas pagi) TTV : S : 36,5 o C
N: 78x/mnt
RR:20x/mnt
TD:130/60mmHg
A: Tujuan 1,2,3 sudah tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien

2. Evaluasi Sumatif

Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Tn. S dengan Anemia


Di Ruang Mawar RS Panti Ratih Tanggal 30 September s/d 2 Oktober 2018

1 Sabtu , 31 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan sudah tidak ada sesak


september pola nafas O : pasien tampak lebih rileks dan tidak
2018 mengunakan oksigen
Jam 12.30 TTV : S: 36 o C
RR: 20 x / menit
Nadi: 76 x / menit
TD: 120/80 mmHg
A : Tujuan 1,2,3 tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien
2 Senin , 2 Ketidakefektifan S: pasien mengatakan kepalanya sudah tidak
Oktober perfusi jaringan pusing lagi
2018 perifer O: pasien tidak memegangi kepalnya dan
Jam 12.30 wajah pasien tidak terlihat pucat lagi
TTV : S : 36,5 o C
N: 78x/mnt
RR:20x/mnt
TD:130/60mmHg
A: Tujuan 1,2,3 sudah tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien
3 Senin, 2 Ketidakseimbangan S: pasien mengatakan nafsu makannya sudah
Oktober nutrisi kurang dari meningkat
2018 kebutuhan tubuh O: pasien tampak menghabiskan porsi
Jam 12.30 makannya
TTV : S : 36,5 o C
N: 78x/mnt
RR:20x/mnt
TD:130/60mmHg
A: Tujuan 1,2,3 sudah tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien
4 Senin , 2 Intoleransi aktivitas S : Pasien mengeluh lemah
Oktober O : aktivitas pasien tampak dibantu oleh
2018 keluarga
Jam 12.30 TTV :S : 36 o C
N : 76x/mnt
RR : 20x/mnt
TD : 130/60mmHg
A : Tujuan 1,2,3,4 sudah tercapai
P : pertahankan kondisi pasien
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh dari hasil wawancara, studi cacatan medis
dan laboratorium pasien anemia diperoleh bahwa masalah keperawatan anemia sesuai
dengan teori yang ada.
Perencaan yang dilakukan pada pasien anemia sesuia dengan teori yang ada dimana ada 4
diagnosa diantaranya: ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, ketidakseimbangan nutrisi
dari kebutuhan tubuh, ketidakefektifan pola nafas dan intoleransi aktivitas. Penatalaksaan
yang dilakukan pada pasien anemia telah sesuaidengan rencana yang ditemukan pada
rencana keperawatan yang telah dibuat evaluasi masalah yang tratsi pada pasien anemia.
B. Saran
1. Kepada perawat ruangan dan mahasiswa
Diharapkan untuk mempertahankan asuhan keperawatan yang sudah dilaksanakan
dengan baik dan tepat mempertahankan teknik keperawatan professional demi
kesembuhan pasien yang dirawat. Masih terdapat masalah keperawatan yang belum
tercapai pada kasus anemia ini. Diharapkan kepada perawat maupun mahasiswa yang
bertugas merawat pasien anemia untuk melalukan perawatannya dengan baik
sehingga tidak terjadi hal yg tidak diinginkan dan mutu pelayanan menjadi lebih baik
2. Kepada pasien anemia dan da kelurga
Diharapkan agar melaksanakan segala petunjuk dari petugas kesehatan dan apabila
sudah diijinkan pulang agar tetap melakukan perawatan dirumah dengan baik dan
pasien diharapkan melakukan control ke poli bedah atau IRD jika terjadi keluhan
seperti kepala pusing, wajah pucat, sesak nafas, detak jantung berdetak cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. (2008). Nursing Interventions


Classification (NIC), Fifth Edition. Missouri: Mosby
Fadil, M.(2005). Konsep Dasar Anemia.Available at http://digilib.unimus.ac.id/download.php?
id=28334. Diakses pada 16 Oktober 2019.
Handayani, A & Haribowo, B. 2008. Tinjauan Pustaka Anemia. Available at
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6281. Diakses pada 16 Oktober 2019.
Lubis, Dian. (2006). Anemia Defisiensi Besi. Available at
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21579/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada
17 Oktober 2019.
Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius.
Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., Swanson, Elizabeth. (2008). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. Missouri: Mosby
NANDA International. (2018-2020). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai